🍂| two wife :: XIX
Haloo, akhirnya
Aku bisa balik nyapa kalian
Di cerita ini ya
Chap ini pendek, kurang dari 1k
Hitung" pemanasan sebelum ke konflik utama ya. Disini udh mulai keliatan hilal judul cerita ini wkwk
Happy Reading 💜
"Eomma, ada apa kau memanggilku kemari?" tanya Jungkook begitu ia sampai di rumah orangtuanya.
Dua minggu sudah berlalu sejak kejadian di mana ia kepergok melakukan sex dengan Dahyun. Hubungannya dan Tzuyu mulanya memang sempat merenggang namun sekarang sudah semakin membaik, apalagi saat ini mereka tengah menjalani program kehamilan dengan harapan supaya wanita itu bisa hamil sebelum waktu yang diberikan sang ibu habis.
Min Jung menaikan sebelah kakinya kirinya, bertumpu pada lutut kaki kanan seraya menyuruh putranya untuk duduk di hadapannya.
"Kemarilah, ada hal yang ingin aku ketahui langsung darimu."
Jungkook mendudukkan dirinya di kursi tersebut. Dahinya mengernyit saat sang ibu memberikan sebuah amplop berwarna cokelat. "Bukalah, dan lihat isinya." Dengan ragu, Jungkook mulai membuka amplop itu dan melihat isinya yang membuat maniknya seketika membola.
"I-ini ... darimana ibu mendapatkannya?" Lelaki itu kaget sekaligus tak percaya saat melihat beberapa lembar foto dirinya saat melakukan hubungan badan dengan Dahyun, sebuah tespek yang menyatakan positif dan hasil pemeriksaan terkait kandungan Dahyun yang sudah berusia kurang dari dua minggu.
"Melihat dari reaksimu, sepertinya foto itu benar ya." Min Jung menyesap teh yang masih hangat itu dengan santai. Wanita itu bersikap terlalu tenang untuk seukuran ibu yang mengetahui anaknya tengah bermain di belakangnya. Well, sejak awal ia memang kurang menyukai Tzuyu jadi jangan salahkan ia jika lebih menyukai Dahyun ketimbang menantunya sendiri.
"Seseorang mengirimkan eomma amplop itu. Eomma pikir, eomma harus tahu kebenarannya langsung darimu sebelum memutuskan sesuatu tapi rupanya memang benar. Kau sudah bermain di belakang istri yang kau banggakan itu."
"Eomma! I-ini pasti bukan anakku! Kami melakukannya diluar masa subur Dahyun. Dia sendiri yang mengatakannya."
"Darimana kau tahu kalau Dahyun tidak berbohong? Kau mempercayainya begitu saja kalau ia sedang tidak subur?" Jungkook tertampar telak. "Jimin sudah memutuskan hubungannya dengan Dahyun tepat sehari setelah kejadian itu. Memang, bisa jadi anak di kandungan Dahyun itu bukan anakmu tapi ... bukankah kita sedang membutuhkan anak itu? apalagi jika anak itu berjenis kelamin lelaki, ayahmu pasti senang."
"Eomma, tapi aku sudah memiliki istri. Aku tahu, itu juga kesalahanku karena masih bermain dibelakangnya bersama Dahyun tapi-kali ini aku benar-benar ingin mempertahankan pernikahanku, Tzuyu sudah tidak memiliki siapapun apalagi aku telah berjanji padanya."
"Bukankah sekarang, Dahyun juga tak memiliki siapapun? Kedua orangtuanya telah meninggal, lalu Jimin pun meninggalkannya." Min Jung melipat kedua tangannya di atas meja. Menatap putranya dengan tegas lewat sorot tajamnya.
"Kau tahu wanita yang dicintai ayahmu dulu? Ternyata ia memiliki seorang bayi yang telah dititipkan ke panti asuhan sebelum ia benar-benar meninggal. Sekarang lelaki itu telah tumbuh menjadi lelaki dewasa, ia hanya berbeda beberapa tahun di atasmu dan telah menikah tahun lalu."
"Dia siapa? Apa aku mengenalnya?"
"Tentu saja, dia adalah kakak kelasmu yang dulu sempat datang kemari. Jeon Wonwoo."
"Wonwoo hyung? Cih, eomma, bagaimana mungkin?"
"Kenyataannya memang begitu. Eomma telah mencari tahu soal ini sejak dulu, tapi baru mengetahuinya akhir-akhir ini."
"Ja-jadi ... dia adalah kakak tiriku?" Jungkook benar-benar kaget.
"Ya begitulah, itu sebabnya eomma juga mendesakmu supaya cepat-cepat memiliki anak sebelum Wonwoo mendahuluimu karena ayahmu hanya akan memberikan warisan pada cucu pertamanya."
Jungkook menghela napas panjang, tangannya bergerak memijat pelipisnya yang terasa pening. "Lalu? Apa maksud eomma memberitahuku semua itu?"
"Kau harus menikahi Dahyun."
"Mwo?!"
"Kita butuh bayinya. Jika kau bersikukuh ingin mendapatkan anak dari Tzuyu, eomma khawatir kalau istri Wonwoo hamil lebih cepat darinya."
"Aisshh, kenapa appa membuat persyaratan sesulit itu." Jungkook menyugar rambutnya kesal. "Padahal aku sudah lama mengembangkan perusahaan, rasanya tidak adil jika Wonwoo hyung yang akan memiliki semuanya. Tapi ... bagaimana caranya aku dapat menikahi Dahyun sementara Tzuyu masih menjadi tanggung jawabku."
"Well, aku tidak keberatan menjadi yang kedua." Jungkook refleks menoleh ke sumber suara. Di mana Dahyun tersenyum lebar lantas berjalan dengan anggun menuju ke arah mereka.
"Annyeonghaseyo eommonim, maaf aku terlambat dan sepertinya aku tidak sengaja mendengar sedikit percakapan kalian saat di luar tadi." Wanita itu mendudukan dirinya di kursi sebelah Jungkook dengan santai. Berbanding terbalik dengan Jungkook yang masih belum memahami siatuasi saat ini.
"Eomma, kau yang memanggilnya kemari?" tanya Jungkook pada ibunya.
"Iya. Aku memanggilnya supaya kita bisa membicarakan soal ini pernikahan ini lebih lanjut."
"Eommonim, sebelum menjadi masalah, aku hanya ingin mengatakan kalau selama aku berhubungan dengan Jimin, lelaki itu selalu menggunakan pengaman bahkan aku tak mengizinkannya untuk meninggalkan tanda ditubuhku." Lelaki itu melotot kaget sementara Dahyun, lagi-lagi hanya mengulas senyum lebar-yang sangat cantik namun menyimpan ribuan intrik yang tak terbaca.
"Jadi aku bisa memastikan, kalau bayi dikandunganku adalah anaknya Jungkook."
Entah Jungkook harus merasa senang karena bayinya telah tumbuh didalam rahim Dahyun atau justru mereka sedih karena lagi-lagi, ia mengkhianati Tzuyu.
Jujur, aku gk begitu berharap banyak sama cerita ini karena aku sendiri ngerasa kurang srek, like-ini bener-bener jauh dari ekspektasiku sebelumnya. But karena ternyata masih banyak yg nunggu, jadi aku lanjutin aja sampai tamat walaupun partnya mungkin gk sebanyak ceritaku yg lain 🙂 so, harap maklum ya kalo semisal kurang ngefeel hehe
See you 💜
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro