Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

🍂| two wife :: XIII

Play: still with you -
Jk bts

Agaknya, kemunculan Dahyun di kehidupannya lagi membuat kehidupan rumah tangganya bersama Tzuyu semakin kacau. Mereka telah pisah ranjang selama seminggu—itu pun karena Jungkook banyak menghabiskan waktunya di kantor sementara Tzuyu juga sedang sibuk di butiknya yang tiba-tiba saja kebanjiran pesanan dari para pesohor.

Sekilas, Tzuyu dan Jungkook terlihat seperti pasangan ideal yang mapan. Jungkook membawa banyak kemajuan di perusahaan ayahnya dan Tzuyu yang semakin terkenal di dunia designer. Sepertinya, perkataan sang nenek peramal itu ada benarnya, kalau pernikahan Jungkook dan Tzuyu akan membawa banyak cinta dan kebahagiaan. Ya, awalnya memang begitu, tapi setelah berjalan selama beberapa tahun, cinta itu semakin pudar dan Jungkook terancam kehilangan segala yang ia miliki jika tak mengabulkan permintaan kedua orangtuanya terkait memiliki seorang cucu—dan hal itu, jelas tidak bisa dikabulkan.

Jungkook memukul stirnya cukup kuat saat melihat Tzuyu yang tengah berbincang dengan Taehyung di café dekat butiknya saat ini. Padahal, ia sempat berniat untuk mengajak istrinya itu untuk makan siang bersama sekalian memperbaiki permasalahan diantara mereka. Tapi wanita itu terlihat begitu nyaman berbincang dengan aktor yang semakin mapan itu hingga bisa tersenyum lebar.

Pada akhirnya, ia meninggalkan tempat itu, membanting stir ke arah berlawanan lalu melaju menuju perusahaan Kim’s Group yang saat ini dikelola oleh Dahyun. Entah apa yang ada dipikirannya saat ini, yang jelas, ia perlu menenangkan pikiran dan emosinya. Walau tidak yakin, tapi Dahyun mungkin bisa membuatnya lebih tenang.

“Oh, Jungkook-ssi? Ada perlu apa kau kemari?” Dahyun segera bangkit dari duduknya lalu menghampiri Jungkook yang sudah ada di ambang pintu ruangannya.

“Ahh … aku hanya mampir dan tiba-tiba saja teringat padamu. Kau sudah makan siang?” tanya Jungkook kikuk. Jelas saja, penampilan Dahyun saat berada di kantor dan di luar ternyata berbeda sekali. Wanita ini benar-benar memiliki duality yang tidak main-main. Saat di kantor, ia terlihat elegan dan berwibawa dengan setelan kerja yang tertutup karena memakai celana panjang, sedangkan saat diluar ia memakai dress, memamerkan lekuk tubuh dan pahanya yang—ugh, astaga, Jung, ingat kalau kau sudah punya istri.

Dahyun tersenyum, “Aku baru saja selesai makan siang dengan Jimin. Kau belum makan? Mau kutemani? Atau … “ Wanita itu mendekat hingga jarak tubuh mereka hanya beberapa senti lalu mendongak seraya mengerling genit. “Kau datang kemari untuk membahas yang tempo hari? Tentang … memberikan nyonya Jeon seorang cucu?”

Jungkook menelan ludahnya payah seraya memalingkan wajah. Ini gawat, Dahyun terlalu menggoda. “Ani, untuk saat ini kau temani aku makan siang saja. Itupun kalau kau tidak keberatan.”

Dahyun langsung mengalungkan lengannya pada lengan Jungkook. “Tentu saja tidak, pekerjaan itu bisa menungguku, sedang aku tak mau membuatmu menunggu.” Keduanya lantas berjalan beriringan menuju cafeteria. Semua pegawai yang melihatnya tentu saja kaget, namun mereka tak ada yang berani menggosip. Tentu saja, Dahyun akan segera memecat mereka jika ada membicarakan kehidupan pribadinya.

“Dahyun-ah, kau membuat kita semakin terlihat mencolok.”

Wae? Kau keberatan aku melakukan ini padamu? Lagipula … aku harus mulai belajar untuk menjadi istri yang baik, kan? Kalau-kalau aku mengabulkan permintaan ibumu,” bisik Dahyun seraya tersenyun tipis.

Jungkook menghela napas, namun alih-alih merasa kesal, ia malah tersenyum simpul. Yah … biarkan orang berkomentar semaunya. Ini kehidupannya, dan hanya ia yang bisa mengaturnya.

“Omong-omong, aku tak melihat Jimin. Apa ia hanya datang kemari saat makan siang?” Saat ini keduanya telah berada di cafeteria, di tempat khusus yang sangat tertutup, jauh dari keramaian. Jadi mereka hanya berduaan.

Dahyun menggeleng, “Entahlah, biasanya dia mengantarku, mengajak makan siang dan menjemputku, tapi kadang-kadang ia juga bisa menempel padaku seharian.” Dahyun mengernyit saat melihat raut wajah Jungkook yang terlihat kesal. “Wae? Ada apa dengan wajahmu?”

Ani.” Jungkook meminum kopinya. “Emm … apa Jimin tahu soal hal ‘itu’?” tanyanya kemudian.

“Tentu saja.”

Jungkook melotot, “MWO?!”

“Tentu saja tidak! Kau pikir aku gila?” Jungkook menghela napas lega sementara Dahyun menatapnya kesal. “Berhenti membahas soal Jimin. Tzuyu bagaimana? Kau sudah memberitahunya?”

“Kau gila? Tentu saja tidak!” Sekarang giliran Jungkook yang kesal. Ia jadi mengingat kejadian barusan, saat ia melihat istrinya itu tengah berbincang dengan Taehyung dan hal itu semakin membuatnya kesal.

“Malam ini … kau ada acara?” tanya Jungkook. Lelaki itu mendongak, mendapati Dahyun yang menaikan alisnya seolah bertanya; memangnya kenapa?

“Kau … bisa menemaniku? Aku benar-benar bosan di kantor sendirian.”

Dahyun tersenyum, tanpa dijelaskan pun, ia sudah tahu kalau Jungkook pasti tengah bertengkar dengan Tzuyu. Ia mengulurkan tangannya lalu menggenggam tangan Jungkook. “Tentu, aku akan membatalkan semua janji temuku malam ini dan menemanimu sepanjang malam.”

“Woah, kebetulan macam apa ini? jadi kau adalah Sally? Sang designer terkenal itu?”

Tzuyu hanya tersenyum tipis mendengar julukan itu dari Taehyung, sementara lelaki itu benar-benar kaget dan sama sekali tidak mengira jika designer yang selama ini dicarinya adalah Tzuyu. “Ahh … kau membuatku malu, aku tidak seterkenal itu.”

“Eyy, sungguh. Aku benar-benar tidak menyangka. Oh ya, sudah berapa lama ya kita tidak bertemu? Rasanya kau jadi semakin terlihat dewasa.”

“Emm … mungkin sekitar 3 tahun? Sekarang aku sudah menikah.”

“A-apa? Menikah?” tanya Taehyung kaget. Entah kenapa, hatinya merasa tak enak saat melihat Tzuyu mengangguk seraya tersenyum tipis. “Ya, kurang lebih sudah berjalan 3 tahun.”

Taehyung meminum tehnya. Tangannya sempat memegang mugnya itu cukup lama sebelum akhirnya kembali bertanya, “Dengan siapa? Apa jangan-jangan, kau menikah dengan anak lelaki penghuni mansion itu?”

“Iya, Jeon Jungkook. Direktur utama Jeon Grup, kau tahu?”

Taehyung mencebik kesal, “Tentu saja. Tapi aku hanya sering mendengar namanya saja. kau lupa? Aku ini pesohor yang cukup terkenal saat ini.”

Tzuyu terkekeh, entah kenapa sifat sombong Taehyung itu sama sekali tidak mengganggunya karena yang katakannya itu memang kenyataan, “Iya iya tuan aktor Kim.”

Taehyung balas tersenyum. Ia benar-benar tidak menyangka bisa kembali bertemu dengan Tzuyu. Ya, walau saat ini status gadis itu sudah berubah, setidaknya mereka masih bisa berhubungan lewat pekerjaan. Tadinya, ia tidak akan menemui calon designer-nya secara langsung, tapi ia sangat penasaran jadi memutuskan untuk langsung menemuinya. Well, sejak awal, pertemuan mereka selalu diawali dengan kebetulan, dan Taehyung sama sekali tidak pernah menyesali pertemuan mereka.

Begitu pun dengan Tzuyu. Agaknya, pertemuannya dengan Taehyung ini sedikit mengobatinya dari rasa kecewa, karena Jungkook lagi-lagi tidak menemuinya. Padahal, ia sudah sangat berharap jika lelaki itu mampir untuk mengajaknya makan siang bersama, tapi sepertinya hanya ia yang terlalu berharap. Rasanya, ia tidak mengenal Jungkook yang sekarang—terasa sangat asing dan tidak terbuka. Tzuyu jadi merindukan Jungkook yang dulu.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro