Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

🍂| two wife :: VIII

Tiga tahun kemudian.

Pernikahan Jungkook dan Tzuyu sudah berlangsung tiga tahun lamanya, tapi mereka sampai sekarang masih belum dikaruniai anak—padahal ibu Jungkook sudah ingin sekali memiliki cucu. Baik Jungkook maupun Tzuyu sudah sama-sama berusaha, bahkan mereka sudah menjalani pemeriksaan, kalau-kalau ada salah satu dari mereka yang 'kurang subur'. Dan rupanya memang benar, Tzuyu mengalami endometriosis yang merupakan suatu kondisi dimana dinding rahim tumbuh di luar sehingga sulit untuk dapat memiliki anak. Kalaupun ingin, satu-satunya cara bagi mereka adalah menjalani program bayi tabung.

Sejak saat itu, Jungkook jadi sering menyendiri dan lebih banyak menghabiskan waktu malamnya di bar. Selain karena pekerjaannya sebagai direktur di kantor, ia juga sangat terbebani dengan permintaan orangtuanya itu. Bagaimana jika mereka tahu soal kondisi Tzuyu saat ini? Pasti mereka akan semakin tidak menyukai Tzuyu.

Lelaki itu menghela napas panjang, seraya menatap kosong gelasnya yang masih terisi sedikit wine. "Hah ... bosan sekali. Ya, Jackson, apa kau tidak memiliki minuman yang bisa membuat lupa ingatan sesaat? Kepalaku rasanya akan pecah kalau terus seperti ini," racau Jungkook seraya memijit pelipisnya.

"Ck, kau cukup minum satu gelas lagi saja pasti sudah mabuk," balas Jackson santai. Akhir-akhir ini barnya cukup sepi, tapi Jungkook selalu datang kemari, jadi mereka tanpa sadar sudah dekat layaknya teman biasa. Terkadang, Jackson kasihan pada Jungkook. lelaki itu sudah menikah, tapi hampir setiap malam selalu mabuk seperti ini.

Jungkook menyeringai tipis, matanya sudah agak teler tapi ia masih nekat menghabiskan sisa winenya. "Hmm ... yang ini rasanya pahit-sama seperti kehidupanku sekarang." Lelaki itu kemudian terkekeh karena ucapannya sendiri. Ponselnya tiba-tiba saja bergetar, menampilkan nama istrinya-lagi, mungkin ini sudah yang kelima kali Tzuyu menelponnya. Jungkook menatap layarnya sesaat lalu membalikan ponselnya dan membiarkan benda itu terus bergetar hingga getarannya berhenti.

"Kenapa tidak di angkat? Istrimu pasti khawatir," terang Jackson. Jungkook segera mengangkat kepalanya, menatap Jackson sekilas lalu menuangkan wine pada gelasnya lagi.

"Kalau kau jadi aku, apa kau masih akan melakukannya? aku bahkan tak tahu harus bersikap seperti apa setelah tahu kalau dia kurang 'subur'." Jungkook menyesap winenya lagi.

"Oh jadi itu masalahnya? Kalau aku jadi kau, aku tidak akan meninggalkannya. Aku akan selalu ada di sisinya dan memberinya semangat." Jungkook langsung mendelik saat mendengar jawaban Jackson, "Hey, kau serius?"

"Tentu saja, lagipula kalau istrimu kurang subur bukan berarti kalian tidak bisa punya anak, kan?"

"Iya tapi-entahlah, aku merasa jadi lelaki brengsek setelah mendengar perkataanmu tadi." Jungkook menghabiskan tetes terakhir winenya lalu menatap Jackson sekilas. "Kau pikir, ia akan memaafkanku kalau ia mengetahui hal ini?"

"Kalau aku jadi wanita itu, sudah jelas aku tidak akan pernah memaafkanmu." Seorang wanita di belakangnya tiba-tiba menyahut. Jungkook menoleh ke arahnya dan sekitika matanya membulat saat mengetahui siapa wanita yang barusan bicara.

"Da-Dahyun? Kenapa kau ada di tempat seperti ini?" tanya Jungkook tak percaya. Sementara Dahyun mengulas senyum lebar seraya meminta Jackson untuk mengisi gelasnya.

"Annyeong? Lama tak bertemu ya, Jungkook-ssi?" Wanita itu tersenyum semakin lebar, lalu menyesap minumannya perlahan. Jungkook masih terpaku di tempatnya, ini kali pertama mereka bertemu lagi setelah tiga tahun yang lalu saat pernikahannya dengan Tzuyu berlangsung dan ia tidak bisa menampik kalau ia sempat terpesona saat melihat penampilan Dahyun yang sangat berbeda saat ini.

Maksudnya, wanita yang biasanya memakai celana jeans atau jas kantoran itu kini memakai dress super ketat dengan bawahan pendek yang mengekspos kaki putih mulusnya. Penampilannya saat ini mampu membuat lelaki normal sepertinya meneteskan air liur kalau saja ia tidak ingat kalau Dahyun adalah orang yang sama dengan sahabat kecilnya dulu.

"Ahh iya, kenapa kau bisa ada di tempat seperti ini?" tanya Jungkook setelah kesadarannya kembali.

"Nona Dahyun adalah pelanggan tetap di sini. Mungkin kau baru melihatnya karena biasanya ia datang setelah kau pulang." Itu Jackson yang menjawab sementara Dahyun meletakan gelas winenya. Dahyun menumpu dagunya dengan tangan, lantas melirik ke arah Jungkook sembari tersenyum tipis. "Ya, inilah kehidupanku yang sebenarnya. Kenapa? kaget?"

Lagi-lagi Jungkook terpaku dengan tingkah Dahyun yang sangat bertolak belakang dengan Dahyun yang ia kenal. Dahyun yang sekarang lebih berani dan-menggoda. Ia jadi penasaran, apa saja yang terjadi pada wanita ini selama tiga tahun ke belakang. "Ya, sangat. Kau ... benar-benar berubah."

Dahyun tersenyum kecil, "Aku yang berubah atau kau yang selama ini tidak peka? Sejak dulu aku juga sering ke bar, kau saja yang tidak tahu." Wanita itu kembali menyesap winenya. "Emm ... manis," gumamnya kemudian.

"Manis? Itu artinya hari ini, sangat berkesan untukmu."

"Mwo-ya ... kau sedang meniru dialog sebuah drama?" Dahyun terkekeh kecil lalu kembali menyesap winenya hingga habis. "Oh ya, kudengar kau saat ini sulit mendapat keturunan, ya? Kabar Tzuyu bagaimana?"

Jungkook mengalihkan pandang seraya tersenyum tipis. Ia meminta Jackson untuk mengisi gelasnya lagi lalu menegaknya dalam satu kali tegukan. "Beritanya cepat tersebar juga ya," gumamnya yang masih bisa didengar Dahyun.

"Tentu saja. Kau itu calon pewaris Jeon grup, salah satu perusahaan terbesar di Korea setelah perusahaanku, mana mungkin aku tidak tahu?" Dahyun tersenyum miring lalu menatap wajah Jungkook lamat saat menyadari kalau pipi lelaki itu semakin tirus. "Kau sepertinya kurusan, apa istrimu tidak mengurusmu?"

Jungkook langsung menatap Dahyun tajam, membuat wanita itu segera meralat perkataannya, "Ah ... maaf kalau aku lancang. Akhir-akhir ini aku sulit mengontrol ucapanku, hehe."

Kali ini, Jungkook yang memangku wajahnya dengan sebelah tangan seraya menatap Dahyun lamat. "Kemana saja kau selama ini? kupikir kau tinggal di luar negeri."

"Memangnya kenapa? kau merindukanku?"

"Tentu saja."

"Rindu sebagai sahabat atau mantan calon istrimu?" tanya Dahyun yang seketika membuat Jungkook bungkam. Wanita itu kembali menarik sudut bibirnya tipis, begitu menikmati wajah tegang Jungkook saat ini. "Kenapa tegang seperti itu? aku hanya bercanda."

"Hah ... sungguh. Kita hanya tidak bertemu selama tiga tahun tapi kenapa aku merasa kau berubah sekali? Apa ini semua ... karenaku?"

Dahyun menghentikan pergerakannya. Sesaat, ia menaruh kembali gelasnya lantas menatap Jungkook dengan tatapan yang sulit diartikan. "Menurutmu? Bagaimana perasaanku setelah dicampakan oleh orang yang dijodohkan denganku sekaligus sahabat dekatku saat kecil?"

"Dahyun-ah, aku tidak bermaksud-"

"Sudahlah, itu masa lalu. Apa untungnya jika dibahas lagi? Toh kau juga sudah menikah, lagipula aku tak mau mengingat hal memalukan itu." Wanita itu kembali menyesap winenya perlahan. "Oh ya, jadi rencanamu bagaimana?"

"Rencana apa?"

"Soal keturunan itu, sampai saat ini kau tidak bisa memiliki penerus dan memberi orangtuamu cucu karena Tzuyu yang-"

"Ya! Sejauh mana kau mengetahui hal itu?" Jungkook mulai kehilangan kesabarannya. Sungguh, ia merasa tidak mengenali wanita yang saat ini tengah berbicara dengannya. Dahyun yang saat ini benar-benar berbeda.

Dahyun mengangkat kedua bahunya tak acuh dengan raut wajah polos, "Aku hanya tak sengaja mendengar percakapan kalian berdua." Wanita itu menunjuk Jackson dan Jungkook bergantian, membuat lelaki bermarga Jeon itu menghela napas berat.

"Kau mendengarnya sampai mana?"

"Emm ... saat kau bertanya, apa yang akan Jackson lakukan kalau seandainya memiliki istri yang kurang subur."

Jungkook menepuk wajahnya dengan tangan. Astaga, itu artinya Dahyun sudah mendengar semuanya. "Ya, awas saja kalau kau memberitahu orang lain ... terutama ibuku. Aku tidak akan memaafkanmu."

"Well, untuk apa aku memberitahu mereka? Tidak ada untungnya untukku. Tapi-" Dahyun semakin mendekatkan tubuhnya pada Jungkook, lalu berbisik pelan di telinganya. "Apa kau butuh bantuanku? Kata dokter, aku 'subur' loh."

Telinga Jungkook langsung memerah, sementara wanita itu dengan santainya mulai menyesap winenya lagi yang baru di isi seolah tidak melakukan apapun. Gila, sejak kapan Dahyun jadi seperti ini? batin Jungkook bertanya-tanya.

Tak jauh dari tempat mereka berdua duduk sekarang, Jimin menghela napasnya jengah. Seharusnya aku melarangnya saat akan mendekati meja Jungkook. Kalau sudah seperti ini, tidak ada yang bisa menghalangi rencana gilanya itu.

Well, mungkin dari sekarang cerita ini bisa di up min. Seminggu sekali ya

Maaf kalo part ini aneh (tapi aku pribadin suka sama karakter dahyun di part ini wkwk)

See you♡

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro