Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

🍂| two wife :: VII

-play multimedia,
Angel eyes - Jang Mi Jin

"Aku ... tidak bisa memilih." Jungkook kembali membuang napasnya, lantas menatap Tzuyu lurus. "Aku tidak bisa memilih diantara keduanya karena mereka memiliki arti lain dalam hidupku. Tapi ... karena aku sudah melamar Tzuyu, tentu saja aku lebih memilih untuk menikahinya."

Helaan napas berat langsung ke luar dari kedua belah pihak baik orangtua Jungkook maupun orangtua Dahyun. Sementara Dahyun terpekur, rasanya seperti ada benda tak kasat mata yang langsung menghujam dirinya hingga ke titik terendah. Padahal ia sudah berharap, tapi nyatanya ia kembali dihempas ke jurang terdalam. Jungkook tak berani menoleh ke arah Dahyun, ia tahu kalau ia baru saja menyakiti Dahyun, tapi ia bisa apa? Lagipula ia tak bisa selalu egois ingin menikahi keduanya karena itu jelaslah mustahil.

"Baiklah, sepertinya sudah jelas kalau perjodohan ini tidak bisa dilanjutkan," putus Jang Hyun.

"Tapi Jang Hyun-ah, aku serius dengan apa yang tadi kukatakan. Salah satu dari kedua gadis ini akan menderita seperti Eun Kyung dan-"

"Aku tahu, tapi aku tak bisa membiarkan lelaki yang tidak mencintai putriku sama sekali untuk menikahinya." Jang Hyun menatap tajam Jungkook. "Seharusnya kau mengatakannya dengan jelas sejak awal kalau kau telah memilih calon untukmu sendiri. Tapi baguslah jika kau memilih untuk melepaskan putriku. Tenang saja, kami akan menjaganya dengan baik dan lagi, kami bisa mencarikan calon yang lebih baik untuknya."

Walaupun sang ayah telah berkata demikian, itu sama sekali tak mengobati rasa yang tengah Dahyun rasakan saat ini. ia hanya menunduk sementara tangannya saling memilin satu sama lain. Bodoh, seharusnya kau jangan terlalu berharap, Kim Dahyun.

Acara pernikahan itu digelar secara tertutup. Hanya rekan kerja dan beberapa kerabat yang mendatangi sekaligus menjadi saksi Jungkook dan Tzuyu ketika tengah mengucap sumpah pernikahan. Walaupun begitu, acara berlangsung sangat meriah dan intim.

Selama acara berlangsung, Jungkook tidak berhenti melihat ke arah pintu masuk seolah ada orang yang dinantinya untuk datang dan selama itu pula, Tzuyu selalu mengelus lengan Jungkook supaya tidak terlalu memikirkan itu. "Tenang saja, Dahyun eonni pasti datang."

"Iya, kan?" tanya Jungkook lebih kepada meyakinkan dirinya sendiri. Ia juga bingung, kenapa ia malah mencemaskan Dahyun di hari pernikahannya ini. "Maaf, aku malah mengabaikanmu," lirih lelaki itu pada Tzuyu yang kini telah jadi istrinya.

Tzuyu menggeleng. "Tidak, wajar bagimu untuk cemas, tapi percaya padaku, Dahyun eonni pasti baik-baik saja. Itu hanya mitos oppa, jangan terlalu dipikirkan."

Jungkook tersenyum lantas mengecup dahi Tzuyu lembut. "Terima kasih, Sayang. Aku sangat mencintaimu."

"Aku juga."

"DAHYUN-AH HENTIKAN!" teriak Jimin begitu ia sampai di flat Dahyun. Ia langsung mengambil alih guci yang akan Dahyun lemparkan ke lantai. Lantas meletakannya di atas sofa sebelum meraih tubuh Dahyun untuk menghentikan aksi gilanya.

"Dahyun-ah! Sadarlah! Kau hanya menyakiti dirimua sendiri!" pekik Jimin, berusaha mengendalikan tubuh Dahyun yang terus memberontak.

"Lepaskan, Jimin bodoh! Kau tahu apa mengenaiku, hah?" bentak Dahyun tak mau kalah. Ia melepaskan cengkraman Jimin pada lengannya lantas menjatuhkan apapun yang ada di atas meja hingga berserakan ke lantai. "Aku benci! Aku benci hidupku!"

Jimin kembali mencoba menghentikan Dahyun tapi gadis itu langsung menatapnya nyalang seolah kesetanan. "Aku juga membencimu! Aku benci semua orang! Benci! Sangat benci!"

"Dahyun-ah, tenangkan dirimu dulu, eoh? Kau sudah terlalu banyak terluka, ayo kita-"

Plak!

Dahyun menampar pipi Jimin dengan kuat hingga meninggalkan bekas memerah di pipi Jimin. "Da-Dahyun-ah."

"Pergi Jim, hiks-kumohon." Dahyun tiba-tiba saja menangis. Ia menyatukan kedua tangannya di depan wajah seraya menunduk memohon pada Jimin. "Kumohon pergilah, aku tidak mau menyakitimu, tidak mau."

Jimin menatap kondisi Dahyun saat ini dengan sakit. Ya, siapa yang tidak nyeri melihat gadis yang dicintainya sampai kumat seperti ini. Entah ia harus bersyukur karena menjadi satu-satunya orang yang mengetahui kondisi mental Dahyun yang cukup buruk, atau justru harus miris, karena bahkan kedua orangtuanya pun tidak tahu kalau putri semata wayang mereka memiliki penyakit mental yang cukup serius.

Alih-alih pergi, Jimin malah merengkuh tubuh Dahyun dengan kuat, tak memperdulikan pemberontakan yang dilakukan Dahyun. Ia menerima setiap pukulan pada dadanya dengan menahan tangis seraya merapal doa.

"Kumohon, jangan sakit seperti ini."

Berbarengan dengan itu, Jimin menyuntikan penenang yang sempat dibawanya di saku celana pada Dahyun. Membuat pergerakan gadis itu perlahan melemah hingga akhirnya tertidur.

"Kau gadis yang baik, kau bisa mendapatkan lelaki yang lebih baik dari Jungkook. Aku yakin."

Annyeong? Pada kangen gk nih? Hehe

Maaf ya, cerita ini baru bisa kulanjut sekarang-dan sekalinya lanjut malah pendek huhuu 😢

Semoga masih ada yg mau baca :")

See you♡

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro