Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

🍂| two wife :: V

Ps. Kalo ada typo tolong komen ya biar nanti aku langsung edit,
hepi reding❤

"Tzuyu-ya, aku tahu ini akan terdengar keterlaluan tapi—bagaimana jika aku menikahi kalian berdua?"

Tzuyu mengerutkan alisnya bingung, "Nde? Apa ini masih karena wanita tua yang kau ceritakan itu?"

Jungkook mendesah berat seraya menatap langit-langit kamarnya. "Aku tahu ini mustahil tapi perkataan wanita itu selalu menghantuiku." Ia memegang tangan Tzuyu lembut, mencoba mencari celah supaya Tzuyu dapat mempercayainya. "Aku tidak ingin terjadi hal buruk apapun pada kalian."

Tzuyu melepaskan genggaman Jungkook seraya memalingkan wajah. "Kau rupanya lebih mempercayai perkataan wanita tua itu ya daripada kata hatimu," lirih gadis itu pelan membuat Jungkook mengernyit, "Apa maksudmu?"

Tzuyu kembali menatap Jungkook, "Iya, kau lebih percaya apa yang dikatakan wanita itu daripada menyerahkan semuanya pada takdir. Oppa, apa kau tidak berpikir kalau ucapan wanita itu tidak masuk akal? Menikahi kami berdua, begitu? Lalu siapa yang akan bertanggung jawab jika salah satu dari kami merasa sakit hati? memangnya oppa bisa membagi waktu dengan adil?"

Telak. Jungkook terpaku di tempatnya. Perkataan Tzuyu barusan tidak hanya menamparnya namun juga menyadarkannya akan kebodohannya selama ini. Lidahnya terasa kelu, bahkan ketika Tzuyu membelakanginya seraya menahan isak tangis, ia hanya bisa terdiam, membisu.

"Aku sudah memberi oppa waktu selama seminggu tanpa kepastian apapun. Aku hanya akan menunggu tiga hari lagi, kalau setelah itu Oppa tetap akan melakukan perjodohan itu, lebih baik aku yang pergi." Tzuyu bangkit berdiri lantas pergi keluar dari kamar Jungkook.

Sementara lelaki itu masih menunduk di tempatnya. Seharusnya ia mengejar Tzuyu dan memintanya supaya tetap tinggal, tapi entah kenapa Jungkook malah memilih untuk tetap diam di tempatnya. Ada berbagai banyak hal yang sedang ia pikirkan saat ini, namun entah kenapa fokusnya saat ini malah tertuju pada Dahyun. Mengingat perjodohan itu, Dahyun bukanlah tipikal wanita yang mau menerima perjodohan itu begitu saja. Dahyun adalah wanita yang mengedepankan pekerjaan di atas segalanya, dan bisa dibilang perjodohan ini pasti akan menghambatnya, tapi kenapa Dahyun malah menyetujuinya? Sejak awal, ia berpikir kalau perjodohan ini hanyalah untuk bisnis, tapi melihat sikap Dahyun padanya tempo hari, sepertinya gadis itu begitu mengharapkannya.

Kenapa? apa karena gadis itu mencintainya?

Jungkook kembali menghela napas frustasi. Ia melempar tubuhnya pada ranjang lantas mengusak rambutnya kasar. Kepalanya benar-benar terasa pening sekarang.

Dahyun berdecak tak sabaran begitu melihat jam yang sudah menunjukan angka 7 pagi, namun supirnya tak kunjung datang untuk mengantarnya ke kantor. Gadis itu mengetuk-ngetukan high heels nya berulang kali hingga menimbulkan suara sampai sebuah mobil berwarna silver menepi di hadapannya. Kaca mobil itu perlahan turun, menampilkan Jungkook yang tengah tersenyum manis. "Belum berangkat ke kantor?" tanyanya.

Dahyun mendengkus, "Aku baru mau pergi tapi supirku belum juga muncul. Kenapa kau datang kesini?"

"Aku yang meminta supirmu supaya tidak mengantarmu. Untuk hari ini, aku yang akan mengantarmu, sekaligus ada yang ingin kubicarakan denganmu."

Oh? Padahal Dahyun tadi sudah berharap kalau Jungkook datang untuk mengantarnya karena inisiatifnya sendiri, padahal ada maunya ya. Dasar, rasanya sia-sia saja tadi dia sempat berharap lebih. Dahyun memutar bola matanya lantas berdecak, "Tentang pernikahan itu lagi? Sudah cukup Jungkook, aku sedang tidak ingin membahasnya sekarang." Jungkook mendesah pelan, ia lantas ke luar dari mobilnya, berjalan memutar lalu membukakan pintu mobil untuk Dahyun. "Masuk saja dulu, aku tidak akan membahasnya. Ada hal lain yang perlu aku tanyakan."

Dahyun sempat ragu tapi akhirnya ia mengalah. "Oke, awas saja kalau kau membahas pernikahan itu lagi," peringatnya lagi, membuat Jungkook buru-buru mendorong Dahyun supaya gadis itu segera masuk ke dalam mobil. "Percaya padaku, aku tidak akan membahasnya kalau kau tidak mau." Jungkook menutup pintu, lantas berlari kecil menuju pintu kemudi dan masuk ke dalamnya.

Setelah memastikan Dahyun telah mengenakan safety belt-nya, ia lantas menyalakan mobil dan mulai membelah jalanan Seoul. Sepanjang perjalanan keduanya hanya sempat berbicara seadanya. Entah sejak kapan suasana di dalam mobil itu mendadak berubah jadi dingin. baik Jungkook maupun Dahyun sama-sama memilih bungkam.

Saat lampu merah, Jungkook juga tidak kunjung berbicara membuat Dahyun jadi gemas, "Ya, katanya kau mau mengatakan sesuatu? Kenapa sejak tadi kau diam terus?" tanyanya. Padahal Dahyun sudah menyiapkan hati jikalau Jungkook akan mengatakan sesuatu yang membuatnya kembali sakit, tapi lelaki ini malah tidak bicara sama sekali. Membuatnya kesal sekaligus penasaran dengan topik apa yang akan Jungkook tanyakan padanya.

Jungkook menghela napas, tangannya mencengkkram stir mobil kuat saat lampu telah berubah menjadi hijau. Ia menginjak gas dengan perlahan sembari menopang kepalanya dengan salah satu tangannya yang bebas. "Aku masih memikirkannya," ucapnya. Jungkook melirik ke arah kaca spion lantas mengernyit saat melihat mobil yang familiar seperti tengah mengikutinya.

"Dahyun-ah, apa kau mengatakan pada Jimin kalau kau akan berangkat kerja bersamaku? Sepertinya sejak tadi ia mengikuti kita."

"Benarkah? Aku tidak—" Dahyun menoleh ke belakang dan berdecak saat menyadari bahwa Jimin memang sedang mengikutinya. "Astaga, dia sepertinya benar-benar terobsesi padaku."

"Hubungan kalian semakin dekat ya? Semenjak aku memilih belajar di Taiwan?" tanya Jungkook. Dahyun langsung mendelik, "Dekat? Ya—bisa dibilang begitu karena ia selalu ada saat aku membutuhkan seseorang."

Mendengar itu entah kenapa Jungkook jadi merasa kesal, sepertinya ia sudah melewatkan banyak hal. "Kalian pasti bersenang-senang, ya. Aku jadi iri."

"Ck, sejak kau belajar di Taiwan, aku sudah mulai bekerja sambil kuliah sementara Jimin juga kuliah di universitas yang berbeda denganku. Kami hanya sempat bertemu beberapa kali."

Jungkook tidak menyahut lagi setelahnya. Ia kembali melirik ke arah kaca spion lantas menancap gasnya dengan kecepatan penuh, membuat Dahyun langsung memekik takut. "Ya! Neo micheosoh?! Jalankan mobilnya dengan benar!"

Jungkook tidak mendengar, ia malah semakin menambah kecepatannya saat melihat kalau Jimin masih terus mengejarnya di belakang. "Katakan pada Jimin untuk berhenti mengikuti kita. Hari ini kau tidak usah bekerja, aku yang akan memintakan izinnya lansung pada ayahmu."

"Ya tapi kau mau membawaku kemana?"

"Kemana saja asal hanya ada kita berdua."

Dahyun tidak mengerti dengan perubahan sikap Jungkook. Ia merasa asing, tapi tak dapat dipungkiri jika hatinya saat ini jadi merasa hangat. Ia lantas mengetikan sebuah pesan pada Jimin.

Ya, jangan mengikuti kami. Kau jangan khawatir karena sepertinya, Jungkook akan mengajakku kencan

Vote sama komennya makin dikit
ya :"( tapi tak apalah, semoga aja up nya tetep lancar

Oh ya, sempet ada kesalahan pas part awal ya jadi Dahyun-Jimin-Jungkook itu ceritanya gk seumuran. Dahyun lebih muda 2 tahun ya terus Tzuyu lebih muda 3 tahun. Nanti juga bakal diperjelas lagi sih tapi aku jelasin di sini biar kalian gk bingung.

Okey kalo gitu,
Stay safe n healthy ya kalian❤

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro