Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

🍂| two wife :: II

“Diantara kami berdua, kau akan memilih siapa yang mau kau ajak kencan?” tanya Jimin. Dahyun meletakan telunjuknya di dagu, bibirnya maju sementara otaknya berpikir keras. Saat itu, umur Dahyun baru menginjak 12 tahun, sedang Jimin dan Jungkook berada dua tingkat diatasnya. Dan ketiganya merupakan primadona sekolah yang paling sering diajak kencan, baik oleh kakak kelas maupun adik kelas.

Matahari di liburan musim panas saat itu sangatlah terik, membuat ketiga teman kecil itu memilih untuk bermain di dalam rumah pohon di belakang rumah Jungkook. Dahyun masih berpikir keras seraya matanya mengamati Jimin dan Jungkook berulang kali. Dengusannya muncul lantas ia melemparkan sebuah kelereng hingga mengenai kepala Jimin. “Kenapa kau memilih pertanyaan yang seperti itu? kitakan sahabat! Mana boleh kencan?” protesnya.

Jungkook yang tengah memainkan konsol gamenya hanya mendengus geli lalu menyahut, “Tinggal jawab saja apa susahnya? Ini kan hanya permainan. Kalau kau tidak mau, kau harus memilih dare. Dan dare-nya, kau harus mencium salah satu diantara kami!” setelah mengatakan itu, Jungkook lalu tertawa dan bertos ria dengan Jimin.

Dahyun mendelik kesal, pipinya merona. Tapi tanpa disangka, tangannya mencekal lengan Jungkook, lalu mencium bibir lelaki itu dengan kilat lalu menutup wajahnya dengan kedua tangan, malu. “Sudah, kan? Sekarang putar lagi botolnya!”

Jungkook masih melongo, pikirannya benar-benar buntu dengan kelopak matanya yang terus berkedip bingung. “O-oh, padahal maksudku hanya mencium di pipi,” lirihnya, tapi ia tak dapat mengelak jika jantungnya sekarang juga berdebar dua kali lebih cepat.

“Baiklah! Aku akan memutarnya lagi!” seru Jimin dengan suara ceria yang dibuat-buat. Ya, tanpa sepengetahuan mereka berdua, justru ada hati lain yang merasa patah hati. Saat itu, Jimin hanya menatap Dahyun yang tengah menutup wajahnya malu itu dengan senyuman tipis. Dan kali ini, kejadian itu kembali terulang. Bedanya, Dahyun datang kepadanya saat dia menangis tersedu karena ulah Jungkook. Sebagai sahabat, Jimin hanya bisa menjadikan pelukannya sebagai tempat untuk Dahyun melampiaskan segala kekesalannya.

“Hiks, brengsek! Kalau dia sudah punya calon, kenapa orangtuanya malah berencana menjodohkan kami? Hiks—Jimin, aku sangat membenci Jungkook! Benci! Benci!” Jimin hanya menerima setiap pukulan yang dilayangkan Dahyun ke dadanya dengan pasrah seraya menenangkan gadis itu sebisanya. Sungguh, melihat Dahyun hancur seperti ini karena ulah lelaki lain sangat membuat perasaannya kacau.

“Sudahlah, Jungkook pasti punya alasan, aku yakin.”

Dahyun mendelik, wajahnya sangat basah tapi itu sama sekali tidak menurunkan kadar kecantikannya dimata Jimin. “Kau masih membelanya, huh?” Dahyun mendorong tubuh Jimin menjauh darinya. “Kalau kau masih membelanya, pergi saja sana! Aku tak butuh dihibur olehmu!” ujarnya kesal lalu meneguk birnya lagi hingga habis.

Jimin menghela napas, menenangkan gadis keras kepala seperti Dahyun memang butuh kesabaran ekstra. Ia meraih kedua pipi Dahyun lalu mengusap airmata di pipinya dengan lembut. “Lalu aku harus apa? Apakah aku harus menggantikan posisi Jungkook? Memangnya kau mau jadi istriku?”

Dahyun balas memegangi pipi Jimin, membuat sesuatu dalam diri lelaki itu bergemuruh gugup. Gadis itu melayangkan senyum manisnya selama tiga detik lalu kembali merubah wajahnya menjadi datar, “No! andwe! Shiro!”

Jimin langsung mencubit kedua pipi Dahyun kesal. “Ya! Kau tidak bisa ya membuatku senang sebentar saja?!”

Dahyun tertawa sembari berusaha melepaskan cubitan Jimin di pipinya. “Hahaha, itu tidak akan pernah terjadi! Bagaimana jika kau nanti malah jatuh cinta padaku?”

Kalau sudah jatuh cinta bagaimana?” Pertanyaan itu hanya tertahan di benak Jimin. Alih-alih mengaku, Jimin malah menjitak dahi Dahyun. “Mana mungkin aku jatuh cinta padamu? Kau pikir aku tidak laku, huh?”

Dahyun mendegus seraya mengelus dahinya yang terasa panas. Ia melirik arlojinya lalu bangkit berdiri dengan panik saat menyadari kalau waktu telah menunjukan tengah malam. “Astaga! Besok aku ada meeting! Jimin, ayo antar aku pulang!” titahnya lalu berlari menuju mobil tanpa menunggu Jimin. Jimin hanya menggeleng kecil, lalu berjalan menuju kasir untuk membayar tagihannya. Selalu seperti ini. Kim Dahyun yang baru saja merengek karena seorang lelaki mendadak berubah menjadi wanita dewasa saat membahas pekerjaan.

Profesionalitasnya terhadap pekerjaan bukanlah main-main, makanya dia bisa mendapat jabatan manager di perusahaannya di usia yang baru menginjak dua puluh satu tahun. Sejak kecil, hanya Jungkook yang bisa mempengaruhi Dahyun, dan sepertinya kali ini pun tetap begitu.

Sementara itu, sudah sejak dua jam yang lalu Jungkook merenung di dalam rumah pohonnya. Sampai saat ini, rumah pohon itu masih terawat dengan apik. Lelaki itu menghela napas berat, kembali meneguk bir kalengannya seraya menatap hamparan langit di atas sana dengan kosong. Tzuyu datang dengan membawa sebuah selimut kecil, ia lalu mengambil posisi di samping Jungkook setelah menyampirkan selimut itu dipundak sang lelaki. “Ini sudah sangat malam. Sampai kapan kau akan terus di sini?” tanyanya.

Jungkook kembali menghela napas panjang dan mengeratkan selimut itu ke tubuhnya karena ia mulai merasa dingin. “Mungkin sampai aku tenang? Entahlah, hari ini terasa sangat berat sekali untukku,” lirihnya seraya memaksakan senyum tipis. Tzuyu meraih tangan Jungkook dan menggenggamnya erat, membuat lelaki itu menoleh. “Aku … mendengar semuanya. Kau sudah dijodohkan, ya?”

Jungkook nampaknya agak kaget, tapi lelaki itu langsung kembali menormalkan raut wajahnya. “Kau sudah mendengarnya? Ahh … aku minta maaf sungguh, aku sama sekali tidak mengetahuinya.” Jungkook terlihat merasa sangat bersalah sementara Tzuyu mencoba untuk tegar. “Jadi … apa rencanamu? Kau akan tetap menerima perjodohan itu?”

Ah … itu … entahlah. Aku sangat bingung! Disatu sisi, aku telah melamarmu tapi disisi lain, perusahaan ayah akan sangat terpuruk jika perjodohan itu tidak terjadi.” Jungkook menunduk, menenggelamkan wajahnya di lipatan lututnya. “Maafkan aku Tzuyu-ya, aku masih belum bisa memutuskan apapun.”

Tzuyu terdiam, sesuatu dalam dirinya terasa sangat sakit melihat keraguan yang terpancar dari manik Jungkook. Jungkook yang tengah termenung dan terpuruk seperti ini sama sekali belum pernah di lihatnya. Entah kemana hilangnya rasa kepercayadirian Jungkook saat mengungkapkan cinta dan melamarnya saat di Taiwan, Jungkook yang saat ini terlihat asing, meragu dan kacau.

Gadis itu memilih untuk memeluk Jungkook dan meletakan kepalanya di pundak Jungkook. Jujur, ia merasa sangat sedih melihat kenyataan jika suatu saat, mungkin Jungkook akan memilih perjodohan itu dibanding dirinya, tapi untuk saat ini, ia hanya ingin mengikuti kata hatinya untuk tetap mendukung apapun keputusan Jungkook. “Gwenchana, aku tak apa jika kau lebih memilih perjodohan itu. Lagipula aku tetap bisa tinggal di sini bersama kenalan kakekku. Kau pilih saja apa yang menurutmu baik, aku akan tetap mendukungmu.”

Jungkook kembali menegakkan tubuhnya lantas membawa Tzuyu kedalam pelukannya. Tubuhnya bergetar, membuat Tzuyu dapat merasakan sekacau apa Jungkook saat ini hingga lelaki itu menangis, “Mianhe, Tzuyu-ya. Mianhe.”

Sementara itu, seorang lelaki yang tengah berdiri di balkon sebuah villa yang menghadap langsung ke arah rumah pohon itu hanya mendengus melihat pemandangan pasangan yang tengah berpelukan itu. ia kembali meminum winenya dan dengan santainya menjadikan Jungkook dan Tzuyu sebagai tontonan yang menurutnya menarik. “Seharusnya mereka memainkan sebuah drama. Hah, aku jadi penasaran dengan kehidupan anak tetangga itu.”

Lelaki bernama Kim Taehyung itu terus saja mengamati keduanya dari kejauhan, bahkan sampai Jungkook dan Tzuyu turun dari rumah pohon lalu masuk ke rumah, lelaki itu masih betah berdiam di tempatnya. Ia kembali meneguk habis winenya sembari berbalik dan masuk ke dalam villanya. “Baiklah, besok tidak ada jadwal, jadi sepertinya aku bisa berkunjung ke rumah itu sembari berkenalan? Ck, sial, wanita itu cantik sekali.”

Taehyung udah muncul tuh, dan keknya jk kudu hati-hati nih😂

Gimana eps ini? Nge-feel gk?

Part selanjutnya bakalan lebih seru kayaknya jadi jangan lupa Vommentnya yaa biar aku makin semangat!❤

See you💜

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro