Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

🍂| p r o l o g °

Angin musim semi di tahun pertama setelah ia mendapat gelar sarjana tidak pernah terasa semenyegarkan hari ini. Pepohonan tumbuh cantik dengan bunga warna-warni yang menghias sepanjang jalan menuju gereja. Dengan tangan yang saling menggenggam erat, keduanya berjalan dengan hati yang membuncah.

Gadis itu, Chou Tzuyu, tidak pernah merasa seberuntung ini bisa mengenal dan menjalin hubungan dengan seorang lelaki yang sangat digilai di kampusnya. Namanya Jeon Jungkook, lelaki pemilik gigi kelinci dengan lesung pipi di samping bibirnya. Terhitung sudah dua tahun keduanya menjalin hubungan dan sesuai janji Jungkook, dia akan mempersunting Tzuyu untuk menjadi istrinya sebelum ia pulang ke Korea.

"Sayang, kau ingin aku lamar dimana? Biar aku siapkan kejutan untukmu di sana nanti," celetuk Jungkook saat mereka tengah makan siang di sebuah café. Membuat Tzuyu yang tengah minum jus jeruk hampir tersedak saking kagetnya. "Apa? Lamar?"

Jungkook mengangguk mantap, mulutnya masih asik mengunyah hamburger kesukaannya. "Kan aku sudah bilang, kalau aku akan melamarmu di sini supaya aku bisa membawamu ke Korea."

Tzuyu terdiam. Tentu ia tidak lupa dengan apa yang Jungkook ucapkan barusan, ia sangat mengingatnya malah karena sedikit banyak, ucapan Jungkook itu telah memberinya harapan untuk dapat merasakan kehidupan bersama keluarga yang utuh. Ya, itu impiannya karena sejak kecil, ia telah tinggal bersama kakeknya yang kini telah menyusul kedua orangtuanya ke surga.

Ia masih ingat saat dengan gentlenya Jungkook mendekap tubuhnya dihari kakeknya meninggal dunia. Saat itu, hujan sangat deras seolah langit ikut menangis karena peninggalan kakeknya. Dan Jungkook berusaha menenangkannya dengan berjanji akan menikahinya. Tzuyu pikir itu hanya untuk menghiburnya, ia sama sekali tidak mengira kalau lelaki itu sungguhan ingin menikahinya.

"Jadi-Chou Tzuyu, maukah kau menjadi pendamping hidupku dan menjadi bagian dari keluarga besar Jeon?"

Belum cukup dengan lamunannya barusan, Tzuyu kembali dikagetkan saat melihat lelaki itu kini telah berlutut di hadapannya. Gadis itu juga mengamati pelayan-pelayan kafe yang sudah mengelilingi meja mereka dengan berbagai macam jenis bunga dan balon. Belum lagi alunan musik klasik yang menambah kesan romantis dimainkan secara live, membuat gadis itu tak kuasa menahan air matanya yang sudah berlomba mendesak keluar. "Ju-Jungkook ini? kau ... serius? Sejak kapan kau menyiapkan ini semua?"

Jungkook tersenyum. "Tentu, aku akan terdengar seperti pria brengsek jika semua ini hanya untuk bercanda. Aku serius, Tzuyu. Sejak awal aku serius ingin menikahimu."

Beberapa pengunjung café sudah banyak yang menyerukan kata 'Terima! Terima!' berulang kali hingga membuat Tzuyu menggigit bawah bibirnya. Pipinya sudah bersemu merah dan sembari mengulum senyum malu-malu, Tzuyu pada akhirnya mengangguk. "Ya, Jungkook, aku menerima."

Jungkook tersenyum bahagia, lantas memasangkan cincin yang telah ia siapkan khusus di jari manis Tzuyu. Mengecupnya lama, sembari menatap Tzuyu dengan tatapan memuja. "Terima kasih, aku berjanji akan terus berusaha membahagiakanmu, Jeon Tzuyu."

Dan siang itu, ditengah panas terik dengan harum bunga semerbak. Kedua belah bibir mereka saling bertaut dengan rasa bahagia yang membuncah. Tzuyu sangat bersyukur, dan sebaliknya, Jungkook merasa telah menjadi lelaki paling bahagia di dunia.

Akan tetapi, siapa yang tahu jika di waktu yang sama, keluarga Jungkook mendatangi rumah keluarga Kim. Menjelaskan maksud kedatangan mereka untuk menjodohkan Jungkook dengan putri keluarga Kim. Kim Dahyun. Bahkan acara resepsi pernikahan mereka telah disepakati dan akan digelar secara besar-besaran di kota kelahiran Jungkook, Busan.

"Jadi, Dahyun, apa kau menerima perjodohan ini? Jungkook memang belum kembali, tapi Bunda yakin, kalau Jungkook pasti setuju karena ia sangat menyukaimu," ujar Min Jung-ibunya Jungkook. Jungkook dan Dahyun adalah teman masa kecil, jadi Dahyun sudah ia anggap seperti anaknya sendiri.

"Eomma, kau sangat mengenalku. Mana mungkin aku bisa menolak? Iya, aku menerima. Tapi sebelumnya, aku ingin mendengar lamaran ini secara langsung dari Jungkook. Baru setelah itu, aku siap untuk menjadi menantu keluarga Jeon."

"Tenang, nak. Kau pasti mendapatkan yang kau inginkan. Eomma sangat mengenal Jungkook dan minggu depan, ia sudah kembali ke rumah. Kalau kau ingin, kau bisa ikut dengan kami menjemputnya di Bandara."

"Baik eomma." Dahyun tersenyum manis. Tak dapat digambarkan perasaan bahagianya saat ini. Ia sudah sangat merindukan Jungkook dan sudah sangat tidak sabar untuk menyambut kedatangan calon suaminya itu. Rasanya, ia ingin waktu cepat berlalu supaya ia bisa bertemu dengan Jungkook secepatnya.

Warning!
18+

Genre: romance adult, lovely, sad, melt

Maybe, cerita ini mungkin bisa jadi membahagiakan salah satu pihak tapi menyedihkan bagi pihak yang lain, atau mungkin keduanya. Sebenernya cerita ini juga akan mengangkat konflik yg cukup sensitif jadi, jangan terlalu baper ya karena ini hanya fiktif

Terus ada kemungkinan bakal muncul cast tambahan, enaknya siapa ya?

Anyway, lebih suka
Tzukook or Dahkook?

Kalo rame, cerita ini bakal dilanjut secepatnya. Kalo enggak, ya nunggu mood aja😂

See you💜

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro