Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

BAB 4 : MEMORY

5 years ago
KAIRA P.O.V

Naina, sahabatku..
Yang mengerti diriku, dimanapun dan kapanpun itu. Tapi untuk beberapa tahun kedepan ku tak bisa bersamamu. Mungkin ini takdirku, ya! Sebuah takdir dari Allah yang tidak bisa ku ubah. Di ulang tahunmu kau mendapatkan sebuah hadiah yang teramat istimewa. Sahabat mu akan menikah! Dia akan pergi mengikuti jodohnya, Naina maaf aku harus meninggalkanmu karena aku sudah mendapatkan pangeranku. Tapi ada suatu hal yang janggal disini Naina.. kau tidak datang ke acara pernikahanku malam ini. Kau juga tidak mengucapkan sesuatu padaku.. apa kau marah karena hal ini?

Jika kau tahu perasaanku kini, aku tak ingin berpisah denganmu Naina.. kau adalah saudara ku, walaupun bukan kandung.. aku tlah menganggapmu sebagai saudaraku, kita tumbuh bersama dan menghabiskan waktu bersama.. tapi mengapa takdir memisahkan kita? Ini tidak adil.

Ku berjalan menapaki jalan yang penuh dengan kelopak mawar semua orang tertuju padaku, seorang pria berpakaian rapih itu tersenyum padaku. Inilah awal kehidupan yang bisa kusebut manis namun tercampur rasa pahit.

"Kai... ayah harap, kau dapat menjaga nama baik suamimu.. dia bukan hanya seorang suami tetapi abdi negara juga" nasehat ayah padaku.

Aku hanya menatapnya tanpa berkata-kata berharap keajaiban datang. Rasanya aku tidak ingin berpisah dari orang-orang yang ku sayangi. Ini sudah terlambat, saat nya ku pergi.

"Ayo.." ajak pria serta keluarganya itu.

Hari demi hari ku lalui dengan status yang baru yaitu istri seorang letnan jenderal muda pakistan yaitu Ahad Khan. Nyonya Ahad, panggilan baru ku.
Di awal pernikahan tidak ada yang berubah, senyumannya , tingkah lakunya.. masih sama belum ia ubah sedikit pun. Namun ketika pernikahan sudah berjalan satu tahun mulai ada yang berubah, ia menjadi tempramental.. selalu ku coba menenangkannya tapi ia malah membalikkan amarahnya padaku. Tamparan demi tamparan yang menandai pipiku ini sudah menjadi makananku. Ketika pernikahan beranjak 3 tahun dia semakin semena mena padaku, kini bukan hanya tangannya saja yang bermain.. tapi tali panjang itu, yang ku takutkan. Membuat kulit ku tergores dan meninggalkan bekas. Apa salahku dalam hal ini?

"Kau tidak usah berbuat baik padaku, karena aku tidak butuh wajah penuh kebohonganmu itu" ucapannya semakin membuat lukaku dalam. Untuk kali ini aku mendapat tamparan hebat  walau dalam lisan, hati kecilku tak tahan.. akhirnya ku mengutarakan perasaanku.

"Ahad.. maafkan aku, aku tidak tahu apa salahku padamu, jika aku salah katakan.. maka aku akan perbaiki kesalahan ku.. jika kau diam seperti ini sampai kapanpun aku tidak dapat merubah semuanya" tutur ku panjang lebar. Namun ucapanku justru memancing emosinya dan..

'Plakkk'

Tamparan itu lagi. Seorang Kaira bisa apa? Ia hanya bisa menangis dan menangis dengan memegang teguh perkataan ibu.
"Suamimu adalah tuhanmu"
Terkadang dalam benakku muncul sanggahan.
Jika memang Ahad adalah tuhanku, tapi mengapa ia tidak mau memaafkan ku? Tuhanku yang tak dapat kulihat, kujangkau , dan kuajak bicara mampu memaafkan diriku ketika aku salah. Ibu.. Ahad bukan suamiku.. dia tidak bisa menjadi tuhanku.



▂ ▃ ▄ ▅ ▆ ▇ █ █ ▇ ▆ ▅ ▄ ▃ ▂

AUTHOR P.O.V

"Jadi kau benar benar Naina Chopra? Anaknya pak Udaai Chopra?" Tanya Rakesh

Wanita yang kini disampingnya hanya mengkerutkan dahinya.

"Jawab!" Sentak Rakesh.

"Dasar pria tak sopan, sudah bertanya menyentak pula! Kalau kau ingin dihargai ubah dulu intonasi mu pada wanita! Apa begini caranya kau memperlakukan wanita yang akan melahirkan keturunanmu?-" Tiba tiba kata kata terakhir itu membuat dia diam terpaku namun beberapa detik kemudian dia meralat kata kata itu

"Emm maksudku adalah begini caranya kau memperlakukan wanita? Dan begitukah kau memperlakukan ibumu yang sudah melahirkanmu?" Ralatnya dengan gelagapan.

"Tanpa kau ralat pun aku megerti maksudmu," sanggah Rakesh.

Kini mereka hanya berdiam diri satu sama lain, di dalam mobil mini van Rakesh dengan padang rumput yang berwarna kuning itu.

"Sampai kapan kau menyekapku?" Tanya Naina singkat.

"Ibuku mengidolakanmu" jawab Rakesh singkat.
Perkataan Rakesh membuat Naina terkejut.

"A.. a..apa maksudmu? Aku memiliki penggemar? Waaah hebat sekali..." ucapnya yang mulai menyombongkan diri.

"Maksudku ibuku sangat mengidolakan bebek," ralat Rakesh

"Apa maksudmu bebek? Hah ?" Tanya Naina interogasi

"Ah tidak .." ucap rakesh mengalihkan pembicaraan. Namun hati kecil rakesh sedang mengumpat. "Rakesh.. betapa bodohnya dirimu, ternyata dia adalah wanita pertama pilihanmu.. betapa cerewet nya dia. Apa kau sanggup jika kau tinggal bersamanya dalam jangka waktu yang lama? Tamatlah kau Rakesh" namun umpatan hati nurani itu terhenti karena tiba tiba lagu kesukaan Rakesh diputar dalam Radio.

"Baiklah saudara saudara Amritsar, kali ini saya menerima permintaan lagu atas nama Naina A. Chopra yang meminta lagu kesukaannya diputar. Disini dia menuliskan bahwa, 'bersamalah denganku hingga 7 keturunan mendatang ' ya itulah pesannya.. baiklah ini lagu yang ia minta Lag ja Gaale dari laata mangeshkar"

"O.ow, bagaimana penyiar ini? Aku mengirim 2 minggu yang lalu baru di kabulkan sekarang, betapa menjengkelkannya ia" umpat wanita itu. Padahal lagu ini bisa disebut lagu favoritnya.

"Kau suka lagu ini? Aku punya piringan hitam lagu ini apa kau mau mendengarkannya?" Entah apa yang dipikirkan Rakesh biasanya ia sangatlah pelit akan barang barang koleksinya. Namun ada apa kali ini? Dia justru mengajak wanita yang baru ia temui untuk mendengarkan secara bersama.

"Kau kolektor piringan hitam ya? Pasti kau juga punya gramophone.. " ucapnya dalam menikamati lagu itu.

Rakesh mengangguk dan membesarkan volume radio itu.

"Hei ini besar sekali !" Teriak Naina pada Rakesh

Karena volume yang besar itu Rakesh menunjukan tangannya ke arah matahari yang akan tenggelam itu. Naina pun mrngikuti isyarat tangan Rakesh dan melihat betapa indahnya mata hari tenggelam disaat seperti ini ditambah lagu kesukaan yang menemani sore ini.

Lagu pun berakhir dan matahari pun sudah tenggelam, kini suasana kembali hening. Karna sudah malam Rakesh pun mengantar Naina pulang karna ia tahu pasti keluarganya khawatir akan apa yang terjadi padanya.

"Astaga! Aku lupa! Ayah pasti menungguku di KUA !" Sontaknya yang membuat Rakesh terkejut

"Apa? Kau akan menikah?" Pertanyaan bodoh itu keluar dari mulut seorang Rakesh!.

"Mengapa pikiran orang pendek sekali? Sepupu ku akan menikah! Maka dari itu ayah mengajukan data pernikahannya ke pencatatan sipil.

Rakesh pun mengangguk tanda mengerti.
"Jadi? Pulang atau ke KUA?" Tanya Rakesh.

"KUA!" tegas Naina

║▌│█║▌│ █║▌│█│║▌║

Setiap pembaca cerita ini diperbolehkan untuk berkomentar dengan catatan komentar yang dituliskan adalah tanggung jawab dari pemberi komentar masing-masing.Tulisan-tulisan pada cerita ini merupakan hasil saya sendiri dan bukan bermaksud nenyinggung mohon maaf bila ada kesamaan nama pemeran, tempat , atau pun karakter karena ini adalah murni dari imajinasi saya.

Bandung, 2 januari 2019
Big love RANAINA

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro