BAB 2 : RAKESH
Dor...dor
Bunyi senapan itu menemani pagi ku ini. Seperti biasanya, setiap pagi aku selalu sarapan lalu lari pagi sekitar asrama. Aku memilih tinggal di asrama militer dibanding aku harus tinggal bersama ibu. Bukannya aku anak durhaka, tapi aku hanya ingin mandiri.
Dengan kaus lengan pendek bermotif loreng aku berlatih tembakan. Banyak yang bilang aku sudah jitu dalam tembak menembak, tapi tetap saja aku masih butuh belajar.
"Siap, maaf mengganggu.. Bapak Rakesh di panggil oleh Jenderal Mahesh Singh di rumahnya" ucap salah satu adik tingkat ku
"Ah ya baiklah" aku pun melepaskan senapanku dan menaruhnya.
Senapanku yang ku sayang sekarang ada di kamar asrama. Dengan jalan tergesa gesa sampailah aku di kediaman Jenderal Mahesh Singh.
Disana sudah ada Letnan Jenderal dan Mayor jenderal tak lupa juga atasan dari Angkatan Laut dan Udara. Sepertinya ada masalah serius, mimik wajah mereka tak dapat ku gambarkan.
"Kapten Rakesh, kau sudah datang rupanya kemarilah ada yang ingin kami sampaikan"
Ajak Jenderal Mahesh.
Aku pun menghampiri mereka
"Siap, salam.. apa ada yang penting sir?"
Tanyaku tegas
"Begini, kami sudah mendapatkan ancaman ancaman militer dari pakistan, berdasarkan RAW.. Pakistan sudah memulai rencana untuk perang" cerita LetJen Udaay
"Siap, lalu?"
"Kita harus memperketat perbatasan terutama di darat, kita tidak tahu pasti mereka akan memasuki wilayah kita dari jalur apa.."
Aku hanya mengangguk tanda paham. Inilah aku, harus rela mati disaat genting seperti ini.
"Intrupsi sir, menurut saya bagaimana jika kita memperketat jalur laut? Bagaimana jika mereka melalui jalur laut, karena keamanan laut kita belum terlalu ketat" sanggahku sembari menunjukan peta jalur laut.
Mereka semua berpikir, apa mereka satu pemikiran denganku?
"Wah.. Kapten Rakesh.. tak kami sangka kau jenius.. kalau begitu mari kita fokuskan jalur laut, tapi jangan sampai lengah di jalur darat. Dan ya satu lagi. Informan kita dari India yang ada di Pakistan harus selalu menghubungi pihak berwenang" dengan secepat itukah ideku di ambil ? Tak kusangka.. yang muda yang di dengar.
Pertemuan ini di cukupkan, dan aku kembali ke barak dan memakai kameja biasa serta celana dasar panjang. Hari ini aku akan pulang ke amritsar dan melihat ibuku, bukan hanya melepas rindu .. disana aku juga ditugaskan menggali informasi tentang pakistan.
Sesampainya aku di rumah, salah satu orang yang ku tunggu saat ini adalah Ibu.. wanita yang ku sayang.
"Aishwarya ji.. rakesh sudah pulang" ujar salah satu teman ibu.
Dirumah ku terlalu banyak orang, ibu selain menjadi ibu rumah tangga.. ia merupakan penggerak wanita wanita disini. Maka tak jarang jika aku disambut seperti pengantin yang baru saja menikah.
"Rakesh? Anakku? Kau sudah pulang? Mengapa kau jadi gendut nak?" Kekeh ibu
Rasa rindu dengan rasa kesal lebih besar rasa rindu, jadi aku putuskan hanya menelan pait pait ejekan itu.
"Apa maksud ibu? Ini adalah otot " ucapku sembari menunjukan otot lenganku
Semua wanita wanita yang ada dirumah tertawa melihat cerita ku dari asrama militer ku.
Karena aku masih bujangan.. rumah dinas ku masih tertata rapih, dengan nuansa putih serta hijau. Wanita wanita itu selalu saja mengejekku.. apalagi ketika mereka menawarkan foto-foto tentang anak anak gadis mereka. Ibu sama sekali tidak melarangnya, ibu memiliki pilihan memilih atau dipilih. Kalah aku sendiri lebih baik dipilih karna sudah jelas pilihan ibu tidak akan salah.
Karna letih aku beranjak menuju kamar bujanganku itu. Disana masih tertata poster poster musisi yang menurutku favorit. Disana juga ada beberapa piringan hitam lagu jaz, lagu blouse dan lagu klasik. Disaat ku ingin menenangkan pikiranku dari hiruk piruk kemiliteran.
Aku mengambil gramophone yang terletak di nakas sebelah lampu tidur dan mengambil koleksi piringan hitam yang ku punya.
Mata ku tertuju pada piringan hitam yang satu ini. Lagu ini adalah lagu yang paling enak sepanjang masa. Lagu ini lagu yang paling terkenal pada tahun 1965.. lagu ini dibawakan oleh latta mangheskar, yang berjudul
Lag ja gaale (harap hidupkan audio)
Lag Jaa Gale....
peluklah aku erat
Haseen Raat.. ..
malam yang indah
Lag Jaa Gale Ke Phir Yeh Haseen Raat Ho Na Ho
peluklah aku erat karena mungkin malam yang indah ini tak akan terulang kembali
Shaayad Phir Is Janam Mein Mulaaqat Ho Na Ho
mungkin di kehidupan ini kita tak akan bertemu kembali
Lag Jaa Gale..
peluklah aku erat
Hum Ko Mile Hai Aaj Yeh Ghadiyaan Naseeb Se
kita telah dipertemukan pada kesempatan di hari ini oleh suratan takdir
Jee Bhar Ke Dekh Lijiye Hum Ko Kareeb Se
pandanglah aku dari dekat sepuas hatimu
Phir Aap Ke Naseeb Mein Yeh Baat Ho Na Ho
karena mungkin pada suratan takdirmu hal seperti ini tak akan terulang kembali
Shaayad Phir Is Janam Mein Mulaaqat Ho Na Ho
mungkin di kehidupan ini kita tak akan bertemu kembali
Paas Aayiye Ke Hum Nahin Aayenge Baar Baar
datanglah mendekat karena aku tak akan datang padamu berulang kali
Baahein Gale Mein Daal Ke Hum Ro Le Zaar Zaar
sambil mengalungkan lenganku dalam pelukanmu, biarkan aku menangis tersedu-sedu
Aankhon Se Phir Yeh Pyaar Ki Barsaat Ho Na Ho
karena mungkin hujan cinta yang mengalir dari mataku ini tak akan terulang kembali
Shaayad Phir Is Janam Mein Mulaaqat Ho Na Ho
mungkin di kehidupan ini kita tak akan bertemu kembali
Kata demi kata ku resapi, hingga tak sadar kalau hari sudah larut malam.
Aku memberhentikan gramophone klasik itu dan menaruh piringan hitam sebaik mungkin.
Akhirnya aku terpejam dan sampailah di dunia mimpi.
☆•☆•☆
Woh woh... gimana nih versi baru nya? Suka gak? Atau garing. Disini kebanyakan riddle biar kalian lebih penasaran. Cekidot
Risya_Padukone ini adalah orang yang paling nunggu nunggu cerita ini. Jangan lupa juga ada
RakalaSenja yang setia hehehe
So kalau ada yang kurang gereget bilang aja ya😊😊
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro