Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Chapter 01.

.

.

RS Internasional Seoul (Kalau ada)

Terlihat seorang pemuda tampan yang terbaring lemah di sebuah ruangan putih, semua alat-alat terpasang di sekujur tubuhnya dari kepala sampai badannya penuh dengan kabel-kabel yang di dada miliknya. Sebuah benda yang menutup mulutnya berhembus pelan memberi Udara bersih untuknya hidup, Dan sebuah infus yang terhubung di lengan kirinya terhubung di sebuah tiang di sampingnya sebagi penganti energi (Author lupa semua alat-alat di RS :v)

"Sampai kapan kau terbaring di sana terus.. Keponakanku.."ucap seorang Pria baru baya yang menatap sedu Keponakan kesayangnya masih terbaring koma itu

"Sudah empat bulan kau Koma.. Nak..!!"seru Pria itu sambil menatap pemuda itu

"Apa kau tidak rindu.. pada Orang tuamu, Teman-temanmu Dan juga Pamanmu ini.."tambahnya sedu

"Paman yakin jika kau sudah sadar.. kau pasti sangat kecewa jika Lee Kyung Bae (Oc) sudah menjadi Kekashi Jang Myung Hae (Oc), Nak pasti kau sangat kecewa.."lanjutnya lagi menyisir rambut pemuda itu yang kini memanjangi

"Nak, paman akan kembali semoga kau sadar.."sambungannya melangkah keluar meninggalkan pemuda terbaring itu seorang diri

Tak lama kemudiaan muncul berapa berapa orang menatap benci pemuda yang terbaring itu, Kenapa pemuda ini masih hidup bukankah  dia sudah di buang ke sebuah hutan yang di isi berapa monster itu.

"Hei Jimin, bagimana kabarmu.. ku lihat kau baik-baik saja bukan.. "sapa seorang pemuda yang berada di samping pemuda yang terbaring itu

"Kau tau aku sudah mengambil orang kau suka bagus bukan.."lanjutnya

"Myung Hee, dia tak akan menjawabmu bodoh.. kau tau dia tidak akan mendengar apa yang kau katakan.."balas salah satu pemuda di antara empat pemuda itu

"Benarkah.. Ryukmin (oc) aku yakin dia mendengarnya.. pasti hatinya sakit kalau orang yang dia suka direbut olehku.."jawab orang yang disebut Myung Hee itu.

Orang yang di panggil Ryukmin mendecak kesal karena mereka berempat datang kemari, sekedar menjenguk pemuda yang masih koma ini

"Myung Hee.. sebaiknya kita pergi nanti kita ketahuan kalau berada di ruangan Jimin.."peringat pemuda yang lain sambil memperingatkan

"Ayolah tidak akan seru bilang kita pulang cepat.. lebih baik kau diam saja. Lee Hyesoo (oc)"lanjut Myung Hee itu

"Kenapa kita kemari.. Uhh.. merepotkan sekali.. lagi pula dia tidak sadar kok.."gerutu Hyesoo itu

"Kalian lupa mengapa kita ada disini.."peringat Ryumin kepada ketiga temannya ini

"... Tentu saja!!"seru ketigannya kompak

"Nah.. kita bereskan saja dia agar kita bisa bebas melakukan apa pun.."tambah Hyesoo itu

"Kau benar.. ayo kita lakukan?"lanjut yang satunya tak disebut nama nya itu

"Baiklah.. lakukan dengan cepat mengerti...?"peringat Myung Hee itu mengeluarkan benda benda itu, keempat temannya mengangguk pelan mereka yang sudah mengelurkan senjata mereka.

"Akhir riwayatmu.. dengan begini.. tak ada yang menganggukku dan yang lain nya"ucap Myung Hee sambil tersenyum lebar diikuti yang lain

"Itu benar.. enyalah dasar anak pungut.."sambung Hyesoo

"Kau makhluk tak pantas hidup.. mending kau pergi saja yang sana.."lanjut Ryuumin

"Kau itu makhluk menjijikan kenapa ketua hunter sangat sayang padamu, kau itu sampah tidak berguna tau.."bentak pemuda yang terakhir Mark jackson pemuda berdarah inggirs korea memandang jijik, kepada pemuda yang terbaring itu

"Lihat.. mereka semua membencimu apa lagi, Orang tuamu dan teman-temanmu.. mereka tidak ingin melihat wajahmu apa lagi melihat kau hidup.."ejek Myung hee itu sambil mengelapas alat bantu nafas itu dengan paksa

Pemuda yang terbaring itu kini mulai ngedrop karena alat bantu nafas miliknya di cabut secara paksa, dan berapa alat yang di pasang di tubuh miliknya pun ikut di lepaskan..

"Hahahaha.. selamat tinggal Park Jimin, semoga kau selamat di nereka sana.!!!"tawa Mereka berempat melihat kondisi mengenasakan pemuda yang mereka siksa itu yang kini mengenjang-ngejang berapa detik kemudiaan tubuh itu terhenti. Dan melukai tubuh tidak berdaya itu dengan senjata mereka.

Keheningan terjadi.. tidak mereka empat melihat kondisi pemuda itu? Lalu tersenyum lebar bahwa pemuda ini memang sudah meninggal.

"Baguslah dia sudah mati.."ucap Mark itu menatap tubuh itu dengan jijik

"Dia pantas mati bodoh.."kata Ryuumin

"Ya.. berati tidak ada yang akan menganggu kesenangan kita.. hahaha!!!"lanjut Hyesoo

"Kalian benar.. ayo pulang, aku sudah tidak betah disini.. lagi pula dia sudah mati.."sambung Myung Hee mengajak ketiga temannya pergi dari sini setelah membersihkan barang bukti mereka

"Ayoo.."saut mereka bertiga langsung pergi begitu saja meninggalkan sosok pemuda yang kini sudah tidak bernyawa mungkin!!!

Keheningan terjadi dengan kondisi mengenaskan, Namun takdir berkata lain. Detak jantungnya menghilang, namun itu hanya berapa saat.. detak jantungnya mulai terdengar berdetak cepat.. kembali mulai teratur dengan irama tarikan nafasnya. Apa lagi dengan semua luka-luka, yang tadi di tusukan kedalam tubuhnya tertutup pelan seolah tidak ada luka disana

Perlahan jari panjang miliknya mulai bergerak pelan, di iringi mata yang tadi tertutup mulai terbuka perlahan.

Dari bulu mata panjang itu, memperlihatkan bola mata warna hitam kelam yang tajam, yang berapa saat detik berwarna merah ruby dan kembali berwarna hitam. Iris miliknya terbuka sempurna melihat sekitar ruangan ini yang serba putih ini dengan keadaan berantakan. Bagimana bisa ia berada disini pikirnya

Pemuda itu terdiam sebentar mengingat mengapa dia berada disini, namun dia tidak mengingat apa pun. Bahkan dia tidak mengingat namanya sendiri, pemuda itu menegok ke arah jendelah yang berada di sampingnya dan menatap langit yang cerah.

Pemuda itu mencoba untuk duduk di tepi ranjang, dan menolehkan kepalanya ke arah jendela itu.

'Langitnya cerah..'gumamnya pelan lalu membuka jendela itu perlahan, dan berbiarkan angin itu masuk kedalam ruangan inapanya.

'Kenapa aku berada disini, dan siapakah aku.. aku tidak mengingat siapa diriku..'tanyanya pada diri sendiri yang kini menuduk kepala sampai helai rambut miliknya menutupi menghilatanya

Sebuah kicuan burung terdengar jelas tak jauh darinya, membuat pemuda itu mengangkat wajahnya dan menemukan sebuah burung yang menatapnya penasaran. Membuat pemuda itu mengeulurkan tangannya pucatnya menyentuh burung itu.

"Kenapa kau berada disini, apa kau terpisah dari kelompokmu.."tanya Pemuda itu pada Burung itu yang mendekatkan diri

"Kau tau.. seharusnya kau tidak berada disini.."lanjut Pemuda itu yang merasakan bulu-bulu lembut itu menyentuh lengannya itu

"Kembalilah kelompokmu, mungkin mereka mencarimu.."sambungnya pelan

Seakan tau apa yang dibicarkan, pemuda itu burung itu terbang meninggalkan pemuda itu tersendiri. Membuat pemuda itu tersenyum melihat burung itu menghilang dari pandangnya.

Bruukk!!!

Terdengar sesuatu yang gaduh tak jauh darinya, membuatnya memutarkan tubuhnya menatap seseorang yang bikin kegaduhan Dan ia melihat seorang Pria paru baya menyatuhkan berapa barang. Apa lagi dia melihat Pria itu menangis sambil menatap haru padannya

Dengan canggung pemuda itu mengatakan.

"Maaf.. anda siapa??"tanya pemuda itu membuat Pria itu memeluk tubuh lemah itu, Sang pemuda terkejut atas perlakukan Pria yang baru ia kenal ini

"Ya tuhan, kau sudah sadar Nak!!! Syukurlah.."isak Pria itu sambil menangis haru

Sang pemuda itu mengerjap mata tak mengerti, apa Pria ini mengenalnya..

Sang Pria itu melepaskan pelukannya dan menatap, Pemuda yang menatapnya bingung lalu bertanya.

"Jimin.. kenapa kau menatap Paman begitu, ada apa?"tanya Pria itu heran karena Pemuda ini tidak menjawab pertanyaan ya seolah tidak mengenalanya

"Maaf tapi.. siapa itu Jimin, dan anda Siapa ya Saya.."

Pertanyaan itu membuat Pria itu membelalak mata miliknya terkejut atas perkatakan pemuda yang merupahkan keponakannya.

"Namamu Park Jimin, dan aku adalah Pamanmu Jimin.. apa kau ingat.."kata Pria itu yang dapat gelengan kepala pemuda itu

"Tidak.."jawab pemuda itu

Pria itu menghelang nafas lalu tersenyum sambil mengelus pelan rambut pemuda yang ternyata bernama Jimin itu.

"Nanti akan ku jelaskan, namun aku harus memberi tau dokter kalau kau sudah sadar.."lanjut Pria itu membuat Jimin mengangguk patuh. "Baiklah.."jawab Jimin

Namun seketika melihat kondisi kamar Jimin  yang kini hancur berantakan, membuat Pria itu terkejut. "Siapa yang melakukan ini.."tanya Pria itu pada Jimin yang mengeleng pelan

"Aku tidak tau.."balas Jimin pelan

"Aneh sejam yang lalu masih baik-baik saja, ya sudahlah.. yang penting kau sudah sadar.."

.

.

.

"Bagimana kondisinya dok.."tanya Pria itu yang merupahkan paman dari Jimin

"Begini.. Pak kemungkinan, Tuan muda Jimin mengalami amensia."jawab seorang dokter yang telah mengecek kondisi Jimin

"Amensia.. dok!!"ulang Pria itu

Dokter itu mengangguk pelan lalu melihat isi St scan yang merupahkan bagian kepala Jimin.

"Menurut St Scan.. ada berapa benturan yang cukup keras membentur kepala Tuan muda Jimin.."jelas Dokter itu

"Lalu bagimana.. cara mengambilkan memory ya.."

"Ya... kalau Tuan muda Jimin diingatkan tentang masa lalunnya mungkin dia akan ingat."

.

.

Pria itu kembali melangkah menuju kamar inap keponakannya, bagimana bisa dia menceritakan semuanya pada pemuda yang masih kehilangan ingatannya. Apa lagi perlakukan mereka pada Jimin yang di anggap aib itu.

Pemuda itu pasti sedih sekali mendengarnya, Karena pemuda itu tidak di terima di keluarga Park maupun di mana pun.

"Aku harus bagimana ya.. tuhan.."

Pria paru baya itu membuka pintu ruangan inap itu dan menemukan, keponakanan kesayanganya sedang menatap langit.
Dan si pemuda itu aka Jimin menoleh kepalanya menyandari seseorang yang masuk. "Bagimana paman.."tanya Jimin saat melihat pamannya masuk kedalam ruangan inapnya.

Sang Paman Choi hanya tersenyum lemah sambil melangkah masuk. "Kondisimu baik, tapi kata dokter.. Kepalamu terbentur cukup keras.."jawab Paman Choi itu pelan

Jimin mendengarnya lalu berkata. "Benarkah..!!"ucap Jimin.

"Ya.."balas Paman Choi

"Apa aku akan mengingat memoryku lagi.."

"Ya, ku rasa.. namun aku yakin kau segera mengingat semuannya.."

"Baiklah.. kalau begitu.."

Jimin kembali menatap langit kembali, membuat Paman choi merasa heran perubahan Jimin yang agak diam dan kalem malahan terkesan berubahan sifatnya.
Jimin yang menyandari dirinya di tatap kembali menatap sang paman.

"Ada apa Paman Choi.."tanya Jimin heran membuat Paman Choi tersentak

"Ah... apa Jimin ingin tinggal di kediamanku!! Sampai memory mu kembali."tawar Paman Jimin padannya

Jimin berfikir lalu menata Paman Choi.

"Ya, asalkan aku tidak merepotkanmu.."jawab Jimin Kalem

Paman Choi tertawa mendengarnya, yang entah mengapa Jimin mengatakan itu dengan tenang biasannya. Anak itu menolak bahwa ia bisa tinggal seorang diri dan tidak ingin merepotkan orang lain.

"Apa yang kau bicarakan.. Jimin, kau sudahku anggap anak sendiri. Ini sudahku kewajibanku untuk melindungimu.."terang Paman Choi

"Lalu kapan aku bisa keluar dari tempat ini.. sungguh aku tidak suka bau obat.."gerutu Jimin membuat Paman Cho itu tertawa

"Ya, mungkin kau bisa keluar lusa nanti.."jawab Paman Cho membuat Jimin menoleh. "Sungguh.."kata Jimin

"Ya.."

TBC

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Chapter 1, akhirnya selasai.. Apa yang terjadi sebenarnya dengan Jimin bagimana bisa dia kehilangan memori miliknya. Dan siapa ke empat pemuda yang ingin dia mati. Ingin kelanjutan cerita ini ya. Kawan ^-^)/

VOTE DAN COMENTNYA!!!? Tolong hargai usaha saya, yang bikin cerita

Yoss jangan banyak bacot.., selamat sore..

Ika-nee

12-02-2018

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro