twins
*
*
Naruto menatap bangga kedua putranya yang tengah berdiri diatas podium di sebuah ballroom hotel ternama yang barusaja di buka.
Kedua putranya itu tengah berpidato kepada seluruh orang yang menghadiri pesta peresmian itu. Sebenarnya yang berbicara hanya satu orang, karena yang satunya tengah menggerakkan tangannya membuat isyarat.
Ya... Mereka berbicara dengan tekhnik yang berbeda, karena salah satunya menggunakan bahasa isyarat dan yang satunya trngah mengartikan gerakan tangan pemuda yang satunya.
Pemuda?.... Kedua putranya memang tergolong masih muda, karena usia mereka baru mau memasuki 18 tahun bulan depan.
Suara tepuk tangan bergemuruh saat pidato itu selesai dan barulah kepala keluarga sang pemilik pesta naik keatas podium. Dengan bangga pria bersurai pirang dengan mata safire yang senada dengan miliknya itu memeluk kedua cucu kebanggaannya.
" lihatlah cucu-cucuku yang hebat itu "
Wanita bersurai merah di sebelahnya menghapus setitik air mata yang menggantung di ujung matanya.
" dan mereka berdua adalah putraku, ibu "
" kau benar sayang... Terima kasih telah merawat keduanya dengan sangat baik "
Wanita yang di panggil ibu itu menatap sayang Naruto, dengan sebelah tangan menggenggan tangan lembut sang putri.
" itu juga berkat campur tangan ayah dan ibu yang membantuku merawat mereka "
Tangan tan yang masih bebas itu menggenggam tangan sang ibu yang masih menggenggam tangannya.
" perkenalkan, mereka adalah cucu-cucuku. Pasti kalian baru melihatnya sekarang, itu wajar karena selama ini mereka tinggal di Inggris "
Seluruh mata dengan tenang menatap kedepan, dimana ketiga laki-laki itu berada.
" perkenalkan cucu pertamaku, Namikaze Menma "
Ia berbalik ke kanan dimana pemuda bersurai gelap dengan manik safire berada. Pemuda itu tersenyum tipis dan membungkuk memberi salam.
" dan cucu keduaku, Namikaze Ryuusuke "
Kemudian berbalik ke kiri, dimana pemuda berambut gelap dengan manik hitam berada. Pemuda itu melakukan hal yang sama seperti apa yang dilakukan sang kakak.
" mereka berdua yang telah membangun tempat ini. Sebuah hotel berbintang dengan fasilitas berkelas "
Suara riuh decak kagum para undangan memenuhi ruangan, dan itu membuat hati Naruto memuncah. Ia bahagia, tentu.
Setelah turun dari podium, kedua pemuda itu sudah di kerubungi banyak orang. Memperkenalkan diri atau mengajukan kerja sama... Mungkin.
Naruto hanya bisa tersenyum... Ah, dia sendirian. Karena sang ibu tadi pergi dengan sang nenek, Uzumaki Senju Mito. Kepalanya berputar, matanya menelusuri banyaknya kolega ayahnya yang di undang, dan manik safire itu terpaku pada sebuah keluarga.
Ia menghela nafas dan kembali menumpukan perhatiannya kepada kedua putranya, yang ternyata tengah berjalan ke arahnya.
Ciuman di dapat oleh Naruto di kedua pipinya, oleh kedua anaknya.
" ibu sangat bangga pada kalian "
Kedua tangannya terulur mengusap masing-masing kepala bersurai kelam itu.
" AUW.. Auw.. Auw... Ibu ~"
Tangan itu turun dan menjewer telinga kedua anaknya. Ryuusuke yang histeris dan Menma yang meringis.
" tapi kalian membuat ibu kesal... Apa maksud kalian tadi sore, huh ?!"
Dan pertengkaran mereka disaksikan begitu banyak orang, tapi mereka malah tersenyum melihat keakraban ibu dan anak itu.
" itu bukan salah kami... NENEK !! Pasti nenek yang membocorkannya AUW !! Sakit ibu "
" anak nakal... Memang ibu kalian itu masih muda apa... kencan buta, dapat ide darimana kalian?! "
Dengan masih mengusap telinganya yang memerah, Menma meraih tangan Naruto dan menuliskan jarinya di lengan tan sang ibu.
' iseng '
Nyuutt~
Cubitan dirasakan Menma di pinggang, pemuda itu hanya bisa mendesis sakit.
Naruto berbalik, wanita itu menatap putra keduanya tajam.
" dan kau... Kau malah meng iya-kan apa yang diucapkan kakakmu "
Ryuusuke menyengir.
" ibu masih cantik ... Lihat "
Pemuda itu mengambil ponsel hitam miliknya dan menunjukkan beberapa data seorang pria yang tadi sore ia catat.
" banyak sekali yang ingin berkenalan dengan ibu... Ayolah, kami ingin adik perempuan "
Seluruh orang yang mendengan perkataan Ryuusuke cekikikan, dan beberapa pria yang masih lajang tersedak wine yang mereka minum.
Menma mengangguk dengan tersenyum lebar. Sedangkan Naruto yang duduknya di ampit oleh kedua sang putra hanya bisa mengurut dahinya yang tiba-tiba pusing.
" aku perlu aspirin "
Gumamnya.
" maka dari itu, ibu perlu menikah. Setelahnya, bisa menyicil untuk membuatkan kami adik "
Karena kesal Naruto kembali meraih telinga Ryuusuke dan menariknya, menghasilkan pekikan keras pemuda itu.
" anak nakal... Siapa yang mengajarimu berbicara seperti itu "
" ah.... Iya iya iya... Kakek dan kakek buyut ... Auw "
Kedua pria yang disebut tadi berbalik menjauh dengan wajah menunduk, seolah tak ingin ketahuan. Padahal mereka tadi berencana menghampiri ketiganya.
Menma tertawa lebar, walau tak ada suara yang keluar, melihat adik dan ibunya yang tengah bertengkar layaknya anak kecil.
Pemuda itu kemudian memeluk ibunya dari belakang dan menarik lepas tangan sang ibu dari telinga adiknya yang sudah memerah. Dengan lembut ia menggiring tubuh sang ibu beranjak mengikutinya.
Saat mereka telah sampai di tengah-tengah ballroom, Menma menggerakkan sebelah tangannya memberi isyarat pada para memain musik untuk memainkan sebuah lagu.
" ya tuhan, sayang... Ibu tidak bisa berdansa "
Ujar Naruto saat tangan Menma membawa tangannya ke pundak pemuda itu, dan sebelah tangan mereka aaling menggenggam. Sedangkan Menma hanya memberi isyarat agar ibunya tenang. Sebelah tangan Menma ada di pinggang rampingnya.
" YAH !! Jika kalian berdansa seperti itu, tidak akan ada yang mau berdansa dengan mama karena mengira kalian sepasang kekasih "
Ryuusuke berteriak dari tempatnya duduk. Pemuda itu sudah tidak sendiri lagi, karena nenek dan nenek buyutnya tengah duduk mengampit dirinya.
" cari pria baik-baik... Aku tidak mau saat mama berdansa dengannya, mama di pegang-pegang seperti sabun batangan yang di elus-elus sebelum di pakai "
Ucapan Ryuusuke membuat banyak orang ternganga. Yah walau mereka tau jika salah satu Namikaze kecil itu memang spontan dan jarang bisa menyaring omongan seperti Kushina dan Hashirama. Tapi mereka tak menyangka jika pemuda itu berani bicara selantang itu di depan banyak orang.
Menma yang mendengarnya memutar bola matanya malas. Sedangkan Naruto sudah menyembunyikan wajahnya di dada bidang sang putra.
Dalam hati dia merutuki setiap perkataan Ryuusuke. Ingin sekali dia mengatakan jika pemuda itu bukan anaknya, dia sungguh malu sekali. Ingatkan dia untuk menjewer telinga putra keduanya itu.
Keluarga yang unik... Itulah keluarga Namikaze. Mereka menyayangi keluarga mereka dengan cara mereka sendiri.
" anata, aku akan ke Yuu-chan. Apa kau mau ikut? "
Seorang wanita paruh baya bersurai hitam tengah bicara dengan sang suami yang duduk di sebelahnya.
" hn, apa kau sudah membawa hadiah untuk mereka? "
" sudah "
" ayo ke sana "
Keduanya pun beranjak tanpa berpamitan kepada dua orang yang duduk di depan mereka.
Pria yang duduk disana mengepalkan tangannya dengan wajah datar, sedangkan sang wanita hanya mendegus sinis ke arah yang dituju oleh mertuanya.
Memang, sejak kejadian itu orang tuanya jarang berbicara padanya bahkan tak pernah. Bahkan pada istrinya juga tak pernah, mereka terkesan sangat tak menyukai istrinya itu.
" Itachi-kun~ "
" diamlah Izumi "
Keduanya kembali menikmati makanan yang ada di atas meja. Sebelum aula hotel kembali riuh dengan kedatangan sosok tampan seorang pria yang langsung meraih tubuh Naruto ke pelukannya.
" PAMAN "
Pria itu melepas dekapannya dan menoleh kearah Ryuusuke yang berlari kearahnya.
" hei hei... Kau bukan lagi anak-anak Yuu "
Pelukan erat di terima oleh pria itu, saat Ryuusuke langsung menghempaskan tubuhnya padanya. Setelah lepas, ia kembali mendapat pelukan erat dari Menma.
' paman lama, mama sudah hampir laku '
Pria itu tergelak melihat gerakan tangan Menma yang mengatakan sesuatu padanya.
" sungguh? Apa aku telat "
" jangan pernah meladeni omongan mereka Sasuke "
Tangan kekar itu kembali meraih pinggang ramping itu ke arahnya.
" nah nyonya... Maukah kau berdansa denganku? "
Naruto tergelak melihat pria yang berusia lebih muda darinya itu.
" dan aku tidak menerima penolakan "
Naruto memutar bola matanya saat pinggangnya terasa ditarik menuju tengah ballroom.
Ryuusuke dan Menma saling pandang, sebelum mengeluarkan senyum misterius. Mereka bisa melihat banyak pria muda lajang maupun yang seumuran ibunya tengah memandang iri pada Sasuke yang dengan mudahnya mendekati Nyonya Namikaze.
" ehem "
Ryuusuke berdehem keras, mengalihkan intensitas seluruh undangan-
" maaf yaa.... Mama ku sudah teken!! "
Dan berbicara dengan suara lantang, tak lupa senyum lebar miliknya. Menma yang melihat kelakuan adiknya hanya bisa geleng-geleng kepala.
Naruto yang mendengar itu menggeram kesal.
" awas kalian nanti "
Sasuke tergelak, selama ia mengenal keluarga ajaib mantan kakak iparnya itu, dunianya terasa lebih berwarna. Apalagi kelakuan kedua keponakannya yang sering menggoda ibu mereka sendiri.
" sudahlah nee-chan "
Naruto mendengus melihat Sasuke yang memang dari dulu selalu membela mereka.
" jangan terlalu memanjakannya "
" kenapa? ....Lagi pula nanti mereka akan menjadi anakku juga kan?! "
" terserah "
" hn "
Wajah itu kembali menunduk menyembunyikan rona merah di kedua pipinya. Sasuke sendiri lebih mengeratkan rengkuhan tangannya di pinggang Naruto, hingga tubuh wanita dua anak itu menempel di dadanya.
" aku mencintaimu "
Suara berat nan dalam itu mengalir masuk ke dalam telinga Naruto, saat Sasuke merunduk dan mengecup bahu terbukanya.
" aku juga mencintai mu... Sasuke "
*
*
.
.
.
Dulu... Ia di sia-sia kan oleh suaminya. Ah.. Yaa mantan suami tercintanya, dengan di ceraikan hanya karena mereka memiliki anak yang berbeda. Walau putra kecilnya terlahir dengan fisik sempurna. Hanya saja putra kecilnya tak bisa mengeluarkan suara indahnya sejak lahir. Pria yang selama ini ia anggap sebagai kepala keluarga yang hebat, berubah. Pria itu membuangnya dan sang putra.
Namikaze Menma, putra spesialnya dari sang mantan suami. Dan Namikaze Ryuusuke, putra angkatnya yang ia adopsi dari almarhum temannya. Tapi baginya, mereka adalah kedua putranya yang paling berharga. Walau tingkah mereka terkadang membuatnya sakit kepala.
Tapi sekarang ia bersyukur, ia mendapatkan pengganti yang lebih baik, mengerti dia dan kedua putranya..
Uchiha Sasuke pria muda yang tidak ia duga, akan menggantikan posisi mantan suaminya yang juga bermarga Uchiha.
.
.
.
.
.
.
End
Ma'af" jung bener" minta ma'af.. Udah hiatus lama banget, nggak ada kepastian apa-apa lagi...
Ma'af.... .. Ini Jung bawa cerita oneshort...
Selaki lagi ma'af... Kalian yang udah nungguin aq lama.. Kalian semua..
( T .T)....
Bay.... bay.... bow
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro