✎00: awal
Pagi minggu di kediaman Yamada bersaudara begitu damai. Ketiga penghuni rumah sibuk dengan masing-masing tugas yang mereka dapat. Anak tertua sibuk menyiapkan sarapan untuk mereka bertiga, anak tengah membantu sang kakak menggiling pakaian, sedangkan anak paling muda membantu merapikan dan menyiapkan meja makan.
Suasana yang tenang ini membuat Ichiro tersenyum senang. Sudah lama ia tidak merasakan suasana rumah tanpa keributan karena perdebatan kedua adiknya. Yah, walau sering ribut begitu adiknya tetap terlihat manis sih. Saat ia tengah memindahkan makanan yang sudah matang ke piring, terdengar suara bel yang menandakan ada tamu.
"Ichi-nii biar aku saja yang membukakan pintu!" Adik kecilnya berucap sembari terburu-buru menuju pintu depan, takut Jiro mendahuluinya.
Ichiro tersenyum senang, "tolong ya, Saburo."
Semenit kemudian Saburo kembali dengan alis mengerut, wajah begitu lusuh seolah baru saja melihat sesuatu yang tidak enak.
"Ada apa Saburo?" tanya Ichiro kebingungan dengan perubahan wajah Saburo.
Saburo terlihat enggan untuk menjawab pertanyaan kakak sulungnya, "ada bapak toyib di depan."
Mendengar jawaban Saburo membuat Ichiro langsung paham dengan perubahan ekspresi adiknya itu. Bergegas Ichiro melepas apron di badannya dan menuju ke ruang tamu. Benar yang di katakan Saburo, ada Amayado Rei disana. Namun, pria tua itu tidak sendirian.
Di sampingnya ada gadis belia, Ichiro taksir mungkin seumuran dengan Jiro. Gadis itu terlihat sangat mirip dengan jiro, mulai dari model rambut, mata, tai lalat, dan proporsi wajahnya. Ah, yang membedakan cuman letak tai lalat yang berbanding terbalik dengan posisi Jiro.
Gadis itu terlihat dengan tenang memperhatikan setiap sudut ruang tamu rumah Yamada. Ichiro berusaha bersikap tenang saat muncul di hadapan keduanya.
"Ah, anak ku!" Rei dengan bahagia menyambut kemunculan Ichiro.
Sementara si sulung Yamada berekspresi jijik mendengar ucapan pria tua di hadapannya. Tatapannya beralih kearah gadis manis di samping Rei. Gadis itu tersenyum manis sembari membungkuk kecil menyapa Ichiro. Begitu sopan.
"Jadi, apa mau mu pak tua?" Ichiro tanpa basa-basi langsung bertanya ke inti setelah pemuda itu duduk di hadapan keduanya.
Rei tertawa pelan, "sifat kurang ajar mu masih ga berubah ya Ichiro."
Ichiro mendecih mendengarnya. Gadis yang berada di samping Rei tertawa kecil mendengar penuturan kedua lelaki di dekatnya. Kemanisan gadis yang dibawa Rei itu membuat Ichiro agak salah tingkah.
"Oh, ya. Tujuan papa kemari ingin menitipkan dia pada mu. Anak papa yang manis ini." Rei menepuk pelan pundak gadis di sampingnya.
Gadis itu berdiri, "Yamada [Name] desu."
Ichiro mendesis mendengar penuturan Rei. Seenaknya saja menitipkan anaknya ke mereka. Dia kira Ichiro membuka jasa penitipan anak apa? Yah, kalau anaknya semanis dan sesopan ini mungkin ia tidak keberatan.
Tunggu, anaknya Amayado Rei?
"A-anak?" Ichiro tergagap.
Rei tersenyum, "iya, dia adalah kembarannya Jiro. Waktu lahir papa memberikannya sementara kepada paman mu. Mereka bilang mau merawat [Name] sementara. Saat umurnya 6 tahun, papa mengambilnya kembali sesuai perjanjian."
Ichiro menunduk dalam, frustasi mendengar penjelasan pria tua di hadapannya. Dengan seenaknya memisahkan anak kembarnya, lalu datang-datang mau menambah bebannya lagi.
"Astaga, anda ini berdosa banget."
Perempatan muncul di dahi Rei, namun pria itu tetap tersenyum. [Name] tertawa mendengar penuturan dari kakaknya itu.
"Papa emang berdosa banget, maaf ya Nii-san." balas [Name].
Ichiro mendongak, "jadi mau sampai kapan [Name] dengan kami?"
"Sebenarnya mau selamanya, tapi nanti papa akan kesepian. Jadi, mungkin sekitar 2 bulan? Pokoknya sampai urusan ku di Inggris selesai, nanti ku ambil dia balik."
Ichiro menghela napas pasrah, "ya, aku setuju."
Rei tertawa, "anak papa memang bisa diandalkan."
Tbc ...
Aku bawa cerita baru, JAN MARAH!
Ini sambil namatin 2 book daddy sugar di sebelah kok. Pengganti booknya samtok yang mau selesai hehe...
Semoga aja buku ini berjalan dengan lancar~
20/10/2020
♪Aohitsugi Keyara
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro