Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

RENA - E-MAILS


From: Carla - ([email protected])

To: Rena - ([email protected])

Sent: Wednesday, May 4, 2011 5:56 PM

Subject: Re: RAMBLING

My dear Rena,

Kamu seriusan dengan apa yang kamu ceritain? Bahkan, pas bales email kamu ini, aku masih nggak percaya kalau kamu cerita itu semua. Boleh tahu sejak kapan kamu bohong tentang ini semua ke Satya ataupun Lukas?

Aku nggak nyalahin kamu, darling, you know that. Rasa suka itu kan memang nggak bisa dihindari dan rasa cemburu itu, konon sangat manusiawi. Jadi aku nggak nyalahin kamu buat apa yang kamu rasain ke Lukas. How handsome this Lukas is? Kamu nggak akan pernah bisa jatuh cinta sama cowok yang super ganteng atau standar. Don't tell me he looks like Sean O'Pry or I'm gonna chase after him too :D

Kidding.

Tapi aku juga bingung dengan alasan kenapa kamu harus bohong ke Lukas dan Satya. Apakah mereka masih closeted gay? Aku ingat kamu pernah cerita ke aku tentang Satya dan meskipun menurut cerita kamu, dia nggak cerita ke siapapun tentang orientasi dia selain ke kamu, bukan berarti dia masih seperti itu kan? Tentang Lukas, tell me more about him.

Bukannya aku mau kasih ceramah ya Rena darling, tapi kamu tahu, yang namanya suka itu nggak bisa ditebak kapan datangnya, nggak bisa dipaksa juga kapan perginya. Kalaupun kamu bohong sama mereka berdua, jangan yakin dulu kalau apa yang mereka sama-sama rasain bisa hilang. Apalagi kalau mereka masih sering hang out. Human can do the most unbelievable things, darling. Terlebih lagi, ini berhubungan dengan hati, yang kamu nggak akan pernah tahu. Kalau kamu nggak mau cerita ke mereka tentang kebohongan kamu, then don't, tapi kamu juga harus ingat ya Rena darling, kalau perasaan itu bukan barang yang bisa dipindah dengan mudah.

Kalau memang Lukas bulan depan sudah pulang ke Jerman, then don't say anything or do stupid things. Anggap aja kamu nggak bohong apa pun ke Lukas. Enjoy your time with him. Mungkin dengan itu, nanti hilang perasaan bersalah yang kamu bilang ke aku. Time heals wound, right? Dalam kasus kamu, time will heal your guilty feeling too. Don't be too harsh on yourself, apa yang kamu alami sekarang, bukan sesuatu yang aneh dan langka. You stand up for your own feeling and being selfish about that, and I tell you, that is extremely fine. And you're not an antagonist, darling.

Anyway, kamu mau nitip sesuatu? Next week aku ada business trip ke Hongkong. Another Hermes clutch? Super sultry Donatella gown, perhaps? or maybe a pair of Manolo's pump, or have you converted into Jimmy Choos? Just let me know ya darling.

In the meantime, nggak usah terlalu kamu pikirin masalah Lukas dan Satya ini. Things will be fine for you.

Kiss,

Carla

--- On Thu, 4/28/113, Rena - <[email protected]> wrote:

From: [email protected]

To: [email protected]

Subject: RAMBLING

Date: Thu, 28 April 2011 21:43:58 +0700

Darling Carla,

Rasanya, gue memang harus cerita ke lo tentang apa yang lagi gue alamin sekarang. Not that I'm in trouble atau gimana, cuma gue ngerasa, gue wajib, musti, harus, cerita ke lo. I have no one else to talk to or dalam kasus ini, gue malah belum cerita ke siapapun. You're gonna be the first and the only one. Gue tahu, cuma lo yang bisa gue ceritain tentang ini.

Gue lagi jatuh cinta sama cowok terlarang, La. Cowok terlarang yang gue maksud, bukan cowok yang udah nikah atau duda beranak empat (amit-amit!), bukan pula cowok Prancis (lo masih inget kan kasus gue sama Julien?) but cowok ini gay. Like, really gay. 100 % gay. Lo boleh ketawa (gue udah bisa bayangin kalau lo bakal ketawa ngakak baca kalimat gue) tapi bukan itu yang mau gue ceritain ke lo. Kalau gue sekedar suka sama ini cowok dan ternyata dia gay, gue masih bisa terima. Tapi, ini cowok bukan cuma sekedar gay dan gue suka sama dia. Lukas ini training di hotel gue, jadi bisa dibilang, gue ketemu dia hampir tiap hari. Dan dia percaya penuh sama gue. Si Lukas ini jatuh cinta sama Satya (lo tahu Satya kan?) and vice versa. Harusnya, sebagai sahabat Satya, gue bantu mereka gimana supaya bisa jadian kan? Toh, mereka sama-sama suka ini.

Tapi, lo tahu apa yang gue lakuin? Lo mungkin nggak bakal percaya kalau lo baca dan ini yang gue belum cerita ke siapapun. Gue bisa jadi gila kalau terus nyimpen ini sendirian.

Gue bohong sama mereka berdua, La. Gue bilang ke Lukas kalau Satya cowok straight sementara ke Satya, gue bilang kalau Lukas punya cewek di Jerman. I lied, Carla. To my best friend! Just because I'm in love with Lukas!

Gue nggak tahu kenapa gue ngelakuin ini. Gue rasa karena gue nggak rela kalau Lukas jadian sama Satya. Gue tahu, alasan gue ini super dangkal dan silly banget, tapi, seorang Rena juga bisa cemburu, apalagi sama cowok gay yang suka sama sahabat baik gue. Just for the sake of jealousy. Gue cemburu, La!

Gue masih sering hang out sama mereka, dan entah lo percaya atau nggak, gue kadang ngerasa bersalah kalau denger Lukas atau Satya cerita tentang perasaan mereka. Gue jadi orang jahat banget kan La? Sekarang sih cerita mereka udah nggak sesering dulu. I guess, mereka capek juga denger ceramah dari gue dan mutusin buat keep it for themselves, jadi gue juga nggak tahu gimana perasaan mereka sekarang. Tapi gue kenal Satya. Dari sisi dia, gue bisa simpulin kalau dia masih nyimpen perasaan itu sama Lukas. Lukas lebih susah ditebak. Gue lebih sering nggak bisa baca dia. So, I really don't know how his feeling right now. Karena gue juga nggak mau nanya dan mancing pertanyaan tentang Satya.

Gue sadar, kalau one day Lukas atau Satya tahu tentang kebohongan gue ini, hubungan gue bakal berubah. Satya masih mungkin buat maafin gue, tapi Lukas? Gue belum siap kalau gue harus kehilangan dia, apalagi bulan depan dia udah balik ke Jerman. Sekalipun sekarang gue cuma bisa nyimpen perasaan gue dan jadi sahabat doang buat dia. Tapi gue pengen jadi orang yang egois, La. Gue jatuh cinta sama Lukas. Kalau gue nggak bisa dapetin Lukas sekalipun alasannya jelas dan gue tahu being super silly, gue juga nggak mau Satya dapetin Lukas, even though Satya itu sahabat gue and he trusts me.

Tell me your opinion, darling. Gue tunggu.

RENA

***

Gue cuma bisa mandangin layar laptop tanpa ada niat buat ngebales Carla. Gue harap, apa yang dia bilang itu bener. Bahwa apa yang gue lakuin ini normal. Gue rasa, gue bukan orang pertama dan bakal jadi yang terakhir yang pernah ngelakuin ini kan? Carla bener kalau gue cuma being selfish for what I feel for Lukas. Dan nggak ada yang bisa bilang kalau gue salah ngelakuinnya

"Rena?"

Pintu kamar kos gue memang sengaja nggak gue tutup, karena Lukas mau ke sini. Jadi, pas gue denger nama gue dipanggil, gue langsung tahu kalau itu Lukas.

"Masuk aja Lukas."

And here he is. Di kamar gue, pakai kaus biru langit yang bikin matanya jadi makin keliatan biru dan celana pendek. And his million dollar smile. Damn! Gue beneran nggak bisa napas buat beberapa detik. Call me shallow atau jalang nggak tahu diri and you will find that I won't give a shit at all.

"Rena, are you okay? You look kinda pale."

"Gue baik-baik aja. Kita berangkat sekarang?"

"Sure!"

"Ya udah, gue ganti baju dulu ya?"

"Can I stay?"

Gue tahu Lukas cuma bercanda. Cengiran dia itu dan fakta kalau pun gue telanjang di depan dia, nggak bakal bikin dia horny atau berubah jadi straight, bikin gue ketawa. It's not his First joking about seeing me changing my clothes.

"Your wish!"

Begitu Lukas keluar dan gue nutup pintu, kalimat Carla kayak nempel di otak gue : You stand up for your own feeling and being selfish about that, and I tell you Rena darling, that is extremely fine.

"I will be fine and this thing won't bother me anymore."

Cuma itu yang harus gue bilang terus ke diri gue sendiri. I will be fine....


***

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro