Dia yang buat pikiran membumbung
Buat hati ini merabak gusar
Buat akal ini membentus
Berkecimpung dalam dugaan samar

Selangkah kakiku maju, jurang tak berdasar makin mendekat
Jiwa ini makin berselimut kegundahan
Yang mana tak bisa mundur
Hingga tindak diam membisu pilihan terbaik

Tak memberikan buah apapun, meski tayangan kebahagiaan berhadir
Karena jika sulit untukku terikut serta, maka mengapa memberikan sebuah senyum simpul tanda minimal diadakan?

Aku tahu....
Aku selalu merendah
Sampai-sampai terlahir dinding munafik tanpa pandang bulu
Yang buat jarak tercipta lebar seiring waktu berjalan

Dia berbeda
Yang lain juga berbeda
Maka aku pun berbeda
Namun, siapa sangka perbedaan ini dapat membuat kondisi yang signifikan?

Sayangnya aku tidak menyesal
Bodoh memang
Apalagi hanya diam laksana tembok yang menyuram
Idiot sekali aku

Namun lagi-lagi, aku hanyalah gadis biasa dengan pilihan jua alasan yang irasional

Lupa tanggal