PART 3
Halo guys hahahah. Di satu hari yang sama aku udah upload 3 part wkwkwk. So fast kan. Silakan lanjut bacanya ya. Happy reading ☺
---------
"Aku tidak tahu apa itu cinta. Yang aku tahu ketika bersamanya. Waktu seolah berhenti dan sangat enggan berlalu begitu cepat"
Amara Pov
Hari minggu adalah hari yang selalu dinantikan oleh semua orang, tidak terkecuali Amara. Menurutnya hari minggu sudah seperti hari pembalasan untuk membayar semua kesibukan dan kelelahannya akibat kuliah dan bekerja. Mahasiswi jurusan manajemen semester 4 ini sudah memperingatkan semua anggota keluarganya agar tidak ada yang mengganggunya setiap hari libur. Dia akan menghabiskan waktu dengan tidur sampai jam 12 siang dan dilanjutkan dengan drama marathon kesukaannya.
Gadis cantik ini sangat tergila-gila dengan negeri ginseng, korea. Dia sudah jatuh cinta dengan segala hal yang berbau korea mulai dari makanan, hiburan sampai budayanya. Bahkan salah satu impiannya adalah menikah dan hidup di korea. Amara juga sangat tergila gila dengan Kpop. Dinding kamarnya dipenuhi dengan poster-poster girlband dan boyband. Lemarinya penuh dengan segala macam barang seperti lighstick, album,boneka, dan semua hal yang berbau korea.
Amara sangat bersyukur karena ia dilahirkan dari rahim wanita korea. Sehingga, setiap libur panjang, ia selalu berkunjung ke sana tempat kakek neneknya. Hal itu membuatnya menjadi orang yang menguasai 3 bahasa sekaligus. Indonesia, inggris dan korea. Jika di Korea, Mara akan berbicara dengan bahasa korea. Tapi hal iu tidak berlaku di indonesia, dia tidak akan menggunakan bahasa itu disini. Alasannya, karena ia sangat cinta dengan negeri ini dan tentunya untuk menghargai bahasa indonesia itu sendiri.
Ketenangan tidur Amara sialnya terganggu setelah ketiga adik kembarnya merengek membangunkannya.
“kakak ayoo bangun temenin bim bim sama keno sama gian ke taman. Kita mau main!!”. Rengek bima kepada kakak tersayangnya diikuti dengan keno dan gian.
“iya kak. Ayo bangun kita mau main sama beli es klim”. Bujuk Keno dengan nada menggemaskan.
“issh gausa rusuh ih. Kakak ngantuk. Kalian pergi sama mama sana”. Usir Amara dengan kesal. Ini masih jam 9 dan ketiga adiknya sudah rusuh mengganggu mimpi indahnya yang sedikit lagi mencapai ending.
“ihhh mama gabica kak. Mama lagi cibuk macak. Ayoo kak kita bocen dicini, mau main keluar”. Giliran gian sekarang yang merusuhi kakaknya.
Merasa kakaknya tidak mempan dengan bujukan mereka. Akhirnya ketiga bocah 6 tahun itu dengan jailnya menjalankan aksi nyata andalan mereka, menggelitik kakaknya. Bima menggelitik perut, keno menggelitik kaki, dan gian menggelitik leher Amara dengan ganas.
“ARGHHHSSSS apa-apaan si kalian ini”. Teriak Amara murka dengan ketiga adiknya. Ia bisa gila jika sudah diganggu tidurnya apalagi dengan gelitikan seperti itu.
Amara bangkit terduduk diatas kasur sambil menatap ketiga adiknya secara bergantian. “haduu kalian ini. Iyadeh kakak temenin. Tapi kakak mandi dulu ya”. Ucap amara dengan lembut Seakan tersadar dengan perlakuannya barusan yang secara tidak sengaja membentak adik-adiknya.
Amara menyesal akan sikap nya. Tentu saja ia tidak bisa menolak permintaan adik-adiknya yang menggemaskan ini. Walaupun sebenarnya sangat kesal, Amara selalu menahan diri agar tidak marah dengan mereka. Dia sangat menyayangi mereka. Kalau sudah berurusan dengan ketiga adiknya. Amara yang dingin, jutek, nyablak dan sedikit kasar akan berubah 180 derajat menjadi gadis yang lembut dan penyayang. Inilah sisi positif lain yang ada pada diri amara. Dia sangat menyukai anak kecil. Menurutnya anak kecil adalah malaikat yang sangat polos yang tidak berhak mendapat perlakuan kasar sedikit pun.
“SIAP BOSKU!!!”. Ucap mereka bertiga serempak sambil menujukkan pose hormat. Mereka pun berlarian keluar kamar menunggu kakaknya bersiap-siap.
“hmmm kayaknya gua kudu ngajak Rio nemenin gua deh. Masa iya gua sendiri banget nemenin mereka. lagian kalo ada Rio bisa dijadiin bank berjalan tuh anak hihi”. Senyum devil Mara muncul setelah dia mendapat ide brilliant tersebut. Ia pun segera menelpon Rio.
“ha....lo.....si..apa...”. Jawab Rio dengan sangat tidak bertenaga. Laki-laki itu sepertinya masih belum bangun dan tersadar dari tidurnya.
“RIOOOOOO BANGUNNNN!!!!!!”. Teriak amara secara tiba-tiba tanpa ABCD. Suaranya sengaja dibesarkan agar Rio kaget maksimal.
“Woy sialan!! Suara lo gabisa merdu sedikit apa hah?? Sakit bego kuping gua”. Umpat Rio dengan sangat kesalnya. Bisa dipastikan saat ini Rio sedang melotot sambil nyerocos bak orang bodoh yang menahan amarah.
“Hahahahah yaudah buru bangun temenin gua ke taman sekarang”. Jawab mara seenak jidat.
“hah? Ngapain ke taman? Ini masi jam 9 tumben banget lu kesana? Kan lu biasanya masi tidur jam segini dan mana pernah lu mau keluar kalo hari minggu”. Akhirnya rio sudah sadar 100% dan bisa berpikir normal.
“ishh udah jangan banyak tanya. Buru lu mandi. 10 menit lagi gua tunggu depan gerbang”. Mara mematikan ponselnya begitu saja tanpa menunggu jawaban Rio. Dia pun langsung bergegas ke kamar mandi.
Mario Pov
Suara dering telpon mengusik tidur mario.
“emang ini udah jam 12 ya” pikir mario. Dia mengira bahwa deringan tersebut adalah bunyi alarm nya. Matanya terbuka sedikit untuk mengambil HP nya dan siap mematikan alarm itu. Tapi gerak jarinya terhenti setelah ia sadar bahwa itu bukanlah suara alarm melainkan sebuah panggilan masuk. Dengan malas ia pun memencet tombol hijau.
“ha....lo.....si..apa...”. Jawab Rio malas-malasan. Dia sangat kesal dengan orang yang sudah mengusik tidurnya. “kalo bukan hal penting mah awas aja ya” gerutunya dalam hati. Mara.
“RIOOOOOO BANGUNNNN!!!!!!”. Teriak orang diseberang telepon. Sontak saja Rio langsung terduduk tegap di kasur saking kagetnya.
“Woy sialan!! Suara lo gabisa merdu sedikit apa hah?? Sakit bego kuping gua”. Umpat Rio sangat kesal. Ia akhirnya sadar bahwa orang yang meneleponnya adalah Amara.
“Hahahahah yaudah buru bangun temenin gua ke taman sekarang”. Terdengar lagi jawaban Mara yang makin membuatnya heran.
“hah? Ngapain ke taman? Ini masi jam 9 tumben banget lu kesana? Kan lu biasanya masi tidur jam segini dan mana pernah lu mau keluar kalo hari minggu”. Cecar Rio beruntun. Gadis ini udah gila pikirnya. Mana mungkin seorang amara mau pergi ke taman jam 9 pagi di hari minggu. Catat baik-baik. HARI MINGGU.
“ishh udah jangan banyak tanya. Buru lu mandi. 10 menit lagi gua tunggu depan gerbang”. Panggilan tersebut diputuskan secara sepihak seenak dengkul oleh Amara tanpa sempat Rio balas.
“aisss sialan tuh cewek. Emang dasar cewek biadab!!”. umpat rio entah sudah yang keberapa kalinya. Semangat tidur nyenyaknya pun musnah sudah tak bersisa. Mau tak mau ia pun bangkit dan segera menuju ke kamar mandi.
-----------
“lama amat lo yo. Lo mandi apa boker? Hah?”.
Baru saja rio muncul dari gerbang rumahnya sudah disambut makian oleh Mara.
“issh lo ini. Bukan mandi bukan boker juga”. Jawab rio sambil menunjukkan senyum bodohnya.
“terus?”. Tanya Mara singkat meladeni Rio.
“dua-duanya Hahhahahahaha”. Jawab rio sangat receh sambil tertawa terpingkal-pingkal. Sedangkan Mara hanya menatap rio dengan sangat datar malas meladeni kebodohan pagi ini.
“ehh ini kenapa tiga pentol korek yang di tengah anak enyet ada disini?”. Tanya Rio heran melihat tiga adik kembar Mara yang sedari tadi hanya berdiri menyaksikan mereka berdua.
“ihh abang gabole ngomong gitu. Kita ini mau pergi ke taman sama kak Mara”. Jelas Bima.
“ihh bim bim gabole manggil kakak begitu. Kak Rio ini gasuka dipanggil abang sama kalian. Dikiranya kak Rio ini abang tukang bakso mari-mari sini apa?”. Jawab Rio ngasal dengan nada bicara yang sok diimut-imutkan seperti suara Bima tadi.
“apaansi lo yo. Ga jelas banget deh. Udah ah buru kita berangkat sekarang”. Muak dengan tingkah Rio, akhirnya Mara memotong pembicaraan mereka.
Mereka pun akhirnya memutuskan untuk berjalan santai menuju taman. Letak taman itu tidak jauh dengan komplek perumahan mereka.
---------
“kakak aku mau es klim sama balon itu”. Pinta keno sesampainya di taman. Taman ini tiap hari minggu pasti ramai. Banyak anak-anak yang bermain ayunan dan segala permainan disana serta penjual mainan yang menjajakan barang dagangan mereka.
“iyaiyaa. Minta uangnya sama abang rio ya”. Ucap Amara dengan lembut lalu mengubah ekspresi devilnya ke Rio.
“hah apa-apaan? Kok minta nya ke gua?”. Protes Rio. Dia sudah mencium bau-bau tidak enak sedari tadi. Benar saja ternyata alasan Mara mengajaknya adalah untuk menjadikannya sumber mata keuangan mereka.
“Bang rio minta duit”. Keno mengadahkan tangannya dan diikuti oleh kedua pentol korek yang lain.
“haduuu dasar lo yaa Ra. Iyaa iyaa nih duitnya. Jangan langsung dihabisin ya”. Akhirnya Rio mengalah saja dan memberikan uang kepada ketiga bocah itu masing-masing selembar.
“YIPPPIIIIII”. Ucap keno, bima dan gian bersamaan. Mereka pun langsung mengambil uang tersebut dan berlari menuju penjual balon dan eskrim.
“sialan lo ra. Pantesan lu ngajak gua ke tempat beginian”. Sungut Rio sesaat setelah ketiga adik Mara pergi.
“hahahahha yauda sih”. Jawab mara cengengesan.
“yauda apa?”. Tanya rio masih kesal.
“yauda....BODO hahahhaha”. Amara pergi menyusul ketiga adiknya dan meninggalkan Rio dengan tampang bodohnya.
“sialan si gadis setan satu ini”. Umpat Rio saking kesalnya. Dia pun menyusul kakak beradik rese yang sudah mengganggu hari tenangnya.
-----------
“bimbim kalo makan eskrim itu jangan belepotan gitu ihh. Sini kakak bersihin”. Ucap mara dengan lembut. Mara dengan telaten mebersihkan wajah bima yang belepotan karena eskrim itu. Sikap sahabatnya yang sangat lembut tersebut membuat Rio tanpa sadar mengangkat bibirnya keatas memandang teduh kejadian itu.
Menurutnya, Mara adalah gadis yang ajaib, jika bersama orang lain gadis itu akan bersikap sangat dingin dan sedikit ketus. Namun, akan jadi berbeda urusannya jika sudah berhadapan dengan anak kecil. Mara akan besikap seperti layaknya seorang ibu.
Kalau dilihat-lihat, hari ini penampilan amara lumayan feminin. Gadis itu mengenakan dress simpel berwarna biru laut dengan rambut di ikat keatas dengan rapi. Penampilan seperti itu membuat leher jenjang nya terekspos dengan jelas dan kulit putih bersih yang membuat banyak orang kagum sekligus iri dengan Mara. Sedangkan mario, dia hanya memakai kaos oblong dan celana pendek dengan rambut yang sengaja tidak ia sisir supaya terkesan berantakan. Menurutnya, gaya seperti ini akan membuatnya semakin keren.
“Mar, lain kali lo gitu juga dong ke gua”. Ucap Rio bercanda.
“gitu gimana?”. Jawab Mara tidak mengerti.
“yaah kayak yang lu lakuin sama bimbim tadi”. Jelas Rio.
“maksud lo? lu mau gua bersihin juga mulutnya? Emang lu gapunya tangan apa?”. Jawab Mara gada manis-manisnya.
“ish bukan bego. Maksudnya lu lembut dikit kek ke gua. Kayak lu sama anak kecil. Lu kalo sama anak kecil kan beda banget. Lu lembut banget kalo sama mereka”. Jelas Rio panjang supaya Mara yang tidak peka ini bisa mengerti.
“yaelaaa lu kan bukan anak kecil. Ngapain gua lembut-lembut sama orang macam lo”. Jawab mara sangat cuek.
“aiss susah emang ngomong sama lo. Pinter di akademik doang. Di kehidupan nyata mah nol besar”. Cecar Rio sangat kesal dengan gadis satu ini.
“bodo”. begitu singkat padat jelas jawaban Mara.
“aissshhhh”. Capek juga Rio meladeni Mara. Malah semakin membuat nya kesal sendiri. Rio pun memutuskan untuk duduk di bangku taman yang dekat dengan tempatnya berdiri. Dia biarkan saja kakak beradik itu bermain sepuasnya.
Belum ada satu menit Rio menikmati duduknya, ia sudah dikagetkan dengan gian yang tiba-tiba terpeleset jatuh di lapangan taman karena mengejar balonnya yang lepas dari tangan.
“GIAN!!!!”. Terdengar teriakan lantang dari mara yang melihat adiknya terjatuh. Sontak saja gadis itu berlari menuju gian. Rio pun bangkit dan hendak menyusul mereka. Namun langkah Rio terhenti.
Langkah Mara pun ikut terhenti. Gadis itu membeku di tempatnya setelah melihat ada seorang lelaki yang membantu gian untuk berdiri.
Laki-laki itu tersenyum dengan sangat manis kepada gian. Tatapan miliknya sangat teduh dan tulus hingga bisa menenangkan hati siapapun yang melihatnya. Laki-laki itu berkata dengan sangat lembut “adik ga apa-apa? Jangan nangis”. Sekarang laki-laki itu makin memperdalam senyumnya hingga secara otomatis tangisan gian pun terhenti.
“mar siapa cowok itu?”. Tanya Rio yang sudah ada disamping mara.
“gua...........
---------------
Hayo siapa yaa laki-laki itu? Wkwkkwkw. Kenapa bisa sampai segitunya reaksi mereka ngeliat tuh cowok? Jangan jangan..........
Tunggu kelanjutannya ya!!!!
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro