"Dad, bolehkah aku merayakan ulang tahunku hari ini?"

Ayahmu mendelik kesal, jangankan untuk merayakan, bahkan kehadiranmu saja tak diharapkan. Saat itu kau masih kanak-kanak yang memiliki banyak mimpi dan cita-cita. Keinginan untuk menjadi putri sehari dengan gaun menjuntai sampai batas tumitmu tak pernah ada. Permintaan terbodoh yang seharusnya tak perlu kauucapkan. Namun, sejak saat itu kau tahu sebuah alasan mengapa ayahmu tak pernah mencintaimu. Hari berdarah yang tak bisa kau lupa.

"Pembunuh! Bagaimana mungkin kau bisa merayakan hari lahirmu di saat bersamaan dengan kematian ibumu?! Kau telah membunuhnya. Anak terkutuk!"

Ayahmu melemparkan botol minuman tepat ke kepalamu, darah mengucur deras dari dahi. Kau menangis, tapi pria tua itu bukannya menyesal malah bertambah murka. Dia melayangkan lecutan keras di betismu dengan ikat pinggangnya. Child abuse itu mengingatkan luka yang dalam. Di usia lima tahun bertepatan dengan hari lahir, kau berhasil menjebloskan ayahmu ke penjara.

Seharusnya ingatanmu tidak merekam kejadian itu, tapi Tuhan berkehendak lain. Dia menganugerahkan ingatan yang panjang hingga kenangan itu menyiksa. Berulang-ulang hingga kau hafal di luar kepala bahwa kelahiranmu tidak pernah diinginkan. Di tanggal yang sama, kau mengalami kesialan berkali-kali.

"Aku benci hari lahirku!"

Sama ketika kau pun mulai membenci namamu. Trisy Mitchell, padahal ibumu yang memberi nama itu sebelum kau lahir. Diambil dari kata Michael yang artinya Mikail, salah satu nama malaikat. Namun, lelaki bertubuh gempal yang seharusnya kau panggil ayah, malah sering menyebut-seolah terdengar-bitch hell, perempuan jalang paling terkutuk. Apalagi setelah dewasa kau mendengar dari temanmu yang muslim, bahwa nama malaikat tidak diperbolehkan untuk perempuan. Peduli apa, toh memang kau tak beragama. Namun, ada yang mengusik pikiranmu, entah karena nama atau karena tanggal lahir yang membuat begitu sial.

Bertahun-tahun lamanya kau selalu mencemaskan sesuatu yang belum terjadi. Di tanggal itu kau menatap kalender, menyobeknya lalu membuang ke tong sampah. Kau berlari mengunci pintu, menutup jendela, mencabut semua kontak listrik, meyakinkan bahwa semua aman terkendali, tak ada celah kematian atau kesialan yang bisa menghampiri. Tak pernah ada perayaan di setiap hari lahirmu. 13 Januari.

***

Update lagi, ah...

Silakan baca2, suka, tidak suka tinggalkan vomment ya, biar bisa diperbaiki. Arigatou 😍