chapter 13
Ai pov
Dari kecil aku tidak pernah mendapatkan cinta, maka dari itu aku sendiri tidak tau apa yang namanya cinta.
Orang sepertiku ini,anehnya malah menjadi idol.Mungkin itu juga karena pengaruh kata - kata yang kuterima dari Saito sacho.
Kesanku tentang idol adalah orang yang membawa senyuman dan membuat orang disekitar bahagia, berbanding terbalik denganku yang suka berbohong dan menjengkelkan.
Namun dia berkata " bukannya itu bagus. Dari awal pekerjaan itu bukan untuk dikerjakan oleh orang biasa, apa salahnya berbohong, konsumen senang mendengar kebohongan indah seperti itu. Lagipula kebohongan juga sebuah bakat. Bukankah bagus? Lakukan saja.."
" apa tidak apa ? Aku bilang mencintai mereka walaupun bohong ?"
" sebenarnya kau juga ingin mencintai seseorang dengan tulus di dalam hatimu kan ? Kau hanya tidak tau cara melakukannya dan menemukannya. Selama menari dan menyanyi itu sudah menunjukkan cintamu pada penggemar. Saat bernyanyi kata mencintaimu pasti akan banyak muncul dilirik lagu tersebut. Selain itu, saat terus mengatakan aku mencintaimu kepada penonton, mungkin kebohongan ini akan menjadi kenyataan suatu hari nanti."
Itu adalah yang pertama kalinya seseorang bilang tidak apa kalau aku berbohong
Tapi, kebohongan yang akan menjadi nyata suatu hari nanti ya..
Hanya dengan kata itu aku memutuskan menjadi idol. Aku juga ingin mencintai seseorang, dan juga menemukan seseorang untuk kucintai.
Aku ingin mengatakan bahwa aku mencintaimu dari lubuk hatiku, itu sebabnya aku terus berbohong dengan kata "aku mencintaimu"
Saat menjadi ibu, mungkin aku akan mencintai mereka dengan sepenuh hati. Namun, aku masih belum mengatakan "aku mencintaimu" kepada mereka. Setiap kali aku ingin mengatakannya, aku khawatir jika itu akan menjadi kebohongan. Setelah memikirkannya, aku jadi makin takut untuk mengatakannya.
Maka dari itu aku terus berbohong, berharap bahwa itu akan berubah menjadi kenyataan suatu hari.
Walaupun, aku harus membayar semuanya pada akhirnya.
********
Riku pov
Sudah hampir 4 tahun aku menjadi Hoshino Riku. dalam periode waktu itu, aku selalu memperhatikan mama.
Aku bisa tau bahwa senyuman yang selama ini ia tunjukkan adalah palsu, namun tidak semuanya. Terkadang ada waktu dimana dia benar benar tersenyum tulus kepada anak-anaknya. Walaupun dia sendiri seperti tidak menyadarinya.
Mama tidak pernah mengungkapkan cintanya lewat kata kepada kami bertiga, tapi aku tau dari gesturnya dan sorot matanya bahwa dia sangat menyayangi kami. Mama hanya tidak tau bagaimana mengekpresikan cinta kepada orang-orang saja.
Tapi aku yakin suatu hari dia akan mengerti dan akan bilang kata " aku mencintaimu " kepada kami bertiga.
**********
Riku terbangun di tengah malam. karena ia tidak bisa tidur lagi, Riku memutuskan untuk mencari air untuk minum.
Saat keluar dari kamar, ia melihat Ai yang bersandar di sofa dengan tatapan kosong.
" mama " panggilan Riku cukup mengejutkan Ai
" Riku ? Kenapa belum tidur ?"
" aku tadi terbangun dan belum mengantuk lagi, mama sendiri kenapa belum tidur ?"
" mama juga belum mengantuk. Sini, temani mama sampai kita berdua mengantuk "
Riku pun menghampiri Ai dan duduk di pangkuannya, Ai otomatis memeluk tubuh kecil Riku
Riku suka pelukan dari Ai yang menjadi ibunya sekarang. Itu hangat, berbeda dengan pelukan dari ibunya di kehidupan Nanase Riku.
Riku tidak mengerti sejak awal kenapa kedua orang tuanya menolaknya dan lebih menyayangi Ten, mereka bahkan berpura -pura menyayanginya hanya di depan Ten. Di saat Ten tidak ada, kedua orangtuanya malah bersikap dingin padanya dan metelantarkan dirinya.
Riku berpikir mungkin karena ia adalah anak yang sakit - sakitan dan tidak sempurna seperti kakaknya, makanya orang tuanya tidak membutuhkannya.
Sejak di kehidupan kedua ini asma yang dimilikinya juga ikut, ia jadi tidak terlalu mengharapkan mendapat kasih sayang dari ibunya yang sekarang. Riku berpikir mungkin ia akan diperlakukan dengan perlakuan yang sama dengan kehidupannya yang dulu, namun pikirannya salah.
Hoshino Ai, mungkin ia bukan ibu yang ceroboh. Berbeda dengan kedua orangtuanya sebagai Nanase Riku, Ai tidak pernah mengungkapkan cintanya lewat kata, namun tanpa kata sekalipun Riku bisa merasakan cinta tulus yang diberikan olehnya sebagai ibu.
Kebanyakan senyumnya adalah palsu, Riku bisa menyadari itu. Namun senyuman itu berbeda dari senyum ibunya dikehidupan lalu, walaupun sama - sama palsunya.
Riku diperlakukan sama rata dengan kedua saudaranya, tidak ada yang namanya pilih kasih.
Untuk pertama kalinya, Riku bisa merasakan kehangatan dari pelukan ibu.
Pertama kalinya seseorang mengkhawatirkannya selain dari saudaranya.
Dan pertama kalinya iya punya ibu di sisinya menemani hingga semalaman di saat dia terkena demam.
Riku melihat wajah ibunya yang sekarang tersenyum padanya.
" mm?.. ada apa Riku ?"
Jika memikirkannya lagi, Riku tidak menyangka berengkarnasi sebagai anak dari gadis yang pernah menjadi partner pemotretan seharinya, apalagi dia dulu pernah lebih tua 2 tahun darinya.
Tapi Riku mungkin bersyukur dilahirkan kembali sebagai anaknya, dia bahagia dengan kehidupan keduanya yang dipenuhi kasih sayang keluarganya.
Riku tesenyum lembut ke pada Ai yang membuat Ai tertegun melihat senyuman itu.
" ne, mama. Terimakasih telah melahirkanku "
" Riku ? Kenapa tiba tiba.."
Riku terkekeh dan terus melanjutkan
" terimakasih telah menjaga dan merawat aku dan kedua kakakku, terimakasih sudah menjadi ibu kami, aku mencintaimu mama "
Ai terdiam, ia merasa seolah harus membalas anak bungsunya.
Namun, seolah mulutnya terkunci, ia takut dengan kata yang akan dikeluarkannya akan menjadi kebohongan.
"....aku.." Ai mengalihkan pandangannya dengan wajah gelisah
" tidak apa " suara dari si kecil menarik pehatiannya kembali " jika mama masih kesulitan untuk mengucapkannya aku akan menunggu"
"...kenapa? " tidak ada senyuman diwajahnya kali ini, hanya wajah teduh saja yang ia tampilkan
" aku tau mama masih bingung dengan diri mama sendiri, maka dari itu aku akan terus mengucapkan terimakasih dan menunjukkan kasih sayangku sebanyak - banyaknya sampai mama mengerti. Aku akan membuat mama tersenyum lebar dan mengucapkan kata cinta pada kami bertiga suatu hari nanti " Riku menunjukkan senyuman cerahnya, membuat Ai kembali teretgun
' aku juga pernah di fase dimana aku tidak mengerti apa itu cinta dan kasih sayang sampai Ten-nii yang mengajarkan hal itu, jadi aku sedikit mengerti perasaan mama ' batin Riku
" apa kau tidak kecewa mempunyai mama pembohong sepertiku ?" Ai mengeratkan pelukannya hingga membuat Riku bisa merasakan bahwa Ai sedang gemetar
Riku menggelengkan kepalanya
" aku selalu melihat mama, aku tau mama bukan orang jahat. Mama tidak menyakiti siapapun, mama selalu bekerja keras membuat orang lain tersenyum.. " belum selesai Riku berbicara, ia merasa sesuatu yang basah menetes di kepalanya.
Riku terkejut melihat Ai yang menangis.
" mama kenapa!? Apa ada yang sakit?"
" are!?.. kenapa aku menangis ? Harusnya aku senang mendengar kata kata bagus dari anakku "
Ai mengusap air matanya dengan kebingungan. Ini pertama kalinya ia merasakan kehangatan yang berbeda dari orang lain, bahkan terhadap kedua anaknya yang lain. Ini juga pertama kalinya ada seseorang yang menerima dirinya walaupun dia tidak harus berbohong. Maka dari itu Ai bingung dengan perasaan yang dirasakannya sekarang.
Ia melihat bungsunya yang terlihat kebingungan melihatnya menangis, tingkahnya itu membuatnya terlihat lucu dan menggemaskan. Anehnya ia sekarang ingin merasa tertawa melihat bungsunya.
AI mengelus kepala Riku " aneh ya, padahal kau itu anakku, tapi rasanya tadi kau seperti orang yang lebih dewasa dariku "
Riku mnegeluarkan keringat dingin
' itu karena jika dihitung, umur jiwaku lebih tua darimu ' kata Riku yang tidak bisa ia ucapkan kepada Ai
" i, itu mungkin karena aku punya gen dari mama, makanya aku jenius hehehe "
" ahaha.. tentu saja, anak anakku memang jenius " Ai kembali ke sifatnya semula " baiklah kalau begitu ayo kita tidur, tidak baik lo untuk anak - anak untuk tidur malam malam " Ai menggendong Riku masuk kembali ke kamar
Sebenarnya di tempat tinggalnya sekarang, kembar tiga memiliki kamar sendiri. Namun karena masih kecil, mereka masih tetap ingin tudur bersama mama Ai
" mama, aku ingin menyanyikan lagu pengantar tidur agar mama bisa tertidur nyenyak " ucap Riku saat ia dibaringkan di kasur
" Bukannya itu harusnya pekerjaanku hm?.. "
" aku ingin melakukannya, kumohon"
Riku menggunakan puppy eyes andalannya hingga membuat Ai luluh
" baiklah, mama akan dengarkan suara indah dari bungsuku " ucap Ai sambil berbaring disebelah Riku, ia melakukannya dengan hati hati agar tidak membangunkan dua lainnya yang ada di sebelah Riku.
Riku sangat senang dan mulai bernyanyi. Suara lembut itu mulai terdengar di telinga Ai.
Entah sejak kapan anaknya itu belajar bernyanyi, tetapi karena kejeniusannya mungkin dia belajar dengan memperhatikan dirinya saat menyanyi sebagai idol.
Ai menyukai nyanyiannya, nyanyian anaknya sama hangatnya sama seperti nyanyian milik orang yang ia kagumi.
Seperti sihir, rasa kantuk mulai datang pada Ai dan ia mulai menutup mata. Setelah melihat Ai tertidur, rasa kantuk juga datang pada Riku dan akhirnya ikut tidur juga.
**********
Keesokannya
Hari ini keluarga Hoshino tengah bersiap siap untuk berangkat ke dome untuk pertunjukkan Ai nanti.
Aqua membantu Riku untuk bersiap, ia selalu memeriksa si bungsu yang sama cerobohnya dengan Ai agar tidak melupakan obatnya untuk dibawa. Sedangkan Ruby tertidur lagi setelah berganti baju di kasur.
Saat membuka lemari obat, Aqua menyadari kalau inhaler Riku hanya tinggal satu yang tersisa.
" Ai, inhaler Riku hanya tinggal satu "
" eh, sudah mau habis ya. Sepertinya kita akan membeli beberapa lagi setelah dome nanti "
Berbeda dengan dua lainnya, Aqua tidak memanggil Ai dengan embel - embel mama. Dan itu sedikit membuat Ai sedih.
Aqua langsung memasukkan inhaler itu ke kantong Riku " hati -hati ya Riku, jangan sampai menghilangkannya kau mengerti ?" Aqua puas setelah melihat anggukan Riku.
Ai yang melihatnya tersenyum, ia mulai mengeluarkan hpnya karena ingin membuat statusnya kepada fansnya.
Ting~ Tong ~
" apakah itu dirut dan lainnya ?" Ai yang tengah ingin menulis twitnya, berhenti dan segera menuju pintu.
"sebentaar.."
Riku mengikutinya dari belakang, entah kenapa hari ini perasaannya tidak enak makanya dia tidak ingin jauh jauh dari Ai.
Saat Ai membuka pintunya, di depannya sudah berdiri pemuda yang menutupi wajahnya dengan tudung jaketnya sedang membawa karangan bunga mawar putih.
Deg
Riku sangat terkejut dengan tamu yang ada di depan pintu rumah mereka, ia mengingat wajah itu..
Tamu itu adalah orang yang sudah membunuhnya di kehidupan pertamanya.Riku langsung berlari mendekati Ai.
" selamat atas penampilannmu di dome, bagaimana kabar si kembar ? "
Karena terlalu tiba - tiba, Ai tidak menyadari sebuah pisau mengarah padanya. Ai hanya merasa sosok kecil sedang memeluknya dan mendorongnya menjauh dari pisau itu.
Namun,...
JLEB
To be continued
Halo para pembaca
Gimana dengan chapter ini? Kuharap tidak terlalu jelek 😅
Sebenarnya Author pingin bikin adegan emosional, tapi karena Author masih belajar jadinya kurang bisa bikin interaksi Riku dan Ai jadi adegan emosional 🥲 (semoga tidak jadi terlalu aneh)
Tapi Author masih akan lebih belajar lagi agar bisa menarik hati para pembaca 😤
Akhirnya sampe juga saat scene Ai akan ditusuk, gimana ya kira kira ? Apakah Ai bakal selamat ? Atau malah sebaliknya
Ditunggu minggu depan ya 👋🏻👋🏻
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro