Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

[12]

Suara Televisi mendominasi kamar Renjun, ia membiarkan lampu kamarnya mati agar kegelapan dapat menyelimutinya. Matanya fokus ke acara televisi yaitu drama, sungguh membosankan pikirnya tapi Renjun tetap memaksa fokus sambil memakan mie ramyeon nya.

Renjun sebenarnya berniat ingin menjenguk Jaemin bersama yang lain, tapi ia urungkan saat tahu salah satu temannya ikut, teman yang sangat ia hindari.

Ting!

Ada pesan masuk, ia pun buru-buru membuka ponselnya dan melihat siapa yang mengirim pesan. Ah tidak, ia menyesal telah membuka pesan itu.
Renjun mengenggam kuat ponsel nya hingga sela-sela jarinya memutih ketika membaca pesan itu.

Ponsel milik Renjun jatuh begitu saja dan ia mengusak rambutnya gusar, tanpa membalas pesan itu.

Sungguh Renjun ingin berhenti berbuat hal itu lagi!

Ia ingin terbebas!

Namun apa dayanya? Nasib keluarganya ada ditangannya. Bayangkan saja ia punya keberanian untuk memberontak, dapat dipastikan teman yang mengirim pesan itu padanya akan langsung membunuhnya dan juga keluarga nya.

Teman adalah orang terdekat yang siap menemani kita dimana saja, tapi tidak bagi Renjun. Ia menyesal mengenalnya lebih jauh, dan Renjun juga menyesal karena terlalu mempercayainya hingga membuatnya membenci dirinya sendiri sampai sekarang.

"Ya Tuhan..." Renjun berucap pasrah sambil menutup wajahnya menggunakan kedua tangan.

"Gue g-gamau bunuh orang lagi."

Lalu, ia pun mulai menangis.










•|T R I C K Y|•

Hari Minggu adalah hari yang bebas, namun tidak bagi seorang Han Jisung, karena ia harus bekerja disaat hari libur saja. Han sekarang tinggal sendirian, dimana orang tuanya? Ia saja tidak tahu, maka dari itu Han sendiri bekerja untuk dirinya sendiri. Sebuah keuntungan baginya bisa bekerja di restoran ayam yang dikenal ramai, upahnya pun lumayan.

Usai mengantar pesanan ke pelanggan, ia buru-buru mencatat menu yang dipesan pelanggan lain, ya dia seorang pekerja paruh waktu.

Panas matahari makin terasa membuat pemuda itu berkali-kali mengusap keringat yang mengalir di pelipisnya. Han menggeram rendah disaat orang yang ditunggu nya sejak tadi pagi belum datang.

"Yo, Icung!!" Seseorang menyapanya dari ambang pintu masuk. Han langsung menghampiri mereka.

"Itu nama panggilan gue ya njing!" Pemilik nama yang sama dengan Han namun beda marga itu teriak tidak terima.

"Suka-suka gue." Jawab Jeongin tak kalah berteriak, Jeongin ikutan sensitive sama seperti Felix waktu itu.

Han menggeplak kepala mereka satu-satu.

"KENAPA GUE JUGA KENA BANGKE?" Kata Felix tidak terima atas perlakuan Han, padahal ia daritadi diam saja.

"Kalau kalian ribut jangan disini ye, noh lapangan luas. Ganggu ae."

Yang sebenarnya mengajak untuk kumpul disini Han sendiri, tapi dia juga yang marah, aneh.

"Han lo kan ganteng nih." Celetuk Jeongin, Han cuma menaikkan alisnya heran. "Jadi ini semua gratis ya?"

"Enak aja lo, nanti gue digaji pakai apa? Ya bayar lah!" Kesal Han, mereka niatnya mau mengerjakan tugas bersama dan Han sendiri yang mengajak mereka untuk berkumpul di restoran tempat ia bekerja. Kan enak tuh sambil nyemil, pikirnya.

"Halah sekali-sekali ye, gue gak pernah kok utang makanan." Bujuk jeongin lagi.

"Pala lo gak pernah?! Sering anjir!" Jisung ikut membela Han.

"Gak usah ikut campur lo kecil." Ejek Jeongin ke Jisung.

"Ngaca sialan!"

"Udah ganteng."

"Cih gaya lo kek orang-orangan sawah."

"Ngaca sialan!"

"No copy copy!"

"Berisik bangsat!" Sungut Felix karena dibuat jengah oleh ocehan Jisung dan Jeongin yang terdengar seperti cicitan tikus. "Jadi ngerjain gak sih?!"

Jisung dan Jeongin memilih diam, karena takut sama mode maungnya Felix. Daritadi Han menyantap ayam crispy didepannya sambil netranya menonton perdebatan tak berfaedah.

Hingga sampai dua jam sekarang berganti suasana, Jisung bermain game di ponselnya dan Jeongin membuka room chat terbaru nya.


No alay-ers kids (7)

Felix
Nasi lemak!
Nasi lemak sedap!
Nasi lemak

Han
Kasihan atas gue
gak ter-urus

Minho
Waktu hamil
mamanya ngidam
formalin

Kak Minho ngaco
anjirrrr


Han
Gue suka gaya lu
sip

Felix
Enak aja, mama gue
dulu ngidamnya
bensin

Pantesannn


Minho
Persetan sama bensin
Otaknya udah ilang
waktu mamanya
ngelahirin

Han
ANJIRRRRRRRRRRR
AWOKAWOKKKAWOK

Felix
Teruskan~

Dih baperan


Felix
Gue diem sat

Eh? Kok 7?


Han
Hah?

Kan kak Changbin
udah left :)


Felix
Ada Hyunjin

WHAT SEJAK KAPAN?
KOK GUE KETINGGALAN
HOT NYUS


Felix
*Hot news

Han
Pantesan nilai bhs
bulenya telur ceplok

Minho
Gue yg undang
Kenapa?

Ohhh
Gapapa kak ^

Read by 4

Delivered by 2


"Gue balik duluan ya."

Jeongin menutup room chatnya dan berlih ke Jisung yang mengemasi tasnya.

"Gak bareng sekalian?" Tanyanya.

"Gak bisa, gue mau ketemu kak Serim. Dah ye duluan!" Jisung meninggalkan mereka bertiga.

Jisung mengendarai sepeda motornya melesat ke jalan dan berhenti di sebuah mini market pinggir jalan, kakaknya mengabarinya akan sampai sebentar lagi disana. Karena Jisung bosan, ia mulai melanjutkan game di ponselnya.

Tangisan seorang balita mengundang perhatian nya, mau tidak mau Jisung pun men pause game nya. Disampingnya ada balita sendirian tengah menangis hebat. Rupanya ibunya masih membayar dikasir, dan tidak menyadari anaknya sedang menangis.

"Hei hei ganteng kok nangis sih? Kenapa?" Jisung mencoba menenangkan anak itu sambil menggendongnya, anak kecil itu menunjuk botol susunya yang tergeletak ditengah jalan. Ah ternyata, botol susunya jatuh menggelinding ke tengah jalan.

"Oke, kakak akan ambilkan itu untukmu. Jangan nangis lagi ya, tunggu." Jisung mendudukkan anak itu ke tempat duduknya dan berjalan ke tengah jalan untuk mengambil botol susu.

Ia masih saja tidak menyadari seseorang sedang mendekati nya dengan mengendarai sebuah truk besar.

Kaget, yang dirasakannya tatkala deru mesin truk itu semakin mendekat ke arah Jisung. Ia sempat berfikir, tadi jalannya sepi darimana asal datangnya truk itu.

Karena tak sempat menghindar, seseorang mendorongnya ke tepi jalan, hingga orang itu yang tergantikan tertabrak truk.

BRUAKKKKK

Tubuh orang itu terpental jauh ke seberang jalan, hingga dirasa kesadarannya hilang sepenuhnya.

"KAK SERIM!!!"

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro