Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

💎5

6 Tahun kemudian.

Nampak sepasang kaki dengan celana dan sepatu yang sangat rapi dan bersih. Ditambah sebuah tas yang dipegang sang pemilik tengah berjalan di airPort Korea. semakin berjalan, semakin menampakkan tubuh lelaki tersebut. Hingga sebuah telfon berdering, membuat orang tersebut berhenti sejenak untuk mengambil ponsel dan berjalan kembali.

"Ya?" Tanya suara yang terdengar seperti laki-laki tersebut.

"Apa kau sudah datang? Mau ku jemput?" Tanya seorang laki-laki dari seberang telfon tersebut.

"Tidak. Setelah ini, kami akan menginap dihotel untuk beberapa hari. Aku akan menghubungimu jika aku akan kembali." Ucap laki-laki tersebut.

"Baiklah. Segera pulang, kami sangat merindukanmu."

Ucap orang tersebut dan mengakhiri pembicaraan mereka.

"Soonyoung!!"

Terlihatlah seorang laki-laki tampan menoleh ke belakang. Rambut pirang, wajah tampan dan putih dan setelan baju yang membuatnya terlihat manis.

"Apa sudah selesai?" Tanya lelaki yang bernama Soonyoung tersebut. Seorang gadis sekitar berusia 30 tahunan
menghampiri Soonyoung dengan sebuah kaleng soda ditangannya. Diberikannya minuman tersebut kepada Soonyoung.

"Ini, aku sudah menyelesaikannya. Ayo pergi." Ucap Gadis berambut panjang itu sambil menggandeng tangan Soonyoung. Mereka keluar dari bandara dan masuk ke dalam Taksi yang sudah mereka pesan sebelumnya dan pergi ke sebuah Hotel berbintang.

"Kau mau istirahat langsung?" Tanya Gadis itu saat mereka tengah masuk ke dalam lift.

"Ya, Aku sangat lelah." Tampak Soonyoung sangat lelah dengan memijat-mijat bahunya, dan juga meregangkan otot-ototnya yang terasa kaku karna berjam-jam berada dipesawat.

Ting!! Lift berhenti, mereka pun keluar dan berjalan ke kamar mereka.

"Mau ku pesankan makanan?" Tanya gadis itu sambil membuka Pintu kamar mereka. Menaruh semua barang yang tadinya sudah dibawakan oleh pelayan.
"Tidak usah. Aku hanya perlu istirahat." Soonyoung mejatuhkan dirinya diatas ranjang, dan kembali bangun.

"Noona." Panggil Hoshi pada gadis tersebut.

"Jangan buka tasku yang itu ya."

"Aku mengerti." Jawab Noona.

***

Di tempat lain terlihat seorang gadis berambut panjang lurus tengah berjalan dimalam hari sambil berbicara ditelfon dengan ibunya.

"Iya Ibu. Aku tahu, aku akan pulang akhir bulan ini."

"Bagaimana dengan pekerjaanmu?! Apa kau sudah mendapatkannya? Jihoon. . . Kau ini sudah dewasa, kau harus mencari pekerjaan yang lebih baik dari hanya menjaga toko kue." Omel sang Ibu pada anaknya itu.

"Aku mengerti Ibu. Aku mengerti. Aku sudah mengirim lamaranku di perusahaan Fashion. Dan besok lusa aku akan datang untuk wawancara. Apa ibu puas?" Ucap Jihoon.
"Itu baru bagus! Kau harus mendapatkan pekerjaan tersebut atau kau harus mengambil tabunganmu untuk membayar pajak dan sewa rumahmu!"

"Ibu tidak akan lagi memberimu uang jajan padamu! Kau harus mendapatkan pekerjaan yang baik. Kau mengerti Jihoon?!" Omel Sang ibu. Membuat Jihoon harus menjauhkan ponselnya dari telinganya.

"Aku mengerti ibu. Ya sudah ya bu. Busnya sudah datang."

Ucap Jihoon mengakhiri telfonnya dan masuk kedalam Bus setelah bus umum berhenti. Jihoon duduk dibagian belakang sambil menyandarkan kepalanya ke jendela.

Beberapa menit kemudian, Jihoon telah berjalan ke rumahnya. Lebih tepatnya Rumah sewa yang dia tempati sejak 5 tahun yang lalu. Ditapakinya tangga per tangga hingga dia sampai dirumah susun yang kecil. Yah, tempat inilah yang Jihoon gunakan untuk tidur. Sementara ibunya ada di Busan. Tempat tinggal mereka dulu dan membuka Kedai Ramen.

Jihoon menaruh tasnya diatas meja, Terlihat dimeja ada sebuah bingka foto. 2 orang gadis dan 2 orang laki-laki
yang berfoto ditempat permainan Bowlling. Dilihatnya foto tersebut dengan sangat lama.

'Sudah 6 tahun berlalu. Bagaimana kabar mu?' Batin Jihoon.

***

Hari ini Soonyoung berencana mengunjungi sekolah Myungho. Ya, sekolah dimana Myungho menuntut ilmu adalah tempat dulunya Soonyoung bersekolah. Bersama teman-temannya dulu.

"Kau Hoshi? Choi Hoshi?" Tanya kepala sekolah pada Soonyoung.

"Iya. Senang berjumpa dengan anda lagi." Jawab Soonyoung ramah sambil membungkukkan badannya.

"Sudah lama sekali, sejak kau memutuskan pergi ke Amerika. Kau sekarang sudah sangat dewasa."

"Begitulah. Apa berkas-berkas yang aku minta sudah ada?"

Tanya Soonyoung.

"Hum... Setelah sekretaris mu menghubungiku, aku langsung menyiapkannya. Tunggu... dimana aku meletakkannya kemarin ya?" Tanya kepala sekolah pada dirinya sendiri sambil mencari berkas yang dia cari didalam rak yang berisi tumpukan berkas dan juga buku-buku penting.

"Aa~ Ini dia." Ucap kepala sekolah setelah menemukan berkas yang dia cari.

"Ini," Ucap kepala sekolah memberikan berkas tersebut.

"Apa aku juga harus menghapus semua fotomu di blog sekolah?" Tanya kepala sekolah. Hoshi masih melihat semua berkas yang ada ditangannya.

"Apa itu bisa? Mohon bantuannya." Ucap Hoshi menaruh berkas tersebut diatas meja.

"Aku mengerti. Sebagai pewaris tunggal dari perusahaan Ayah dan ibumu. Kau pasti menginginkan yang terbaik bukan? Oh iya, aku melupakan satu hal." Ucap kepala sekolah dan berjalan ke sebuah lemari besar dan mengambil sebuah album foto.

"Ini adalah album foto sekolah sebelum kau keluar. Aku sengaja menyimpannya satu kalau-kalau kau mau mengambilnya." Ucap kepala sekolah lagi.
"Sekali lagi Terima kasih."

***

Jam istirahat telah tiba. Myungho segera keluar dari kelasnya dan menghambur ke kantin untuk menemui Soonyoung.

"Oppa!!" Teriak Myungho, Soonyoung menoleh lalu Myungho datang dan duduk didepan Soonyoung.

"Makanlah, aku sudah pesankan makanan untukmu." Soonyoung menggeleng. Dan mempersilahkan Myungho untuk makan selang setelah makanan yang dia pesan telah datang.
"Kakak tidak makan?" Tanya Myungho
"Tidak,"

"Lihat, Myungho sedang makan dengan seorang laki-laki dewasa." Ucap seorang murid yang juga hendak ke kantin.

"Tapi... meskipun dewasa, dia sangat tampan dan juga punya kulit yang mulus." Ucap yang satunya lagi.

"Aku tak menyangka tipe laki-laki Myungho seperti itu." Ucap murid yang pertama kali berbicara tadi. Murid yang didepan hanya diam sambil memandangi Myungho yang makan sambil tersenyum-senyum pada Soonyoung.

"Lihat-Lihat. Myungho tampak seperti gadis yang sopan saat bersama orang itu."

Dan kemudian Tak! Murid yang berada ditengah tadi memukul kepala kedua temannya dengan tangan membuat mereka mengaduh kesakitan.

"Tutup mulut kalian! Myungho itu milik ku. Tidak akan ku biarkan dia jatuh ke tangan Paman seperti dia!" Ucap murid tersebut sambil mendatangi meja Myungho.

"Oh Jun? Apa yang kau lakukan disini?" Tanya Myungho memandang ke arah Jun. Ternyata murid tadi bernama Jun. Dan kedua teman yang ada disampingnya ini bernama Chan dan Mingyu. Mereka kembar. Satu berambut pirang (Chan). Dan satu berambut hitam (Mingyu).

'Orang ini memang tampan. Tapi... aku jauh lebih baik dari pada orang ini. sudah tua, tapi masih menjerat anak sekolahan. Dasar tidak tahu malu.' Batin Jun memandangi Soonyoung.

"Dia marah karna melihatmu bersama orang ini." Ucap Chan menunjuk Soonyoung.

"Dia juga bilang akan menghajar orang ini. karna sudah menggodamu!" Ucap Mingyu.

"Katanya kau itu miliknya!!!" Ucap anak kembar itu bersamaan. Membuat Jun marah besar dan mengomeli si kembar sambil memukuli mereka.

"Berhenti memukuli Jun!!" Teriak Myungho pada Jun. Membuat Jun diam seketika.
"Kau ini! Mau mati ya?!" Bentak Myungho. Tentu saja dia kesal karna dia dibilang milik Jun. Enak saja.

"Myungho! Tapi... dia ini sudah tua! Kau harusnya memilihku ketimbang paman ini! meskipun dia tampan dan kaya raya. Tapi... akan lebih baik jika kau memilih aku yang seumuran dengamu. Apa yang akan dikatakan orang-orang jika kau berpacaran dengan orang dewasa?" Ucap Jun tanpa memberi jeda sedikitpun. Membuat semuanya memandangi Myungho.

Tak!!! Myungho memukul kepala Jun dengan keras.

"Kau yang gila!! Dia itu-" Ucapan Myungho terhenti saat Soonyoung memegang lengan Myungho.

"Kau temannya Myungho?" Tanya Soonyoung sopan dengan kharismanya yang tinggi. Membuat semua murid perempuan yang ada dikantin terpesona.

"Hum." Jawab Jun angkuh.

"Aku mengerti. Tolong temani Myungho makan ya." Ucap Soonyoung.
"Apa?" Jun dan Myungho saling berpandangan sebelum mereka memandang ke arah Soonyoung.

"Oppa harus pergi. Tidak apa kan kalau kau makan dengan temanmu ini?" Tanya Soonyoung.

"Tapi..."

"Kita akan bertemu di restauran. Setelah itu, kita akan makan malam bersama. Kau setuju?" Myungho mengangguk menyetujui perkataan Soonyoung. Soonyoung pun pergi sebelum dia mencium dahi Myungho.

"Oh ya. Jun kan? Ingin menghajarku? Aku akan menunggunya." Ucap Soonyoung sebelum dia benar-benar pergi. Jun bengong ditempatnya.

'Oppa? Dia Oppanya Myungho? Bodohnya aku," Batin Jun merutuki kesalahannya.

Myungho memasang wajah garang dengan kedua tangan didada.

"Apa?"
"Myungho. Aku... Tu-tunggu..."

"MATI KAU!!!"

***

Sekembalinya Soonyoung dari sekolah dan makam kedua orang tuanya. Soonyoung bergegas pergi ke restaurant untuk bertemu dengan keluarga yang sudah membesarkannya.

"Iya. Aku akan ke sana dalam waktu 10 menit."

"Humm... Sampai ketemu disana." Soonyoung mematikan telfonnya dan semakin mempercepat kecepatan mobilnya. Lampu merah. Soonyoung Menghentikan mobilnya. Sambil mendengarkan musik dari dalam mobilnya, Soonyoung menunggu hingga lampu merah berubah menjadi hijau.

"Gawat-Gawat-Gawat! Aku sudah terlambat untuk datang." Ucap Jihoon, yang berlari menuju jalanan tanpa memperhatikan lampunya.

TINNNNN!!!

Jihoon terkejut saat sebuah mobil hendak menabraknya namun tak jadi dan pergi begitu saja, sedangkan Ikan yang tadinya dia bawa dengan sebuah botol harus pecah dan terjatuh ke jalanan. Membuat 2 ikan emas itu harus kehilangan nafas karna tak ada air. Dan juga, barang belanjaannya harus berhamburan membuatnya susah untuk memungutinya. Sedangkan, dia harus segera mencari air untuk ikan-ikannya atau mereka akan mati.

Sementara Jihoon memunguti barang belanjaannya, Soonyoung yang melihatnya pun langsung banting setir dan memarkirkan mobilnya dipinggir jalan dan segera berlari menuju ke arah Jihoon. Sebelum itu dia sudah membawa sebuah botol yang berisi air mineral.

Soonyoung segera mungkin membantu Jihoon mengambil barang belanjaan Jihoon. Tanpa memperhatikan sang penolong, Jihoon terus mengambil barangnya hingga semuanya telah masuk ke kantong belanjaan, walaupun ada beberapa yang rusak sih. Yang terakhir adalah 2 ikan emas yang diambil oleh Soonyoung. Dan menaruhnya ke 2 telapak tangannya.

"Cepat ambil botol itu dan siramkan ke mari." Perintah Soonyoung pada Jihoon untuk mengambil botol yang tergeletak dijalan untuk menyiramkannya ke telapak tangan yang berisi 2 ikan miliknya. Jihoon pun menurutinya dan menyiramkan sedikit air ke telapak tangan Soonyoung.

"Terima kasih." Ucap Jihoon.

"Dimana rumahmu? Apa jauh dari sini?" Tanya Soonyoung memandang ke arah Jihoon.

"Tidak perlu. Aku bisa-"

"Cepatlah sebelum ikan-ikan ini mati."

"O-oh. Baiklah." Ucap Jihoon berjalan ke pinggiran dan menuju ke Rumahnya bersama Soonyoung.

"Sekali lagi terima kasih." Ucap Jihoon menyiramkan air ke telapak tangan Soonyoung.

"Kau terlalu banyak mengatakan kata terima kasih." Ucap Soonyoung.

'Ck! memangnya tidak boleh apa. dasar aneh.' Batin Jihoon yang dapat diketahui dengan mudah oleh Soonyoung. Soonyoung berhenti seketika.

"Kemarikan tanganmu!" Perintah Soonyoung. Dan kemudian menuangkan ikan-ikannya ke telapak tangan Jihoon.

"He-hey." Panggil Jihoon bingung. Katanya akan mengantarkannya sampai ke rumah tapi...

Soonyoung mengambil sebuah wadah didekat tempat sampah dan memberinya air mineral dari botolnya tadi. Kemudian menaruh ikan-ikan tadi kedalamnya.

"Kau bisa membawanya seperti ini. Sebaiknya kau segera menggantinya ke dalam tempat yang lebih bersih dan beri mereka makan." Ucap Soonyoung pergi dari hadapan Jihoon.

"Tunggu!" Panggil Jihoon. Soonyoung berbalik memandang Jihoon.

"Aku tau. Jangan mengatakannya berulang kali. Itu membosankan!" Ucap Soonyoung membaca pikiran Jihoon.

"Apa-apan orang itu. sombong sekali." Guman Jihoon dan beranjak pergi ke rumahnya.

"Ah! Sial, aku terlambat!" Umpat Soonyoung saat melihat jam tangannya. Dia berjanji akan datang 10 menit lagi. Tapi sekarang sudah lebih dari 30 menit. Buru-buru Soonyoung kembali ke tempat dimana Mobilnya dia parkir dan pergi menuju restaurant dimana dia ada janji makan dengan keluarganya.

***

Ditempat lain, 2 orang gadis tengah mempersiapkan makanan mereka. Sedangkan seorang laki-laki tengah menunggu sambil menonton tv.

"Makanan sudah siap!!" Ucap Gadis tersebut seraya membawanya ke depan dan menaruhnya dimeja makan. Sementara gadis yang lain menyiapkan minuman dan juga membawanya ke depan.

"Huaaah~ Ini sangat enak." Ucap Gadis tersebut mencoba makanannya.

"Astaga Jihoon. Kapan kau akan mengubah perilakumu itu ha?" Tanya teman gadisnya yang melihat betapa hancurnya sikap temannya itu saat didepan makanan. Sama sekali tak mengindahkan rasa sopan sat memakan makanan.

"Itu bukan masalah. Yang penting ini enak." Ucap Jihoon mengambil sebuah udang goreng dan memasukkannya sekaligus ke dalam mulutnya.

"Woaah! Lihatlah! Mulutmu itu penuh dengan makanan."

Ucap gadis itu melihat betapa lahapnya sang teman saat memakan masakannya.

"Mungkin dia kelaparan. Bukankah, dia harus berlari ke sana kemari hanya untuk mengantarkan kue pesanan para pelanggan?" Ungkap Laki-laki tersebut.

"Kau benar Vernon. Aku memang sangat Lelah. Bahkan diwaktu lelahku ini, aku masih harus bertemu dengan orang yang sombong ditengah jalan." Ucap Jihoon menceritakan kejadian tadi pada temannya ini.

"Kau bertemu dengan orang sombong?" Tanya sang gadis.

"Dimana?" Sambung Vernon.

"Tadi... ditengah jalan. Saat ikan-ikanku jatuh dijalanan dan tiba-tiba ada seorang lelaki menolongku."

"Hum. Lalu apanya yang sombong?" Tanya sang gadis.

"Tentu saja dia sombong! Saat aku mengatakan terima kasih padanya karna sudah menolongku dia malah bilang dengan angkuhnya padaku."

"Kau terlalu banyak mengatakan terima kasih. Karna itu sangat membosankan!" Ucap Jihoon memutar-mutar sumpitnya.

"Mana ada orang yang tak suka jika ada seseorang yang telah dibantunya mengatakan terima kasih? Aku benar kan?" Tanya Jihoon.

"Hum-Hum. Kau benar. Laki-laki seperti itu sebaiknya dimusnahkan saja!" Ucap Sang gadis yang bernama Seungkwan tersebut.

"Hey Seungkwan. Kau tak sedang menyindirku kan?" Tanya

Vernon melirik ke arah kekasihnya tersebut.

"Aku tidak bilang itu kau!" Ucap Seungkwan.

"Tapi... kau mengatakan itu sambil menatapku. Sudah pasti itu aku kan?" Ucap Vernon tak mau kalah.

"Kalau iya memang kenapa?! Mau putus? Ayo!" Ucap Seungkwan menantang.

"K-kau..."

"Sudah! Kenapa kalian berdua selalu bertengkar saat bertemu. Sebaiknya kita bergembira sambil menikmati makanan ini." Ucap Jihoon memakan semua makanan yang ada diatas meja.

***

Beberapa hari telah berlalu, Soonyoung telah pindah ke rumahnya yang baru. Dan juga ini hari pertama dia masuk kerja sebagai Presdir diperusahaan milik Ayahnya.

Terlihat jika, Soonyoung tengah memilah-milah baju yang akan dia pakai untuk wawancara karyawan baru. Dari jas, celana, dasi hingga accesories lainnya. Ditempat lain, seorang gadis juga tengah berdanda didepan kacanya. Kemudian mengambil sebuah baju untuk dia kenakan hari ini.

Keduanya nampak selesai. Sang gadis menarik nafasnya dalam-dalam sambil berkata dalam hati aku pasti bisa! Semangat Jihoon!

Sementara Soonyoung dia dipanggil oleh Jisoo yang sudah menyiapkan sarapan pagi untuknya.

"Kau siap untuk hari ini?" Tanya Jisoo membenarkan dasinya.

"Hum... Kau seperti istriku saja jika sedang melakukan ini." Ucap Soonyoung pada Jisoo.

"Dasar! Aku jauh lebih tua darimu." Jisoo memukul dada Soonyoung sebelum dia duduk dikursinya sendiri.

"Memang kenapa kalau kau lebih tua dariku? Justru aku lebih suka gadis yang lebih tua untuk ku kencani. Bagaimana? Kau mau kencan dengan ku Noona?" Tanya Soonyoung menggoda sambil mengambil sarapannya.

"Jangan menggodaku terus. Cepat makan setelah itu kita pergi." Ucap Jisoo.

"Kau baru saja menolak ajakan laki-laki tampan yang kaya. Apa kau tidak menyesal He Noona?" Goda Soonyoung lagi.

"Tidak Tuan kaya..." Jisoo beralih duduk tanpa memperdulikan Soonyoung. Soonyoung hanya bisa berdecak pinggang.

***

"Ayo cepat."

"Hey kau, rapikan bajumu." Semua orang yang ada dikantor sibuk dengan diri mereka sendiri. Merapikan baju dan tampil secantik mungkin. Berita telah tersebar dengan cepat bahwa Presdir telah pulang dari Amerika..

"Ku dengar, Presdir itu sangat tampan. Waaa~ mungkin dia akan jatuh cinta padaku nanti." Ucap seorang gadis yang tengah berdiri memanjang dengan karyawan lainnya.

"Jangan bermimpi. Karna Presdir nanti akan memilihku." Ucap Gadis lainnya.

"Semuanya! Hari ini pemilik dari Hj Fashion akan datang. Mulai sekarang Presdirlah yang akan menjadi pemimpin di Hj Fashion setelah lama belajar di Amerika. Karna itu, beri Presdir kesan pertama yang baik untuknya. Kalian mengerti?" Ucap kepala karyawan tersebut.

"Kami mengerti!!!" Ucap semua karyawan, baik laki-laki maupun perempuan.

Soonyoung keluar dari mobilnya bersama dengan Jisoo. Disambung oleh Sekretaris Minhyun dan juga Seungcheol yang ada dibelakangnya. Mereka pun memasuki kantor dan disambut hangat oleh para pelayan dan juga karyawan dikantor. Semuanya membungkuk saat Soonyoung berjalan melewati
mereka. Dan sampailah Soonyoung diruangannya. Disana, dia juga disambut oleh para karyawan disana.

"Selamat datang diperusahaan Presdir." Ucap kepala karyawan tersebut sambil membungkuk diikuti oleh karyawan lainnya.

"Selamat datang Presdir!!" Sapa para karyawan. Sebelum mereka kembali mengangkat kepalanya.

"Waaa~ dia sangat tampan sekali bukan?" Ucap gadis tadi pada temannya.

"Kau benar. Ku dengar dia masih single." Ucap gadis yang lain.

Soonyoung tersenyum tipis saat mendengar isi hati mereka. Semuanya sangat senang melihatnya disini. Itu membuat Soonyoung juga ikut senang, karna dia sangat disambut baik sebagai Presdir mereka.

"Mulai sekarang. Akulah yang akan memimpin Hj Fashion. Namaku Kwon Soonyoung. Mohon kerja sama kalian." Ucap Soonyoung memperkenalkan dirinya sambil menundukkan kepalanya.

"Dia juga sangat sopan. Terlebih lagi, dia sangat berkharisma." Ucap Gadis tadi yang tentunya diketahui oleh Soonyoung.

"Kau benar. Sangat sempurna."

"Dan juga... Aku ada hadiah untuk kalian semua!!" Soonyoung menepuk kedua tangannya dan tersenyum riang. Membuat suasana disana menjadi lebih alami dan tidak tegang.

"Waa~ Benarkah itu Presdir?" Gadis tadi berceletuk amat riang. Membuat Soonyoung tersenyum lebar.

"Yupz! Ini hadiah untuk kerja keras kalian selama ini!" Jawab Presdir Kwon.

"Sekretaris Minhyun." Panggil Soonyoung pada Sekretaris Minhyun.

Sekretaris Minhyun yang tadinya ada dibelakang langsung ke depan dengan beberapa kardus yang dibawa oleh pelayan.

"Ku harap kalian menyukai hadiahnya." Ucap Soonyoung pamit ke dalam ruangannya disusul oleh yang lain. Sedangkan para karyawan langsung menghamur mengambil hadiah mereka. Hadiahnya pun sudah tertulis nama-nama mereka. Membuat mereka semakin senang dibuatnya.

Disisi lain, seorang laki-laki paruh baya memperhatikan adegan tersebut dari balik jendela. Seseorang yang disampingnya pun ikut melihat akan kejadian tersebut.

"Anak itu, kita harus lebih berhati-hati dalam bertindak."

Ucap lelaki paruh baya tersebut.

"Baik tuan."

Didalam ruangan rapat. Soonyoung duduk dikursinya dengan nyaman. Disambung oleh Jisoo, sekretaris Minhyun, Seungcheol dan juga kepala karyawan tadi.

"Hyung. Bagaimana perkembangan perusahaan selama aku tidak ada?" Tanya Soonyoung dengan wajah serius. Seungcheol langsung berdiri didepan untuk menjelaskan semuanya. Sedangkan sekretaris Minhyun memberikan sebuah buku pada Soonyoung.

"Perusahaan berkembang dengan baik. Setiap tahunya menunjukkan tingkatan yang lebih tinggi." Seungcheol menjelaskannya, muncul sebuah grafis per tahunya yang menunjukkan kenaikan disetiap tahun.

"Dalam pemasaran kami selalu melakukan yang terbaik. Kami juga selalu mengawasi dan melihat setiap bahan dan produk yang telah dibuat agar tak ada yang rusak, meskipun ada beberapa diantaranya. Dengan sigap kami menarik kembali barang dan membuatnya ulang." Jelas Seungcheol.

"Selama ini, Hj Fashion menjadi trandsenter bagi para konsumen. Banyak yang senang dengan produk Hj fashion karna kualitas dan kuantitasnya yang bagus. Dan juga, hanya di Hj Fashion saja yang punya seribu desain baju sehingga tak banyak orang yang memiliki baju yang sama. Karna mereka lebih menyukai baju yang hanya diproduksi satu ketimbang baju-baju yang biasa diproduksi dalam jumlah yang banyak."

"Lalu, bagaimana dengan pemasaran diluar negeri?" Tanya Soonyoung.

"Maaf, soal itu kami tidak melakukannya." Jawab Seungcheol dengan kepala menunduk.

"Kenapa? Bukankah kau tadi bilang jika Hj Fashion setiap tahun mengalami kenaikan dan memiliki reputasi yang baik dipandangan konsumen?" Tanya Soonyoung mencari penjesalan.

"Presdir benar! Tapi... ada sedikit masalah tentang itu, Manager Jinyoung tidak mengijinkan pemasaran didunia internasional karna manager bilang itu berdampak buruk bagi perusahaan. Bisa-bisa perusahaan akan jatuh jika perusahaan kita bersaing dengan perusahaan dari luar negeri." Jelas Seungcheol.

BRAK!!! Soonyoung membanting buku yang tadi dia pegang ke atas meja.

"Si tua bangka brengsek itu! berani-beraninya dia melakukan hal itu selama aku pergi. Untuk soal ini kita lewati saja. Aku akan mengurusnya sendiri nanti." Ucap Soonyoung. Seungcheol pun kembali ke tempat duduknya.

"Sekarang sudah waktunya wawancara karyawan baru?" Tanya Soonyoung pada sekretaris Minhyun.

"Iya Presdir."

"Kita kesana sekarang juga." Ucap Soonyoung.

Soonyoung berangkat ke ruangan dimana wawancara karyawan baru akan dimulai disana.

"Selamat datang Presdir Soonyoung." Sapa Manager Jinyoung pada Soonyoung.

"Lama tidak bertemu paman." Ucap Soonyoung membalas salam Manager Jinyoung.

'Seharusnya dia ikut mati saja saat itu. Akan lebih mudah untuk menguasai perusahaan ini jika anak ini meninggal.' Batin Jinyoung.

Mata Soonyoung penuh dengan api kemaraan. Dengan sekuat tenaga dia menahan amaranya agar tidak muncul. Saat itu pula, Jisoo menyadari apa yang dirasakan Soonyoung dan segera
mungkin memegang tangan Soonyoung agar tenang. Soonyoung memandang ke arah Jisoo.

'Tidak apa-apa. Aku ada disini bersamamu.'! Batin Jisoo. Mendengar itu, Soonyoung merasa sangat lega. Karna masih ada orang yang sayang dan peduli padanya.

"Baiklah! Kita mulai saja wawancaranya!" Ucap Jinyoung mempersilahkan Soonyoung dan yang lainnya duduk.

Disana, sudah ada 4 orang yang duduk dimasing-masing kursi mereka. Ada Jinyoung, Soonyoung, Jisoo, dan juga Seungcheol.

Seorang gadis masuk kedalam dan membungkukkan badannya kemudian duduk dikursi yang sudah disediakan.

"Im Yoona." Ucap Soonyoung melihat berkas miliknya. Sang gadis mengangguk. Menandakan jika namanya memang itu.

"Lulusan diuniversitas tokyo dengan predikat nilai A. Dan pernah bekerja di perusahaan Art JJ?"

***

Di luar ruangan wawancara, seorang gadis tengah duduk dikursinya dengan tenang. Kecuali yang lainnya. Ada yang berdiri, mondar-mandir, ada juga yang sedang menghafalkan kalimat yang ingin dia katakan nanti saat wawancara. Oh, ada pula yang duduk tapi dengan kaki dan tangan yang tidak bisa diam.

"Selanjutnya! Lee Jihoon." Ucap Seorang gadis yang memanggil nama Lee Jihoon untuk masuk. Gadis tersebut pun masuk sambil menghela nafas sebelum dia membuka pintu tersebut dan diperlihatkan 4 orang duduk dimasing-masing kursi mereka. Dengan beberapa sekretaris yang berdiri dibelakang mereka. Jihoon pun duduk dikursi yang dia sediakan.

"Kau... Lee Jihoon?" Tanya Soonyoung pada Jihoon. Di lihat dari wajahnya. Sungguh tak asing. Soonyoung mencoba mengingat-ngingat dimana dia pernah bertemu dengan gadis ini. Dan benar saja! ternyata, dia gadis yang waktu itu pernah dia tolong, saat ikan-ikan yang dia bawa berjatuhan ditengah jalan. Dunia ini memang kecil. Soonyoung tak menyangka akan bertemu denga gadis ini lagi. Ditempat seperti ini?

"Benar."
"Hanya lulusan Sekolah Menengah berani kemari?" Ucap Jinyoung memberi Komentar membuat yang lainnya agak kesal.

"Aku memang lulusan Sekolah Menengah, tapi... aku pernah khursus disekolah Desain 2 tahun. Aku juga penah ikut lomba dan mendapatkan juara pertama dengan hadiah ke paris selama 1 minggu." Balas Jihoon.

'Kakek tua itu benar-benar. Kau pikir orang seperti kami tidak berhak mendapatkan pekerjaan ini apa? akan ku buktikan padamu kalau orang seperti kami ini pantas melakukannya!' Batin Jihoon.

"Kursus dan juga menang lomba tak menjadi satu alasan kau diterima disini. Kami hanya mencari orang yang berbakat dan berkelas. Kau tahu itu?" Ucap Jinyoung.

"Berbakat dan juga berkelas? Siapa yang menentukan semua itu?" Bantah Soonyoung. Membuat Jinyoung diam seketika.

"Menurutmu apa kau punya keahlian dalam bidang Fashion?" Tanya Soonyoung pada Jihoon.

"Tentu saja aku punya! Semua orang punya keahliannya masing-masing. Tinggal bagaimana kita bisa membuat bakat kita itu menjadi berguna bagi dia sendiri dan juga orang lain. Seseorang pernah bilang padaku..."

"Entah itu lama atau tidak. Jika seseorang punya suatu kekuatan untuk mendapatkan sesuatu yang mereka inginkan. Maka mereka bisa mendapatkannya hanya dengan jentikan jari." Ucap Jihoon. Soonyoung yang mendengarnya tercekat. Itu... Kata-kata itu sama seperti kata-kata yang dia katakan untuk seseorang.

"Soonyoung. Kau baik-baik saja?" Tanya Jisoo yang melihat Soonyoung hanya terdiam ditempatnya.

"Humm... Aku baik-baik saja." Ucap Soonyoung terus memandangi Jihoon.

Mungkinkah...

Tbc

Masih ada yang nunggu tyda..? Kalo tyda aku hapus lo ni story :v

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro