💎3
Akhir pekan telah datang, Terlihat Hoshi masih setia tiduran diranjangnya padahal ini sudah menunjukkan pukul setengah delapan. Ponselnya pun berdering dan dengan wajah malas, Hoshi mengkat telfonnya.
"Hm?" Jawab Hoshi.
"Yak!! Cepat bangun!! Bagaimana bisa jam segini kau masih berbaring diranjang?!" Vernon marah-marah saat mendengar suara Hoshi yang terlihat jelas seperti orang yang baru bangun tidur.
"Apa yang kau inginkan? Jangan menganggu waktu istirahatku." Guman Hoshi menyelimuti seluruh badannya hingga tertutup selimut.
"CEPAT BANGUN DAN BUKA PINTUNYA BODOH!!!"
Vernon berteriak keras membuat Hoshi langsung menjauhkan ponselnya dari telinganya. Bisa-bisa dia tuli setelah mendengarkan ocehan Vernon.
"Kau... Di depan rumahku?" Hoshi langsung bangun dari ranjangnya. Berjalan ke arah pintu rumahnya dan melihat dari balik jendela. Setelah melihat Vernon ada diluar, Hoshi langsung menutup telfonnya dan membuka pintu rumahnya. Dari mana dia bisa tahu rumahnya? Hoshi bahkan, menulis alamat rumah orang tua angkatnya. Sesaat setelah Hoshi melihat mata Vernon. Dia baru tahu, jika Vernon pernah membututinya hingga dia sampai dirumah ini. Pantas saja dia tahu rumahnya.
"Kenapa pagi-pagi datang ke rumahku?" Tanya Hoshi mempersilahkan Vernon masuk kedalam.
"Kita akan pergi kencan!" Ucap Vernon penuh semangat.
"Oh, baiklah." Ucap Hoshi sesaat setelah dia membaca pikiran Vernon. Dia tak menyangka, jika Vernon akan melakukan ini padaya. Tapi tak apalah, hitung-hitung dia tak perlu susah payah untuk dekat dengan Jihoon.
'Woow~ rumahnya besar sekali...Ini pertama kalinya aku kerumah Hoshi. Tak ku sangka dia sekaya ini.' Batin Vernon berjalan sambil melihat-lihat isi rumah Hoshi.
Di lihatnya sebuah bingkai foto Hoshi saat kecil bersama dengan Ayah dan ibunya yang memeluk Hoshi dari belakang. Terlihat sangat bahagia. Disampingnya lagi terdapat foto Hoshi dan seorang gadis cantik berkisar berumur 21 tahun dan Hoshi 12 tahun.
"Apa ini?" Vernon melihat ada sebuah ruangan yang sedikit terbuka dan memasukinya. Disana ada beberapa koran, sebuah gambar dan juga ada foto Ayah dan ibu Hoshi yang tertata rapi disebuah lemari berkaca. Vernon hendak membukanya, tapi terkunci. Vernon pun mendekatkan wajahnya ke arah kaca lemari dan membaca koran tersebut.
"Kecelakaan mobil menewaskan sepasang suami istri. Mereka adalah pemilik dari perusahaan HJ Fashion terbesar di Korea..."
'Jadi... Ayah dan Ibu Hoshi...' Batin Vernon saat membaca berita tersebut.
"Kau sedang apa?" Vernon kaget saat mendapati Hoshi tengah memandanginya penuh rasa tak suka.
"Oh, aku..."
'Aku tak menyangka dia adalah anak tunggal dari pemilik Perusahaan Hj Fashion.' Batin Vernon yang membuat Hoshi dapat mendengarnya. Hoshi berjalan ke arah Vernon dan menyentuh kaca lemari dengan penuh sayang.
"Saat itu, aku masih kecil dan kami liburan musim panas dipantai bersama Ayah dan ibuku. Dan sesuatu terjadi pada kami hingga orang tuaku mengalami kecelakaan mobil dan meninggal." Hoshi tersenyum miris jika mengingat kejadian beberapa tahun lalu.
"Banyak orang yang mencoba untuk mengalihkan semua hak warisku. Bahkan mencoba membunuhku... Mungkin jika bukan karna paman Minhyun, hari ini aku tidak ada dan tak bertemu denganmu." Lanjut Hoshi. Kali ini dengan senyum bahagia.
"Paman Minhyun?" Ucapan Vernon terhenti saat Hoshi mengambil bingkai foto yang dipegang oleh Vernon.
"Dia adalah Sekretaris pribadi Ayahku. Dia juga yang selalu melindungiku dari semua orang yang ingin menyakitiku.
Untuk berjaga-jaga, paman mempercayakan seseorang untuk menjagaku. Dan menjadi keluarga baru bagiku. Gadis ini adalah salah satunya. Ibunya berpura-pura menjadi orang tuaku agar tak ada yang curiga jika aku adalah anak dari pemilik Hj Fashion."
'Aku mengerti kenapa selama ini dia menyembunyikan identitasnya. Dan selalu bilang jika Ayah dan ibunya hanyalah pengusaha roti biasa.' Batin Vernon.
"Lalu dimana mereka sekarang? Kau bilang kau tinggal dengan mereka bukan?"
"Mereka ada dirumah. Ini adalah rumah Ayah dan ibuku. Kadang aku tinggal disini dan kadang tinggal dirumah bibi."
"Kau... Janji tak akan menceritakan semua ini bukan?" Pinta Hoshi pada Vernon.
"Tenang saja. percayakan itu padaku!"
Merekapun bergegas pergi menuju tempat janjian mereka. Disebuah mall yang menyediakan permainan bolling. Vernon dan Hoshi berjalan ke arah meja yang sudah ditempati oleh Jihoon dan Seungkwan yang melambai padanya.
"Kalian lama sekali. Seperti anak gadis saja!" Omel Seungkwan.
"Tadi ada urusan sebentar." Ucap Vernon menjelaskan.
"Kalian sudah memesan makanan?" Tanya Hoshi.
"Belum, kami menunggu kalian."
"Baiklah. Kalian bermainlah dulu. Jihoon. Bisa kau bantu aku?" Tanya Hoshi pada Jihoon.
"Aku?" Tanya Jihoon sambil menunjuk dirinya sendiri.
"Iya kau!" Ucap Seungkwan menarik Jihoon agar segera berdiri. Yah, meskipun dulunya Seungkwan menyukai Hoshi. Tapi...itu tak membuat dia menjadi buta karna ada sepasang manusia yang saling menyukai tapi menutup diri dan tak mau jujur. Karna itu, dia dan Vernon akan membantu mereka untuk bersatu dan menjadi sepasang kekasih. Jihoon bangkit dari duduknya dan berjalan dibelakang Hoshi.
"Kau mau apa?"
"Eh?" Ucap Jihoon dengan wajah polosnya
"Kau mau pesan apa?" Tanya Hoshi lagi.
"Aku...Sama dengan Seungkwan saja." Jawab Jihoon. Hoshi pun membayar makanan pada Pelayan dan membawanya ke tempat teman-temannya.
"Hey! Menurutmu, aku jahat tidak?" Tanya Hoshi disela-sela mereka kembali ke meja mereka.
"Eh? Eum.. kau orang yang baik. Tapi kenapa kau menanyakan hal ini padaku?" Jawab Jihoon.
"Lalu kenapa kau seperti menjauhiku?" Hoshi berjalan ke arah depan Jihoon. Membuat Jihoon menghentikan langkahnya.
"A-apa?"
"Lihat. Setiap kali kita berbicara. kau selalu tak menatapku. Apa kau membenciku?"
'Dan itu membuatku susah untuk tahu apa yang sedang kau pikirkan.' Batin Hoshi frustasi.
"Sepertinya kau salah paham. Aku sama sekali tak membencimu. Apalagi menjauhimu."
"Benar? Benarkah itu?" Hoshi merasa sedikit lega karna apa yang dia pikirkan tak seperti yang dia kira.
"Iya... Sebaiknya kita segera kembali." Jihoon memandang Hoshi sejenak. Membuat Hoshi dapat melihat mata Jihoon dan tahu Apa yang tengah dipikirkan oleh Jihoon. Apapun pemikiran itu, membuat sebuah senyuman mengembang dibibir laki-laki tampan itu.
***
"Wooah!! Bagaimana kau melakukannya?!" Vernon berteriak hebat saat ketiga kalinya Hoshi membuat Strike. Bahkan, dia belum pernah bisa melakukan itu. Hoshi hanya menjawab dengan sebuah anggukan bahu dan tersenyum penuh bangga membuat Vernon berkacak pinggangg.
"Kemarikan! Aku ingin mencobanya lagi." Ucap Vernon mengambil paksa bola yang sudah diambil Hoshi tadi.
"Menyerahlah. Meskipun kau belajar selama 1000 tahun. Kau tidak akan bisa mengalahkan Hoshi." Cela Seungkwan memperhatikan Vernon.
"HEY!? Seharusnya kau mendukungku. Aku ini kan pacarmu!" Seru Vernon tak terima karna Seungkwan lebih memilih membangga-banggakan Hoshi ketimbang dirinya.
"Sejak kapan kau jadi pacarku? Jangan karna aku mau jalan bersamamu. Kau bisa mendapatkan hatiku." Ucap Seungkwan angkuh.
"Kau lihat! Bagaimana bisa seorang lelaki menyukai wanita kasar sepertimu. Seharusnya kau bersyukur karna aku masih mau menyukaimu. Haah! Dasar tidak tahu rasa terima kasih." Mulailah bertengkaran antara Vernon dan Seungkwan yang membuat atmosfir disana menjadi sedikit berbeda. Jihoon pun berusaha mundur dan menjauh dari Seungkwan yang mulai mengamuk karna perkataan Vernon. Begitu pula dengan Hoshi.
"Kau bilang apa?! Coba katakan sekali lagi!" Seungkwan terus berteriak memarahi Vernon sambil memukul-mukul badannya.
"HEY! Hentikan. Kau ini wanita atau pesumo. Tanganmu benar-benar kuat!" Tak mau kalah. Vernon semakin mengoceh tak karuan membuat Seungkwan semakin murka padanya.
"Bukankah mereka sangat serasi?" Guman Hoshi pada Jihoon. Sambil memperhatikan pertengkaran yang seperti anak kecil itu.
"Iya. Kau benar." Jihoon tersenyum tipis. Senang bisa melihat adegan seperti ini. Dari beberapa waktu yang lalu, dia sering sekali dijahili maupun diperlakukan tidak baik oleh mereka dan teman-teman yang lain. Tapi sekarang, Berkat orang ini-Hoshi-Jihoon bisa berteman dan berbincang ria dengan Vernon dan Seungkwan. Dia sungguh sangat bahagia sekali.
***
Setelah mereka bermain Bowlling Mereka pergi ke tempat tujuan utama mereka. Yaitu menonton Konser. Banyak orang yang menonton konser tersebut. Terutama para pasangan muda yang menggilai boyband dengan personil yang tampan dan keren-keren tersebut.
"Kau baik-baik saja?" Tanya Hoshi saat melihat sikap Jihoon yang sedikit berbeda. Terlihat seperti orang yang risih atau merasa terganggu oleh sesuatu.
"Um... Aku baik-baik saja." Jawab Jihoon tanpa memandang ke arah Hoshi.
"HEY?! Ayo cepat kemari!" Vernon berteriak saat melihat kedua temannya ini masih setia berdiam diri sementara dia dan Seungkwan sudah hampir berada didepan panggung.
"Jihoon?!" Seungkwan berteriak memanggil Jihoon untuk segera datang. Jihoon pun mengiyakan dan berjalan menuju Seungkwan, namun langkahnya terhenti saat Hoshi menyuruhnya untuk berhenti sambil menarik paksa Jihoon dengan menarik bahu Jihoon.
'Aku benci keramaian. Karna itu mengingatkanku saat aku tersesat waktu kecil.' Hoshi membaca isi hati Jihoon.
"Kau..." Guman Hoshi tak percaya sekaligus kaget.
"HEY?! Kenapa masih diam saja?!" Teriak Seungkwan saat melihat Jihoon dan Hoshi masih tetap ditempatnya.
"Kalian duluan saja! Kami akan menyusul!" Seru Hoshi, Seungkwan dan Vernon pun mengiyakan dan melanjutkan untuk lebih mendekat ke depan panggung.
"Kenapa kau berkata seperti itu?" Tanya Jihoon bingung.
Namun, bukannya mendapat jawaban Hoshi malah menarik tangan Jihoon dan mengajaknya pergi dari sana.
"Sebenarnya kita mau kemana?" Tanya Jihoon disela-sela Hoshi yang terus menarik tangannya entah ke suatu tempat.
"Sudah. Ikuti saja aku." Pinta Hoshi.
"Kenapa kita kemari? Bukankah ini tidak boleh?" Tanya Jihoon saat mereka melewati pagar pembatas yang tak memperbolehkan orang lain masuk. Yah. Sebuah gedung yang baru dibangun. Hoshi menerobos tempat tersebut dan mengajak Jihoon terus menaiki gedung itu dan sampailah mereka dipuncaknya.
"Kita sampai." Ucap Hoshi saat mereka sudah berada diatas gedung.
"Bagaimana? Kita bisa melihat konser dari sini tanpa harus berdesak-desakan dengan orang lain. Umm...anggap saja ini sebagai Tiket VVIP. Kau suka?" Hoshi tersenyum lebar saat memperlihatkan tempat yang bisa digunakan untuk melihat Konser tanpa perlu berdesak-desakan. Sangat jelas karna tempat ini lumayan tinggi. Dan tempat ini juga sangat nyaman karna ada tempat duduk dan juga udaranya yang begitu segar.
"Seharusnya kita mengajak Vernon dan Seungkwan. Pasti mereka akan sangat suka."
"Kau memang gadis yang berbeda dari semua gadis yang pernah aku temui."
"Eh?" Ucap Jihoon sambil menoleh pada Hoshi
"Beberapa gadis yang pernah ku temui. Mereka sangat suka dengan apa yang aku lakukan dan melihat itu sebagai jalan lebih untuk memanfaatkan aku. Tapi kau. Meskipun sudah diperlihatkan hal seperti ini, kau masih memikirkan orang lain ketimbang dirimu sendiri. Itu sangat mengesankan bagiku." Jelas Hoshi sambil memantang ke arah Konser berlangsung.
"Apa itu menganggumu?" Tanya Jihoon tak enak.
"Hahaha... Mengganggu? Itu hanya satu dari sekian hal kecil yang tak berarti bagiku. Kau unik. Kau berbeda. Dan itulah yang membuatku suka padamu." Ungakap Hoshi.
"Su-suka?" Guman Jihoon tak percaya. Hoshi Berbalik dan menatap Jihoon yang termangu ditempatnya.
"Ku kira akan lebih baik jika aku mengatakan hal yang sebenarnya."
"Jihoon... Aku menyukaimu."
***
Hoshi berjalan sempoyongan dikonser tersebut. Terlihat dia tak lagi bersama Jihoon. Vernon dan Seungkwan yang juga telah selesai menonton konser melihat Hoshi dan memanggilnya.
"Dimana Jihoon?" Tanya Seungkwan saat melihat Hoshi hanya sendirian tanpa Jihoon.
"Benar. Tadi kau bilang akan menyusul. Tapi malah tidak ada, dan sekarang kau tak bersama Jihoon." Tanya Vernon.
"Ayo pergi," kata Hoshi dengan wajah kusut dan gaya jalan yang seperti orang tak bersemangat untuk hidup.
"Hey! Sebenarnya apa yang terjadi?" Vernon menarik Hoshi untuk menjelaskan semua hal karna Vernon dan Seungkwan tak tahu menau malah yang tengah dihadapi temannya ini.
'Apa dia ditolak? Hah! Yang benar saja, Dia baik dan tampan. Mana mungkin diTolak gadis aneh seperti dia.' Batin Vernon.
"Benar! Aku ditolak oleh gadis aneh seperti dia!" Hoshi menepis tangan Vernon yang tadinya ada dibahu Hoshi.
"Aku pulang duluan!" Ucap Hoshi pergi meninggalkan mereka berdua. Sedangkan Seungkwan yang masih tak terima dengan penjelasan Hoshi mencoba memanggil-manggilnya namun tetap tak digubris Hoshi.
"Beri dia waktu untuk berfikir." Vernon menepuk pundak Seungkwan dan mencoba membuat Seungkwan mengerti posisi Hoshi yang sedang patah hati karna baru saja di tolak gadis yang disukainya
Tbc
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro