Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Dicari, Seorang Sahabat


Beredar kabar bahwa pewaris puri di bukit itu adalah seorang anak yang aneh. Pelayannya memasang pengumuman di desa.

"Dicari, Seorang Sahabat. Yang cocok akan diberi imbalan menarik."

Semua orang, besar kecil, tua muda, mencoba peruntungan. Mereka tidak peduli seaneh apa anak itu. Kalaupun bertangan delapan atau bermata satu, dia pewaris kaya raya. Mereka tergiur imbalan. Pastilah harta berlimpah.

Ilario satu-satunya yang tidak tertarik. Menurutnya, sungguh aneh mencari sahabat dengan menawarkan imbalan. Bukan persahabatan sejati namanya kalau bisa dibeli. Jadi, dia hanya menonton. Orang-orang masuk ke puri dengan penuh harap, lalu keluar lagi dengan cemberut.

Tahu-tahu, seorang penjaga mendorongnya masuk. Ternyata antrean sudah habis.

"Hei, aku tidak ikutan!"

Percuma saja. Ilario tidak didengar. Dia dibawa ke sebuah taman yang luas. Lalu ditinggalkan begitu saja. Tidak ada siapa-siapa kecuali dirinya, Ilario garuk-garuk kepala. Apa-apaan ini? Buang waktu saja. Ilario berbalik, hendak keluar. Tapi langkahnya dihentikan suara seorang anak lelaki. Ilario tercangak-cangak, sampai dilihatnya alat pengeras suara di atas pohon.

"Kalau ternyata kamu yang cocok, mau minta imbalan apa?" tanya suara anak itu, terdengar bosan.

"Siapa namamu?"

"Jawab dulu pertanyaanku. Kalau kamu cocok jadi sahabatku, imbalan apa yang kamu minta?"

"Kamu ya yang membutuhkan sahabat?" Ilario bertanya balik.

"Jawab dulu peryanyaanku. Kalau kamu cocok jadi sahabatku, imbalan apa yang kamu minta?"

Ilario mengentakkan kaki jengkel. "Hei, aku tidak minta imbalan apa pun! Kalau mau bersahabat denganku, tunjukkan dirimu. Sebutkan namamu. Lalu bermainlah denganku. Baru bisa dilihat, cocok apa tidak menjadi sahabat!"

"Kalau kita cocok, kamu minta imbalan apa?"

"Kamu ini! Apa tidak bisa bicara lain?!" Ilario berkacak pinggang. "Dengar ya, aku tidak butuh imbalan! Bagiku, sahabat itu tidak ternilai. Ah, sudahlah! Kamu mungkin tidak mengerti. Aku mau pulang saja!"

"Tunggu!" Seorang anak laki-laki keluar dari persembunyian.

Dari pakaian mewahnya, Ilario menduga, dialah sang pewaris puri.

"Namaku Enzo. Maukah kamu menjadi sahabatku?"

Ilario mengamati lagi. Anak itu sebaya dengannya. Tanpak normal saja. "Hmm, kita lihat nanti. Bersahabat itu tidak bisa dipaksakan."

Enzo meminta Ilario menginap beberapa hari. Mereka mengobrol. Bermain. Bercanda. Bertengkar. Bermain lagi.

Ketika Ilario hendak pulang, Enzo berkata, "Akan aku ceritakan rahasiaku." Dibisikkannya sesuatu kepada Ilario.

Ilario terbelalak. Lalu mengangguk. Ternyata lebih aneh dari yang digunjingkan penduduk. Kalau aib itu sampai tersebar, habislah Enzo diperolok-olok.

Dia sampai di pondoknya. Tetangga berdatangan. Berharap Ilario yang baik berbagi imbalan. Tapi Ilario tidak membawa apa pun. Mereka bubar dengan kecewa.

"Kamu tidak menceritakan rahasiaku kepada mereka." Terdengar suara Enzo. Ilario terkejut. Rupanya Enzo mengikutinya, dan bersembunyi di balik gerumbulan semak.

"Aku tidak pernah membongkar rahasia yang dipercayakan kepadaku," kata Ilario mantap.

Enzo mengangguk.  "Kamu sahabat yang aku cari."

Ilario tersenyum. Ya, mungkin saja. Masih perlu dibuktikan. Karena pertemanan perlu waktu untuk berkembang menjadi persahabatan. Harus dua arah juga. Kalau Ilario tidak menceritakan rahasia Enzo, kepada pembaca sekalipun, apakah Enzo akan melakukan hal yang sama?

"Kemarilah, aku beritahu sesuatu. Tapi ini rahasia."

Enzo mendekat. Ilario mengatakan sesuatu di telinganya. "Nah, kamu juga pegang rahasiaku. Kalau ada orang ketiga sampai mendengarnya, berarti kamu yang bocor. Aku tidak mau berteman dengan orang yang tidak bisa jaga rahasia."

"Rahasia apa?" Enzo angkat bahu. "Aku tidak dengar apa pun."

Ilario tertawa. Menonjok bahu Enzo main-main. "Ayo balap lari ke sungai!"

"Yang kalah harus gendong yang menang dari sungai ke puri."

"Bukan. Tapi dari sungai kembali ke rumahku!"

Keduanya melesat tanpa aba-aba lagi. Melewati orang-orang yang hanya bisa mendengar tawa dan potongan perdebatan mereka. [AN]


Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro