Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Bab 7

Tenggelam dalam pelukanmu bukanlah yang pertama, namun kali ini rasanya sungguh luar biasa.

Minum soju seperti yang gue lihat-lihat di drama, menjadi salah satu agenda yang wajib gue lakuin. Makanya setelah berkeliling di Hongdae, belanja, eh ... sebenarnya lebih ke Otta yang beliin gue sepatu tadi, terus makan, dan sekarang waktunya bersenang-senang. Menikmati tempat minuman pinggir jalan yang sering banget muncul di drama.

Awalnya si Otta kelihatan ragu terima permintaan gue ini, mungkin dia punya banyak pertimbangannya terlebih kalau kami sama-sama mabuk, nanti bagaimana caranya kembali ke apartemen? Tetapi setelah dia kayak meyakini dirinya sendiri, Otta menerima permintaan itu. Kami langsung masuk ke dalam warung tenda pinggir jalan yang masih sepi.

Jelas sepi lah, ini baru mau jam 7 malam. Gue sih yakinnya orang-orang di sini mulai mampir dijam-jam hampir tengah malam, tapi karena kami berdua adalah pelancong, harusnya dimaklumi.

Gue dan Otta memilih duduk di bangku plastik merah, meja kecil di depan kami sudah diisi satu botol soju yang hijau klasik, dua gelas kecil bening, sepiring pajeon yang masih hangat, dan tteokbokki yang sausnya kelihatan menggoda banget. Bau harum adonan gorengan dari pajeon bercampur dengan aroma saus pedas manis tteokbokki menguar di udara, bikin perut gue mendadak lebih lapar lagi.

Sebenarnya kalau didrama-drama yang gue lihat, teman dari minum soju pastinya pesan semua makanan yang mengandung B2 alias BABI. Cuma nih ya, karena gue sama Otta menganut paham BABI itu HARAM, tapi mabok, seks bebas dan yang lainnya, enggak, makanya gue sama Otta menghindari menu tersebut.

"Kamu tuang duluan," kata Otta sambil menyerahkan botol soju ke gue.

Gue mengambil botol itu, memegangnya dengan dua tangan seperti tata krama minum ala Korea yang gue pelajari dari drama. Otta ngeliatin gue sambil cekikikan kecil.

Duh, bisa stop enggak bikin gue malu.

"Kamu lagi syuting?" dia meledek.

Gue cuma senyum dan menuang soju ke gelas kecil Otta sebelum menuang untuk diri gue sendiri. "Tolong jangan sampai mabok ya, Pak. Aku enggak kuat kalau harus bawa kamu balik ke apartemen," kata gue mengingatkan.

Otta ketawa kecil, "Aman. Tapi kalau kamu yang mabok ...." Gantung Otta bikin gue melotot. Si bangsat, meski dia enggak ngomong apa-apa, gue sadar apa yang ada dalam pikiran dia.

"Enggak usah macem-macem deh."

"Bercanda. Kita lagi liburan, jangan dibawa serius."

"Ah ... iya, paham. Bilang aja aku enggak boleh baper!"

Dia ketawa lagi.

Mengalihkan ke hal lain, gue ajak dia bersulang dengan gelas kecil kami. "Geonbae!" seru gue, mencoba menirukan gaya orang Korea. Soju pertama langsung gue tenggak, dan rasanya? Aduh, panas di tenggorokan. Tapi ada rasa manis samar-samar yang bikin gue pengen nyoba lagi.

"Enak?" tanya Otta, matanya sedikit menyipit saat meneguk soju pertamanya.

"Enak sih, tapi panas," jawab gue, langsung menyambar sepotong pajeon.

Makanan ini ternyata penyelamat. Tekstur renyah dan rasa gurih dari pajeon benar-benar ngilangin panas di mulut gue. Otta juga mulai menikmati, tteokbokki sudah berkurang setengah sebelum gue sadar.

Obrolan kami ngalir ringan. Dari ngomongin belanjaan tadi sore, sepatu baru gue yang Otta beliin, sampai cerita-cerita absurd soal drama Korea favorit masing-masing. Otta yang biasanya kelihatan cuek dan serius ternyata punya sisi nyeleneh. Dia bahkan cerita kalau dulu sempat punya cita-cita jadi idol K-pop. Gue ngakak sampai nyaris keselek pajeon.

OTTA jadi IDOL KPOP? YANG BENER AJA? Emang dia bisa nyanyi? Ngomong aja irit, gimana bisa keluarin suara bagus?

"Ada-ada aja kamu, Ta," kata gue sambil mengusap air mata karena ketawa terlalu keras.

"Tapi kan cita-cita itu gratis, woy," balas Otta dengan santai, menuang lagi soju ke gelasnya.

"Iya, sih. Tapi kan, kenapa harus idol?"

"Hm ... kamu tahu kan aku punya kakak cewek?"

"Iya ... tahu."

"Kakak aku suka banget sama Korea. Makanya dari kecil aku udah cukup akrab sama budaya-budaya Korea. Sampai akhirnya sempat ada keinginan jadi idol."

"Ta, seriusan?" Gue tanya dengan ekspresi enggak percaya. "Kamu kan enggak bisa nyanyi!"

"Kata siapa?" Dia ngelirik gue sambil menikmati sisa pajeon di piring. "Kamu aja yang enggak pernah dengar."

Gue langsung bengong. Selama hampir tiga tahun pacaran, gue enggak pernah sekalipun dengar dia nyanyi. Bahkan kalau lagi karaokean bareng teman-teman, Otta lebih sering duduk di pojok sambil main HP daripada ikut nyanyi. Jadi, pas dia bilang bisa nyanyi, gue ngerasa kayak dengar pengakuan mengejutkan.

"Serius kamu bisa nyanyi? Kok aku enggak tahu?" Gue mencondongkan badan, menatap dia dengan ekspresi penuh penasaran.

"Ya, soalnya aku malu," jawabnya santai sambil menuang soju ke gelas gue.

"Malu? Sama aku?"

"Dulu iya. Aku pikir nyanyi itu enggak penting buat hubungan kita. Lagian aku enggak yakin kamu bakal suka dengarnya," dia mengangkat bahu. "Tapi sekarang, aku mikir, ya udahlah, apa yang harus disembunyiin? Lagi pula kita udah enggak ada hubungan lagi."

Sakit sih dengarnya. Tapi bener kok dia, kita enggak ada hubungan lagi.

Gue geleng-geleng kepala, masih setengah enggak percaya. "Oke, kalau gitu, coba nyanyi sekarang."

Otta berhenti sejenak, menatap gue dengan alis terangkat. "Di sini? Sekarang?"

"Kenapa enggak? Enggak usah malu. Lagian kan KITA udah enggak ada hubungan lagi, ngapain malu? Terus ... orang-orang juga enggak peduli."

Dia mendesah pelan, lalu tiba-tiba mulai humming pelan, membentuk melodi yang gue kenal, lagu Beautiful dari Crush. Suaranya... ternyata enggak jelek. Malah enak didengar. Gue terpaku, enggak percaya sama apa yang baru gue dengar.

"Ta... suara kamu bagus," gue bilang dengan jujur, setelah dia berhenti.

Dia nyengir, kelihatan sedikit lega. "Kamu baru sadar, ya?"

Gue menggeleng, tersenyum kecil. "Gila, Ta, kamu beneran bisa jadi idol K-pop kalau mau. Wah ... harusnya diseriusin sih."

"Gitu, kah? Perlu kah aku seriusin hal yang belum pasti?" jawabnya santai sambil tersenyum jahil. Kok rada ambigu ya dengarnya?


------------------------------


hayo, siapa yang ambigu juga dengarnya? 

Otta nih mau seriusin hoby, atau Nabi?

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro