Bagian 1
Aktivitas seperti biasa sebagai seorang pelajar yang datang saat pagi dan pulang saat sore mulai menjelang. Bahkan, tidak ada waktu sama sekali untuk sekedar berkumpul atau bahkan untuk mencerahkan pikiran dan penatnya kegiatan sekolah.
Namaku Ramadansyah, usia 16 tahun hanya seorang pelajar yang duduk di kelas 2 SMA jurusan IPS di SMA Garuda Jaya.
Kegiatan sekolah yang di mulai dari pagi dan selesai di sore hari, kegiatan kami sebagai pelajar di sibukkan dengan berbagai tugas yang menuntut kami untuk terus menyelesaikan satu persatu.
Dan belum lagi banyaknya rentetan kasus yang terjadi di sekolah. Mulai dari kasus Bullying, kenakalan anak-anak, perseteruan dengan guru di sekolah dan lain-lainnya.
Ada yang bilang peraturan itu di buat untuk di langgar, dan untuk apa peraturan itu di buat jika masih di langgar. Sekolah ini sangat ketat dengan adanya peraturan dan segala banyak kasus yang telah terjadi.
Bahkan pihak OSIS juga berperan besar untuk memajukan sekolah ini dengan segala peraturan dan kegiatan sekolah yang banyak menghasilkan prestasi mentereng.
.
.
.
Hari Senin, tanggal 2 Oktober 2017. Pagi itu semua bersiap-siap untuk melakukan persiapan untuk kegiatan upacara. Para anggota OSIS sudah berkumpul mempersiapkan semua keperluan selama kegiatan upacara berlangsung nanti.
Jarum jam tanganku menunjukkan pukul 06:45, dan upacara akan segera berlangsung jam 07:00.
Drap...
Drap... Drap...
Aku mulai mempercepat langkah kaki ku menuju gerbang sekolah yang tinggal berjarak 200 Meter di depan mata, dan disana Pak Ferdy sudah Bersiap-siap untuk menutup gerbang yang setinggi 2 Meter.
"Tu.. Tunggu Pak, jangan tutup dulu dong," pintaku yang tergesah-gesah menuju pintu gerbang sekolah.
"Ahh, kamu lagi! Cepetan masuk, bentar lagi upacara di mulai. Jangan sampai kepala sekolah marah loh," ucap Pak Ferdy padaku sembari beliau menutup perlahan pintu gerbang itu.
"Terimakasih banyak, Pak!"
Aku berlarian di koridor sekolah yang mulai sepi, langkahku semakin di percepat agar tidak telat bergabung ke lapangan untuk mengikuti kegiatan upacara di hari senin ini. Biasanya siswa yang telat akan di suruh berdiri di hadapan orang banyak, untuk menjadi contoh jika melakukan kesalahan akan di permalukan di khalayak ramai.
Brugh
"Aww, sakit!"
"Maafiin gue, sekali lagi maaf!"
Aku kembali berlari dengan cepatnya ke lantai dua gedung ini. Lantai terdapat kelas 11 IPS dan IPA yang berbaris sejajar dan kelas ku ada di paling ujung. Kelas 11 IPS 4.
Test
Test Test
"Satu... Test satu, dua, tiga..."
Suara Michrophone sudah terdengar jelas di lapangan dan semua siswa semuanya sudah berbaris sesuai barisan kelas masing-masing.
Hosh
"Kemana aja lu? Untung aja lu gak kena hukuman bro," ucap lelaki dengan tubuh tidak terlalu gempal dan tubuh besarnya seperti mahasiswa--Rizky.
"Sorry bro, gue kesiangan tadi."
"Untung aja lu gak telat, kalau telat bisa-bisa di tempeleng luar dalam lu sama Pak Iyan," ucap Rizky sembari cekikikan.
"Psstt, bisa diam gak?" tegur orang yang berdiri di barisan paling depan dan dia adalah ketua kelas--Irma.
"I-iya Buk Bos!"
Kami berdua berhenti tertawa dan khusyuk pada pelaksanaan upacara bendera dan menikmati dengan khidmat proses upacara.
***
Pukul 08:10,
Siswa kembali masuk ke kelas setelah melakukan kegiatan upacara. Suasana yang riuh dengan suara para penghuni kelas ini memenuhi ruangan kelas dan sebelum memulai pelajaran ada di antara mereka yang sedang asik menyalin pekerjaan rumah bagi yang selesai mengerjakan, ada juga kelompok yang hanya merumpi di dalam kelas.
Mereka sibuk satu sama lainnya dan aku hanya fokus memandangi mereka dari meja paling belakang. Bahkan jika guru pun tak masuk hari ini, akan menjadi hari yang paling berbahagia bagi para siswa di kelas ini.
Pasalnya jam pelajaran pertama adalah pelajaran olahraga. Bagi para sebagian siswa pelajaran olahraga di jam pertama seperti ini sehabis upacara sangat melelahkan. Tapi, jika tak segera mengganti pakaian olahraga maka Pak Iyan akan masuk ke dalam kelas dengan membawa senjata andalannya yaitu... Rotan panjang nan tipis.
Sekali pukul bekasnya bisa sampai satu minggu lamanya baru hilang, dan tak lupa juga bahwa saat pelajaran olahraga selalu di tekankan kekuatan mental dan fisik. Bahkan jika tidak kuat bisa-bisa terkena demam ataupun kaki yang mulai membengkak atau pundak yang membiru saat pelajaran olahraga.
Bayangkan saja, sekolah ini sudah mencetak beberapa prestasi dalam bidang olahraga dengan menyabet juara satu turnamen Futsal, Basketball, Volley, bahkan di bidang bela diri seperti Silat dan Karate.
Dengan peraturan yang super duper ketat para siswa di cetak menjadi siswa yang berprestasi dan sudah mengharumkan nama sekolah dalam bidang apapun.
"Semuanya cepat kumpul di lapangan, saya hitung sampai 3. Buruan!" ucap Pak Iyan dengan mengambil aba-aba untuk meniup peluit dan tangan kanannya yang memegang sebuah rotan kecil andalannya.
"Satu, Dua, Ti... tiga!"
Priiiitttt
Semua siswa lari terbirit-birit saat peluit itu mulai berbunyi dengan kerasnya, membuat telinga siapa saja merinding jika tidak segera berbaris di lapangan.
"Semuanya sudah lengkap? Hitung banjar cepat," perintah Pak Iyan dengan raut muka serius dan sedikit bengis melihat ke arah para siswa di kelasku mulai ketakutan.
"Hari ini, kita akan lari mengintari tiga keliling memutari lingkungan sekolah kita. Jangan ada yang mengeluh dan cepat laksanakan!" sambung Pak Iyan.
"SIAAAPPP PAK!"
***
"Membosankan ya, kehidupan sekolah yang seperti ini cuma menghabiskan waktu masa muda saja."
Aku mulai membenci kegiatan yang menghabiskan waktu para pelajar untuk memikirkan semua mata pelajaran. Bahkan tidak semua otak para siswa di gunakan untuk belajar semata, pelajaran juga tidak di dapat hanya di sekolah.
Pelajaran yang sesungguhnya akan di dapatkan di luar lingkungan sekolah. Sekolah cuma sebagai jembatan menuju masa depan, tidak menutup kemungkinan kesuksesan seseorang tidak di ukur dari seberapa dia rajin di sekolah saja, melainkan kemampuan yang mereka miliki dan mental yang tak pernah menyerah menghadapi kerasnya kehidupan di luar sana.
"Mungkin sedikit hiburan akan membuat semuanya menjadi lebih indah lagi. Sepertinya butuh sedikit perubahan yang signifikan nih!"
"Bersiaplah, aku akan membuat sebuah kejutan untuk kehidupan yang mulai membusuk ini, dan aku mulai muak dengan semua peraturan ini. Bagaimana kita coba ubah peraturan yang sedikit kaku ini ya, mungkin seru sekali. Fufufufu!"
_________________NEXT CHAPTER_____
A: Bagaimana Ceritanya? Suka, atau malah sebaliknya? Silahkan berikan komentar dan vote kalian jika suka. Tunggu aku di chapter selanjutnya dengan cerita yang menarik, semoga aku bisa memuaskan ekspetasi kalian akan cerita ini, dukungan kalian sangat berarti buatku. babay ^^
-Sankyuu-
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro