❬ 18 ❭ @RyanneJo - Sepotong Cinta Untuk Raisa
Aku tahu tak seharusnya aku menyimpan rasa ini, tapi hati siapa yang bisa mengatur. Dia datang begitu saja, tanpa bisa diatur dan tak ada yang mengundang.
Hari itu seperti biasa, tugas piketku bersamanya dan membuatku semangat mengerjakan tugas piketku itu.
Tapi aku tahu, lagi dan lagi dia tak menyadari kehadiranku.
"Ah, shit!" ujarku berteriak, dan gadis incaranku segera mengernyitkan dahinya menatapku bertanya.
Seketika aku terdiam dan cengengesan. Dan jawabanku membuatnya segera tak bertanya lagi, dan aku pun lega.
"Arsyad, kamu udah ngerjain pr matematikanya kan, pinjemin aku dong. Kemarin, aku pergi keluar seharian dan lupa sekarang pr-nya harus dikumpulin." Tiba - tiba saja Raisa sudah duduk di bangku sebelahku yang kosong saat aku baru saja mau mengeluarkan buku - bukuku ke atas meja, dan membuatku hanya mengangguk dan tersenyum.
"Trims. Aku ngerjainnya cepet kok." Dan segera buku prku sudah berada ditangannya dan Raisa segera berdiri kembali ke bangkunya buat mengerjakan pr.
"Ah, Raisa. Mengapa selalu saja aku tak pandai berbicara bila dirimu sudah berada di depanku. Mulutku seakan terkunci, dan melihat senyummu saja sudah cukup menghibur hatiku." Keluhku dalam hati dan aku tahu, tak akan pernah di dengar oleh Raisa, gadis impianku.
********
"Elo masih gak bergerak, Syad. Masih aja natap doi dari jauh. Ya elah, Syad, sampai matahari tenggelam dari timur juga tuh Raisa gak bakal tahu perasaan elo." Miki, sohib sekaligus teman sebangkuku tiba-tiba tiba saja nyerocos tanpa aku perintah.
"Apaan sih elu, Mik. Sok tahu banget sih lu. Siapa lagi yang suka." Ucapku buru - buru dan membuat Miki hanya tertawa.
"Ya elah, Syad. Orang buta yang jelas- jelas kagak bisa melihat aja tahu elo suka sama Raisa. Apalagi gue, sohib keren elu." Jawaban Miki membuatku hanya bisa menggaruk - garukkan kepalaku yang tidak gatal.
"Itu kenapa pala elu. Gatal." Arsyad masih saja nyerocos membuatku tak berkutik lagi.
"Udah, Syad. Sana, gerak cepat napa jadi cowok. Keburu ada yang duluin Raisa, mewek deh lo di depan gue." Ucapan keras Miki membuatku hanya melototkan mataku ke arah Miki yang disambut cengiran Miki.
"Berisik amat sih elu. Udah deh, gue mau hapalin dulu sebelum kuis dimulai." Aku segera membuka buku sejarahku sebelum Miki berkata lebih panjang lebar lagi.
"Raisa, nanti sore aku boleh ke rumah kamu, gak. Ada yang mau aku omongin."
Raisa yang saat itu sedang menyalin catatan segera menoleh sesaat ke arahku dan segera berbalik ke buku catatannya kembali.
"Boleh. Datang aja nanti sore. Aku tunggu ya." Ucapnya sambil masih saja menyalin catatan dan membuatku girang setengah mati.
"Nanti malam harus berhasil. Atau aku tidak akan pernah tahu apa pun perasaannya padaku." Ucapku dalam hati sambil mataku tak lepas menatap tubuh gadis impianku yang masih saja asyik menyalin catatan itu.
********
Sore sudah menjelang, tapi aku masih saja berada di rumah. Aku masih khawatir Raisa menolak perasaanku. Ingatanku melayang pada senyuman Raisa saat menatapku tadi di sekolah. Dan kurasakan, senyumanya itu begitu tulus diberikan padaku.
"Siap tidak siap, gue harus berani nembak Raisa. Semoga sejak sore ini bakal menjadi hari bersejarah buat hidup gue. Maju, Syad! Elo pasti bisa!" ucapku keras - keras di ruang tamu itu dengan saksinya cicak kecil yang hinggap di dinding.
"Syad, kok dari tadi diem aja. Dari kamu datang dan minum teh yang aku berikan, kamu masih saja diem aja."
"Kamu mau ngomong apa sih, Syad. Aku kan jadi penasaran." Ucapan panjang lebar Raisa membuat gugupku makin parah sejak aku tiba di rumah Raisa.
"Syad." Aku seketika terkejut saat tanganku digenggam begitu lembut oleh Raisa.
"Aku sayang kamu, Raisa. Sudah begitu lama aku memiliki rasa sama kamu, bahkan sepotong cinta ini sudah tergenggam begitu lama buat kamu." Ucapku cepat dan begitu saja terlontar dari bibirku ketika Raisa melemparkan tubuhnya di pelukanku.
"Kenapa begitu lama kamu katakan, Syad. Aku udah nunggu - nungguin ucapan kamu itu, ngerti gak sih kamu."
"Hah!"
T A M A T.
Akhirnya aku cukupkan saja cerita cinta sepasang sejoli ini, ya pembacaku. Selanjutnya, biar waktu yang menjawab kisah cinta mereka. Demikian kisah ini ditulis oleh penulis yang masih berjuang dengan cerita - cerita berikutnya. Salam dari aku Josephin dengan akun RyanneJo
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro