Train To PE'aa
warning: typo beterbangan di mana mana.....
HAPPY READING...
.
.
.
.
Pagi yang cerah harusnya dihabiskan dengan membaca koran di ruang keluarga dengan ditemani secangkir wine. Begitulah pagi ideal bagi Chuuya. Tapi sepertinya harapannya tak akan terkabul. Untuk saat ini, mungkin.
"Chuuya, aku mau ke sana~" kata (y/n) riang. "Di sana banyak barang barang bagus."
"Iya, iya," kata Chuuya mengalah karna hari ini ia sudah berjanji akan menuruti semua kemuan (y/n) saat di Tokyo karna pertemuan anggota PE'aa. "Aku baru ingat," kata Chuuya di sela langkahnya mengikuti menuju toko di seberang. (y/n) yang mendengar ucapan Chuuyapun menoleh sekilas dengan dehemannya. "Kemana anggota PE'aa yang lain?"
"Yang lain?" ulang (y/n). "Mereka juga sama seperti kita. Kau tahu," kata kata (y/n) yang menggantung mebuat Chuuya penasaran. "Pertemuan kali ini seperti mempertemukan sang pasangan dengan para keluarga, PE'aa."
"Oh, begitu," kata Chuuya dengan entengnya. Tanpa tahu seberapa besar keberanian yang dikumpulkan (y/n) hanya untuk mengatakan itu. "Jadi sebenarnya inti dari semua ini hanya di awal tadi." dan hanya dijawab anggukan (y/n) dengan telinga memerahnya.
"Lebih bagus yang mana, Chuuya?" kata (y/n) mengalihkan pembicaraan. "Yang ini atau yang ini?" menampakkan dua dress manis di tangannya.
"Aku rasa kau lebih suka itu," kata Chuuya menunjuk kumpulan jumper bertema anime.
"Kya...!!" kemudian (y/n) berlari menuju kumpulan jumper itu dengan tatapan berninar. Benar benar otaku garis keras. "Aku mau yang ini, ini, ini," sembari memberikan barang yang akan ia beli pada Chuuya. "Kau benar benar menger-"
Tung tara tung tara tung tara~
Tiba tiba suara chat dari frup PE'aa yang sedari tadi terdengarpun menyela ucapan (y/n).
Ringtone yang aneh, batin Chuuya.
Yuki
Apa iya?
Yuiki
Iya. Aku melihatnya sendiri, aku dan Kuroo langsung berlari dan kini kami akan kembali ke rumah Kuroo. Karna kami rasa rumahnya yang paling aman.
Yuki
Kalau gitu aku dan subaru juga akan kembali. Sampai nanti.
Dea
Aku juga
Ryuu
^2
Risma
^3
Mapeng
^4
hime
^5
you
ada apa ini. kok pada mau pulang???
Ryuu
^69
Yuiki
ada jombi...!!!
Mapeng
beb, pulang, beb, pulang!!
Dea
^@(your WA name) iya, kak. Aku ini lagi dikejer, nih >.<
Mapeng
(y/n), pulang ke yokohama aja!!!!! Cepet!!!
You
^lagi dikejer masih bisa ngetik ya, de "^_^
Filly
(y/n), mending pulang naek kereta aja. Aku ama dazai juga naek kereta. Dan mereka belum menginfasi kereta kok.
You
oke. Aku op dulu ya
Tanpa menunggu jawaban dari yang lain (y/n) segera membuang semua barang yang ada di tangan Chuuya dan menariknya keluar dari toko.
"Ada apa ini, (y/n)?" kata Chuuya menghentikan pergerakan (y/n) yang berlari tanpa tujuan. "Barang barangnya? Tentang datenya?"
"Ada zombi, Chuuya. ZOMBI!!" kata (y/n) dengan hebohnya, membuat orang disekitar menatap mereka dengan tatapan aneh.
"Zombi?" ulang Chuuya dengan tanda tanya besar di atas kepalanya. "Kau mau ikut cosplay zombi atau mau main zombi ts**ami?"
"Bukan itu, bodoh!" dengan tatapan horor.
(y/n) memberi isyarat agar Chuuya mendekat, setelahnya iapun membisikkan sesuatu yang pastinya membuat semua yang mendengar langsung bergdik ngeri. Tapi entah Chuuya bodoh atau memang tak takut, ia sama sekali tak memberikan respon seperti yang (y/n) bayangkan.
"Lalu?" tanya Chuuya yang membuat (y/n) tak habis pikir dengan kekasihnya yang notabene merupakan eksekutif mafia. namun mengapa saat ini ia begitu bodoh di mata (y/n)?
"Kau..." (y/n) menatap Chuuya dengan tatapan bingung. "Tidak takut?" Chuuya menggeleng dengan wajah polos yang membuat (y/n) begitu ingin menamparnya sekuat tenaga.
"Mereka hanya makhluk yang sudah mati, (y/n)" kata Chuuya lembut. Tapi tak cukup membuat (y/n) tenang.
"Tapi, tapi, walau begitu," kata (y/n) dengan nada bergetar dan mata yang telah berkaca kaca. Entah mengapa tiba tiba ia membyangkan Chuuya yang terbaring emah diepan matanya. "aku tetap takut." Kali ini air mata sukses membasahi pipi mulus sang gadis.
"Jangan menangis, bodoh." Kata Chuuya dengan salah satu tangan menyeka air mata (y/n) dan yang lain menggengam jemari indah (y/n) yang bergetar hebat. "Aku selalu disampingmu. Jangan takut." Diakhiri dengan pelukan hangat yang sukses menekan ketakutan (y/n).
"aku tak ingin sesuatu yang buruk terjadi padamu, jangan sampai kau mati. Atau, akan kubunuh kau sekali lagi!" Kata (y/n) sedikit membentak dengan wajah memerah kemudian melepas pelukan.
"Tentu," kata Chuuya yang kali ini memulai pelarian menuju stasiun kereta. "Ayo."
Mereka terus berlari menuju stasiun dengan sesekali menabrak pejalan kaki yang lain dan mendapat beberapa kali umpatan.
Jika hari ini Chuuya sedang tak terburu buru pastilah, semua orang itu telah berada dalam catatan orang yang harus di habisi.
Kereta tujuan Yokomaha, akan segera berangkat. Harap berada di belakang garis kuning.
Mendengar peringatan itu, Chuuya dan (y/n) mempercepat laju lari mereka, mengabaikan kaki yang mulai melemas dan napas yang terengah engah.
"(y/n)," kata Chuuya yang langsung menarik (y/n) kedepan dan segera mendorongnya memasuki kereta dengannya yang juga memasuki kereta.
"Ittai..." kata (y/n) yang telah berada di dalam kereta dengan perasaan aneh. Matanya yang sebelumnya tertuppun kini terbuka dan langsung menemukan mata Chuuya yang begitu dekat.
Akhirnya ia baru sadar mengapa ia merasa banyak yang menatapnya. karna posisi mereka. (y/n) terlentang di lantai dan berada di antara lengan Chuuya yang bertopang pada lantai.
"Syukurlah kita bisa tepat waktu." Chuuyapun berdiri dari posisi tak mengenakkan itu baru kemudian membantu (y/n) setelahnya.
Dia ini tak peka atau memang bodoh, ha?! batin (y/n) yang sudah berdiri diatas kedua kakinya. Kenapa aku bisa mencintainya, ha?!
Chuuya mulai berjalan menuju bangku yang hanya diduduki beberapa orang, kemudian memberi isyarat (y/n) untuk duduk sedangkan dirinya berdiri tepat didepannya dengan tangan yang terus menggenggam erat tangan (y/n).
Ini yang membuatku mencintinya, batin (y/n) lagi. Aku merasa aman dan nyaman.
"Syukurlah," kata (y/n) dengan menatap sekitar tenang. "Sepertinya mereka belum menginfasi kereta ini."
Baru saja Chuuya akan mengangguk, dari belakang terdengar suara gaduh yang luarbiasa aneh. Suara benda berjatuhan, kemudian seperti beberapa orang dewasa yang jatuh dan disusul dengan jeritan yang memilukan.
"Ap, apa itu, Chuuya?" tanya (y/n) yang kini berdiri di belakang Chuuya dengan tangan bergetarnya yang berpegangan erat pada mantel sang kekasih.
"Jangan khawatir," kata Chuuya mulai menenagkan (y/n) yang gelisah dengan meraih jemari lentik sang gadis. "Aku disini."
Keheingan melanda, Keheningan yang begitu janggal. Dari sekian banyak orang yang menaiki kereta mengapa tak ada suara gumaman sedikitpun dari kereta bagian belakang.
"Chuuya," panggil (y/n).
Chuuya tak menjawab dan beberapa detik kemudian terdengar suara layaknya raungan singa namun lebih memilukan lagi.
"Chuuya!"
Tak lama satu persatu makhluk yang dinamakan zombi bermunculan dan membuat kegaduhan di dalam kereta itu.
Semua menjerit dan berlarian tanpa tahu arah hingga satu persatu dari mereka tertangkap dan menjadi salah satu dari mereka.
Namun dalam semua kegaduhan itu hanya Chuuya yang tenang dengan (y/n) di belakangnya tengah ketakutan.
Salah satu dari banyak zombi mulai mendekati Chuuya yang berdiri tanpa memperdulikan zombi atau orang orang yang ketakutan. "Groar... Roar.... Roar..." kata sang zombi yang mulai mendekat, entah apa yang tengah ia bicarakan.
"Ha?! Kau bicara apa, sialan!" kata Chuuya dengan tatapan membunuhnya dan meraih backpack yang tak jauh darinya dan melemparnya menuju sang zombi. "AKU TAK MENGERTI!" hingga zombi tersebut dan beberapa dibelakangnya terjatuh.
Entah zombi zombi itu yang terlalu lemah atau kekuatan Chuuya yang besar, membuat zombi tersebut tak bergerak. Mati.
Semua mata langsung menatap chuuya yang berhasil menumbangkan beberapa zombi hanya dengan satu gerakan. Mereka terdiam, hingga akhirnya para manusia diantara zombi mulai berlari menuju Chuuya, meminta perlindungan. Namun sebelum hal itu terjadi zombi telah lebih dahulu meraih mereka dan mencik cabik tubuh mereka hingga darah menciprat ke segala arah.
(y/n) menutup matanya dan mengalihkan pandangannya pada Chuuya, seakan akan kejadian dan darah yang sedikit menciprat kearahnya adalah sebuah hal biasa. Namun sebenarnya dalam dirinya, ia menjerit dan hampir muntah karnanya.
(y/n) menatap Chuuyaa dengan tatapan mengejeknya. "Semakin lama kau semakin mirip dengan shizu- chan."
"Jangan samakan aku dengan bartender gila itu!" kata Chuuya dengan perempatan imajiner yang muncul di pelipisnya.
"Kalau begitu bagaimana jika kau kusamakan dengan Izaya?" tanya (y/n) yang mulai tak memperdulikan para zombi yang makin mengila dan darah yang hampir menggenang ke sekitarnya. Namun tetap saja (y/n) berpura pura tak sadar akan hal itu. "Eh! Kau tak cocok dengan izaya!"
"Ha?! Izaya hanya cocok dengan si perban berjalan." Kata Chuuya yang kali ini melempar zombi yang telah mati didekatnya ke para zombi yang menghampiri mereka
"Yappari!" pekik (y/n) membuat Chuuya menoleh padanya. "Kau mirip dengan Shizuo."
"Apa katamu?!" kali ini ia melempar dua zombi.
Emosi Chuuya benar benar sedang dipuncaknya. Ia tak dapat menahan emosinya saat dikelilingi zombi yang bereriak dengan bahasa alien yang tak ia menegrti dan juga kekasih yang menyamakannya dengan bartender yang selalu saja emosi akan hal sepele.
"Benar benar," kata (y/n) mengejek. "Emosimu dan kekuatan super yang bisa melempar semua sungguh mirip dengannya."
"JANGAN! SAMAKAN! AKU! DENGAN! BARTENDER ITU!!" kata Chuuya dengan penekanan di setiap kata dan disetiap kata ia melempari zombi dengan zombi yang lain.
"Akhirnya selesai!!" kata (y/n) girang. Chuuya yang bingungpun mengikuti arah tatapan (y/n) dan menemukan tumpukan zombi dengan pakaian yang belumuran darah. "Kau berhasil."
"Kaulah yang mirip Izaya." Kata Chuuya dengan tatapan malasnya.
"Aku!" kata (y/n). Sepertinya kali ini akan menjadi pertengkatrag besar antara Chuuya dan (y/n). "Jadi duta shampoo lain. Ahahaha, ups."
Chuuya terdiam dan menatap (y/n) dengan tatapan tak percaya.
"Aha.. ahahaha," tawa (y/n) yabg dibuat buat dan makin membuat Chuuya mentapnya dengan tatapan aneh.
Kereta akan segera sampai, jangan lupakan barang bawaan anda. Semoga anda melalui perjalanan yang menyenangkan.
Tak lama pintu kereta pun terbuka. Chuuya (y/n) serta beberapa penumpang yang selamat segea keluar dengan tergesa gesa.
Beberapa ada yang mengadukan jika telah mendapat serangan dari zombi, beberapa yang lain langsung berlari keluar dari stasiun dan beberapa yang lain duduk terdiam di kursi yang tersedia, Merenungkan apa yang telah terjadi beberapa saat yang lalu.
Setelah (y/n) dan Chuuya keluar tak ada yang terjadi, namun beberapa detik kemudian (y/n) segera menangis sejadi jadinya dan sesekali nyaris muntah.
"(y/n) kau baik baik saja?" tanya Chuuya panik. Tiba tiba manangis dan muntah setelah sebelumnya tertawa riang layaknya tengah berada di taman bermain, benar benar membuat Chuuya panik.
"Chu, Chuuya..." panggil (y/n) disela isakan tangisnya kemudian segera memeluk Chuuya dengan tubuhnya yang bergetar hebat.
"Tenangkan dirimu, (y/n)." Kata Chuuya yang langsung membalas pelukan (y/n) dengan erat, seakan jika ia melonggarkannya sedikit saja maka (y/n) akan segera jatuh. "Aku disini. Tak ada yang perlu kau khawatirkan lagi. Semua sudah berakhir."
(y/n) mengangguk dalam pelukan Chuuya. "Syukurlah kau biak baik saja." Kata (y/n) dengan suara serah dan sesekali sesenggukan. "Syukurlah kau menepati janjimu."
"Maaf sudah membuatmu khawatir," kemudian mengecup puncak kepala (y/n). "Dan juga terimakasih."
maap. maap maap. maap maap maapm. ku melar banget........ maaaaaaaapppppppp
oke makasih dah baca. jangan lupa mampir ke work yang lain yaaaaaa
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro