
EPILOGUE
Karya ini dilindungi oleh undang-undang hak cipta no. 28 tahun 2014. Segala bentuk pelanggaran akan diselesaikan menurut hukum yang berlaku di Indonesia.
Aku terbangun dengan keringat membanjiri tubuh. Tanganku bergerak ke arah leher. Sebuah tali menggantung dengan sebuah botol kecil sebagai bandulan. Kucoba kembali mengingat apa yang terjadi dalam mimpiku.
"Putramu adalah pemilik sang pengubah masa depan Aleronn. Berikan botol itu secepatnya pada Terra. Sesuai janjiku, sayapnya akan kembali. Keturunannya akan menjadi pelindung sepasang penyelamat negeri."
Aku mengingat wajah lelaki di mimpiku. Mungkinkah itu benar-benar Michael? Apa arti semua ini?
Aku segera turun dari ranjang. Kukenakan jubah sekenanya sebelum mengecup kening istriku lembut.
"Lavina ... aku akan ke rumah Terra, mengantar sesuatu untuknya," bisikku.
Ia menggeliat, mengerjapkan mata, menatapku heran dengan tatapan setengah mengantuk. "Ini masih dini hari. Apa tidak bisa menunggu sedikit lebih lama lagi?"
Aku menggeleng. "Harus sekarang. Kau teruskan tidurmu saja. Aku tak akan lama."
Kukecup ia sekali lagi sebelum buru-buru melangkah pergi.
***
Langit masih gelap saat aku tiba di depan rumah Terra yang kini ia huni bersama Xienna. Kuketuk perlahan sambil memegangi botol yang menggantung di leher.
Tak lama kemudian pintu terbuka, disusul wajah Terra yang setengah mengantuk. Matanya melebar saat melihatku.
"Kau? Ada apa? Masuklah," ujarnya.
"Tidak usah. Aku hanya mengantarkan ini." Tanganku mengambil tali beserta botol dan mengulurkannya pada Terra.
"Apa ini?" tanyanya heran.
"Michael mendatangiku melalui mimpi. Ia menitipkan botol dan memintaku memberikan itu secepatnya padamu. Dia bilang sesuai janji, sayapmu akan kembali. Putraku kelak adalah pemilik si pengubah masa depan Aleronn. Keturunanmu akan menjadi pelindung sepasang penyelamat negeri."
Terra terdiam. Matanya menyiratkan banyak pertanyaan.
"Jangan bertanya padaku karena aku pun tak mengerti apa maksud atau alasannya. Mungkin ini ada hubungannya dengan ucapan Peyten waktu itu tentang ramalan Eligius," ujarku panjang lebar.
Terra tercenung sejenak. "Aku tak mempertanyakan alasannya ...."
Aku mengernyit. "Lalu apa?"
"Aku mencemaskan apa yang akan terjadi saat anak-anak kita lahir ...."
***
THE END.
Fiyuuuuuh, akhirnya Torrent's Kanaya harus berakhir sampai di sini. Bagaimana pendapat kalian? Cukup menikmati perjalanan kisahnya?
Aleronn Series 4 akan segera menyusul walau mungkin agak sedikit tertunda karena saya sedang terfokus pada Lucis Series dan kemungkinan beberapa project lainnya.
Khiera vhale ... buat semua pembaca setia Aleronn Series. Makasih tak terhingga untuk semua dukungan kalian dalam bentuk saran, kritik, vote, dan komen. Saya mendoakan kesuksesan buat kalian semua. Oh, ya, tolong doakan semoga proses revisi dan penerbitan Torrent's Kanaya lancar ya.
Mungkin hanya itu yang bisa saya katakan. Sampai jumpa di cerita lainnya. Semoga tetap menjadi pembaca setia saya. ^^
Salvhe ashta! <3
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro