4 :: SALAH SASARAN.
Hai, aku datang.
Nungguin ya?
Atau tidak?
HAHAHA.
🚐🚐🚐
Mily membuka pintu kamarnya. Sebelum berjalan keluar, gadis itu memperhatikan sekeliling. Terlihat Mamanya sedang menonton sambil memangku Adiknya yang baru genap setahun. Mily diam sesaat, menyaksikan pergerakan Mamanya yang terus diam dengan mata fokus pada tv. Karena memungkinkan untuk berjalan maju, Mily tersenyum lebar.
Saatnya beraksi.
Dengan langkah pelan-sampai tidak terdengar suara sedikitpun, Mily berjalan menuju kamar Mamanya. Tempat tujuannya saat ini.
Di sela-sela langkahnya, Mily terus memohon perlindungan agar Mamanya tidak memergokinya. Kalau itu terjadi, sudah pasti telinganya akan jadi korban kekerasan.
Berjalan lebih dekat lagi dan seketika berhadapan dengan pintu coklat. Melirik Mamanya dulu lalu dengan hati-hati Mily memutar knop pintu.
Berhasil membuka pintu, Mily terkikik senang. Tidak ingin membuang waktu sampai Mamanya menoleh, Mily dengan cepat masuk kedalam dan mengambil sesuatu yang ingin ia ambil. Setelah selesai, Mily menutup pintu kembali lalu berlari secepat kilat menuju kamar nya.
***
"Juwita!"
Mily barusan saja masuk ke dalam kamarnya dan langsung meneriaki Juwita yang berada di seberang sana. Karena suara Mily begitu besar, Juwita dengan cepat membuka jendela dan seketika menemukan Mily yang tersenyum lebar sambil memegang benda yang mereka berdua rencanakan sepulang sekolah tadi.
"Yes!" Juwita bersorak. Tanpa Mily suruh, ia langsung merangkak keluar dan merangkak lagi untuk masuk ke dalam kamar Mily. Sedekat itu.
"Wah. Emang ya, lo itu multi talenta." Juwita memuji.
"Jelaslah. Makanya lo harus banyak syukur karena jadi temen gue." Setelah berbangga diri, Mily duluan duduk di tepi kasurnya. "Ta, ambilin catatannya di tas gue."
Juwita nurut, berjalan mengambil catatan nama akun sosial media Surya yang sudah mereka minta di salah satu fans saat ikut mengantri mengirimkan Surya minuman.
Mily diam sambil menerima pemberian Juwita. Ia tengah memandangi ponsel Mamanya yang beda jauh dari punyanya. Ponsel Mily sangat kecil dan memiliki tombol banyak, tidak seperti ponsel Mamanya yang hanya memiliki satu tombol. Mily sampai sekarang belum Menganti ponselnya. Masih menggunakan merek jaman dulu yang sangat terkenal pada masanya. Tidak berpikir untuk mengganti, karena ponsel jaman sekarang sudah mahal harganya, lebih baik ia membeli makanan yang banyak saja.
Juwita ikut diam, menunggu Mily bertindak. Ia sendiri pun sama juga dengan Mily, tidak berfikir membeli ponsel jaman sekarang.
Tetapi tidak lama Mily diam, karena setelah itu ia memulai mengusap layar ponsel dan menemukan aplikasi Instagram sesuai anjuran fans Surya. Mily menggunakan akun Mamanya untuk mencari akun Surya. Membaca sesaat agar tahu bagaimana cara mencari, kemudian Mily mengetik nama Surya Nugraha dengan kaku. Loading beberapa detik, dan menemukan akun Surya lalu membukanya.
Pertama yang Mily dan Juwita lihat adalah jumlah pengikut lelaki itu yang seketika bikin mereka berdua kaget.
587ribu pengikut.
Mily dan Juwita saling memandang. Meski otak mereka sangat minim tetapi masih mengerti berapa jumlahnya.
Karena Mily dan Juwita lagi tidak ingin berfikir apalagi menerka-nerka, mereka melupakan itu sesaat dan membuka foto-foto yang jumlahnya hanya sedikit. Hanya enam kiriman yang di post.
Mily membuka satu-satu dengan jantung yang tentu sudah berdetak tidak karuan. Sementara Juwita yang berada di samping tak kuasa menahan jeritan.
Untuk pertama kalinya di hidup mereka, membuang waktu untuk mencari tahu kehidupan seseorang.
"Kak Surya ganteng, ya. Kira-kira dia mau nggak ya, jadi pacar gue?" Juwita tiba-tiba berbicara asal, dan itu berhasil membuat Mily menoleh dan melemparkan tatapan mematikan.
"Lo mau nikung gue?! Temen macam apa lo?!"
Juwita terkesiap. Lalu tiba-tiba tertawa. "Cielah. Gue nikung lo juga belum tentu Kak Surya mau sama gue. Dan sebaliknya, walau gue bebasin lo, belum tentu juga Kak Surya mau. Mil, ayo perbanyak mengaca, dari kemarin lo sering lupa jati diri."
Mily diam. Ucapan Juwita memang benar. Tetapi ia tidak ambil pusing, tangannya kembali menekan layar hingga foto Surya yang senyum terpampang lagi.
"Kalau semakin di liat-liat foto Kak Surya. Semakin mustahil juga rasanya." Juwita mencoba memanaskan suasana.
"Bacot!"
Juwita menahan tawanya.
"Ta, ini siapa?" Mata Mily membulat ketika mendapati foto Surya bersama seorang cewek.
"Pacarnya kali." Juwita semakin menjadi. "Lagian dengan tampang Kak Surya, mana mungkin dia jomblo."
Mily terdiam. Bahunya tiba-tiba melemas. Meski perkataan Juwita sepertinya benar, tetapi Mily tetap mendalami foto itu dengan melihat komentar yang lebih dari seribu.
Otw santet ceweknya.
Masih cantikan gue kemana-mana.
Pasti Kak Surya di guna-guna sama tuh cewek!
Rata-rata semua isi komentar seperti itu. Mily cemberut, sepertinya memang benar. Sedangkan Juwita terus menahan tawanya melihat ekspresi Mily.
Tetapi komenan yang berada di bawah seketika membuat Mily menjerit.
Kak Surya masih jomblo. Itu Sepupunya.
"Nah, Ta! Perasaan gue emang nggak salah! Kak Surya masih Jomblo." Mily tersenyum senang, Juwita jadi kalah.
Tetapi, Surya memang masih sendiri, meski begitu Mily tetap memiliki banyak saingan yang entah bisa apa tidak, ia berhasil mencapai targetnya.
Mily terdiam, wajahnya murung. Sebab mencintai seseorang yang dicintai oleh banyak orang adalah hal yang paling menyedihkan.
🚐🚐🚐
Selain sekolah yang menjadi kegiatan Mily dan Juwita sehari-hari, bermain sepak bola di sore hari juga termasuk. Ketika matahari sudah mulai meredup, mereka berdua pergi ke lapangan yang lumayan luas di wilayah kompleksnya. Melihat anak-anak lelaki yang bermain bola, mereka berdua berjalan cepat untuk ikut bergabung juga.
"Kak. Ayo main."
Belum lagi Mily dan Juwita menawarkan diri tetapi sudah di panggil duluan. Mily dan Juwita memang hanya berdua saja di sekolah, tetapi tidak di wilayahnya, mereka berdua memiliki banyak teman yang kebanyakan adalah anak-anak SD yang suka bermain bola di lapangan saat sore hari seperti ini.
Mily dan Juwita membuka sandalnya agar lebih leluasa bermain.
"Kak Juwita seperti biasa jadi kiper, ya?" Juwita mengangguk, mengambil posisinya di tengah-tengah sandal yang di jadikan sebagai gawang.
Lalu, Mily menjadi penyerang. Berkat tendangan andalannya, ia menjadi penyerang yang terbaik di tim ini.
Setelah mengambil posisi masing-masing, pertandingan sepak bola yang di bagi menjadi dua tim akhirnya di mulai.
Juwita bersiaga, memperhatikan bola yang sudah di tendang kesana kemari. Memperhatikan Mily juga yang sudah ambil ancang-ancang akan menendang bola ke arahnya.
Dengan segenap jiwa, Mily menendang bola kuat-kuat. Awalnya arah bolanya lurus ke arah gawang, dan Juwita pun sudah siap menangkap, tetapi takdir berkata lain. Berkat tendangan Ronaldo Watinya, bola itu terbang jauh melewati lapangan hingga berakhir pada kepala seseorang yang sedang mengayuh sepeda dengan santai.
BRAK!
Orang itu tentu saja jatuh dari sepeda, dan menciptakan suara yang amat mengerikan di telinga Mily. Juwita yang melihat buru-buru menghampiri Mily. Gadis itu terhenyak sesaat lalu mencoba mendekat. Semuanya hening menyaksikan kejadian ini. Setelah Mily mendekat yang disusul Juwita, tubuhnya tiba-tiba mematung ketika orang yang jatuh tadi berdiri. Dengan luka di jidatnya, lelaki itu berbalik badan dan melihat Mily yang memasang ekspresi syok luar biasa.
Bukan marah atas kejadian yang menimpanya, lelaki itu malah tersenyum dengan rasa sakit di kepalanya sebelum jatuh pingsan.
"Kak Surya...."
****
Pendek kan?
Cerita hari ini jadi sependek perjuangan dia): HAHA
Oke, aku lg g mood. Can u be my moodbooster?
I don't want to accept the Fighting words from you, but I want to see your exaited waiting for the next story.
Jd sok inggris kan pdhl modal google translate HAHA.
Jadi, part selanjutnya adalah awal dari cerita. Are u excited?!
If u lazy so i'm lazy too):
Oke. Aku masih mencari visual yang cocok buat Surya dan Mj (Mily Juwita). Uda dapat klo Mj tp syng klo mereka g ada foto bareng kan.
Cau u help me?
Tinggal dm aku di @as.aff_ aja ya. Aku tunggu.
Oke, see u di malm minggu💋
kecup basah dari aku AsmahAfaaf
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro