Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

CHAPTER 15: A PROMISE

Selama seharian ini Eve terus berkutat dengan tugas liburan. Tak ada hal lain yang bisa dilakukannya jika tumpukan soal itu masih menggunung di atas meja. Ia benci mengakui ini, tapi Ayaka Natsumi si gadis barbar takut dengan sang nenek.

Krieeet....

Pintu kamar terbuka, memperlihatkan sosok wanita tegap yang rambutnya baru selesai disemir. Meskipun sudah memiliki cucu, tapi nyatanya wanita tegas tersebut masih terbilang cukup muda. Natsumi Ume memiliki kenangan masa muda mengerikan di mana impian dan pencapaian hancur berkeping sebab hamil di luar pernikahan.

Hal itu pula yang menyebabkan dirinya membangun kepribadian perfeksionis sebab trauma dicemooh pada masa lalu.

“Sudah mengerjakan PR-mu sampai mana?” tanyanya datar.

“Saya sudah mengerjakan sampai tugas Biologi, Nek,” jawab Eve. Ia duduk menghadap si wanita tegas itu sambil menahan degup jantung yang menggila.

Ume mengangguk. “Bagus. Kau tahu apa akibatnya kalau ada satu saja tugasmu yang terlewat, kan?”

Eve mengangguk. “Tampar 10 kali.”

“Lalu bagaimana kalau ada satu saja nilaimu yang di bawah skor 99?” tanya Ume, lagi.

“Pukul 8 kali dan tidak dapat jatah makan seharian,” jawab Eve.

“Iya, bagus kalau ingat. Kalau saja bulan ini tidak ada hari Natal, pasti hukumanmu akan jadi seperti yang biasa. Bergembiralah, Ayaka.” Setelah puas mengancam sang cucu, Ume pun menutup pintu kamar dan berlalu entah ke mana.

Setelah yakin wanita mengerikan itu sudah menjauh, Eve pun langsung menjatuhkan kepala ke atas buku. Napasnya kasar, jelas sekali kalau dia sedang kesal.

Drrt ... drrt ... drrt.... Ponsel di sebelah kiri bergetar, tanda ada panggilan masuk. Eve pun meraih benda itu dan melihat ada nama “Chifuyu” di layar.

Senang bukan main. Waktunya pas sekali, gadis itu ingin diajak mengobrol. “Halo?”

“Eve, saat ini rapat Toman akan berlangsung. Kami hanya tinggal menunggu Takemitchy dan Hakkai,” ujar suara di sebrang.

Eve terkekeh. Mood-nya seketika naik begitu teringat kalau dia adalah bagian dari tim penyelamatan Tokyo Manji. Bersama Takemichi dan Chifuyu tentunya.

“Bagus, pastikan sesuai rencana ya. Kalian pasti bisa melakukannya,” ujar gadis itu menyemangati, “oh iya, apa di sana ada Kisaki Tetta?”

Chifuyu berdeham sebentar, memastikan tak ada yang menguping. “Iya, dia datang bersama Shuji Hanma. Seandainya saja boleh, aku ingin sekali menghajar mereka.”

Kalimat itu mendadak membuat Eve melongo. “Pfft ... hahahahahaha.”

“Apanya yang lucu?!” balas Chifuyu, “kau meremehkan aku?”

“Tidak, hahahaha ... maaf, deh. Hanya saja aku suka caramu berpikir,” kata Eve, “hahahaha ... pft, barbar sekali.”

Chifuyu yang mendengar suara Eve di sisi lain panggilan langsung tersenyum. Mendadak intonasi suaranya melembut. “Hei, apa kau sudah mengerjakan tugas liburanmu?”

“Kenapa? Mau nyontek?”

“Enak saja,” balas Chifuyu terkekeh, “em ... apa kau baik-baik saja di sana?”

Ditanyai begitu, seketika dahi Eve mengernyit. Kenapa seakan-akan lelaki bersurai pirang itu tahu dengan keadaan rumah yang bagai neraka ini? Eve mulai cemas memikirkan apa saja yang ia celotehkan pada pria itu ketika sedang mabuk.

“Aku ... baik-baik saja dan agak bosan,” jawab gadis tersebut, “terima kasih sudah menelepon.”

DEG! DEG!

Lagi-lagi jantung si lelaki bermarga Matsuno dibuat berdegup cepat bagai drum yang ditabuh. Tanpa sadar, wajahnya pun perlahan memanas.

“Chifuyu?”

“Ah, iya. Terima kasih juga.”

“Untuk?”

“Mau mengangkat teleponku,” celetuk lelaki itu polos.

Eve lagi-lagi dibuat tertawa. Entah sejak kapan kehadiran Chifuyu Matsuno mampu membuatnya terhibur sampai seperti ini. Rasa-rasanya, gadis itu ingin menghabiskan waktu lebih lama dengannya. Namun, jika ia ikut ke rapat Toman, maka Chifuyu akan kena getahnya sebab salah satu tugas sang pengawal adalah menjauhkan Ayaka Natsumi dari berbagai aktivitas berbau preman.

Mikey memang se-over protektif itu.

“Ah, Eve ... apa kau masih di sana?” tanya Chifuyu.

“Iya.”

“Apa malam Natal nanti kau ada waktu senggang?”

Netra Eve seketika sayu. Seharusnya malam Natal nanti ia akan berpergian ke tempat wisata bersama keluarga besar Natsumi. Namun mengingat kebencian neneknya terhadap sang cucu, membuat Eve menggigit bibir.

“Iya, aku ada waktu.”

“AH, BAGUS!!!!” Chifuyu mendadak bersemangat. Namun sedetik kemudian ia terdengar panik dan kembali menormalkan intonasi suaranya. “Eh, eh, eh, maaf. Aku tidak bermaksud berteriak begitu, hehehe.”

“Jadi?” Eve rupanya masih tidak peka.

“Maukah kamu pergi ke luar denganku?”

DEG!

Kali ini jantung Eve yang dibuat berdebum kencang. Ia sendiri belum pernah merasakan perasaan senyaman dan semenyenangkan ini sebelumnya. Jadi Ayaka Natsumi kesulitan untuk mendefinisikan apa yang dirasa.

“Um, tentu. Ayo kita main,” jawab gadis itu, yang otomatis membuat seorang Matsuno Chifuyu berteriak kegirangan di sebrang telepon.

Lelaki itu tanpa sadar melompat sambil berteriak, “YEEES!!!! AKHIRNYAAA!”

Para petinggi Toman yang mendengar teriakan girang itu langsung mengalihkan fokus pada Chifuyu. Tak terkecuali Mikey yang sedari tadi lesehan di atas tumpukan baja.

“Kau sedang apa, Chifuyu?” tanya Mikey.

Chifuyu yang masih terbawa suasana pun menoleh dan langsung menjawab dengan antusias, “Aku habis bicara dengan Eve!”

Para petinggi Toman terdiam cengo. Mereka tahu betul siapa gadis barbar itu. Sebab memang dia dekat dengan para anggota pendiri, terutama Kazutora dan mendiang Baji.

“Kau ... dekat dengannya, eh?” Mitsuya tak habis pikir sebab sebagian besar pria di sana mengira Chifuyu tidak akan mau dekat dengan seorang gadis yang tipikalnya barbar dan cenderung belagu. Intinya bukan tipe Chifuyu banget.

Wajah Chifuyu seketika memerah. Gawat, aku kelepasan.

“Eve-chan, memang cantik sih. Badannya juga seksi,” komentar Smiley asal ceplos.

“B-berisik!” balas Chifuyu salah tingkah. Ia malah jadi membenarkan apa yang Smiley katakan dalam benak.

つずく。

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro