Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Chapter 1 Part 4

Dari ujung lorong, sebelum Ryu memasuki ruang makeup, Producer dari produk komersial yang akan ia syutingkan menyerukan semangat dan betapa hari ini ia begitu tampan. Sepanjang lorong tadi, banyak staff yang menyapanya, sekedar mendapatkan senyum dari pemuda yang sedang naik daun di rating televisi Nasional itu.

Ryu Otosaka sudah menjadi perbincangan publik berkat dua puluh detik iklannya di TV. Dan itu lumayan membuat agensi kecil ini jadi banjir endorsment dan interview. Konten di youtube tentang keseharian Ryu di belakang layar juga sering ditampilkan guna membentuk sebuah fanbase. Yang menurut pimpinan produksi juga merupakan awal karir Ryu.

"Apa kau lelah? Kau bisa tidur beberapa jam karena acaranya masih lama," sahut Kyoto, asisten manager yang selalu memaksa membawa tasnya. Ryu tidak mau membuat asisten managernya menjadi banyak kerjaan, dan jelas tidak mau membentuk sifat manja dalam dirinya. Tapi Kyoto selalu dengan cerdik menasihati kalau Ryu-lah yang tampil di layar, maka dia yang lebih lelah.

"Aku harus menghubungi pacarku. Kemungkinan dia--"

"Pacar?" Kyoto menyelak kaget.

Dengan wajah tak peduli, Ryu hanya menaikkan alis dan hendak menelepon Chelsea.

"Sebaiknya tidak di sini," cegah Kyoto seraya menarik telepon itu kembali.

Ryu berusaha menarik kembali, tapi pria itu menghalau gerakannya. "Kenapa? Kembalikan ponselku."

"Apa kau tidak tahu kalau Tuan Yusuke akan mengadakan perjanjian kontrak dengan Rin?"

Mulut Ryu seketika melebar. "Rin? Maksudmu--Rin aktris yang membintangi serial Stars from Your Eyes yang terkenal itu?"

Kyoto menjawab dengan kedua alisnya yang ditaikkan.

"Bagaimana bisa? Wah..."

Tanpa diminta lagi dan seakan berita itu melupakan beberapa detik rencana Ryu, Kyoto melanjutkan.

"Rin tertarik untuk kolaborasi denganmu. Padahal Yusuke hanya menawarkannya sekali dan Rin langsung menerimanya. Kau beruntung, padahal Rin itu katanya agak angkuh." Kyoto menjelaskan tanpa nada mencela. Ia hanya ingin Ryu dikuasai informasi yang cukup.

"Apa yang akan kami iklankan?"

"Clai're. Untuk cover majalah Fashion itu."

Ryu tak menemukan kata-kata yang tepat untuk menunjukkan seberapa kaget ia. Baru tiga bulan menggeluti bidang ini, karir Ryu langsung melejit naik. Seakan wajahnya itu nos untuk masa depannya. Senyumnya meluluhkan semua orang dan suaranya mengigit perasaan pendengarnya. Seakan Ryu turun dari dunia ajaib dan orang-orang serta merta langsung tertuju padanya.

"Ini gila. Tapi, apakah aku pantas mendapatkannya?" Suara Ryu perlahan-lahan menjadi berupa bisikkan. Ada getir keraguan dalam kerongkongannya, dan itu ikut turun bersama ketidakmungkinan yang baru saja ia capai. Iklan pertama yang sukses besar saja cukup membuatnya tak bisa tidur selama dua hari. Ini menjado cover majalah Clai're yang amat terkenal didampingi Rin.

Mimpi apa Ryu semalam?

"Maka itu, kau tidak boleh ada hubungan apapun dengan pacarmu lagi. Karirmu mulai melejit."

Kening Ryu berkerut heran dan ia hampir terlihat marah.

"Apa? Tidak boleh bagaimana maksudmu?"

Tiba-tiba Ryu memikirkan perkataan Chelsea kemarin. Kyoto hanya menggertak saja, kan? Kenapa pekerjaan harus terhubung dengan ruang pribadi? Ah, ia lupa soal perkataan Kyoto waktu pertama kali datang menjadi asistennya. Kau bisa cepat sukses, tapi kau harus siap untuk jatuh juga.

Bayangan wajah Chelsea yang tersenyum lembut, sentuhannya yang halus dan suara tawanya yang renyah, tatapan takut sekaligus malu jika mereka hanya ada dua centi jauhnya, semua kenangan itu, jika hanya dirampas dalam sekali tangkap, Ryu lebih baik mundur.

"Kau bukan hanya memikirkan dirimu sendiri sekarang. Ada seribu staff yang kau pikirkan karena kesuksesan kami semua ada ditanganmu. Kau pikir, Ryu..." mata Kyoto menyipit dan berbisik pelan sambil mendekat, "ini agensi kecil. Pimpinan produksi sangat berterima kasih padamu, begitupun bergantung padamu."

"Kalau begitu batalkan saja. Aku tidak akan mengambil project majalah itu." Mulut Ryu mengatup yakin.

Kyoto menahan napasnya. "Kau ini benar-benar belum mengerti, ya? Baiklah, terserah padamu. Kalau kau tidak membuat dirimu sendiri maju, itu artinya kau yang mengecilkan mimpimu sendiri."

Dari belakangnya, Kyoto beranjak keluar dari ruang rias. Di susul Ryu yang memandangi sosoknya dari refleksi kaca dan ia menghela napas. "Apa berpisah dengan Chelsea adalah impian? Dasar gila."

***

Maafin aku telat update nih gegara kerjaan numpuk :') jangan bosen dulu ya, part selanjutnya ku up besok💕

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro