Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Chapter 1 Part 1

"Tidak biasanya kau membuat sarapan," sahut Ryu ketika ia keluar dari kamar mandi dengan handuk di leher dan rambut basah. Ia menarik kursi di depan sepiring roti panggang dan orak arik telur.

Orangtua Chelsea akan datang beberapa hari lagi untuk mengurus kampusnya di Tokyo nanti. Masih ada beberapa dokumen yang perlu di tandatangani oleh mereka. Chelsea hanya diwariskan sebuah apartemen milik ayahnya dulu sewaktu bujang masih menetap di Tokyo. Sebagai gantinya, Ryu akan berkunjung ke sini untuk menemani kekasihnya. Ah, banyak rumor yang beredae pergaulan bebas seperti ini sangat tidak patut kalau di Indonesia. Tapi Chelsea kembali ingat kata-kata 3 tahun Ryu dulu.

Di sini adalah Jepang. Jepang begini, jadi berhentilah menyamakan kehidupan di Indonesia dan Jepang.

Padahal, kalau disinggung lagi, Ryu pasti akan menyerah dan memberi ruang bagi Chelsea untuk menyesuaikan diri lagi. Contohnya semalam.

"Teman-temanku sudah banyak yang tidak perawan ketika umur mereka 19," katanya dari balik selimut. Ia terbaring menghadap jendela, menghindari Chelsea yang tidur di kasur, sementara ia tidur di sofa panjang.

"Ah, apakah itu karena perbuatanmu?"

"Astaga, kejam sekali kau ini. Mau kah aku menerjangmu sekarang?" Sebelah wajahnya sudah melewati bahu, melirik dari sudut mata. Gee, Chelsea tidak bisa membayangkan kehilangan perawan sesantai nada bicara Ryu. Kalau di Jakarta, itu sangat dinomor satukan.

"Kau tidak berani, Ryu." Kemudian, Ryu hanya mengembuskan napas dan bersembunyi di selimutnya.

"Aku beruntung kau dari Indonesia. Setidaknya aku tahu, masih ada hal lain yang lebih berharga ketimbang apapun itu."

"Yeah, bagi kami itu seperti harga diri. Yah, bahkan kedudukannya sama," tutup Chelsea ketika mereka berdua akhirnya terlelap.

Ryu menarik kursi dan duduk ketika Chelsea menuangkan segelas susu ke gelas. Ia melirik wajah Ryu yang masih sebening bayi ketika ia habis mandi. Bukan pertama kali melihat hal ini, tapi entah mau beribu kalipun, rasanya masih sulit mempercayai kalau Ryu yang dulu merebut ciuman pertamanya, memalukan sejarah masa mudanya, kini menjadi salah satu orang yang tidak akan pernah bisa ia tinggalkan.

"Asuka?"

Chelsea mengerjap tersadar. Ia menjauhkan wajahnya dari Ryu sebelum pemuda itu bertanya dan menggodanya. Ia benci setiap dadanya berdentuman tak keruan karena tatapan itu. Seakan-akan Ryu membuat tubuhnya tak mampu melakukan apapun selain terjebak di bola mata cokelat itu.

"Apa?" Ia meletakkan teko susu kembali ke pantry, berusaha meredakan degup jantungnya. Bahkan ia baru membayangkan hal itu terjadi saja sudah gugup duluan, astaga. Ini tahun ketiga mereka pacaran, perasaan itu tidak pernah berubah.

"Aku ingin mengatakan sesuatu yang selama ini kurahasiakan."

Kata-kata Ryu menghentikan gerakannya yang sedang menyesap susu. Chelsea menatap Ryu, sedetik kemudian ia berkedip.

"Apa aku harus bereaksi buruk?" Tangannya turun, meletakkan serbet di pangkuannya sambil menunggu Ryu melanjutkan.

"Entah. Tapi, setahun yang lalu, Endo menawarkanku sebuah pekerjaan."

"Apa itu?" Chelsea bertanya tanpa menatapnya, ia sibuk memuji diri pada rasa telur orak arik yang ia masak. Rasanya pas.

"Endo ingin aku berperan dalam music video untuk penyanyi Yuki Sakurado."

Reaksi Chelsea mendengar itu bukannya terkejut, ia malah mengernyit bingung.

"Hah?"

Ryu menatapnya dengan mata membesar. "Kenapa kau tidak terkejut?"

"Aku terkejut. Tapi--"

"Okay. Aku melakukan kesalahan dari awal."

"Apa?" Chelsea semakin bingung.

Pemuda di depannya itu tiba-tiba terlihat gugup. Ia menelan ludah sebelum melanjutkan lagi. "Maukah kau memaafkanku dulu sebelum aku melanjutkannya?"

Alis Chelsea semakin menaik. Berkedut tak keruan.

Terakhir, rahasia yang simpan adalah sesuatu yang membuat masa sekolahnya porak-poranda. Tentang masa lalunya, Yakuza, Haruka--astaga.

Seketika Chelsea menegang, ia merasa kulitnya merinding dan pikirannya memelesat jauh ke masa-masa itu. Malam hari, ketika tidak ada yang melihat, gadis polos cantik, berambut gelonbang hitam dengan gaun malamnya bercahaya seperti bintang, namun sebuah pisau ditangannya. Perut yang bergejolak dan pikiran yang kacau, bagaimana ia masih merasa sangat ketakutan walau hanya membayangkannya. Apakah jangan-jangan, Haruka datang lagi?

"Apakah ini soal, Haruka?" tanya Chelsea hati-hati.

Mimik Ryu yang tadinya menegang perlahan-lahan berubah cair. Ia menggenggam tangan Chelsea. "Asuka, Haruka sudah tidak ada di kehidupanmu. Di kehidupan kita." Ryu berujar lembut. Seketika, tubuh Chelsea langsung melepaskan ketakutan masa lalu, menghempaskannya seperti debu yang lengket di sekitar kulitnya.

"Lalu?"

Ryu menarik napas lagi, ia menatap Chelsea lurus. "Aku sudah terikat kontrak sebagai model oleh salah satu agensi."

"Apa?" Chelsea terlonjak bangkit dari kursi.

Bahkan, ini lebih mengejutkan dari apapun.

***
Jjang! Akhirnya update yaa. Semoga suka hehe. Btw, akan ada banyak cast baru, perlukah ku tunjukin bersama mulmed unyu? Kalau mau, komen ya😆
Besok akan up lagi, jadi bakal update setiap hari kecuali sabtu dan minggu yaa. Jangan lupa masukin ke lib, votes dan share ke temen temen kalian wkwk kenalin nih Ryu yg udah dewasa uhuq*

Sampai ketemu di part selanjutnya!🌼

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro