Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

12 || Antek-antek Nadin

Rayhan. Ray-han.

Ia antek-antek Nadin (paling tidak kelihatannya memang begitu). Aku sering melihatnya bersama Nadin, entah itu urusan OSIS, atau makan siang di kantin, atau di mana-mana. Tapi kalau mau mengingat lagi, Nadin memang di mana-mana. Ia menyebar seperti debu tertiup angin yang senantiasa akan singgah pada cowok-cowok.

Nadin si cewek cari perhatian.

Aku tidak pernah melihat ia dekat dengan cewek atau perempuan atau gadis atau pokoknya yang berjenis kelamin sama. Nadin menghindar berteman dengan cewek-cewek. Kenapa, ya? Takut tersaingi?

Kelihatan sekali, ia gengsi kalau menyapa cewek terlebih dulu. Sangat gengsi. Sementara itu, kalau ke cowok? Jangan ditanya. Urat malunya langsung putus kali, ya.

Nadin bisa SKSD ke cowok dengan pertanyaan tidak pentingnya; dengan pertanyaan konyolnya, apapun itu, bagaimanapun caranya, ia tampak seperti seseorang yang ingin menguasai SEMUA cowok di sekolah. Ingin terlihat dengan SEMUA cowok di SMA Harapan Nusantara, apalagi kalau ketemu cowok yang kaya raya dan tampan, keniscayaan Nadin kalau ia tidak langsung dekat-dekat seperti benalu.

Ada ya, orang seperti itu di dunia? Luar biasa.

Hanya saja anehnya, para cowok-cowok ini, tidak menyadari belangnya Nadin. Mereka tidak ambil pusing dengan sisi gelap Nadin yang pilih-pilih teman. Mereka justru senang-senang saja didekati perempuan. Maaf, tapi cowok sepertinya memang buta.

Jadi ketika Rayhan memberi masukan seperti itu kepadaku, meski ia juga sudah mendengar secara langsung sesedikitnya sisi gelap Nadin, akan naif sekali jika aku berharap Rayhan akan menjauhi Nadin karena ilfeel. Karena ... tentu saja Rayhan tidak begitu.

Coba lihat saja sekarang, ketika kami sudah masuk kelas 11 IPA 2, Rayhan bahkan langsung membaur dengan Nadin dan teman-teman cowoknya yang sudah sampai di kelas seperti biasa. Rayhan tidak berubah. Tadi ia hanya memberiku saran. Sudah. Jangan berharap lebih.

Sekali lagi, bukan berarti kalau Rayhan memberiku masukan, ia langsung berubah jadi teman dekatku. Ini realitas, bukan film atau novel.

Hidup memang sulit.

Maka langkahku langsung bergerak ke posisi biasa, lantas mendapati Fira sudah duduk di sana sambil melambaikan tangan menyapa ke arahku.

Astaga, napasku rasanya jadi semakin berat. Aku belum memaafkan Fira sepenuhnya, tapi dunia memaksaku untuk segera berdamai dengannya.

Dan sekali lagi, hidup memang sulit. []

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro