Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

[18]


✧ ✧ ✧

Seorang penyelidik duduk di meja kerja dengan serangan cahaya sore yang datang dari sela-sela jendela. Tepat di belakang punggung adalah potret seorang lelaki dari remaja hingga puncak umurnya. Banyak sekali potret keberhasilan dengan ragam penghargaan yang menghiasi dinding. Menunjukkan kemampuannya dalam memecahkan setiap kasus yang ia dapat.

Bukan berarti dia adalah seseorang yang imun, banyak juga kasus lain yang harus ia tutup dengan paksa karena keterbatasan.

Namun, untuk kali ini, sambil ditemani cahaya manja dari penghujung hari, pria berumur 33 tahun itu mengamati dengan saksama benda di atas meja.

Lembar pertama berisi coretan kasar, menyerupai gambar anak kecil yang terlalu terburu-buru dalam menuangkan imajinasi dalam kepala. Bentuknya seperti benda yang dikenal, juga di saat bersamaan terlihat asing.

Lembar kedua adalah gambar bunga Belladonna yang, kembali, digambar asal.

Lembar berikutnya berisi tulisan kasar seorang anak kecil, di mana setiap huruf naik turun seperti sedang mendaki gunung.

Ibu

Bibi

Arsenik

Satu sendok

Meninggal.

"Permisi—Ah! Maaf mengganggu waktunya, Pak Siar." Satu tangan sudah menutup buku lusuh, lalu dalam gerakan halus buku sudah menghilang dari meja. Sinayar atau biasa dipanggil Siar itu merupakan pria menawan di puncak umurnya.


"Saya kira bapak ikut patroli," balas staf administrasi yang mengganggu waktunya.

"Istirahat dulu," begitu balas Siar.

"Itu apa?" Sayangnya, dokumen yang berada dalam genggaman pria muda yang merupakan anak magang baru di kantor polisi ini, sangat menarik perhatian.

"Kasus lama kegali lagi, Pak."

Satu dokumen berat sudah berpindah tangan.

"Luka Wijayakusuma?" tanya Siar saat menangkap kalimat pertama yang muncul.

"Benar, kasus di mana dialah pembunuh kedua orang tuanya."

"Kenapa dengan kasus itu?" Kini seluruh dokumen berlarian di antara jemari panjang milik Siar. Berpindah dari satu lembar ke lembar lain dalam hitungan detik, bagai detak jantung.

"Dia dinyatakan hilang."

"Pelaku Anak tidak dapat dikenakan hukuman karena batasan umur dan seumur hidup akan berada dalam rehabilitasi, begitu katanya."

"Cari saja di lapas," balas Siar cepat.

"Itu masalahnya, Pak. Jejaknya hilang, terakhir terlihat sepuluh tahun lalu."

"Kenapa baru sekarang terbongkar?" Tidak salah bila ini menjadi pertanyaan penting. Sebab, kelalaian tersebut tentu semakjn menunjukkan kualitas polisi yang bobrok ini.

"Pemeriksaan dadakan dari kepala baru, Pak."

Mendengar penjelasan itu Siar kembali membaca dengan saksama setiap penjelasan. Pada kalimat juga setiap kata yang tersimpan. Pada foto wajah yang berubah setiap tahunnya. Lalu fokus itu buyar oleh informasi baru dari anak magang.

"Ah, benar. Dia dikabarkan memiliki gangguan jiwa, Pak."

"Gangguan jiwa itu cuma bualan pasti," canda sang penyelidik.

"Akal-akalan orang biar bebas." Penjelasan itu membuat anak magang mengangguk penuh semangat. Sebab, bila tidak ada kata yang dapat dipercaya di dunia ini, maka hanya kalimat Siar sajalah yang selalu menjadi titik terang.

"Hm. Baik, kasus diterima. Terima kasih."

"Baik, Pak!"

Sang anak magang kelewat bahagia, karena mendapatkan terima kasih yang dikabarkan sangat ramah itu. Bila ia berbagi dengan teman satu magangnya itu, mungkin dia akan iri.

"Bapak tadi sedang asik membaca, apa lagi ada kasus pak?"

Sebuah senyuman adalah balasan.

"Hanya kenang-kenangan masa kecil."


✧ ✧ ✧

Penyusup! Memori lintas Pencipta!

Kembali mendata ulang sumber memori.

Memori dihapus-

Memori tersimpan-

Kerusakan! KERUSAKAN!

Menunggu konfirmasi Pencipta.

✧ ✧ ✧

Kelanjutan cerita hari kedua milik ka Aiursteru.

Belladonna of Happiness

Aku suka banget ceritanya yg dark, maaf kalau ga masuk akal, atau banyak cacat logika. Dibuat saat perjalanan keluar kota.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro