Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Chapter 9

Selamat Reading 🤗

Tak terasa waktu berjalan begitu saja, kini adalah hari terakhir Idolish7 berada di Okinawa. Para Idol beserta manager dan staff sudah sampai di bandara. Mereka duduk dan menunggu karena sepertinya ada sedikit masalah.

"Kenapa lama sekali... Aku bosann.." Omel Tamaki

"Untuk kali ini aku setuju denganmu Yotsuba-san, ini sudah 30 menit" Jawab Iori

"Bahkan sudah melewati jam keberangkatan kita.." Sambung Ryuu

"Banri-san, Manager, Okazaki-san, dan Anesagi-san juga masih belum kembali" Tambah Sogo

"Tidak hanya kita, tapi sepertinya para penumpang lain juga menunggu" Ujar Yuki

"Peringatan cuacanya tidak buruk kan hari ini?" Tanya Mitsuki

"Sepertinya tidak Izumi Tua" Jawab Gaku

"Watashi boring desu" Keluh Nagi

"Diam lah jangan berisik, kepalaku lagi sakit!" Tegur Yamato sambil memegang pelipisnya

"Itu karena kau terlalu banyak minum kemarin Yamato-san" Jawab Riku yang saat ini sedang duduk bersebelahan dengan Tenn

"Minna kami akan pergi ke supermaket depan, kalian mau ikut tidak?" Tanya Momo kepada kouhainya

"Momorin aku titip pudding" Pinta Tamaki

"Hai..."

"Senpai kami ikut"

Para idol mengikuti senpai mereka pergi ke supermaket. Hanya Twinkle serta Yamato dan Tamaki yang tersisa. Yamato terlihat asyik dengan ponselnya sementara Tamaki hanya melamun.

"Riku jangan manja, bagaimana jika ada yang melihat" Ucap Tenn

"Mereka kan punya mata" Jawab Riku santai

"Riku jangan me-"

*Pluk

Tenn menjeda kalimatnya ketika Riku tiba tiba menaruh kepalanya di atas pundaknya. Riku menghela nafasnya lebar dan memejamkan mata miliknya.

"Tenn-nii tolong diamlah sebentar" Ucap Riku pelan

Riku masih diam dengan kepala yang bersandar di pundak Tenn. "Hah.. Nyaman sekali bersandar pada Tenn-nii"

"Ada apa Riku?" Tanya Tenn

"Iee... Aku hanya kelelahan saja, biarkan aku bersandar sebentar ya Tenn-nii" ujar Riku

"Riku apa kau sakit?" Tanya Tenn to the point melihat adiknya itu

"Tidak Tenn-nii... Hanya lelah saja" Jawab Riku

"Apa kau tidak tidur semalam?" Tanya Tenn curiga

Riku diam tidak menjawab pertanyaan Tenn, ia lalu kembali mengangkat kepalanya, meregangkan tubuhnya yang terasa kaku. "Tenn-nii nanti di pesawat aku akan bersandar lagi ya" Riku~

"Terserah kau saja" Tenn~

Semeone 1: Apa?? Ditunda?!
Semeone 2: Ahh... Bagaimana ini??? Apa masih lama??
Semeone 3: Ada masalah apa sampai menunda keberangkat seluruh pesawat?
Semeone 4: Jadi kami harus menunggu dengan bosan begitu?!
Semeone 5: Ditunda 3 jam katamu?!
Semeone 6: Ya ampun...

"Hm.. Ada apa? Kenapa semua orang terlihat kesal begitu?" Tanya Riku

"Mereka bilang pesawatnya ditunda" Jawab Tamaki

Banri beserta manager lainnya berlari ke arah 4 idol itu "Minna.... Eh mana yang lain?"

"Ke supermarket" Ucap Yamato sambil mematikan ponsel miliknya

"Apa ada masalah Banri-san?" Tanya Riku

"Seluruh keberangkatan akan ditunda sekitar 3 jam karena ada permasalahan" Jelas Tsumugi

"Pantas orang orang menjadi ribut" Tenn~

"Mereka pasti bosan kan ya... Sama sepertiku..." Sahut Tamaki

"3 jam ya... Apa yang bisa kita lakukan di waktu ini ya?" Yamato~

"Bagaimana kalau kita menghibur mereka. Bukankah kita tidak akan bosan kalau melakukan sesuatu" Jelas Riku

"Rikkun benar!! Bagaimana kalau kita menyanyi dan menari untuk orang di sini?" Tanya Tamaki bersemangat

"Apakah bisa manager?" Yamato~

"Biar aku tanya dulu" Ujar Tsumugi

Beberapa menit kemudian Tsumugi kembali dengan membawakan kabar. "Katanya bisa bila memanfaatkan alat alat yang terpasang di bandara. Mereka juga menyediakan mic"
Jelas Tsumugi

(Maap anggap saja bandaranya itu serba lengkap :v)

"Jadi kita bisa bernyanyi untuk menghibur penumpang?" Riku~

"Ya Riku-san"

"Horeee!!" Ujar Tamaki dan Riku bersamaan

"Onii-san akan coba hubungi yang lain" Yamato~

Yamato pun menghubungi Mitsuki untuk segera kembali. Karena mereka ingin melakukan konser untuk menghibur penumpang. Banri juga mengatakan ini bisa meningkatkan popularitas Idolish7.
Setelah itu sisa member Idolish7 buru buru bergegas kembali.

"Nikaido-san apa maksutmu konser di bandara?" Iori~

"Keberangkatan ditunda 3 jam, para penumpang saat ini sedang mengajukan protes" Jelas Yamato

"Mereka bosan aku ingin menghibur mereka" Sambung Tamaki

"Begitu ya.. Aku setuju mari hibur mereka" Mitsuki~

"Dimana yang lain?" Tanya Tenn

"Masih membayar barang" Jawab Sogo singkat

"Minna kalian bisa ganti dengan kostum konser jika ingin" Banri~

"Hai Banri-san"

"3 jam.. Riku jangan memaksakan diri!" Peringat Tenn

"Hai"

Idolish7 pun mengikuti Banri mereka mulai bersiap siap. Sementara idol lain baru saja kembali. Tsumugi menjelaskan hal tadi kepada sisa Idol yang baru saja kembali.

Tak lama Idolish7 muncul dengan memakai baju konser mereka. Terlihat para member tersenyum ria, karena dengan menghibur orang orang saja sudah membuat mereka merasa sangat senang.

(bayangkan aja seperti ini)

(pinterest)

"Idolish7 kalian serius ingin melakukan konser dadakan terlebih di sini?" Tanya Gaku memastikan

"Kami serius Yaotome" Jawab Yamato

"Menghibur para penggemar adalah salah satu tugas idol kan" Sambung Riku

Gaku beserta idol lain tersenyum mendengar jawaban yang keluar dari mulut Riku. "Kau benar" Jawab Gaku

Banri telah siap dengan kamera di tangannya, ia hendak merekam konser dadakan ini. Karena siapa tau akan jadi viral kan.

"Semuanya tolong bersiap di tempat" Ujar Staff memberi intruksi kepada Idolish7

Banri mengambil tempat yang pas untuk merekam dibantu oleh staff lainnya. Sementara para Idol mencari tempat untuk menyaksikan konser Idolish7.

Staff mulai memberi aba aba "Silahkan mulai.."

Intro mulai dilantunkan membuat orang disana mengalihkan perhatian ke arah sumber suara.

Semeone 1: Konser?
Semeone 2: Kyaa!! Bukankah mereka grup idol terkenal
Semeone 3: Itu Idolish7!
Semeone 4: Aku mau lihat.. Semuanya ada konser!!
Semeone 5: Kyaaaa!! Idolish7!!!

"Kon'nichiwa Idolish7 desu!" Sapa Riku ke arah penggemar.

Idolish7 menyanyikan Memories Melodies sebagai pembuka.

-Memories Melodies-
"Hey, Girls! We are S-E-V-E-N"

"Here we go!"

"Stand up! Hands up!"

"Takanetterunda tomarenainda" (Mitsuki)

"Kokoro ga throbbing mezameteku" (Tamaki)

"Guuzen mitai na deai mo alright" (Nagi)

"Fukyou wa on ja irarenai" (Sogo)

"Shinkasuru Generation" (Yamato)

"Hitori janai nda" (Iori)

"Saa nijiiro ni someyou be a live" (Riku)

"Burn up! Have a special live!"
.
.
"Arigatou gozaimasu!"

Semeone: Idolish7!!

"Apa kalian menikmatinya?" Tamaki~

Semeone: Kami menikmatinya...

"Yokkata desu" Nagi~

"Akan kami lanjutkan! Lagu berikutnya Mr. Affection" Ujar Riku bersemangat

Semeone: Yayyy!!

Lagu yang dinyanyikan:
- Memories Melodies
- Mr. Affection
- Restart Pointer
- Monster Generation
- Today is
- Good night awesome
- Dancing beat
- Sakura message
- Perfection gimmick
- Joker Flag

Sudah sekitar 2 jam lebih konser mereka berjalan. Terlihat Riku sudah mulai kelelahan ia sempat terhuyung dan nafasnya tersengal.

Karena kondisi Riku yang tidak memungkinkah untuk tampil lebih lama. Akhirnya mereka menampilkan Mezzo untuk melanjutkan. Setelahnya Trigger dan Re:vale yang melanjutkan.

Saat ini Riku berada di suatu ruangan di bandara bersama dengan member Idolish7.

Terdengar Riku masih terbatuk batuk "Uhuk uhuk"

"Riku apa perlu kita ke rumah sakit saja?" Tanya Mitsuki khawatir

"Tidak! Aku baik baik saja.." Tolak Riku

"Nanase-san gunakan inhaler nya lagi!" Perintah Iori

"Rikkun apa terasa dingin?" Tamaki~

Riku hanya menggeleng dan berupaya untuk mengatur nafasnya yang masih sedikit terengah-engah.

"Riku are you okay? Apa perlu watashi pinjamkan selimut Cocona" Nagi~

"Riku-kun kau sungguh tidak apa apa?" Tanya Sogo yang sama khawatirnya dengan member lain.

"Aku baik baik saja, Arigato... Maaf telah merepotkan kalian lagi" Ujar Riku lirih

"Tidak Riku, kau tidak merepotkan kami" Yamato~

Mendengar hal itu terukir senyum di wajah center mereka "Arigato minna.."
Keenam member Idolish7 juga membalas dengan senyuman.

"Mitsu, So, Tama kalian tunggulah disini bersama Riku. Sementara yang lain ikutlah denganku" Jelas Yamato sebagai leader

"Hai Yamato-san/Yama-san/Nikaido-san"

"Nee apa dari tadi kalian tidak merasa seperti sedang ditatap" Ucap Tamaki tiba tiba

"Tamaki apa maksutmu tentu saja kita ditatap oleh para penggemar kan" Jawab Mitsuki

"Tidak bukan yang seperti itu.. Seperti ada yang menatap kita aneh tapi bukan seperti yang lain" Tamaki~

"Tamaki-kun apa yang ingin kau katakan sebenarnya?" Tanya Sogo bingung

"Kurasa benar seperti ada yang mengawasi kita sejak awal" Jawab Riku

"Itu dia! Terlebih aku merasakannya dari tadi, oleh sebab itu aku memilih tidak ikut ke supermaket" Sambung Tamaki

"Jangan bilang sejak awal ada yang memata matai kita?!" Ujar Mitsuki kelabakan

"Sttt... Mikki jangan berisik! Bagaimana jika ia mendengarnya" Tegur Tamaki

"Kalau diingat aku sempat merasa merinding tadi" Sogo~

"Sogo kita harus memberitau ini kepada manager dan Banri-san untuk berjaga jaga" Ujar Mitsuki menatap Sogo

"Baik Mitsuki-san, kalian tunggulah disini entah kenapa setelah mendengarnya firasatku jadi tidak enak" Sogo~

"Tapi..." Riku memotong kalimatnya

"Tenang Riku kami akan segera kembali" Sela Mitsuki

Riku pov:

Entah kenapa hari ini aku sangat gelisah. Kemarin aku mendapatkan Surat yang berisi peringatan atau ancaman? Surat itu sampai padaku, Momo-san juga mengetahui isi surat tersebut.

Awalnya aku kira ini hanya keisengan atau mungkin ulah dari Kujo-san. Tapi hatiku terasa gelisah begitu juga dengan Momo-san. Aku sempat hampir kambuh kemarin dan aku juga tidak bisa tidur karena memikirkannya.

Aku hanya berharap itu hanya sekadar keisengan semata. Namun sayangnya hatiku tetap saja gelisah hingga saat ini.
Saking gelisahnya aku hampir lupa lirik saat bernyanyi tadi dan penyakitku kambuh.

Aku memang merasakan ada yang terus mengawasi kami, tapi aku abaikan itu. Karena kukira itu hanya kekhawatiran berlebihanku saja.

Tapi ternyata tidak hanya aku saja, Tamaki juga ikut menyadarinya.
Mitsuki menenangkanku supaya tidak khawatir. Tapi yang kukhawatirkan adalah kalian... Apa ini salahku?

Karena Surat itu berisi:

Untuk Center Idolish7
Kon'nichiwa Nanase Riku.. etto kupanggil Nanase-san saja ya. Aku bukan penggemarmu tapi Musuhmu.
Ehmm pasti kau bingung ya... Tenang aku bukan orang yang kau kenal. Aku hanyalah orang asing yang gagal memenuhi impiannya.
Hahahaha, entah kenapa aku yang berusaha keras bahkan hampir berhasil digagalkan oleh Idol baru seperti kalian. Sungguh aku sangat marah loh! Terlebih kalian sangat sempurna, saking sempurnanya aku ingin membuat kalian cacat-
Oh tidak! Aku mengungkapkannya... Hahahaha
Apalagi kau Nanase... Kau adalah orang yang membuat grupmu bisa sejauh ini. Awalnya aku ingin menyingkirkanmu, tapi kupikir ini kurang menarik.. Kupikir lebih bagus jika aku menghancurkan dirimu secara perlahan
Jadi aku merubah rencanaku... Hehehehehe.
Padahal aku berusaha keras sejak kecil hingga akhirnya dapat berkesempatan tampil di Music Festa... Tapi apa?! Tiba tiba dibatalkan?! mereka bilang sudah ada grup pengganti yang direkomendasikan oleh Yaotome Gaku.
Kau tau aku sangat kecewa, kalian sangat payah saat itu. Tapi kalian bisa sukses dengan cepatnya. Oho? Apa ini berkat koneksi Re:vale atau mungkin berkat Trigger?
Yah aku tidak peduli! Aku sudah gagal! Oleh sebab itu kalian juga akan senasib denganku! Akan kubuat kalian merasakan apa yang kurasakan!!! Ini adalah pembalasan dendamku...
Nantikankah Nanase-san, aku akan mengakhiri kalian dan menjatuhkan kalian dari dunia hiburan.
Bye bye Nanase-san..
From: X

Itulah yang tertulis, Momo-san membantuku untuk mencari tau siapa pengirim surat ini. Namun ini tidak mudah, orang itu cukup pintar menyembunyikan identitasnya.

Aku hanya berharap ia tidak menjatuhkan kami dari dunia hiburan

Riku Pov end

"Rikkun aku jadi takut..." Ucap Tamaki lirih

Riku berusaha menenangkan member terbungsunya itu. "Tamaki pikirkanlah hal yang bagus"

"Rikkun tidak takut?" Tamaki~

"Mendekatlah Tamaki" Panggil Riku dengan senyuman khas nya, ia lalu mengelus surai milik Tamaki.

"Rikkun aku hanya khawatir akan terjadi sesuatu..." Ucap Tamaki yang menikmati belaian Riku.

"Oh kalian menyadarinya ya... Yah mau bagaimana lagi" Gumam seseorang yang mendengar percakapan member Idolish7

Di sisi lain------

"Banri-san!! Manager!!" Teriak Mitsuki

Melihat Mitsuki dan Sogo yang berlarian membuat mereka bingung. "Kenapa kalian berlari? Dimana Riku-kun dan Tamaki-kun?" Tanya Banri.

"Ada apa kouhaiku yang imut?" Tanya Momo

"I-itu... Ahhhh.. Kenapa tiba tiba aku jadi semakin takut" Ujar Mitsuki sambil mengacak kasar surainya.

"Sebelumnya bisa kita pindah ke tempat yang lebih sepi?" Tanya Sogo

"Tidak masalah kami juga sudah selesai" Jawab Ryuu

"Ada apa Osaka-san? Tunggu apa kau meninggalkan Nanase-san sendiri?" Iori menanyakan beberapa pertanyaan sekaligus

"Sstt.."

Para idol pun pindah ke tempat yang lebih sepi. "Ya ampun ada apa denganku" Ucap Mitsuki sambil menepuk keras kedua pipinya

"Akan kujelaskan cepat, Tamaki- tidak kami merasakan ada seseorang yang mengawasi kami. Itu membuat kami merasa merinding, dan firasatku buruk. Jadi berhati hatilah untuk kemungkinan apapun" Jelas Sogo

Mendengar itu Momo langsung tersentak sama hal dengan Riku. Ia juga gelisah sejak kemarin malam. "Dimana Riku dan Tamaki? Jemput mereka!!" Perintah Momo

"Ada apa Momo, kenapa kau sangat gelisah" Tanya Yuki

"Mokoknya aku sudah gelisah sejak kemarin, Cepatlahh!!" Momo~

*Duak duak (suara gedoran pintu yang cukup keras)

"Apa itu?" Tanya Nagi tanpa logatnya

"SIAPA ITU?!!!!" Tamaki

"Itu suara Tamaki" Ujar Sogo

Tak lama terdengan suara Riku yang ikut berteriak. "BUKA PINTUNYA!!! SIAPA KAUU!!! KELUARKAN KAM-" Omongan Riku terputus.

Mendengar itu Tenn menjadi sangat kelabakan. Idol lainnya pun sama mereka bingung dengan apa yang terjadi.

Tanpa basa basi Banri dan beberapa idol menuju ke tempat Riku dan Tamaki, sementara sisanya berusaha menenangkan orang orang yang terkejut akan teriakan dua orang itu.

"Riku?! Ada apa?! Kenapa pintunya terkunci?!" Tanya Banri sambil berusaha membuka pintu ruangan itu.

"Ban-chan!! Cepat buka pintunya!! Disini pengap!!" Perintah Tamaki.

Banri segera pergi untuk mencari kunci cadangan. Sementara Yamato berusaha membuka pintu nya secara kasar.

"Tama apa kau baik baik saja?" Tanya Yamato khawatir

"Yama-san cepat buka pintunya!! Rikkun kesulitan bernafas disini!!" Tamaki~

"Uhuk uhuk... Haah-Haah"

"Riku/Riku-kun"

"Rikkun pakai inhalermuu!!" Tamaki~

Terlihat Tenn berkeringat dingin sambil menggigit ujung jarinya. Ia berjalan bolak balik di depan pintu karena khawatir. "Kenapa lama sekali?!"

"Minggir biar aku yang buka" Ujar Yuki dengan membawa jepitan tipis (?)

Yuki mencoba membuka pintu tersebut dengan memanfaatkan jepitan (?) seperti yang ada di film dan akhirnya berhasil terbuka.

*klek

"Terbukaa.."

Terlihat Riku terduduk di bawah dengan tangan kiri memegangi dadanya dan tangan kanan membawa inhaler. Tamaki berjongkok dan menahani tubuh Riku.

Tenn, Yamato dan Yuki terkejut melihat wajah Riku yang lebih pucat dari pada sebelumnya.

"Riku!!" Tenn langsung menghampiri adiknya yang terduduk lemas di lantai

"Haah.. O-orang itu.... Uhuk haah- haah"

"Yama-san Yukirin dimana yang lain?" Tanya Tamaki

"Suara teriakanmu terdengar dan membuat penggemar khawatir, Jadi yang lain berusaha menenangkan mereka" Jelas Yuki

Tamaki berdecih kesal "Cih... Orang itu tidak waras"

"Minna-san! Riku-kun kau baik baik saja?" Ujar Banri yang baru saja kembali

"Gomen, tadi mereka bilang bahwa kunci candangannya hilang" Jelas Banri sambil menundukkan kepala.

"Seperti ini sudah direncanakan" Gumam Tamaki tapi masih bisa didengar orang yang ada di situ.

"Haah.. A-apa.... Kalian-" Riku berusaha mengatakan sesuatu namun sayangnya itu terasa susah baginya.

"Melihat pelakunya" Sambung Tamaki

"Tidak ada orang saat kami sampai" Jawab Tenn sambil terus menepuk pelan punggung Riku.

"Tidak mungkin?! Orang itu sempat mengatakan sesuatu, seharusnya ia masih belum jauh" Jelas Tamaki

"Tidak!! Yang terpenting Rikkun..." Tamaki menatap Riku khawatir. Tamaki bingung harus berbuat apa dengan Riku yang saat ini lemah, berkeringat banyak, batuk batuk serta nafas yang terengah engah. Namun Tamaki sudah berusaha sebaik mungkin.

"Kalian kembalilah pada yang lain, aku akan menyusul bersama Riku" Ujar Tenn

"Tapi apa kalian akan baik baik saja?" Tanya Banri

"Tenanglah ada Kujo yang menemani Riku" Jawab Yamato

"Kalian segerah susul kami di luar ya" Sahut Yuki

"Tenten tolong jaga Rikkun" Pinta Tamaki yang perlahan melepas pegangannya untuk menahan tubuh Riku.

Tenn hanya mengangguk-iya ke arah Tamaki. Orang orang itu pun keluar, kini tersisa Tenn dan juga Riku. Tenn menatap tajam ke sekitar lalu kembali menatap adiknya itu.

Riku menggenggam erat bajunya memikirkan apa yang baru saja terjadi tadi. Dengan nafas yang masih terengah. "A-Apa... Ini.. Uhuk uhuk.... Sa-lah-ku..." Ujar Riku putus putus

"Tidak Riku.. Jangan pikirkan hal lain. Sekarang kau harus mengatur nafasmu dulu!!" Perintah Tenn

"Riku tenangkan dirimu.." Tenn~

Riku hanya diam tak berkata sepata katapun, saat ini ia fokus untuk meredakan penyakitnya agar tidak merepotkan kakaknya dan yang lain. Tak lama Riku sudah terlihat lebih baik, Tenn sempat memanggil nama Riku namun tidak dijawab.

"Riku apa kau sudah lebih baik sekarang?"

"..."

Tenn membantu Riku berdiri, ia terus senantiasa memegang Riku agar tidak terjatuh. Ia menuntunnya pergi ke arah member lain yang menungggu mereka.

"Rikkun/Riku/Riku-kun/Nanase-san/Nanase" Panggil para Idol serempak.

"Nanase-san apa kau baik baik saja?" Tanya Iori khawatir

Namun Riku tidak menjawab pertanyaan rekan sub-unitnya itu, ia bahkan tidak menatap teman temannya.

"Riku seharusnya aku tidak meninggalkanmu tadi" Ujar Mitsuki lirih.

"Rikkun jangan pikirkan orang gila itu tadi" Tamaki~

"Riku apa kau tidak apa apa?" Tanya Nagi yang sama khawatirnya tanpa menggunakan logatnya

"..."

Lagi lagi Riku hanya diam dan tidak menjawab. Ia hanya melirik Nagi sekilas.

"Riku-san ada apa?" Sahut Tsumugi~

"Kenapa kau hanya diam Nanase?" Sambung Gaku

Tenn hanya menghela nafas melihat adiknya membisu "Dia sudah diam sejak tadi"

"Minna kita tunda keberangkatan 2 hari lagi, untuk sekarang mari kita kembali ke penginapan" Jelas Momo.

Para Idol mengangguk menyetujuinya, akhirnya mereka pun kembali ke penginapan. Mereka ingin Riku beristirahat dulu dan membatalkan keberangkatan pesawat.
.
.
.
Sekembalinya di hotel-----

Para Idol terkecuali Twinkle berkumpul di kamar Tamaki untuk mengintrogasi atas apa yang terjadi sebelumnya.

"Tamaki-kun bisa kau ceritakan pada kami?" Tanya Sogo yang duduk tepat disebelah Tamaki.

"Siapa orang yang kau maksut?" Tanya Nagi

Mitsuki, Nagi, Yamato dan Gaku duduk di sembarang tempat di lantai. "Sebenarnya apa yang terjadi tepat setelah kami pergi meninggalkan kalian tadi?" Mitsuki~

"Tadi Yotsuba dan Nanase berteriak cukup keras" Ujar Gaku

"Bahkan membuat Nanase-san menjadi seperti itu" Sahut Iori

"Apa ia mengatakan sesuatu?" Sambung Ryuu

"Aduhh... Aku bingung menceritakannya... Aku ini bodoh tauu" Ucap Tamaki sambil menghentakan satu kakinya.

"Sebentar..." Tamaki memutar otak untuk mengingat kejadian tadi.

"Dengarkan baik baik, aku tidak akan mengatakannya lagi..." Tamaki~

-
-

"Hiks.. Hiks... Ini adalah salahku...."

"... Aku takut Tenn-nii ..."

Flashback-

Terlihat 2 lelaki dengan surai merah dan biru tengah duduk bersantai di dalam ruangan sambil mengobrol. Menunggu kedua rekan mereka kembali.

"Nee Rikkun.. Kau adalah adikku oke" Ujar Tamaki riang

"Tamaki aku lebih tua darimu" Balas Riku dengan terkekeh kecil

Mereka saling bercanda sampai Riku menyadari bayangan dari arah pintu masuk ruangan itu.

"Siapa itu?" Tanya Riku berdiri dari tempatnya duduk

"Aree? Kau melihatku ya Nanase-san" Jawab orang itu mulai menampakkan dirinya

Orang itu muncul tepat di depan pintu masuk. Ia memakai pakaian serba hitam, wajahnya tertutup oleh masker dan memakai topi.

"Hei siapa kau?" Tanya Tamaki berniat mendekati orang itu

Namun dengan cepat Riku menghadang Tamaki dengan salah satu tangannya. Riku sangat waspada terhadap gerak gerik orang tak dikenalnya itu.

"Ara.. Kau melindungi member terbungsumu itu ya.." Ujar orang itu sambil memasukkan tangan ke dalam sakunya. Nampak sebilah pisau keluar dari saku jaket hitamnya.

Ia membuka pelindung pisau itu, memainkannya sambil terus tertawa.

Riku dan Tamaki sama sama meneguk liurnya. "O-oi apa kau gila hah?!" Tanya Tamaki sedikit meninggikan suaranya

"Hei jangan berteriak Yotsuba Tamaki, bisa bisa pisau itu melayang ke arahmu loh"

Riku meskipun dengan nafas yang sudah tak beraturan dengan sigap langsung berdiri membelakangi Tamaki. Ia berupaya menjadikan dirinya sebagai tameng dan memberanikan diri untuk berbicara.

"Apa maumu? Siapa kau? Jika kau menyentuh Tamaki, aku akan mengirimu ke penjara!" Ujarnya

"Oh? Lakukan saja jika bisa.. Namun setelah itu Idolish7 akan benar benar hilang"

"Apa maksutmu?! Jangan jangan-" Belum selesai menyelasaikan kalimatnya, orang itu langsung menyela Riku.

"Tebaklah.. Yang pasti tujuanku akan tetap sama! Aku tidak akan menyerah sampai kalian jatuh!" Orang itu lagi lagi memainkan pisau yang ia bawa lalu menodongkannya ke depan. "Aku akan melakukan apapun sesukaku.. Karena kalian telah menghancurkan mimpiku... Ah kalau kupikir alasan Idolish7 bisa sukses mungkin karena dirinya"
Orang itu tersenyum dan menatap tajam kepada Riku. "Jadi akan kuhancurkan dirinya dengan cara menyentuh anggota lainnya. Bukankah itu pasti akan membuatnya frustasi kan... Lalu bamm... Kalian hancur"

Orang itu kembali tertawa terbahak bahak, sementara Riku hanya diam terpaku setelah mendengar perkataan itu.

"Oyy dasar gila!! Kenapa kau membenci kami! Apa salah kami hah?!" Tamaki~

"Hahahaha" Orang itu terus tertawa dan tidak menjawab Tamaki.

"Ah.. Aku harus pergi... Mattane~" Ujar orang itu lantas keluar dan menutup keras pintu ruangan.

Riku dan Tamaki yang melihat itu langsung berlari ke arah pintu. "Hei apa apaan?! Buka pintunya?! Oiii?!" Teriak Tamaki

"Nikmatilah waktu kalian di ruangan sempit ini"

"SIAPA ITU?!!!" Tamaki semakin mengeraskan suaranya

"BUKA PINTUNYA!!! SIAPA KAUU!!! KELUARKAN KAM-" Riku juga ikut berteriak namun sayangnya penyakitnya mulai menyerang lagi.

Riku terbatuk batuk dengan memukuli dadanya yang terasa nyeri. Nafasnya mulai tak beraturan.

"Rikkunn!!... Bertahanlah!!"

Riku berusaha memasukkan oksigen ke dalam paru parunya. Tetapi ruangan yang disinggahi mereka saat ini cukup pengap, tidak ada ventilasi udara di sekitarnya.

"Uhuk... Hah... Haah..."

Tamaki mengambilkan inhaler Riku dan membantu untuk memakainya.

Tak lama terdengar suara langkah kaki mendekat. "Riku?! Ada apa?! Kenapa pintunya terkunci?!" Tanya Banri dari luar ruangan.

Flasback end-

"Pi-pisau katamu?! Kau dan Riku ditodong pisau?!" Ujar Mitsuki tidak percaya.

"Seperti itu.. Orang itu gila!!" Jawab Tamaki sambil berdecih.

"Tunggu... Itu... Sejak kapan orang itu ada disana" Sahut Sogo.

"Oi... Jangan jangan" Balas Mitsuki.

"Orang itu sudah ada di sana sejak awal dan kita tidak menyadarinya" Sambung Iori dengan sedikit membelalakkan matanya.

"Tapi kita tidak melihat siapapun waktu keluarkan?" Tanya Yamato.

"Tidak... Minna apa salah satu dari kalian sempat menoleh ke sisi lainnya?" Ujar Nagi tanpa logatnya.

Member Idolish7 yang mendengar itu langsung membelalakkan matanya. "Itu dia.."

"Hanya ada tumpukkan kardus di sana kan, itu berarti orang itu bersembunyi di belakangnya" Yuki~

"Sedari awal apa tujuan orang itu?" Gaku~

"Kenapa ia malah jadi mengincar Idolish7? Hanya karena impiannya gagal" Ujar Momo sambil memangkuk wajahnya.

"Momo kau tau sesuatu?" Tanya Yuki. Namun Momo hanya menggeleng. Karena ia sudah berjanji pada Riku untuk tidak mengatakan pada siapun tentang dirinya yang mendapat surat peringatan/ancaman.

"Rikkun terus melindungiku" Ujar Tamaki dengan memeluk kedua kakinya

'Kurasa aku harus lebih memperluas jaringan informasiku untuk membongkar identitas pria ini' Kata Momo dalam benaknya

"Pokoknya kalian harus berhati hati! Usahakan untuk tidak bepergian seorang diri! Mengerti!" Perintah Yamato selaku leader

"Hai" Balas keseluruhan sisa member Ainana

.
.

Sementara di sebuah kamar yang cukup luas, Nampak 2 lelaki dengan surai merah dan pink yang tidak lain adalah Riku dan Tenn.

Terlihat Riku sedang duduk di tepi kasur dengan membawa sebuah buku. Iya dibawa tapi nggak dibaca. Riku hanya membukanya namun tidak ia baca.

Tenn saat ini duduk di sebelah Riku dan memperhatikannya. "Riku" Panggil Tenn

"..." Lagi lagi Tenn dikacangin oleh Riku

"Riku telingamu masih berfungsi nggak sih?" Ujar Tenn sedikit kesal.

"Rikuu!!" Panggil Tenn sekali lagi dengan suara yang mulai meninggi.

Tak lama terdengar suara rintihan Riku, ia memegang kepalanya yang terasa berdenyut. "Ugh.. Tenn-nii tolong jangan berteriak, kepalaku jadi sakit lagi" Pinta Riku.

"Aku meninggikan suaraku karna kau tidak menjawabku" Tenn~

"Gomen Tenn-nii..."

"Ceritakan padaku apa yang membebanimu Riku" Ujar Tenn

"Tidak-" Belum selesai berbicara, Tenn langsung memotongnya. "Jika tidak aku akan marah padamu" Sambung Tenn

Mendengar itu Riku sedikit tersenyum karena tau jika kakaknya sangat mengkhawatirkan dirinya,l ia lalu menarik nafas dalam dan menghembuskannya. "Kami... Bisa dibilang diancam?" Ucap Riku lirih.

Setetes air menetes dari mata kanan Riku. Ia lantas mengelap butiran air mata tersebut. "Diancam?" Tanya Tenn

Riku hanya mengangguk sambil menatap lantai kamar hotel. Ia menunduk matanya tertutupi oleh poni panjang milik nya.

Riku kembali berkata kata "Aku ini egois, Seharusnya aku mendengarkan apa yang Tenn-nii bilang. Karna aku yang lain mungkin akan terkena imbasnya"

"Apa yang terjadi tadi?" Tanya Tenn

Riku kembali melanjutkan perkataannya "Singkatnya ada orang berpakaian hitam datang menodongkan pisau ke arah ku dan Tamaki. Lantas ia tertawa dan mulai berkata ingin menghancurkan Idolish7 dari dunia hiburan"

"Pisau katamu?!" Ujar Tenn sedikit terkejut

"Dan orang bilang itu karena diriku. Iori pernah mengatakan sesuatu saat mengetahui penyakitku 'Suaramu adalah senjata sekaligus bom bagi Idolish7' Begitulah" Sambung Riku.

"Jadi itu adalah kesalahanku kan.." Ucap Riku dengan suara bergetar. Ia sedari tadi berusaha menahan tangisnya agar tidak pecah.

Tenn menatap sendu ke adiknya "Riku wajahku lebih bagus dari pada lantai. Jadi tataplah aku jangan lantai itu"

"Jadi kau ingin menyerah?" Tanya Tenn

"Kau ingin keluar dari dunia hiburan?" Sambung Tenn.

"Kau ingin meninggalkan rekan rekanmu?"

"Apa kau yakin akan sanggup... Riku"

"Perasaan yang kau pendam itu suatu saat akan meledak keluar"

"Aku yakin adikku tidak akan menyerah hanya karena perkataan seperti itu..."

Mendengar perkataan Tenn membuat tangisan yang ingin ditahannya menjadi pecah keluar. Ia mulai meneteskan air matanya "Aku..... Hiks.... Tidak... Menye-"

Belum sempat menyelasaikannya, air mata Riku sudah mengalir deras. Ia mengangkat kepalanya dan melihat Tenn.

Tenn Pov:

Saat Riku mengangkat wajahnya kembali, aku sedikit terkejut. Padahal aku tau kalau Riku itu orangnya cengeng. Riku memiliki mental yang lemah. Sekali mendapat perkataan kejam ia pasti akan sakit hati. Memang seperti itulah adikku sedari dulu.

Tapi kali ini berbeda, entah mengapa aku merasa seperti Riku mengeluarkan seluruh rasa sakitnya setelah sekian lama. Seperti ia sudah menderita akan sesuatu.

"Hiks.. Aku tak ingin menyerah! Tapi jika mereka hancur karenaku... Maka tidak ada pilihan selain menyerah. Aku menyanyangi mereka semua, aku senang bisa mewujudkan impian bersama Idolish7... Tapi.... Jika hanya membuat mereka terluka, sebaiknya aku menjauh saja. Itu yang terbaik kan.. Aku tidak tau apa yang akan terjadi kedepannya." Riku~

"Lebih baik aku menghilang dari dunia ini"

Tidak Riku!!

"Jangan katakan hal seperti itu! tidak ada yang ingin kau menghilang... Bahkan diriku juga..." Balas Tenn

Jangan katakan hal menyeramkan seperti itu! Aku tidak ingin kau menghilang.. Aku ingin selalu bersamamu Riku... Sama seperti dulu... Kumohon..... Jangan mengambil keputusan seperti itu....

"Tenn-nii... Tapi orang itu..." Riku~

"Jangan pedulikan apa kata orang, kita bisa meningkatkan keamanan. Ia mungkin hanya menggertak saja... Jangan termakan omongannya"

"Aku tau... Tapi aku sudah terlalu banyak menyusahkan memberku...." Ujar Riku lirih

Aku melihat Riku yang semakin terisak, ia masih menangis. Riku bahkan berteriak layaknya anak kecil... Seperti.....

Sudah lama ia memendam perasaanya dan tidak bisa meluapkannya.

Riku menangis kadang diselahi beberapa kalimat. Aku yang mendengarnya ikut merasa sakit. 'Seberapa banyak rasa sakitmu Riku?'
Ceritakanlah pada kakakmu ini... Jangan menyimpan rasa sakit seorang diri.

Tak lama aku mendengar nafas Riku yang tidak beraturan. Ia terbatuk batuk sambil memegang erat bajunya.

"Uhuk uhuk... Hah... Hah... Haah... Uhuk"

"Riku... Tenanglah... Dengarkan Tenn-nii... Jangan membuat dirimu stres" Kataku

Aku mengambil inhaler yang adikku selalu bawa bawa, membantunya memakainya. Namun sepertinya tidak berpengaruh. Riku masih terbatuk batuk, malah kini semakin menjadi jadi. Aku sangat kelabakan melihat Riku yang kesulitan bernafas. Bodohnya aku!!! Aku harus tenang!

'Nebulizer'

Aku segera membuka koper Riku yang ada di dalam kamarku. Ku geledah baju bajunya untuk mencari nebulizer milik Riku.

Segera aku pakaikan itu kepada Riku, aku terus mengatakan kata kata penyemangat untuk adikku. Kugenggam tangannya yang terlihat bergetar.

Aku merasa lega setelah asma yang menyerang Riku sudah mereda. Mata Riku sembab, aku rasa ia masih ingin menangis. Kuhela nafasku dan melepas nebulizer itu, karena kutau kalau Riku tidak menyukainya.

"Arigato Tenn-nii..." Kata Riku.

Aku menanggapinya dengan senyuman tulus di wajahku. Kulihat adikku yang mulai mengantuk karena efek sampingnya.

Adikku menyandarkan kepalanya padaku dan tak perlu waktu lama Riku akhirnya tertidur. Kulihat adikku dengan tatapan sedih, aku tidak ingin Riku merasa sakit seperti ini.
Aku mengambil selimut yang ada di kasur lalu membalutkannya pada tubuh Riku serta tubuhku sendiri.

(pinterest)

Aku mengelus rambut merah milik adikku, menempelkan bagian pipiku ke kepala Riku.
'Riku jangan khawatir, Tenn-nii akan selalu berada disisi Riku'

Tenn Pov end

Tak lama pintu kamar Tenn terbuka menampakkan Tamaki yang masuk tanpa permisi sambil memakan puddingnya.

"Oh... Gomen..." Ucap Tamaki pelan ketika melihat Riku yang tertidur dalam dekapan Tenn.

"Tamaki kenapa berdiri saja-"

"Shiii..." Tamaki mengarahkan jari telunjuk ke depan bibirnya. Momo yang menyadari itu segera menutup rapat rapat mulutnya.

Meski begitu Tenn mempersilahkan kedua idol itu masuk. Momo dan Tamaki duduk bersilah di lantai.

"Ada apa Momo-san?" Tanya Tenn pelan agar Riku yang bersandar padanya tidak terbangun.

"Aku hanya merasa khawatir dengan Riku, Oh ya Tenn kau sudah tau?" Tanya Momo

"Riku bilang ia ditodong pisau dan diancam. Bahkan Riku menagis cukup parah dan berakhir begini" Jelas Tenn

"Rikkun melindungiku tadi.. Seharusnya aku yang melindunginya" Ujar Tamaki

"Riku itu orang yang baik benar kan Tenn" Momo~

"Lalu surat ancaman... Aku akan memberitahumu Tenn, karna sepertinya Riku masih merahasiakannya darimu" Sambung Momo

"Sebelumnya jangan salahkan Riku, ia tidak memberitahumu karna takut kau akan khawatir nanti" Tambah Momo.

Tenn hanya menatap bingung mendengar kata Surat Ancaman dari Momo.

"Sudah dulu ya.. Aku takut membangunkan Riku" Pamit Momo lalu keluar bersama Tamaki.

"Momorin surat ancaman apa?"

"Memang aku berkata surat ancaman ya? Aku bilang surat kenangan" Elak Momo
Meski begitu dengan mudahnya Tamaki mempercainya.

(Author: Hadehh Tamaki lu itu jangan gampang percaya orng donk)

Tenn membiarkan Riku terus tidur dalam dekapannya sampai Riku akhirnya terbangun.
Terlihat Riku sudah sedikit membaik, ia bahkan mulai tersenyum dan bercanda gurau dengan kakaknya.

Sesuai perkataan Momo waktu malam tiba, ia mengirimkan sebuah foto yang menampilkan surat ancaman. Tenn membelalakkan kedua matanya, ia merasa sangat marah dengan orang yang menulisnya.

Sedangkan Riku sudah tertidur duluan di kasur. Malam ini ia tidur ditemani oleh kakak kembarnya.

.
.

(Beberapa hari telah berlalu sejak mereka pulang dari Okinawa)

Pada suatu hari di balkon nampak Momo dan Riku yang sedang membicarakan sesuatu.

Note: Bold=Riku No bold=Momo

"Aku akan berusaha lebih keras Riku"

"Arigato Momo-san, dia bahkan sudah mulai menyebarkan berita hoax tentang keburukan Idolish7. Meskipun hanya situs kecil yang tidak populer"

"Nyalinya besar sekali.. Tidak darimana ia mendapat info sebanyak ini. Yang mengetahuinya hanya kita para Idol, agensi serta staff"

"Ada yang menghianati kita dari dalam... Apa ada staff yang bekerjasama dengan orang itu? Atau jangan jangan sebenarnya ada staff yang dari awal merupakan rekannya"

"Hah... Entahlah aku pusing... Kenapa daripada begini lebih baik merelakannya kan"

"Tidak ada orang yang akan merelakan impiannya begitu saja. Dia pasti merasa terpuruk saat itu. Antara salah atau benar aku tidak tau. Dia hanya marah karena impiannya gagal"

"Lalu bagaimana denganmu Riku.. Kau itu sangat baik Riku, senang bisa mempunyai kouhai seperti dirimu. Kuharap kau bisa terus seperti ini..."

(pinterest)

"Arigato gozaimashita Momo-san. Aku bersyukur bisa memiliki senpai yang mendukungku sampai saat ini. Sekali lagi Arigato Momo-san atas bantuanmu terhadap Idolish7"

"Tidak masalah! Mintalah bantuanku selalu saat kau perlu Riku.. Kau tidak sendiri... Kau memiliki kami"

"Kira kira paling lama itu 1 bulan lagi ya..."

"Riku jangan cepat cepat lah... Momo-chan kan sayang banget ama Riku"

"Hehehehe... Kalo gitu Riku pergi dulu ya.. Ada wawancara bersama Iori nanti"

"Hai... Hati hati di jalan Riku"

Momo Pov:

Aku melihat ponselku lalu mendekatkannya ke telinga "Apa kedengaran?..... Seperti itulah..... Okee..... Arigato nee..... Bye bye..."

Aku menatap langit biru yang terlihat mendung. Aduhh meski aku bisa membereskan situs itu, tapi semakin besar situsnya semakin sulit untukku. Wah... Padahal aku ingin membantu Riku, tapi jika artikel itu terus bermunculan dan dibaca oleh Idolish7........ Bisa gawat woee... Bisa ribut mereka... Harga diri mereka kan sangat tinggi... Haduhhh... Jadi ini maksut Riku ya....

'Aku mengandalkanmu leader!'

Tapi hebat banget Riku bisa memprediksi sampai sejauh ini. Meskipun ia tidak berharap akan separah ekspetasinya itu. Huwaa... Momo-chan ini kalah pintar dengan Riku.

Aku pun berangkat menuju agensi Takanashi dengan menaiki taksi.

(Bold= Takanashi Otoharu)

"Kon'nichiwa Takanashi Papa"

"Kon'nichiwa Momo-kun, ada urusan apa datang kesini?"

"Etto... Aku mau bernegosiasi"

"Oh... Apa itu?"

"Di konser berikutnya kami akan mengundang Idolish7 sebagai artis pembuka, serta aku akan merekomendasikan kalian untuk memerani drama besar. Ah.. Mitsuki akan mendapat acara TV, dan Nagi akan diundang sebagai model bersama bule luar negri."

"Jadi apa yang ingin kau negosiasikan Momo-kun?"

"Aku ingin memasukkan seseorang ke agensi Takanashi untuk menjadi solo idol nantinya. Dia akan cepat terkenal"

"Siapa yang akan kau rekomendasikan Momo-kun?"

"Lelaki yang berbakat! Suaranya merdu banget, pintar... Hmmm bisa aja dia menambah bakat lagi saat kuliah nanti"

"Namanya?"

"ERIN"

"Selengkapnya akan diberitahu oleh Erin sendiri. Jadi apakah Takanashi Papa mau merekrutnya?"

"Karna hasil negosiasi ini menguntungkan idolku, maka aku dengan senang hati menerimanya. Aku juga merasa penasaran dengan seseorang yang Momo-kun rekomendasikan"

"Dia tidak akan mengecewakan"

Aku tertawa kecil memikirkan solo idol yang akan menggemparkan dunia nantinya. Entah berapa negara yang akan ia jadikan panggung debutnya. Yang pasti aku sangat merekomendasikan lelaki itu... Dia baik...

"Dia adalah lelaki yang hebat"

Hehehe, negosiasinya berjalan lancar sesuai dugaanku. Syukurlah Takanashi Papa mau merekrutnya.

Momo pov end

To be continue-

.
.

Anesagi: Oi thor lu kagak jelas bet sih!!

Rinto: Sedih amat, gw ga dimunculin

Author: Jan cerewet napa? Kaoru lu kan udh muncul tadi

Anesagi: Ih pelit amat.. Mana cuman nongol 1 kali

Tamaki: Napa lu buat hidup gw susah thorr?

Author: Suka" gw donk,, Contoh tuh Iorin yg serbabisa

Iori: Woh iya donk, gw ini super cerdas n sempurna

Nagi: But, ga se-handsome gw donk

Mitsuki: hilih banyak gaya lu Nagi

Hola gaess 🙂
Mon maaf klo alurnya makin GaJe yak, aku masih pemula🙏
Alurnya kepanjangan😐 Seharusnya di chapter 9 udh masuk pertengahan😹
Huhu.. Terlalu banyak ide yang muncul sih😑
Au deh -_
Sankyuu yang udh baca dan beri vote🤗
Luv u😍
Kasih saran ya.. Kalo aku ada salah ☺
Arigato..😄
Ja bye bye🙌










































Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro