Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Chapter 27

Sudah 2 minggu sejak Riku dirawat di rumah sakit. Meskipun Riku merasa bosan dia tetap tidak diperbolehkan pulang, karena kondisinya bisa saja memburuk suatu waktu.

"Momo-san entah ini ada hubungannya atau tidak mengenai bukti, tapi sebelum pergi Liazel mengatakan satu hal berulang kali padaku" Ucap Riku mengingat ada yang janggal.

"Mengatakan apa?" Tanya Momo penasaran.

"Katanya 'Aku penasaran dengan apa yang ada didalam tanah di rumah kita selain cacing' begitu." Jelas Riku.

"Tanah? Apa yang ada didalam tanah memang?- Tunggu apa maksutnya..."

"Pasti ada sesuatu yang penting di dalam tanah dan mengintruksi kita untuk mengeceknya" Sambung Yuki.

"Tanah di rumah kalian itu maksutnya rumah kalian berenam kan" Sahut Momo.

"Ayo berangkat Yuki lebih cepat lebih baik" Duo Re:vale langsung bergegas begitu menyadari sesuatu.

Sekarang hanya suara TV menyala yang terdengar di dalam ruangan. Tenn memang ada di situ tapi menurut Riku kakaknya sedang sibuk, jadi ia tidak berniat menganggu.

Begitulah sampai Tenn meletakkan kertas yang dibawahnya "Riku kau diam saja dari tadi"

"Tenn-nii kan sedang sibuk, nanti marah marah kalau aku berisik" Ucap Riku.

"Lagian Tenn-nii itu ngapain? Apa itu lagu baru?" Tanya Riku menebak.

"Ya begitulah aku sedang menghafal lirik lagu untuk konser bersama"

"Konser gabungan ya..."

Tenn duduk di tepi ranjang Riku "Kalau kau merasa kesepian aku akan membatalkannya"

"Apa?! Tidak aku baik baik saja! Lagian Tenn-nii kenapa bisa berpikir membatalkanya. Duh.. Nanti kan ada rumor buruk" Omel Riku.

Tenn tersenyum kecil, diamatinya tubuh Riku yang sedikit kurus. Beberapa hari ini Riku hanya makan sedikit. "Apa kau cacingan?"

"Eh apa?... Tentu saja tidakk!! Gak ada cacing di perutku"

"Tenn-nii... Aku capek duduk terus, bolehkah aku berjalan jalan?" Tanya Riku.

Tenn menghela nafas "Baiklah tapi hanya sebentar ya"

Riku tersenyum lebar karena senang, Tenn berdiri dan membiarkan Riku mencoba berdiri. Riku menurunkan kakinya menyentuh lantai, jujur Riku hanya berada di ranjang selama 2 minggu ini.

Riku sedikit ragu dan akhirnya mencoba berdiri namun tidak bisa...

Riku hampir saja terjatuh jika Tenn tidak menahani tubuhnya. Kakinya terasa mati rasa dan tidak memiliki tenaga untuk bisa berdiri. Karena tubuh Riku tidak seimbang ia menjadi oleng sehingga kepalanya menjadi sedikit pusing.

"Hahaha.. Sepertinya aku tidak bisa kemana mana" Ucap Riku hanya tertawa.

Hati Tenn terasa sakit melihat kondisi adiknya itu "Riku.. Bagaimana jika aku mengajakmu berkeliling dengan kursi roda? Kau mau?" Tawar Tenn.

"Uhm" Meski tidak bisa berjalan sendiri Riku tetap merasa senang karena masih bisa berjalan jalan dan keluar dari suasana rumah sakit sebentar.

Setelah mendapat persetujuan dari Akira selaku dokter. Tenn membawa Riku berjalan jalan di taman depan rumah sakit, Tenn mendorong kursi roda yang diduduki oleh Riku.

Untuk berjaga jaga Tenn memakaikan jaket miliknya yang bewarna merah muda pada Riku.

Riku sangat menikmati udara segar serta angin yang berhembus, dia merasa lebih baik.
Senyum masih terlukis indah di wajah Riku.

Mereka berdua berhenti di bawah pohon yang besar. Riku menoleh pada kakaknya dan menyuruh Tenn untuk sedikit menunduk.

Tenn hanya menurut dan menundukkan kepala, dilihatnya tangan Riku yang sedikit bergetar menyentuh rambutnya lebih tepatnya Riku mengambil daun kecil yang menyangkut di rambut Tenn.

Riku tersenyum tulus meski terbesit rasa sedih di dalamnya, Riku menatap kakaknya "Arigato Tenn-nii aku senang!"

Meski hanya kata kata sederhana itu berhasil membuat air mata yang ditahan Tenn selama ini mengalir keluar. Kata kata yang selalu dikatakan Riku waktu kecil..

Flashback:

Ini saat Tenn dan Riku berumur 7 tahun.. Sang kakak yakni Tenn dapat menjalani aktivitas dan bersekolah seperti anak pada umumnya. Namun tidak dengan sang adik, sekolah saja jarang karena Riku selalu dirawat di rumah sakit untuk waktu yang tidak terbilang sebentar.

Saat Tenn masih sekolah Riku hanya terus berada di ranjang rumah sakit, sementara orang tuanya bekerja keras untuk memenuhi biaya pengobatan.

Begitulah kesehariannya sampai Tenn pulang sekolah. Riku selalu menyambut kedatangan Tenn dengan senyuman lebar.

Setelah itu Tenn biasa membawa Riku berkeliling taman rumah sakit menaiki kursi roda dan Riku nampak sangat senang dapat keluar dari kamar.

Tenn bersenandung ria sambil mendorong kursi roda Riku dan mereka berhenti di bawah pohon besar. Tenn mengeluarkan buku yang ada di dalam tas yang sedari tadi masih dipakainya. Karena Riku sangat suka membaca buku, jadi Tenn selalu memberikan buku pelajaran dan laimnya untuk dibaca Riku.

Meski itu hanya hal sepele namun Riku sangat menghargainya, sang kakak yang selalu merawatnya yang sakit sakitan.

Tenn menggenggam tangan Riku dan tangan satunya mengelus kepalanya dengan lembut.

"Arigato Tenn-nii aku senang!" Ucap Riku pada Tenn.

(Pixiv)

Flashback end

Riku menjadi kelabakan melihat kakaknya menangis padahal ia tak bermaksut membuat Tenn merasa sedih.

"E-Eh Tenn-nii? Ma-maaf aku tidak bermaksut membuat Tenn-nii sedih"

Tenn mengusap air mata yang keluar dan tersenyum tulus menatap adik kesayanganya. Satu tangan Tenn mengelus kepala Riku, Tenn sedikit menekuk lututnya dan mengecup kening Adiknya.

"Apapun akan kulakukan untuk adik kecilku"

"Aku sangat menyayangimu Riku"

"Aku juga sangat menyayangimu Tenn-nii"

.
.

Di tempat Re:vale

"Jadi apa ini yang dimaksut oleh Lia?" Tanya Momo memegang flashdisk di tangannya.

"Kurasa itu benar! Tapi kita lihat dulu datanya, karna Lili itu jago sekali kayak beginian" Balas Akira yang tadi ditelepon tiba tiba oleh Momo.

Akira melihat data di dalam flashdisck itu lewat laptop. Muncul sebuah peta yang terdapat tanda merah dibeberapa tempat.
Dan terdapat sebuah pesan..

"Akira kau berpikir aku merepotkan bukan?! Akira kau memiliki mata mata di tempat ayah kan? Pecat dan penjarakan orng itu! Dia berhianat dan menyebarkan info. Lalu asisten ayah angkat'ku dia bekerja sebagai tangan kanan Ken, hubungi dia. Meski terlihat berbahaya tapi ia sungguh bisa dipercaya! Dialah yang membantuku lolos dari ayah dan Ken. Dan juga aku menaruh video bukti kekerasan yang ayah lakukan padaku serta video dimana orang tuaku dib*nuh oleh Kei. Bukan di flashdisck ini, cari di dalam tumpukan baju di rumah Momo-san! Hehe maaf aku membobol masuk, tehe~"

"Astaga dia itu bisa menerawang isi pikiranku"  Ucap Akira.

"Kapan lia membobol rumahku?!" Tanya Momo tak percaya.

"Haha.. Dia itu memang pintar, ayo kita bergegas" Ucap Yuki.

*Tring

Momo mengecek ponselnya yang berbunyi "Apa?! Apa ini dibajak? Seharusnya Idolish7 tidak mengikuti konser gabungan kan?!"

Yuki melihat komunitas yang diuploud oleh agensi Takanashi "Astaga?! Ini tidak mungkin mereka yang mengirim, apalagi tertulis Idolish7 akan lengkap bertujuh"

"Hadoh.. Katakagi itu menyerang dalam kesempitan" Akira~

.
.

"Banri-san bagaimana?" Tanya Yamato.

"Aneh ini tidak bisa dihapus! Gawat..  Yang lihat sudah banyak" Banri~

"Kalo tidak bisa dihapus buat berita baru saja" Usul Sogo

Banri mencoba menulis komunitas namun tidak berhasil "Sial! Kita tidak bisa menulis karena kena blokir!"

Mitsuki mengacak surainya kasar "Argghh bagaimana ini?! Dia berniat menyakiti Riku siall!!"

"Tenanglah Nii-san, kita harus tampil berenam tidak peduli apa kata fans" Ucap Iori.

"Meski reputasi kita akan down lagi?" Nagi~

"Aku lebih khawatir dengan Riku, dia tidak bisa terlalu lelah. Maaf tapi aku tidak peduli dengan reputasi kita" Yamato~

"Teman lebih penting kan" Tamaki~

"Tamaki-kun benar! Manager kami akan tampil hanya berenam bersama Re:vale dan Trigger. Maaf tapi sepertinya agensi akan dapat banyak kritikan karena kami" Sogo~

"Itu tidak masalah, kesehatan Riku-kun sangat penting" Sahut Otoharu berjalan mendekat.

"Jadi semuanya kalian setuju? Mungkin kita akan jatuh sementara" Yamato~

"Tidak ada masalah" Iori~

"Aku akan melakukannya meski dapat banyak hinaan" Mitsuki~

"Kita kan tidak berbohong, untuk apa kita ragu" Tamaki~

"Tamaki kurasa you tidak nyambung desu!" Nagi~

.
.

4 hari kemudian...

"Erin kau yakin mau berlatih berjalan? Jangan memaksakan tubuhmu!"

"Tenang saja aku merasa tubuhku sedikit lebih baik! Aku sangat menghargai kebaikan teman temanku yang mau bekorban. Tapi aku tidak mau itu! Usaha mereka akan hancur seketika. Mereka akan dijuluki 'Pembohong', aku tidak mau itu! Aku akan tampil bersama mereka sebagai Idolish7!"

"Erin..."

"Ini... Ini adalah permintaan terakhirku padamu.. Kumohon Akira..." Pinta Riku lirih

"Hah..." Akira menghela nafas dan akhirnya menerima permintaan Riku.

.
.

Para idol kecuali Riku berkumpul untuk berlatih bersama sekalian membahas persiapan konser.

"Jadi kami dan Trigger lalu Idolish7 terakhir kita tampil bersama" Jelas Yuki.

"Apa kalian yakin? Kalian bisa saja ikut kena kritikan" Sahut Mitsuki.

"Kritikan tidak akan membuat kami jatuh begitu saja" Balas Gaku.

"Tapi aku tidak suka dengan dia! Selain membajak dia juga membuat komunitas diblokir!" Omel Iori.

"Yah.. Tapi setelah konser kesenangan mereka akan akan berakhir" Momo~

"Mereka akan tertangkap begitukan Momo-san" Tenn~

"Yap! Liazel ternyata menduplikasi bukti video dan semacamnya, jebakannya juga luar bisa dan... Kenekatannya luar biasa" Jawab Momo dan bersweatdrop di akhir.

Yuki tersenyum miring "Besok adalah hari konser kita dan di hari itulah riwayat keluarga Katakagi akan lenyap, dan kita bisa fokus mencari..."

"Pendonor untuk Riku" Sambung Yamato.

"Tapi kalian harus siap mental! Karena mental kalian kan... Kayak kertas" Ejek Gaku mendapat tatapan tajam dari member Idolish7

"Kami sudah bertekad!"

.
.

3 hari kemudian

"Yap kurasa kita sudah bagus! Yoshaa! Penampilan kita pasti sukses!" Sahut Mitsuki mengambil botol minumnya.

"Aku jadi menantikan konser gabungan" Balas Sogo.

"Tapi tidak akan lengkap bila tidak ada Nanase-san" Iori~

"Kalau begitu kenapa kalian tidak mengajakku? Huhmp..." Ucap Riku mempoutkan bibirnya

Keenam member menatap Riku terkejut, entah sejak kapan Riku sudah berdiri di depan pintu.

"... Riku kau kabur dari rumah sakit ya?" Tanya Yamato curiga.

"Astaga Yamato-san jahat banget! Aku dibolehin pulang bukan kabur" Jawabnya berjalan masuk.

"Riku-kun kau sudah bisa berdiri? Tubuhmu sudah lebih kuat?" Tanya Sogo yang kapan hari melihat Riku terjatuh dan tidak bisa berdiri.

"Bahkan aku bisa berjalan... Jadi, kenapa kalian tidak mengajakku konser bareng"

"Riku you must take a rest desu!" Sahut Nagi

"Ehh... Tapi aku sudah lebih baik, Jadi kalian lebih suka tampil tanpaku gitu" Ucap Riku cemberut.

"Bukan gitu! Riku kau beneran sudah baik?" Mitsuki~

"Tidak mungkin, Nanase-san bagaimana mungkin kau tiba² sembuh?" Iori~

"Aku kan hanya bilang tubuhku sudah lebih bertenaga bukan berarti aku sudah sembuh" Jawab Riku.

"Biarkan aku ikut konser bersama kalian! Jangan mengobankan harga diri kalian! Lagian kalian tidak salah.. Jangan bekorban demi aku!" Riku~

"Nanase-san..."

"Riku kami khawatir jika kau tiba tiba tumbang" Yamato~

"Aku tidak akan tumbang!... Bila aku bilang ini.."

"Ini ada permintaan terakhirku, apa kalian mengijinkanku?"

"Riku/Nanase-san/Rikkun/Riku-kun jangan katakan hal seperti itu!" Ucap mereka serempak.

Riku tertawa kecil "Aku tau kok kalian mencarikan pendonor tanpa sepengetahuanku... Tapi kalian belum dapat kan"

"Rikkun kau tau?!"

"Jangan jangan..."

"Saat kami mendapat orang sebagai pendonor, tak lama orang itu tiba² saja berubah pikiran" Ucap Yamato.

"And this people say 'Aku tidak ingin membuang hidupku yang beharga'" Sambung Nagi.

"Nanase-san ini ulahmu kan?" Iori~

"Kenapa Riku.. Kau tau kan kami akan sedih jika kehilanganmu" Ucap Mitsuki lirih.

"Tapi apa demi menyelamatkanku kalian mau mengorbankan nyawa seseorang?! Belum tentu aku akan selamat hanya dengan tranplantasi jantung, bisa saja operasinya gagal.. Dan kalian malah membuat nyawa orang itu menjadi sia², lagian aku sudah bilang tidak butuh pendonor.. Aku akan merasa sedih jika kalian mengobarkankan orang lain! Itu bukan keinginanku.." Balas Riku.

"Nanase-san..."

"Baiklah!" Sahut seseorang dari arah pintu masuk, ia membawa beberala makanan dan awalnya berencana latihan bareng.

"Jika ini adalah keinginanmu Momo-chan akan mengabulkannya!" Sahut Momo.

"Kami akan merelekanmu... Tapi kurasa tidak bagi yang lain" Sambung Yuki.

"Momo-san Yuki-san"

"Baiklah Riku! Tapi mari habiskan waktu bersama kami!" Ucap Yamato.

"Nikaido-san!"

"Riku-kun tidak akan merasa senang jika kita mengobarkan hidup orang lain" Sogo~

"Rikkun aku ingin bermain dan menari bersamamu!" Sahut Tamaki merangkul leher Riku.

"Riku itu orang baik ya" Ucap Mitsuki sedikit berjinjit dan mengelus surai Riku.

"Watashi tidak mau melakukan hal yang membuat Riku sedih" Sambung Nagi ikut merangkul Riku.

"Arigato minna!" Ucap Riku tersenyum lebar.

"Jadi sudah diputuskan ya... Riku kau tau lagu yang akan kita nyanyikan?" Tanya Momo menaruh barang bawaanya.

"Aku tau karena Tenn-nii menyanyikannya saat di rumah sakit"

Begitulah mereka akhirnya memutuskan untuk berhenti mencari pendonor. Karena hal itu tidak akan membuat Riku senang tapi malah sebaliknya. Bisa dibilang...

Mereka...

Sudah...

Merelekannya...

-

Di tempat Trigger

"Kurasa cukup sampai sini saja, besok kita akan gladi bersih jadi jangan terlambat datang!" Ucap Gaku selaku leader.

"Tenn kau bisa ke rumah sakit sekarang" Sahut Ryuu memberi handuk kepada Tenn.

"Bocah pastikan adikmu melihat penampilan kita!" Gaku~

"Huh.. Tanpa disuruh dia akan menontonnya" Balas Tenn mengelap keringatnya, berganti baju serta tak lupa memakai masker, topi dan juga kacamata. Tenn melangkahkan kaki keluar setelah berpamitan.

Tak lama setelah kepergian Tenn pesan masuk melalui rabbichat Gaku. "Eh? Dia itu terkadang menakutkan"

"Ada apa Gaku?" Tanya Ryuu melihat ponsel Gaku.

"Nanase mengirim pesan bahwa ia akan melihat konser kita dengan dekat" Jawab Gaku melihatkan isi pesan.

Ryuu mengambil ponsel Gaku dan mengetik pesan balasan. "Riku-kun jangan melihat TV terlalu dekat, karena itu tidak baik untuk kesehatan mata" Isinya begitu.

Di sisi Tenn

Tenn berjalan menelusuri lorong sembari menyapa para staff yang ditemuinya. Tenn menekan tombol tanda panah bawah dan memasuki lift. Tenn dengan sabar menunggu lift sampai di lantai bawah.

*Ting

Lift sudah sampai di lantai bawah dan perlahan mulai terbuka. Tenn berjalan keluar dan tepat saat keluar Tenn tanpa sengaja menabrak seseorang.

"Sumima-!!" Permintamaafan Tenn terputus begitu melihat orang yang ditabraknya.

Riku memakai topi serta kaca mata, Tenn tidak percaya melihat Riku sekarang berdiri di dalam kantor Yaotome.

"Duh.. Tenn-nii kalau jalan lihat lihat dong! Masa aku ditabrak sih" Omel Riku

"Siapa kau?"

Riku menggembungkan pipinya kesal mendengar ucapan Tenn "Tenn-nii sudah terlalu tua sampai melupakan adik kembarnya  sendiri! Aku ini Riku! Nanase Riku adik kembarmu!! Huhmp"

"Tunggu.. Kenapa kau bisa ada disini?" Tanya Tenn yang dipenuhi pertanyaan dan mengamati adiknya dari kepala sampai ujung kaki.

Riku masih menggembungkan pipi kesal dan menggandeng tangan Tenn keluar. Karena pernyataan Tenn waktu konferensi pers, Riku bisa dengan bebas berbicara dan bertingkah pada Tenn.

"Astaga imut sekali!"

"Iya kan.. Saudara kembar yang harmonis!"

.
.

Riku menjelaskan pada Tenn apa yang terjadi namun tidak semuanya. Intinya begini 'Aku sudah lebih bertenaga dan Akira membantuku berdiri dan berjalan. Lalu aku ingin bernyanyi bersama Idolish7, aku tak mau mereka berkorban hanya demi diriku'

Yah.. Tenn mengeluarkan ceramah dan semacamnya namun ujung ujungnya Tenn hanya bisa menghela nafas dan menyetujui. Yah.. Tenn kalah telak berdebat dengan Riku.

Langit menjadi gelap menandakan hari sudah malam. Riku menapaki jalan bersama Tenn dengan tangan yang masih bergandengan. Karena udara mulai menjadi dingin Tenn memberikan jaketnya pada Riku.
Riku mengajak Tenn berkeliling dan mampir ke beberapa tempat. Sampai akhirnya saudara kembar itu tiba di cafe. Mereka memesan donat dan coklat panas.

"Riku kakimu tidak sakit? Apa tubuhmu terasa lelah setelah berjalan jauh?" Tanya Tenn yang duduk di sebelah Riku.

"Aku senang.. Aku bersenang senang hari ini! Tubuhku terasa baik baik saja.. Hehehe" Jawab Riku tersenyum manis.

"Syukurlah kalau begitu.. Makanlah" Ucap Tenn melihat donat yang sudah tersaji di atas meja.

Riku tersenyum jahil ia mengambil donat dan memberikannya pada Tenn "Aaa.."

"Riku kau pikir berapa umurku" Ucap Tenn datar tapi terlihat sedikit rona merah.

"32 tahun!" Jawab Riku cepat.

"Bukan! 23 tahun!"

"Tenn-nii tau gitu, hihihi.. Kan baru 23 tahun. Aku akan melakukannya kapanpun sampai tua" Ucap Riku.

"Ayolah Tenn-nii.."

Tenn menghela nafas dan membiarkan Riku melakukan apa yang diinginkan. Tenn membuka mulut dan mengunyah donat.

'enak' batin Tenn lantas menoleh ke adiknya yang sekarang tersenyum tulus menatap ke arahnya.

'Aku ingin menghabiskan sisa waktuku dengan bahagia'

"Tenn-nii.."

"Hm?"

"Ayo bernyanyi di atas panggung lagi sebagai Twinkle! Ayo beri kejutan pada fans telah menunggu kita!" Ucap Riku

-

Keesokan harinya Riku menuju asrama i7 sesuai janjinya dengan Iori yang rencananya belanja bersama.

"Nanase-san kenapa tidak naik taksi saja"

"Gak mau, aku ingin menghirup udara pagi dam berjemur, hehe"

Duo fly away itu berjalan beriringan dan berhenti di depan tokoh...

Tokoh boneka...

Terlihat Iori sedikit berbinar dan berdehem, Riku yang melihatnya hanya tertawa kecil.

Iori mengambil boneka berbentuk kelinci yang disebutnya usamimi. 'Kawai' batinnya. 'Apa aku harus membelinya?' tanya Iori dalam hati.

"Iori Kalau mau beli ya dibeli saja. Lihat ada gantungan kunci usamimi friends!" Ucap Riku mengintip Iori dan membawa gantungan kunci.

(pixiv)

Setelah sesi belanja Riku menghabiskan waktu di asrama Idolish7 dan membantu mempersiapkan makanan

Rencananya nanti malam Idolish7, Trigger, Re:vale dan Zool bakal berpesta, lebih tepatnya kumpul bersama.

.
.

Tamaki menatapi pudding berukuran cukup besar di meja dengan wajah berbinar, dan hampir meneteskan air liur.

"Tamaki jangan dimakan lohh!!" Ingat Mitsuki menyimpannya di tempat lain.

"Riku-kun mau teh?" Tawar Sogo dan diangguki oleh Riku.

"Arigato Sogo-san"

"Rokuya-san pindahkan semua ini dikamarmu!" Ujar Iori melihat tumpukan komik.

Tak lama bell pintu berbunyi dan Riku segera bergegas membukanya disusul oleh Tamaki.

"Selamat datang!" Ucap Riku.

"Yo Riku lama tidak bertemu!" Ucap Touma menepuk nepuk pundak Riku.

"Wah rame! Momorin itu apa?" Ucap Tamaki melihat segerombol orang.

"Daging"

"Oh masuklah kalian semua!" Ucap Mitsuki mempersilahkan masuk.

"Haruka gimana kabarmu?" Tanya Riku.

"Aku baik bagaimana denganmu Riku-san?" Jawab Haruka singkat.

"Eh.. Sejak kapan haru sedekat itu dengan Riku?" Tanya Momo cemburu.

"Sejak 3 tahun lalu Inumaru-san" Jawab Minami menyilahkan rambutnya ke belakang telinga.

"Kalian terlibat sesuatu yang seru tapi tidak mengajakku" Sahut Torao cemberut.

"Ini bukan sesuatu yang seru bodoh" Balas Haruka.

"Seharusnya kata itu lebih cocok untukmu Isumin" Ucap Tamaki.

"Hah? Kau bahkan lebih bodoh dariku!" Balas Haruka tak terima.

"Itu artinya kau mengakui jika kau bodoh" Sahut Tenn.

"2 in" Touma~

"Apa?! Arghh..  Kenapa malah memojokanku sihh!!" Ucap Haruka kesal.

Mitsuki melihat barang bawaan Momo "Woah!! Dagingnya kelihatan enak, syukurlah ini tidak basi"

"Gak mungkin basi lah!" Momo~

"Aku membeli daging itu barusan, tapi yang di lemari es Momo dagingnya sudah rusak" Sahut Yuki.

Gaku hanya menggeleng "Astaga berapa lama kau menyimpannya Momo-san"

"Mitsuki-kun aku akan membantumu" Ucap Ryuu.

"Ohh... Sankyuu naa" Mitsuki~

"Aku mau lihat berita!" Ucap Yamato mengangkat tangannya yang membawa remot.

Tamaki berusaha merebut remot yang dipegang Yamato "Aku maunya lihat kartun!"

"Nggak! Lihat film ajaa!!" Sahut Riku yang juga memperebutkan remot.

Nagi dari belakang mengambil remot yang dipegang Yamato "Watashi mau watch cocona-chan!!"

Dan dimulailah kejar kejaran memperebutkan remot, sementara Riku memutuskan mengalah daripada membuang tenaga sia sia. Yamato juga berhenti karena merasa umurnya tidak cocok dengan adegan kejar kejaran.

"Yotsuba-san Rokuya-san jangan berlarian di sini!!" Tegur Iori.

*bruk

Tamaki menabrak Haruka dari belakang yang mengakibatkan hp yang dibawanya terlempar mengenai kepala Touma, Touma itu duduk di lantai karena gak kebagian tempat duduk.

"Aduh Haruu jangan kurang ajaarrr!!" Marah Touma.

"Berisik! Yang salah Yotsuba karena menabrakku!!"

"Yotsuba pakai matamu! Nanti HP ku bisa rusak!!" Haruka~

"Ini karena Nagicchi tidak mau memberikan remotnya"

"Jadi kau lebih khawatir sama HP mu?!" Touma~

"Kalian diamlah suaranya gak kedengaran!" Tegur Yamato yang entah sejak kapan remot ada di tangannya dan sudah menyetel DVD. Oke.. Tadi saat Nagi berlari mendekat, Yamato dengan cepat menyaut remot di tangannya.

"Eh? Sejak kapan Yama-san membawa remotnya?"

"Hoi Ossan bantu kami dong! Kan kau ketua!" Suruh Mitsuki.

"Karena aku ketua aku harus diperlakukan khusus" Yamato~

"Kalau begitu aku akan memasakan Yamato-san makanan khusus" Sahut Sogo membuat Yamato langsung berdiri dan menolak secara baik.

Dan begitulah...

Suasana asrama menjadi ramai dan rusuh berkat keempat grup idol itu. Mereka ber-16 melakukan makan² dan mengobrol bersama.

"Hei kalian kesini bentar!" Perintah Gaku.

"Katakan cheese!"

*Cekrek

'Kenangan yang akan selalu kuuingat selamanya'

.
.

Dari dalam mobil terdapat 2 orang yang adalah Katakagi. Sang ayah yang berada di depan dan Ken yang duduk di belakang.

Ken menyeringai lebar melihat foto di rabbitter.

"Bersenang senanglah sepuasnya sebelum ajal menjemput kalian" Ken~

"Bagaimana dengan kasus Hanemiya?" Tanya ayah Ken.

"Sudah dong~ Dengan sempurna dan tanpa jejak" Ken~

"Aku benci para idol, terimakasih telah membantuku Ayah" Ken~

"Seorang ayah harus mendukung anak anaknya kan"

"Ayah memang sangat baik~ Omong omong aku kesulitan membebaskan Kei" Ken~

"Biarkan saja dia di sel penjara, itu adalah kesalahannya sendiri sampai bisa tertangkap"

"Hahaha... Kasihan sekali kau Kei" Tawa Ken terbahak bahak.

"Saat konser tiba itu akan menjadi hari terakhir mereka" Ken~

"Oh ya Nanase Riku adalah mangsaku! Aku akan menjadikanmu yang terakhir. Jadi tidak akan kubiarkan dia mati dulu Hahahahaha" Ucap Ken dengan mata berbinar.

Ayah Ken tersenyum melihat putra sulungnya yang merasa senang. Ia menelepon seseorang melalui ponselnya.

"Pastikan semuanya sudah beres!"

"Jadikan ini seolah olah adalah kecelakaan dan buatlah ini seakan adalah ulah Re:vale!"

"Baik tuan"

■■■

To be Continue~

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro