Chapter 23
Di pagi yang hening seperti biasa Riku bersikap manja pada Tenn. Sementara Tenn sendiri semakin khawatir seiring waktu berjalan, seakan ia merasa waktu Riku semakin menipis. Riku memang memberitau kondisinya, tapi ia tidak memberitau Tenn jika ia memiliki batas waktu dan menurut perhitungannya ia hanya akan bertahan hingga desember nanti.
*Prang
"Ah.. Maaf Tenn-nii aku menjatuhkan gelasnya" Ucap Riku hendak memungut serpihan kaca.
"Riku kau baik-"
"Ouuchh-" Tangan Riku berdarah karena tergores serpihan pecahan gelas.
Tenn segera menghampiri Riku dan mengobati jari adiknya yang berdarah. Lalu bergegas membersihkan lantai.
Riku hanya menanggapi dengan tawa setiap omelan Tenn.
*Gubrak
"Riku?!" Tenn menghampiri Riku yang terjatuh.
"Ahahaha aku kesandung" Ujar Riku menggaruk pipinya.
Tenn langsung berkeringat dingin melihat cairan merah keluar dari hidung Riku.
"Eh?... Ah...." Riku sontak mengelap cairan yang terus keluar.
Tenn menyuruh Riku duduk bersandar sambil mengompresnya dengan es batu agar darahnya membeku dan berhenti mengalir.
"Maaf Tenn-nii" Ucap Riku menatap Tenn yang terlihat khawatir sekaligus sedih. Tangan Riku menggapai pipi Tenn dan mengelusnya.
"Tenn-nii aku mengantuk..." Sambung Riku menyandarkan kepala di pundak Tenn.
"Pindahlah ke kamar nanti lehermu sakit jika tidur seperti ini" Ucap Tenn mengelus surai sang adik.
"Temani aku.." Rengek Riku.
Meski masih khawatir Tenn menyetujui permintaan Riku dan menemaninya tidur dan alhasil Tenn ikut tertidur.
Suasana hening sampai ketika tidur Tenn terganggu akibat suara lirih dari sampingnya.
"Hngghh.."
Tenn menatap adiknya yang ternyata sedang mengigau. Dia merasakan tangan sang adik sedikit bergetar, kerutan di dahinya serta air yang berada di pucuk mata.
Tenn menghela nafas kecil lantas satu tangannya menggenggam tangan Riku yang bergetar serta tangan satunya mengelus kepala Riku bagian belakang.
"Tenanglah Riku..."
(pixiv)
Tenn menghapus air mata Riku dan kembali mengelus kepalanya hingga sang adik menjadi tenang. Tenn tersenyum lega melihat itu, dia tau bahwa Riku pasti bermimpi buruk.
Tenn masih menemani Riku untuk jaga jaga jika adiknya kembali bermimpi buruk. Ia membiarkan Riku beristirahat hingga jadwalnya nanti malam.
Beberapa jam pun berlalu...
Awalnya Tenn tak berniat membangunkan Riku, tapi akhirnya ia membangunkannya untuk berpamitan. Karena Riku biasanya akan marah jika disaat dia bangun, Tenn udah ngilang.
Tenn sudah bersiap siap dan sekarang memanggil nama adiknya untuk membangunkan.
(abain tulisannya bagi yang tau artinya, xixixi)
(Pixiv)
"Riku" Panggil Tenn kesekian kalinya.
Perlahan Riku terbangun dan butuh waktu untuk mengumpulkan seluruh kesadarannya. Ia menatap Tenn dan... "Wah... Aku ngilerr" Ucapnya dengan pipi memerah dan langsung membersihkannya.
"Tenn-nii mau kemana?"
"Ini jam 4 soreh aku mau pergi untuk perekaman, jangan lupa makan malam, minum obat, dan jangan memaksakan diri. Aku akan menunggumu di panggung belakang konser Re:vale nanti malam" Ucap Tenn panjang lebar yang di-iya-kan oleh Riku.
.
.
"Haha Arigato kouhai manisku telah tampil sebagai artis pembuka" Seru Momo.
"Kalian sangat keren" Sambung Yuki yang hanya ditatap datar oleh Yamato.
"Trigger dan Idolish memang yang terbaik!" Tambah Momo girang lantas menoleh ke arah staff yang mondar mandir. Kenapa? Karena pasalnya Riku yang diundang Re:vale sebagai artis penutup masih belum datang.
"Tenn adi- kau tau Nanase ada di mana?" Tanya Gaku yang hampir keceplosan.
Tenn menggigit ujung jempolnya dan mengabaikan pertanyaan Gaku.
Staff: Re:vale-san bersiaplah!
Re:vale naik ke atas panggung dan melakukan drama terlebih dahulu untuk memberi waktu pada Riku. Sementara Tenn semakin panik dia takut ada yang terjadi pada adiknya.
Re:vale memasuki lagu terakhir namun Riku belum kelihatan, Tenn sudah menghubungi Riku berkali kali namun tidak diangkat.
Dan tepat saat Re:vale hampir selesai menyanyikan lagunya. Seluruh pandangan teralihkan pada Riku yang melangkahkan kaki kasar. Riku datang dengan kostum konser serta ear monitor yang sudah terpasang. Serta dibelakangnya ada Takamasa dan beberapa staff.
"Riku penampilanmu bisa diganti kalau kau tidak mau. Jangan terlalu berlebihan" Ucap Takamasa yang dibalas gelengan kepala oleh Riku.
"Nanase kau darimana?" Tanya Gaku mewakili yang lain.
Riku tidak menjawab dan berjalan menaiki panggung sesuai aba aba staff.
"Ya ampun anak itu benar benar keras kepala" Ucap Takamasa menghela nafas.
"Waktu terus berjalan dan gelajanya bertambah parah" Sambung Takamasa menatap Tenn tanpa mempedulikan tatapan bingung dari staff dan Idolish
"Aku akan mencari solusinya" Ucap Takamasa membalik badan. "Bujuklah dia agar mau operasi" Ucapnya pelan saat Tenn mendekat.
Flashback
Riku sedang latihan untuk penampilannya nanti sebagai artis penutup di konser Re:vale. Dia akan membawakan lagu berjudul Snow Light
Nb: Snow light (Vocal=Kensho ono)
Awalnya berjalan lancar sampai Riku kehabisan suara di pertengahan lalu terbatuk batuk. Tubuhnya terhuyung karena saat ini tenaga Riku sudah menipis.
"Ada apa Riku? Kau butuh inhalermu?" Tanya Tamakasa menahan tubuh Riku yang hampir terjatuh.
"Ti-" Suara Riku menghilang lagi sebelum selesai bicara. Ia pun memutuskan menggeleng, merasa tidak beres Takamasa langsung membawa Riku ke rumah sakit meski Riku menolaknya.
Dokter= Miring Takamasa= Bold
"Jadi apa yang terjadi dengan suara Riku?"
"Penyebab Nanase-kun kehilangan suara itu karena laringitis. Ini umum terjadi jika Nanase-kun menderita asma dan sering memakai inhaler. Selain itu laringitis ini bisa terjadi karena sistem imun menurun sehingga mengakibatkan tubuh sulit melawan infeksi jamur pada pita suara"
"?!" Riku membelalakkan mata memegang lehernya dan tatapannya sendu.
"Tenang saja Nanase-kun! Ini akan sembuh dalam kurun waktu 2-3 minggu. Selain itu mungkin Nanase-kun hanya bisa mengatakan 1-2 pata kata. Kusaran untuk tidak memaksakan pita suaramu karena mungkin gejalanya akan semakin parah"
"Baiklah terimakasih sensei"
Flashback end
"Apa?! Anak bodoh itu.." Umpat Tenn kesal melihat adiknya yang tetap bernyanyi meski sudah diperingati oleh dokter. Setelahnya Tenn kembali ke belakang panggung bersiap untuk mengomeli Riku.
"Apa yang terjadi bocah?" Tanya Gaku yang bergerombol dengan Idolish dan Re:vale
"Laringitis.. Riku saat ini mengalami laringitis" Ucapnya singkat dan pelan agar tidak terdengar oleh staff.
"Apa?!" Tenn langsung menatap tajam membernya dan Idolish yang heboh.
.
.
Setelahnya Riku turun dan konser pun berakhir, beberapa staff mulai berhamburan pergi mengurus keperluan lain.
Tenn sudah tepat berdiri di tangga untuk naik panggung dan bersiap memberi ceramah. Namun ia menatap ada yang aneh pada adiknya.
Tenn memegang tangan Riku dan mengajaknya pergi tak mempedulikan jika para staff masih ada disitu dan menatapnya.
"Riku" Panggil Mitsuki mengikuti.
Tenn menolehkan wajah dan menatap tajam para idol seolah berkata 'Jangan ikuti kami!'
(bayangin seperti ini)
(pixiv)
"Ma... af..." Ucap Riku masih digandeng Tenn menuju ruang tunggu.
Sesampainya di ruang tunggu Riku sudah benar benar merasa lelah. Ia terhuyung dan dengan sigap Tenn menahan tubuh Riku dan menuntunnya duduk.
Riku meremas bajunya kuat dan menggigit bibir bagian bawah. Pandanganya sedikit buram karena air mata perlahan keluar, Riku merintih kesakitan.
Tenn berusaha tenang menanggapi situasi adiknya, beruntungnya Tenn membawa obat obat Riku di tasnya. Ia meminumkannya pada Riku dengan menyandarkan Riku di tubuhnya.
Riku meringis kesakitan dengan air mata yang masih tersisa, ia memegangi dadanya. "Ugh.... Tenn... Nii... Sa....kit" Gumamnya lirih dengan suara yang putus putus.
Tenn yang awalnya tenang menjadi kelabakan, ia merasa sedih sekaligus takut melihat adiknya yang kesakitan.
Tenn memeluk adiknya dan satu tangannya mengenggam erat tangan Riku memberinya semangat. Setelah beberapa menit Riku sedikit lebih baik dan ia tertidur.
*Ceklek
Tenn tersentak mendengar suara pintu terbuka dan segera menoleh. Ternyata yang masuk adalah membernya dan juga Re:vale.
"Apa yang terjadi pada Riku-kun?!" Tanya Ryuu.
"Apa Riku baik baik saja?!" Momo~
Yuki menaruh jari telunjuk di bibir menyuruh mereka untuk tidak terlalu berisik menyadari Riku yang tertidur dengan posisi bersandar pada Tenn
"Tenn..."
Yang dipanggil hanya diam dan tidak berucap apapun. "Kau ingin tau kenapa Riku separah itu?" Tanya Momo duduk di sofa bersebrangan.
"Aku yakin Riku-kun tidak akan menceritakannya sampai akhir" Sambung Yuki.
"Tolong ceritakan pada ku Momo-san" Pinta Tenn. Momo menghela nafas lantas wajahnya menjadi sendu, ia mengatakan 1 hal yang tidak akan Riku beritau.
"A-apa... Ja-jangan bercanda... Aku tau jika Nanase parah tapi..." Gaku menyandarkan punggungnya di tembok.
"Be-berarti..." Ryuu~
"Jika sekarang bulan Juli kemungkinan batas waktunya adalah desember nanti" Sambung Yuki memijat pelipisnya.
"Tenn..." Ucap Momo lirih melihat Tenn yang diam mematung dengan pandangan kosong meski tangannya masih menggenggam tangan Riku.
"Momo, Gaku-kun dan Ryuu-kun kita keluar untuk memberi ruang untuk Tenn-kun" Ajak Yuki yang diangguki para idol itu. Mereka keluar dan menutup pintu, tapi ternyata...
"Kalian...!"
Keenam idol yang dikiranya sudah pulang ternyata ada di depan ruang tunggu. Mitsuki menangis dengan menutupi mulutnya, Iori yang terlihat syok, Yamato yang membalik badannya ke arah lain, Nagi yang memegang pundak Yamato dengan mata yang hendak menangis, Tamaki yang memeluk Sogo sambil menangis.
"Ma-Maaf kami tak bermaksut menguping" Ucap Iori.
"Hiks... Rikkunn... Hiks.. Pantas Rikkun... Jahat.." Ujar Tamaki.
"Jadi dia ingin membuat kita membencinya" Sahut Yamato.
"Agar saat Riku menghilang..." Sambung Nagi.
"Kita tidak merasa sedih" Tambah Sogo.
"..."
.
.
Tenn termenung memikirkan kebenaran itu, ia bingung harus bagaimana. Tenn ingin sekali marah tapi adiknya mempunyai alasan merahasiakannya.
Tak lama Tenn merasakan sesuatu menyentuh pipinya dan ia tersadar dari lamunannya. Terlihat Riku menyentuh pipi Tenn dengan jari telunjuknya. Tenn terkejut karena ia tidak tau jika Riku sudah bangun tepatnya sedari tadi Riku hanya memejamkan mata saja.
Riku menunjukan ponselnya yang berisi memo yang baru saja ia tulis saat Tenn melamun hingga tak sadar Riku melakukan pergerakan.
Momo-san menceritakannya ya... Tenn-nii pasti marah kan? karena Riku tidak memberitau Tenn-nii... Maaf Tenn-nii... Aku tidak ingin melihat Tenn-nii sedih... Hatiku terasa hancur jika melihat Tenn-nii sedih... Jadi aku merahasiakannya.. Maaf... Saat ini aku kesusahan berbicara... Maaf Tenn-nii... Aku benar benar minta maaf... Aku sudah menerima kenyataan bila hidupku tidak akan lama... Aku tidak masalah, aku hanya ingin menghabiskan sisa waktuku dengan Tenn-nii.. Hanya itu saja, aku berharap bisa terus berada di sisi Tenn-nii sampai saatku tiba..
"Bodoh!..... Riku bodoh" Racau Tenn. Air mata yang tadinya ditahan mengalir begitu saja melewati pipi putihnya.
"T-Tenn...nii" Tubuh Riku terasa berat membuatnya oleng saat mencoba berdiri.
"Jangan bayak gerak!" Tegur Tenn membawa Riku kembali dalam pelukannya. "Aku tidak peduli bila ada yang melihat sekalipun. Mulai sekarang aku tidak akan membiarkanmu pergi dariku!"
"Riku tidak boleh pergi, kupastikan kau tidak meninggalkanku sendiri! Aku akan sangat mengutuk diriku jika kau pergi tiba tiba!" Ucap Tenn.
Tenn merasakan bajunya basah, pasti Riku menangis. Tenn memeluk erat adiknya dan seperti tidak akan pernah melepaskannya begitu saja.
"Aku akan sangat sedih jika adik yang sangat kusayangi meninggalkanku.."
♡♡♡
To be Continue
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro