Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Chapter 19

4 hari telah berlalu Tenn sudah diijinkan pulang dengan syarat harus banyak beristirahat dan tidak terlalu lelah. Tenn sekarang kembali ke rumah tempatnya tinggal bersama Riku.

"Sebenarnya apa yang mereka rencanakan? Ada apa tiba tiba menyuruhku pindah"

"Kenapa kau tidak tanyakan saja, ah.. Pasti tidak dijawab kan" Balas Takamasa.

Daripada larut dalam pemikirannya Riku memilih untuk mengobrol dengan adik Tamaki "Aya-chan bagaimana kuliahmu?"

"Sangat baik Riku onii-san... Kurasa aku siap mendaftar sebagai idol" Balas Aya menolehkan kepala ke arah Riku.

"Wah.. Itu bagus, pasti Tamaki akan senang mendengarnya... Emm Tenn-nii napa diam aja, ah.. Apa ada yang sakit?" Puji Riku lalu bertanya pada Tenn yang hanya diam sedari perjalanan tadi.

"Haha.. Tenn kau pasti marah padaku karena membawa Riku pergi kan" Sahut Takamasa diawali tawa kecil.

"Eh? Tenn-nii jangan marah pada Kujo-san.. Aku ikut dengannya atas keputusanku sendiri" Balas Riku.

"Tenn onii-san alasan Riku onii-san pergi adalah untuk kebaikanmu, dia ingin Tenn onii-san dapat memenuhi impian tanpa harus dikekang balas budi. Riku onii-san membalas budi dengan usahanya sendiri, bahkan sampai merubah Kujo-san loh" Jelas Aya.

"Aku tidak berubah dari dulu" Sahut Takamasa.

"Begitu ya... Arigato Riku tapi aku tidak marah denganmu Kujo-san" Balas Tenn.

"Tapi kau bahkan tidak menatapku Tenn, Lalu Riku wajahmu berantakan, aku tau kau mengkhawatirkan kakakmu tapi perhatikan kesehatanmu" Sambung Takamasa

"Kujo-san kau mengkhawatirkanku ya... Hehe" Balas Riku yang langsung mendapat jawaban Tidak dari Takamasa.

Karena selanjutnya Riku mendapat omelan dari Tenn, ia pun memutuskan untuk tidur. Yah meski Takamasa sudah menyiapkan kamar untuknya, Riku lebih memilih tidur di kamar Tenn.
.
.
"Ruru!! Hei Ruru kenapa?? Kenapa ia bisa sekarat seperti ini?!! Dimana adik perempuanku?!!" Tanya Sora marah kepada Haruka dan Minami yang mengantar Haru(Ruru) menuju rumah sakit yang sama dengan tempat Sora dirawat.

"Sora tenanglah dulu... Mereka sudah berusaha keras, jika terlambat Ruru mungkin..." Jawab lelaki dengan nama Akira yang kalimat akhirnya diputus

"Hei bukankah gadis itu tidak akan mudah tertangkap kan, dia sudah ahli dalam melarikan diri. Jadi mari kita berpikir positif oke" Sahut Momo dengan senyumannya.

"Ya kau benar... Maaf" Balas Sora yang saat ini duduk di sebelah ranjang adik laki lakinya.

Mereka pun meninggalkan Sora untuk memberinya ruang agar ia bisa menenangkan perasaannya.

Adik laki lakinya saat ini terbaring di ranjang dengan bantuan alat pernafasan. Bibirnya pucat, tubuhnya juga lemah, Sora tidak tau kapan adiknya itu akan bangun. Ia hanya bisa memegang tangannya, menangis dalam diam dan berdoa agar Haru bisa segera sadar serta Liazel yang akan baik baik saja.
.
.
"Jadi Ryuu, Gaku apa yang kalian lakukan disini?" Tanya Tenn duduk di sofa bersebelahan dengan Riku.

"Berterimakasihlah karena aku mengantar koper kalian dan Trigger memutuskan hiatus sampai kau kembali" Balas Gaku

"Heh... Yaotome-san memang orang yang baik nee? Dan... Kau bilang mereka mengunjungi agensimu kan, sebenarnya mereka ngapain sih"

"Yang pasti kami semua diberitau oleh mereka, katanya biar rencanamu berjalan lebih cepat dan lancar" Jawab Ryuu.

"Mereka berlima sekarang entah ada di mana, yah meskipun agak lebih cepat tapi ini tetap ini tidak sesuai rencanaku. Jika kalian terlibat jangan salahkan aku kalau ikut kena imbasnya" Balas Riku menyilangkan tangan di depan dada.

"Tenang saja Nanase, kami ini hebat tau" Sahut Gaku menyombongkan diri.

"Entahlah... Yah.. Jangan sampai terkubur saja... Ah-" Riku melirik ke arah Tenn sebelum menyelesaikan kalimatnya. "Ahh iee... Jangan pikirkan perkataanku tadi Tenn-nii, Yaotome-san dan Tsunashi-san"

"Tidak masalah kok Riku-kun, terimakasih sudah mengkhawatirkan Trigger" Balas Ryuu tersenyum.

.
.

Riku memutari rumah yang luas itu untuk menemukan kakaknya yang saat ini tidak ada di kamar.

"Kujo-san benar benar tenar" Gumam Riku mengagumi rumah yang luas itu.

Riku melanjutkan langkahnya menuju perpustakaan(?). Senyuman langsung tersirat begitu mendapati kakak kembarnya yang asik memilih buku untuk dibaca. Riku menghampirinya nya dari belakang, Tenn sendiri tidak sadar jika Riku ada di dekatnya.

Dari belakang Riku melingkarkan tangan di pinggang Tenn dan menaruh kepalanya di salah satu pundak kakaknya. Tenn sedikit terkejut saat menyadari keberadaan adiknya, namun ia tersenyum melihat tingkah Riku itu.

"Tenn-nii ketemu.."

(pixiv)

"Riku jangan muncul tiba tiba di belakangku" Tegur Tenn.

"Hmphh.. Habisnya Tenn-nii terlalu fokus ke buku buku itu" Balas Riku menggembungkan pipinya kesal.

Tenn merasa gemas melihat tingkah adiknya.
"Yaudah... Riku mau apa?" Tanya Tenn.

"Menghabiskan waktu bersama Tenn-nii" Jawab Riku menampakkan senyumnya kembali. Tanpa meminta persetujuan Riku menggenggam tangan Tenn, menggandengnya menuju kamar.

"Jadi sekarang kita ngapain Riku?" Tanya Tenn.

Riku menampakkan senyum lebarnya dan berkata "Ayo bernyanyi bersama"

"Sekarang?"

"Iya Tenn-nii... Karna aku takut jika aku tidak dapat bernyanyi bersama Tenn-nii lagi" Gumam Riku di akhir tapi masih terdengar oleh Tenn.

"Mau seberapa lama pun aku akan beryanyi bersamamu Riku" Sahut Tenn memberi senyuman dan mengelus surai adiknya.

Mata Riku langsung berkaca kaca mendengarnya, ia langsung memeluk kakak kembarnya itu. "Oleh sebab itu cepatlah sembuh sepenuhnya Tenn-nii" Ucapnya dalam pelukan.

Kedua saudara kembar itu pun bernyanyi bersama, Riku sungguh sangat menghargai dan menyukai moment seperti ini. Dia berharap agar selamanya ia bisa terus bernyanyi dan berada di sisi Tenn.

Si kembar itu pun menyanyi bersama dengan suara indah milik masing masing, suara Tenn dan Riku memang cocok dan merdu saat dipadukan. Riku tersenyum sangat tulus kala menikmati nyanyiannya bersama sang kakak, sementara tanpa sepengatuan mereka Takamasa mendengar nyanyian kedua saudara itu dari luar. Ia tersenyum kecil, hal yang tidak disadari oleh orang nya sendiri, mungkin hatinya sudah luluh dengan adanya Tenn, Riku dan Aya. Takamasa ingin saat terindah si kembar berlangsung selamanya.

Hingga malam pun tiba, angin semilir yang terasa dingin bagi Riku masuk ke dalam lewat jendela kamar Tenn. Ia mulai memeluk tubuhnya sendiri agar tetap hangat, sementara Tenn dengan sigap langsung menutup jendela sekalian menggeser tirainya.

"Riku kau masih kedinginan? Akan kubuatkan coklat hangat ya.." Ucap Tenn khawatir.

"A-arigato Tenn-nii, aku sudah lebih baik-"

*Tes

Riku menjeda kalimatnya saat sesuatu dengan cepat mengalir melalui lubang hidungnya secara tiba tiba. Tenn menjadi semakin kelabakan dan khawatir melihat adiknya yang mimisan. Ia segera mengambil sapu tangan dan berusaha menghentikan mimisannya. Karena darah tak kunjung berhenti mengalir, Tenn meninggalkan kamar tergesa gesa untuk mengambil es, inhaler dan semacamnya.

Sementara Riku hanya duduk pasrah menunggu Tenn. Tak lama Tenn kembali dengan berlarian. Ia melakukan segala cara agar Riku berhenti mimisan, sampai sampai ia heboh sendiri padahal Riku hanya diam tak berkutik.

Berkat usaha Tenn mimisan Riku berhenti, Tenn terus melontarkan pertanyaan kepada Riku apakah dia baik baik saja. Namun betapa tidak beruntungnya setelah beberapa saat, tak lama asma Riku kambuh.

Nafas Riku menjadi tidak teratur, ia terbatuk batuk sambil memegangi dadanya. 'Ah sial!' batin Riku menahan sakit yang terus menyerangnya.

Tenn langsung memakaikan inhaler untuk Riku, ia menahani tubuh Riku yang terasa bergetar. Kembali Tenn mendekap Riku agar ia tidak kedinginan, ia membelai rambut Riku dengan lembut, mengelusnya searah surai milik Riku. Perlahan nafas Riku kembali menjadi normal, mendengarnya membuat Tenn menjadi sedikit lega.

Salah satu tangan Riku memegang tangan milik Tenn yang masih memeluknya, rasa kantuk kini menghampirinya karena efek dari inhaler. "Maaf aku selalu menjadi beban, aku selalu saja membuat Tenn-nii khawatir. Tenn-nii maaf aku merepotkan" Gumam Riku dan perlahan ia jatuh dalam mimpi.

"Kau tidak merepotkanku Riku, sudah sewajarnya jika kakak mengkhawatirkan adiknya" Balas Tenn.

Tenn mengeratkan pelukannya, entah mengapa hatinya terasa sakit melihat kondisi Riku, seakan kondisinya sudah sangat memprihatinkan. Setelah Riku tertidur cukup tenang, Tenn menidurkan adiknya dan menyelimutinya dengan selimut. Selanjutnya ia mengelap keringat di wajah sang adik.
.
.
"Bagaimana keadaan Riku onii-san?" Tanya Aya.

"Riku tertidur saat ini" Jawabnya.

"Tenn makanlah dulu dan bawakan ini untuk adikmu" Sahut Takamasa.

"Hai, Arigato Kujo-san" Balas Tenn tersenyum kecil menuruti apa kata Takamasa.

Takamasa hanya menatap anak angkatnya itu dengan tatapan bersalah. 'Aku tidak bisa menceritakan penyakit Riku, tapi aku berjanji akan menyelamatkannya Tenn'
.
.
2 jam berlalu, Tenn memutuskan membangunkan Riku untuk makan.

Riku membuka kedua matanya perlahan "Hhh... T-Tenn-nii.."

"Riku makanlah sedikit lalu kau bisa tidur lagi" Ucap Tenn lembut.

Tanpa basa basi Riku menyetujuinya ia menduduknya dirinya, ia membuka mulutnya menerima suapan dari sang kakak.

Setelah merasa cukup Tenn meletakkan piringnya dan menemani sang adik. Riku dengan cepat kembali tertidur dengan menggenggam tangan Tenn.
.
.
.

Berita Terbaru

"Artis papan atas di Inggris yang sebelumnya berwisata di Jepang dikabarkan menghilang tanpa jejak. Pihak kepolisian sedang berusaha melacak mereka"

"Berita baiknya Re:vale yang sempat hiatus kini kembali dengan membawa lagu baru. Lagunya langsung populer begitu ditayangkan"

"Re:vale apa yang mereka rencanakan?" Tanya Mitsuki berjalan menuju tempat kerja bersama Nagi.

"Senpai menyindir lewat song desu" Sambung Nagi.

Mitsuki dan Nagi menolehkan ke segala arah untuk memastikan keamanannya. Kemudian mobil hitam muncul di hadapan mereka dan mereka langsung masuk ke dalamnya.

"Yahoo.. Kuohai imutku, bagaimana kabar kalian?" Tanya Momo riang.

"Niat sekali kalian sampai memakai rambut palsu segala" Sahut Yuki yang menyetir.

"Habisnya dia itu pintar, terlebih dia menaruh orang orangnya di dekat kami. Kami harus serba hati hati" Jawab Nagi no logatnya.

"Yang lain menyibukkan Kei, jadi aku dan Nagi bebas bergerak menemui kalian. Jadi apa kita akan menemui Ichinose bersaudara?" Sambung Mitsuki lantas bertanya.

"Iya.. Mereka aman di rumah sakitnya Akira-kun, tapi keadaanya Ruru-kun... Buruk..... Terlebih ketiga orang lainnya yang menghilang dan sulit kami lacak" Jelas Yuki.

"Ngomong ngomong Papa Kei tepatnya keluarganya ada di Jepang saat ini. Meskipun kami tidak menjumpai batang hidungnya. Yah... Kita terlibat sesuatu yang tidak seharusnya kita kerjakan sebagai idol" Sambung Momo.

"Aku tidak peduli meski ini berbahaya, aku akan membantu Riku. Ia adalah salah satu adikku yang sangat berharga" Sahut Mitsuki mengepalkan tangannya.

"Apa?!!" Teriak Momo membaca pesan di rabbichat membuat semua yang ada di mobil menjadi bingung.

"Minami bilang jika ia berhasil menemukan Arisagawa bersaudara berkat bantuan Liazel, Anehh... Kenapa Liazel tidak memberitau keberadaanya... Haduhh... Ngapain sih kouhaiku itu.." jelas Momo diakhiri omelan.

.
.

"BERHENTII!!" Beberapa orang berlari mengejar seorang gadis yang kabur dari kurungannya.

Gadis yang tidak lain adalah Liazel berlari sekuat tenaga agar bisa lolos "Tangkap saja kalau bisa!"

*Tin

Liazel menyebrang seenaknya dan membuat mobil mobil menjadi tak beraturan, lantas ia menghilang begitu saja.

"Cih... Siall!! Mobil mobil ini hanya menghalangii!! Gadis nakal ituu!!"

"Cari sampai ketemu, aku tidak mau dimarahi tua bangka itu!! Jika gagal jangan harap kalian selamat dariku!!"

"Ba-baik kami laksanakan tuan"

°°

"Semuanya akan segera berakhir keluarga Katakagi"

♡♡♡

...TBC...

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro