Chapter 17
Musim dingin akhirnya berlalu tanpa sadar sekarang sudah memasuki tahun baru. Idolish7, Trigger, The Stars, serta Liazel kembali ke Tokyo. Para member Trigger sekarang tinggal di rumah nya sendiri sendiri, Idolish7 tinggal di dorm dan Kujo-san menyediakan villa untuk tempat tinggal The Stars dan Liazel.
Saat ini semuanya sedang berkumpul di kantor Takanashi dan menyaksikan live acara Erin alias Riku.
Miring= Pembawa acara (MC)
"Jadi Riku-kun kau kembali ke dunia hiburan sebagai solo idol dengan nama Erin kan?"
"Iya itu benar di Inggris aku dikenal sebagai Erin, kalian di Jeang bebas mau memanggilku dengan nama Erin atau Riku. Terimakasih atas dukungan kalian selama ini. Kedepannya mohon bantuannya"
"Erin-kun konser debutmu kemarin sukses besar. Banyak penggemar yang memujimu. Kau sungguh luar biasa Erin-kun. Aku yakin setelah Inggris kau akan dinobatkan di Jepang sebagai idol terbaik"
"Hahaha Arigato gozaimashita, aku berada sejauh ini juga berkat bantuan teman satu universitasku, kami disebut The Stars. Dan mereka juga seorang idol yang hebat, aku belajar banyak dari mereka"
"Souka... Nee Erin-kun kau dulunya adalah center Idolish7, kalau boleh tau kenapa kau keluar dari grup?"
"Aku ingin menggapai puncak yang lebih tinggi. Aku keluar dari grupku agar aku bisa lebih fokus memenuhi impianku. Mungkin bagi kalian aku egois, Sumimasen"
"Tidak masalah Erin-kun omong omong bukankah Idolish7 emm semakin menurun?'
"Kau benar Idolish7 semakin menurun. Kurasa kualitas mereka sedikit berkurang, terlebih member barunya masih pemula. Kulihat mereka juga sepertinya tidak kompak, Idolish7 bagiku terlihat seperti amatiran. Kuharap mereka bisa kembali, jika terus begini mereka akan jatuh untuk selamanya. Kalian yang masih mendukung ainana kuucapkan banyak terimakasih. Sejujurnya aku sedikit kecewa melihat turunnya Idolish7"
"Sama sama Erin-kun dan bagaimana dengan grup Twinkle? Grup beranggotakan dirimu dan center Trigger Kujo Tenn"
"Emm aku juga tidak tau, kuserahkan keputusan ini di tangan Kujo-san. Terserah apakah dia ingin tetap mempertahankan atau membubarkannya. Yang pasti aku hanya akan bernyanyi sebagai solo idol"
Di sisi para Idol---
"Rikkun tidak ingin bernyanyi bersama kita lagi ya" Ucap Tamaki murung
"Erin-san menyebut kita amatiran dan menjelekkan kita" Sahut Kei
"No.. Kurasa Riku hanya ingin memotivasi, dia juga sangat tulus desu" Jawab Nagi
"Nanase-san benar jika kita semakin turun" Iori~
"Kita harus berusaha lebih keras" Mitsuki~
"Kau benar Mitsuki-san" Sogo~
"Onii-san selama ini hanya bermain main, kali ini onii-san akan serius. Tunggulah Riku!" Ucap Yamato bersemangat.
"Jadi bagaimana keputusanmu Tenn?" Tanya Ryuu
"Entahlah.. Keputusanku masih tetap sama" Jawabnya.
"Apaan sih bocah? Katakan lebih jelas dong" Protes Gaku.
"Lihatlah sudah kubilang Idolish7 akan termotivasi kan" Bisik Liazel
"Bukannya benci malah semangat, Erin perkiraanmu melenceng jauh" Bisik Haru.
"Jadi kita harus apa.. Aku lebih suka jika mereka tetap menyayangi Erin" Gumam Mio
"Kalian berbisik apa?" Tanya Kei dengan raut wajah polos
"Kepo banget sih" Jawab Sora
"Yah bukan urusanmu sih" Tambah Mika
"Ayo pulang! Barusan Erin mengirim pesan" Ucap Mio setelah mengecek ponselnya.
"Tenn-san, Nagi-san dan Mitsuki-san ikutlah dengan kami" Ajak Liazel.
"Eh?" Ketiga orang itu akhirnya menuruti ajakan Liazel dan mengikutinya.
"Kenapa kau mengajak mereka lizel?" Tanya Sora.
"Ingin saja, karena kedua orang itu yang paling berpengaruh dan Nagi-san itu bukan orang biasa" Jawabnya.
Mereka masuk kedalam mobil yang disetir oleh Mika. "Zell kau punya rencana tersendiri kan?" Tebak Mio.
"Kami semua setuju dengan pendapatmu"
"Rencana apa? Maksut kalian apa?" Tanya Mitsuki bingung
"Riku adalah Riku lalu Erin adalah Erin. Riku bukanlah Erin dan Erin bukanlah Riku" Sahut Haru.
"Riku selalu bertingkah sok kejam karena dia ada dalam penyamarannya. Di suatu sisi dia adalah Riku yang asli dan di sisi lain dia harus berlagak sebagai Erin yang kejam dan dingin" Jelas Mika.
"Mengerti atau tidak itu tergantung otak kalian" Tambah Sora.
"Saat dia berada bersama kalian dia adalah Erin, bertingkah sok dingin. Berakting membenci kalian, mengatai kalian dan semacamnya. Padahal hatinya menolak hal itu... Ini dapat memperburuk kondisinya. Riku no Baka!" Sambung Liazel yang diakhiri gumaman.
"Aku tau, jadi alasan itulah kau mengatakan padaku agar tidak meragukan Riku" Jawab Tenn.
"Sebenarnya siapa kalian? Apa tujuan kalian sebenarnya? Kalian ada untuk membantu Riku?" Tanya Nagi serius tanpa logatnya.
"Katakagi adalah keluarga pembunuh mereka semua gila!" Ucap Sora kesal.
"?!"
"Ini akan jadi cerita yang panjang, tolong dengarkan dengan baik ya" Ujar Haru mempersiapkan diri untuk bercerita.
.
.
Tak lama mobil Riku sampai di rumah yang cukup besar. Ia memasuki pintu gerbangnya dan melihat beberapa jumlah sepatu. 'Apa ada tamu ya?' batinnya.
Saat masuk ke dalam Riku langsung diterjang begitu saja oleh lelaki yang mempunyai tinggi sama dengannya. Ia memeluk tubuh Riku dan menyembunyikan kepalanya.
Riku langsung kelabakan menyadari orang yang menerjangnya adalah Tenn "Tenn-nii?! Ah eh.."
"Kenapa kau ada di sini Tenn?" Tanyanya dengan nada datar.
"Pftt... Bhawahahahhahahahahahaha" Tawa dua orang yang cukup keras, mereka melihat dengan jelas raut wajah Riku yang mendadak langsung menjadi dingin.
Mendengar tawa keras itu Riku langsung mendelikkan matanya. Ia sungguh bingung kenapa 3 orang itu bisa masuk ke dalam rumahnya.
"Okaeri Riku... Aku menceritakan kisah bagus untuk mereka bertiga" Sapa Haru.
"Hah?"
"Gomene Riku... Rencanamu gagal total dan aku memutuskan untuk menceritakannya pada 3 orang ini" Sahut Liazel.
Riku yang masih bingung memproses apa yang dikatakan Haru dan Liazel. Ia lalu kembali ke raut wajah normal dan terkejut "Apaaaa?!!"
"Liazel kauu?!!" Geramnya.
"Nanana langitnya cerah ya" Senandungnya.
"Hahaha... Pacarmu menceritakan segalanya, jangan khawatir Riku. Kami akan membantumu melawan Kei dan Ken" Ucap Mitsuki.
Mendengar satu kata itu Riku dan Liazel secara bersamaan menoleh ke arah Mitsuki. "Pacar katamu?!" Ucap keduanya.
Riku kembali menatap Liazel, seolah mereka mampu bertelepati. 'Kau tidak menceritakan penyakitku?' Batin Riku mendapat gelengan dari Liazel. 'Hanya sebatas itu, aku akan membiarkanmu mengatakannya sendiri suatu hari' Batin Liazel tersenyum tulus yang dibalas senyuman juga oleh Riku.
"Owhhh.. Romantic desu! Riku and Liazel berbicara lewat hati ke hati" Sahut Nagi dengan background berkelap kelip.
"Kujo Tenn sudah memberi restu untuk Erin dan Liazel. Kedepannya tolong jaga-" Belum sempat menyelesaikan kalimatnya Liazel memasukkan donat ke dalam mulut Haru.
"Riku tidak usah berpura pura lagi, sana berbicaralah dengan kakak kembarmu. Kau sangat ingin memeluknya bukan?" Ujar Liazel diakhiri pertanyaan yang membuat Riku menjadi malu.
"Liazel awas saja nanti..." Ucap Riku sedikit kesal karena Liazel berniat menggodanya. Riku menghela nafas panjang "Hah... Pastikan tidak ada stalker dan alat sadap. Tenn-nii tolong lepasin bentar Riku gak bisa gerak, ayo kita bicara di kamarku saja"
"Aku senang kau sudah punya pacar yang sangat baik dan tulus" Sahut Tenn melepas pelukannya dari Riku.
"Pa-"
Blush~
Pipi Riku menjadi semerah tomat mendengar kata 'Pacar' untuk kedua kalinya terlebih kali ini Tenn yang mengatakannya.
Sementara Liazel dengan cepat memutar badan dan menyeret saudara kembarnya. "Ru -Ruru a- ayo li-lihat film" Ajaknya gagap.
Sementara Mio dan Sora malah cengar cengir dan Mika yang hanya batuk batuk dengan keras.
"Hihihihi"
"Ohok.. Ohok.. Ohok.."
"Urusai!!" Teriak Riku kesal dengan pipinya yang masih semerah tomat. "Tenn-nii tolong jangan katakan itu lagi, Ayo ke kamar saja" Ajak Riku menggandeng tangan Tenn menuju kamarnya yang tepat berada di sebelah kamar Liazel.
"Riku aku senang memiliki adik ipar yang baik" Ucap Tenn melirik kamar sebelah yang terdapat papan nama Liazel.
"Ahh... Tenn-nii!!!!" Riku mendorong kakak kembarnya masuk kedalam kamarnya dan menutup keras pintunya.
"Kasihan pintunya ntar jebol" Mio~
"Aku turut bahagia salah satu adikku sudah dewasa... Ukhh aku jadi merasa sudah tua" Sahut Mitsuki.
"Jadi kalian hanya ingin aku mengawasi Kei agar ia tidak bertindak brutal kan" Ujar Nagi yang sudah kembali dengan raut wajah seriusnya.
"Iya itu benar Pangeran, jadi mohon bantuannya" Jawab Sora.
'Karena aku sendiri sudah terdesak'
"Tolong beraktinglah seperti kalian membenci Riku" Sambung Haru.
'Jika tidak orang itu akan curiga'
.
.
"Riku kau sudah besar ya, kau pandai memilih gadis" Ucap Tenn.
"Tenn-nii dia itu hanya temanku, Huwaa kenapa setiap Tenn-nii menyindir itu jantungku terasa berdetak kencang..." Balas Riku sambil menaruh tangan di dada dan merasakan jantungnya yang berdetak hebat.
"Jelas kau menyukainya Riku jadi jangan menyangkal perasaanmu sendiri" Jawab Tenn dengan senyuman di wajahnya. "Kau harus menjaganya dengan baik" Ujar Tenn mengelus surai adiknya.
"Ah... Uhm" Riku mengangguk dan tersenyum tulus. Riku menikmati belaian Tenn yang sangat ia rindukan ia terus tersenyum bahagia.
"Tenn-nii sudah dengar semuanya dari Liazel dan Ruru kan?" Tanya Riku memastikan.
"Ya, dan tadi Liazel terus menerus menyalahkan dirinya, ia sangat kecewa karna kakak tirinya membuatmu menderita. Riku gadis itu sangat membenci jati dirinya, mungkin ini hanya firasatku tolong terus jaga dia" Jelas Tenn.
"Liazel..." Ucap Riku menyebut nama gadis itu dengan lirih.
Riku menggelengkan kepala berusaha menepis kemungkinan buruk yang akan terjadi. Ia pun kembali menatap Tenn berseri seri "Nee Tenn-nii aku merindukanmuu"
Riku langsung memeluk tubuh Tenn membenamkan wajahnya. Tenn hanya tertawa kecil mengingat tingkah Riku yang sok benci padanya. Tenn membalas pelukan Riku dan kembali mengelus surai adiknya. "Liazel benar, aku tidak boleh meragukan adikku sendiri karena aku yang paling mengenalmu" Gumam Tenn yang masih bisa terdengar oleh Riku.
"Hehehe Tenn-nii aku menyayangimu... Aku ingin Tenn-nii memanjaku khusus hari ini" Pinta Riku dengan mata berbinar binar.
"Ya ampun... Kau pikir berapa umurmu sekarang Riku"
"22 tahun"
Tenn hanya menggelengkan kepala melihat tingkah manja adiknya yang tak pernah berubah sejak dulu. "Adikku memang tidak pernah berubah" Ujar Tenn tersenyum tulus.
Riku terus menduselkan kepala ke dalam dekapan Tenn "Aku suka Tenn-nii hehehe"
Tenn memeluk tubuh adiknya dan tangan satunya mengelus kepala Riku "Riku seharusnya kata itu untuk Liazel"
"Duhh... Tenn-nii...kau membuatku semakin maluu...." Jawabnya.
"Apa cuman perasaanku? Tenn-nii kau sakit?" Tanya Riku menyadari suhu tubuh Tenn yang sedikit panas.
"Tidak kok, mungkin tubuh Riku saja yang dingin" Jawab Tenn.
Riku hanya menatap Tenn, tak lama raut wajah Riku berubah menjadi serius "Hei Tenn-nii apa kau marah mendengar kata kataku waktu di hotel?" Tanya Riku melepas pelukannya dan beralih menatap Tenn.
"Kau menyuruhku untuk tidak dekat dekat denganmu, kau bilang kita tidak memiliki hubungan apapun dan Kujo Tenn bukan kakaknya Riku.. Aku masih ingat semua kata dengan jelas loh Riku.."
"Ah... Ahahahahaha... Jadi... Apa Tenn-nii marah?" Tanya Riku diawali tawa karena ia sendiri juga masih ingat bagaimana caranya membentak Tenn dan mengucapkan kata² yang kejam.
Tenn menyilangkan tangan di depan dada dengan memasang ekspresi marah dan memejamkan matanya mengingat kejadian sebelumnya. "Tentu aku marah, kau mengataiku dengan kejam.. Kau membuatku sakit hati dan tidak bisa tidur di setiap malamnya. Saat kau menatapku dengan dingin, aku sangat sedih... Riku kau jahat..." Ucapnya.
Setelah hampir 1 menit Tenn selesai menjawab suasana menjadi hening seketika. Ia pun memutuskan untuk membuka kedua matanya yang tadi menutup dan ia sangat terkejut melihat reaksi adiknya.
Terlihat Riku meremas kuat bajunya, bulir air mata berjatuhan dari kedua matanya. Tubuhnya bergetar, Riku menangis dalam diam dan matanya masih menatap kakak kembarnya itu.
Tenn menjadi kelabakan melihat adiknya menangis. Ia sontak merasa bingung harus berkata apa.
Tak lama Riku memulai pembicaraan dengan air mata yang masih mengalir keluar "Gomen... Pasti sakit ya Tenn-nii, aku tidak bermaksut mengatakan hal itu. Aku sangat menyayangi Tenn-nii, namun dengan teganya aku berkata kejam. Aku tidak ingin Tenn-nii sedih, aku tidak mau Tenn-nii tersakiti... Gomen.... Tenn-nii.... Gomen... Hiks.. Hiks.. Aku pantas dibenci..."
Riku mengusap air mata yang terus keluar. Selang beberapa saat Tenn menaruh salah satu tangannya di pipi Riku dan mengusap air mata yang masih berbekas. "Kau tau aku tidak akan bisa membencimu, meski sejahat apapun dirimu. Memang aku merasa sedih dan kecewa, namun faktanya aku adalah kakak kembarmu, selamanya akan menyayangimu.. Tenn-nii tidak membenci Riku" Balas Tenn menatap Riku lembut dengan senyuman sangat tulus.
"Tenn-nii... Gomenn" Tangis Riku semakin menjadi menjadi mendengar kalimat tulus dari Tenn. Sementara Tenn hanya tersenyum, ia bersyukur dapat lahir bersama Riku dan menjadi kakaknya. Ini adalah hadiah terbaik bagi Tenn, ia sudah cukup dengan adanya Riku di sisinya. Tenn mengelus kepala adiknya kembali "Yosh yosh... Jangan menangis adikku"
Mendengar itu Riku menjadi terkekeh kecil, ini mengingatkannya dengan masa lalu. Tenn selalu mengatakan hal itu di kala Riku menangis. "Ternyata aku memang tidak bisa membenci Tenn-nii meski itu hanyalah akting. Riku terlalu sayang dengan Tenn-nii" Ucapnya membuat Tenn merasa sangat senang dan bersyukur.
Keduanya kembali berpelukan dan saling melepas rindu. Kedua sama sama tidak ingin menjauh satu sama lain.
"Mulai sekarang Riku harus tetap berada di sisiku setidaknya dalam jangkauanku. Supaya aku bisa mengawasimu dan menjagamu. Itu adalah janjiku. Tolong tetaplah bersamaku dan jangan pergi lagi" Tenn~
"Tentu saja.. Aku tidak akan lagi meninggalkan Tenn-nii. Aku akan terus berada di sisimu agar kau bisa menjagaku. Aku janji..." Balas Riku.
.
.
"Psshh.. Bagaimana Zell?" Tanya Mio memanggil Liazel dengan suara pelan.
"Ehehehe mereka tidur... Benar benar sepasang saudara yang imut dan... Brocon" Jawabnya masih mengintip di cela pintu.
Saking penasarannya Mio beserta yang lain membuka pintu dan masuk ke dalam kamar Riku tanpa permisi. "Maaf Erin aku masuk ya" Gumam Mika.
"Wahh... Beneran imutt" Gumam Mitsuki melihat pemandangan di dalam kamar itu.
"Woahh... Cute desu!" Sahut Nagi.
"Sstt diamlah nanti mereka terbangun!" Tegur Sora.
"Nii-san kecilkan suaramu" Tegur Liazel kepada Sora.
(Pixiv)
"Tenn-san memang malaikat sesuai kata Riku dan penggemarnya" Ucap Liazel.
"Tapi hanya pada adik kembarnya" Sambung Mitsuki.
"Kita juga imut sebagai saudara kembar" Sahut Haru.
"Tentu saja adik kembarku itu imut" Balas Sora.
"Dasar brocon"
"Dan juga siscon"
"Sudahlah ayo kita keluar, mereka bisa terbangun beneran loh" Ujar Mio menghela nafas.
.
.
"Hoamm..." Riku menguap saat keluar dari kamar bersama Tenn.
"Oh sudah bangun, pas sekali sekarang mandilah lalu kita makan malam" Ucap Sora sebagai yang tertua di situ.
"Izumi-aniki dan bule itu baru saja pulang, agar si Kei tidak curiga" Sambung Mika.
"Benar ini sudah malam, Tenn-nii nggak pulang? Nanti dicari Yaotome-san loh" Tanya Riku melihat langit yang sudah menjadi gelap.
"Tenn-san akan menginap di sini.. Ah iee.. Lebih tepatnya ia tinggal di sini mulai sekarang" Jawab Liazel sembari menyiapkan peralatan makan.
"Eh?" Riku lantas menolehkan kepala ke arah kembarannya dan dibalas senyuman olehnya.
"Udah sana cepet mandi!" Tegas Sora.
"Mandi sama Tenn-nii?" Tanya Riku.
"Ya iyalah biar cepet, Oh? Apa kau mau mandi sama Lizel" Jawab Haru diakhiri godaan yang alhasil mendapat pukulan dari Liazel.
"Ittaii!!"
"Oh kau mau itu Riku?" Tanya Tenn antusias.
Terlihat wajah Riku yang memerah ia menjadi salting dan menutup wajah dengan kedua tangan "Enggakkk!! Ruru kau nyebelinnn!!"
"Kalian pulang bersama dan bergandengan, menghabiskan waktu bersama. Lalu sering berduaan di rooftop waktu istirahat. Bahkan katanya kau menginap di rumah Lizel" Ucap Haru memegang dagunya dengan ekspresi jahil.
"Benar... Orang tuamu menceritakannya padaku dulu waktu aku menjemput Lizel di rumahmu" Sambung Sora.
Liazel langsung mengambil cedok sayur dan memukulkannya ke kepala Sora dan Haru. "Itteee!!"
"Teruskan maka malam ini kakak kakak tidur di luar!" Ucap Liazel mengeluarkan aura hitam. Lantas menoleh ke sumber suara tawa cekikikan dari arah lain "Berlaku untuk Mio dan Mika juga!"
"Pfftt... Gawat aku gak tahan... Zell mukamu memerah tuh" Mio~
"Polosnya kebangetan... Astaga Zell mukamu beneran merah Pftt.. Hahahahaha" Mika~
Mendengar perkataan dari Arisagawa bersaudara membuat Liazel berjongkok dan langsung menutupi wajahnya. Sementara Riku sedari tadi sudah menghadap tembok agar wajahnya tidak terlihat. Sementara Tenn ikut tertawa kecil mendengar tingkah laku Riku dan Liazel sewaktu SMP.
"Hei pastikan kunci pintu depan, tutup tirai, jangan keluar malam malam dan semacamnya" Ingat Sora dengan wajah serius yang diangguki oleh semua orang di sana. "Erin berhentilah melihat tembok, lebih baik lihat adikku saja dan mandilah sekarang!" Tegas Sora.
Sesaat wajah Mio menjadi sendu ia melirik ke seluruh orang dan hal itu tak luput dari penglihatan Riku 'Miota...' batinnya.
.
.
"Riku kamarku tak jauh dengan kamarmu"
"Ga peduli... Pokoknya Tenn-nii harus menemaniku di sini" Tanpa basa basi Riku langsung menarik Tenn ke tempat tidurnya. Riku menarik selimut agar menyelimuti dirinya dan kakaknya.
Riku menghadap kakaknya, begitupula Tenn yang memposisikan tubuhnya agar menghadap Riku.
"Riku jangan menduselku" Ucap Tenn.
"Biarin, suka suka Riku" Jawabnya menatap Tenn dengan mata berbinar.
"Ya ampun.. Adikku benar benar sangat manja" Balas Tenn dengan senyuman.
"Memang" Jawab Riku membalas senyuman sang kakak.
(seneng banget lihat moment bahagia Riku dan Tenn)
(Pixiv)
Matahari mulai naik dan menggantikan posisi bulan dan tugas dari bintang. Burung berkicauan dengan indah. Langit mulai menjadi cerah menandakan pagi telah tiba.
Tenn terbangun dari tidurnya karena cahaya matahari memancar melewati celah jendela. Ia mengucek matanya perlahan dan mengumpulkan seluruh kesadarannya. Tenn termenung sesaat dan setelah melirik sang adik yang masih tertidur pulas di sampingnya. Ia pun menampakkan senyum tulusnya di pagi yang indah.
"Padahal sudah kubilang jangan menduselku" Gumam Tenn.
.
.
"Sesuai janji serahkah semua bukti yang kau punya.... Maka aku akan melepaskan adik kembarmu"
".... Baiklah aku akan menemuimu nanti, tepati janjimu!"
"Tentu saja... Aku tidak akan menyentuh Arisagawa Mika... Kau juga harus menepatinya"
"Akan kuberikan semuanya dan menghilangkan semua bukti kejahatan dan tindak ilegal yang kami simpan. Tidak hanya Mika, jangan sentuh teman temanku!"
.
.
Setelah memandangi adik kembarnya cukup lama. Tenn mendudukkan tubuhnya. Kepalanya terasa sedikit berdenyut waktu bangun. Ia mengucek matanya yang terasa panas. Tenn mengangkat sedikit selimut dan berdiri, Lantas saat ia baru saja berdiri, tubuhnya terasa berat dan ia pun terjatuh.
*Gubrak
Riku yang merasa terganggu dengan suara itu, perlahan membuka kedua maniknya. Ia mengumpulkan seluruh kesadarannya dan membangunkan tubuhnya sehingga dapat melihat Tenn yang jatuh tersungkur di lantai.
Riku langsung terbelalak kaget melihat sang kakak yang jatuh, karena Tenn bukan orang ceroboh yang akan jatuh dari kasur atau kesandung.
"Tenn-nii kau kenapa?!" Paniknya segara turun dari kasur dan mendekati Tenn.
"Ah, aku membangunkanmu ya Riku.." Ujarnya berusaha bangun memposisikan posisi duduk dibantu oleh Riku.
"Tenn-nii kau kenapa?! Apa kau baik baik saja? Apa kepala Tenn-nii terbentur waktu jatuh tadi? Kaki Tenn-nii tidak terkilir kan? Sebenarnya ada apa? Kau sehat kan Tenn-nii?" Tanya Riku langsung memberikan segerombol pertanyaan untuk Tenn.
"Riku tenanglah, aku hanya jatuh dari kasur.. lalu aku baik baik saja" Jawab Tenn.
"Ya ampun Tenn-nii... Sejak kapan Tenn-nii ceroboh gini? Berhati hatilah, aku tidak ingin Tenn-nii terluka!" Ingatnya. Yang hanya di-iya-kan oleh Tenn.
"Riku.. Bisa tolong ambilkan Tenn-nii air?" Pinta Tenn yang langsung disetujui oleh Riku. Dengan cepat Riku keluar dan menuju dapur, mengambil air minum untuk kakaknya.
Tak lama Tenn meringis dan memegangi perutnya yang terasa sakit, tubuhnya terasa sangat lelah padahal ia baru saja bangun tidur. 'Kenapa sering sekali perutku terasa sakit, tubuhku terasa sangat lelah'
Tenn langsung kembali ke posisi normal dan menyeka keringat yang keluar begitu melihat Riku kembali ke kamar.
Riku memberikan segelas air putih kepada Tenn "Tenn-nii tadi sekalian kusiapkan air hangat untuk mandi, Jangan terlalu memaksakan diri jika Tenn-nii merasa kurang sehat. Mengerti!"
Tenn hanya tertawa kecil mendengar perkataan adiknya yang sudah seperti ibunya. "Tentu saja adikku" Ucapnya mencubit kedua pipi sang adik karena gemas.
.
.
"Ohayou min- mana yang lain?" Tanya Riku duduk di meja makan.
"Gatau... pada pergi sendiri sendiri sejak jam 4 pagi tadi. Mika masih tidur di kamar" Jawab Liazel lesu, saat ini ia duduk di sofa sambil memainkan ponselnya.
"Kau kenapa?" Riku~
"Yah... emm... lagi kedatangan tamu bulanan" Jawabnya. "Akan kumasakin sesuai bahan yang ada di kulkas ya" Ujarnya.
(Pada tau nggak maksutnya kedatangan tamu bulanan?)
"Akan kubantu"
"Jangan! Aku tidak mau membersihkan area dapur dan piring pecah lagi" Tolak Liazel cepat.
Selang beberapa menit masakan yang dibuat oleh Liazel pun jadi. Ia hanya memasak omurice favorit si kembar, yang kiranya gak perlu waktu lama atau ribet.
"Ano Tenn-san apa rasanya tidak enak?" Tanya Liazel memastikan.
"ah... Ini enak kok" Jawab Tenn
"Tenn-nii tidak makan? Kenapa hanya dilihatin aja?"
"Sebenarnya aku masih kenyang"
"Kenyang? Porsi makan Tenn-nii kemarin aja seukuran anak kecil" Tanya Riku mengingat makan malam kemarin.
"Riku aku ini menjaga berat badanku tidak sepertimu"
"Jadi Tenn-nii bilang aku gendutttt?! Berat badanku baru 58!" Ujar Riku mempoutkan bibirnya.
"Pfttt..."
"Liazel kau dukung siapa sih? Berat badanmu itu termasuk berat dibanding cewe lain" Ucap Riku ceplas ceplos.
Tak lama sendok dilayangkan ke kepala Riku. "Heh?! Kau bilang aku gendut ya! Jangan cari ribut di pagi hari Riku! Balik ke Tenn-san"
"Em... aku sepertinya 48?" Ucap Tenn mengingat ingat.
"Apaa?!" Balas keduanya serempak.
"Tenn-nii makan yang banyak, Tenn-nii kurus, seharusnya berat kita sama"
"Kenapa bisa sama?" Tenn~
"Karena kita saudara kembar" Riku~
"Makan yang banyak Tenn-nii, nanti sakit lohh! Aku suapin ya?" Ingat Riku dan diakhiri pertanyaan.
"Riku aku sudah-" Belum sempat menyelesaikan jawabannya, Riku langsung memasukkan 1 sendok omurice ke dalam mulut Tenn.
Mau gak mau Tenn harus menguyah dan menelannya terlebih dahulu. "Riku sudah kubilang jangan menyela pembicaraanku!" Omelnya.
"Gomen... Nah ayo makan, aku takut kesehatan Tenn-nii memburuk" Balas Riku khawatir.
"Tenn-san apa akhir akhir ini kau tidak nafsu makan?" Tanya Liazel.
"Ya... sepertinya"
"Kalau gitu Tenn-nii harus makan biar sehatt!" Sahut Riku kembali ingin menyuapi Tenn.
"Hai hai..aku akan makan, biarkan aku makan sendiri Riku" Tenn~
"Tenn-nii kau sungguh baik baik saja kan? Jujurlah padaku" Tanya Riku.
"Sudah berapa kali kau tanyakan itu, kubilang aku baik baik saja. Hanya sedikit lelah" Jawab Tenn.
"Lelah?"
Tenn hanya mengangguk untuk menjawab pertanyaan introgasi dari Riku. 'Memang benar tubuhku terasa lelah'
To be Continue
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro