Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Chapter 16

The Stars beserta Liazel saling bersendau gurau dalam suatu ruangan, meninggalkan Idolish7 dan Trigger di dalam ruang latihan.

Mungkin karena kebetulan saat Mio menolehkan kepala ke segala arah, ia menemukan sebuah benda kecil menempel di gagang pintu. Benda berukuran kecil bewarna hitam.

Mio melangkahkan kakinya menuju pintu dan mengambil benda yang ternyata adalah alat sadap. Sementara yang lain hanya menatap bingung sampai mereka juga ikut menyadarinya. Mio menghancurkan benda itu berkeping keping dan memastikan hanya ada 1 di dalam ruangan yang mereka singgahi.

"Hei... Jangan jangan kita ketahuan ya" Ujar Mika.

"Bagaimana bisa aku tidak menyadarinya dari tadi" Sahut Liazel menepuk jidatnya.

"Yang pasti kita ketahuan dan ini berbahaya" Sambung Sora.

"Aku bahkan melupakan fakta Kei itu bukan orang bodoh" Tambah Haru ikut menepuk jidatnya.

"Heeh... Terus gimana ini?" Tanya Mio

"Mau gimana lagi, jika dia mulai bertindak kita juga harus bertindak" Jawab Riku.

"Pasti Kei akan segera mengadukan ini pada Ayah, gawat..." Ucap Liazel dengan raut wajah penuh kecemasan.

"Tenang saja jangan khawatir Lizel" Balas Haru mengelus pelan surai Liazel.

"Dulu aku sudah pernah mengatakannya, tapi kuulangi kembali... Ayah sialan itu tidak seluruh keluarganya adalah mantan pembunuh!" Tegas Sora.

"Sudahi topik ini.. Riku ikut aku, kau harus memberi penjelasan yang benar kepada membermu itu" Sahut Liazel menyudahi topik itu.

"Kenapa?"

"Mereka mana paham?! Beri penjelasan itu yang jelas dong"

Akhirnya Riku pasrah diseret Liazel kembali ke ruangan latihan. Liazel membuka pintu latihan dan masuk ke dalam, Liazel dan Riku sempat melirik Kei yang duduk di sebelah Iori. Sementara yang lain masih berada di ruang tadi.

"Kenapa suasananya suram begini? Hora Erin! Kau pasti mengeluarkan kata kata yang menusuk hati kan" Tanya Liazel lalu menegur Riku.

Riku berdecih "Cih.. Mereka terlalu bodoh aku gatau lagi, kualitasnya berkurang. Mending kau saja yang kasih nasehat"

"Mana bisa Erin?! Aku kan gak tau tentang hal yang berhubungan tentang musik. Aku ini kuliah jurusan komputer tauu"

"Aahh baiklah... Dengarkan aku tidak mengulanginya dua kali! Tujuan utama kalian memang harus bernyanyi dengan serius, tapi  kalian juga harus menikmati lagunya. Kalian terlalu serius sehingga melupakan bahwa lagu harus dinyanyikan dengan perasaan, kalian harus memahami maknah lagu itu. Dalam nyanyian kalian terasa membosankan, terlalu kaku. Pahami ketertarikan kalian masing masing, jika kalian saling memahami gerakan kalian akan selaras. Apa kalian sudah melupakannya?" Jelas Riku dengan nada datarnya.

"Ah benar! Bagaimana mungkin aku lupa... Selama ini aku tidak menikmati tarianku" Sahut Tamaki.

"Rasanya ada yang kurang bagiku" Sambung Sogo.

"Entah mengapa kami tidak menikmati lagu kami" Tambah Yamato.

"Anoo Erin bisakah kau coba bernyanyi bersama mereka?" Pinta Liazel.

"Dengan formasi Idolish7 sebelumnya, tolonglah Erin" Liazel memberi tatapan mata melas miliknya.

"Ukh.. Kau tau aku tidak bisa melawan tatapan itu. Hai hai akan kulakukan" Jawab Riku menghela nafas masih dengan raut wajah datar.

"Oh Ichinose membuat Nanase luluh. Sugoii" Gaku~

"Hoi kalian kecuali Katakagi-san berdiri dan atur posisi dengan aku sebagai centernya!" Perintah Riku. Sementara member Idolish7 mengerjapkan mata tidak percaya.

"Ouh.. Riku you want to sing with us" Nagi~

"Lagunya Sakura message! Cepat berdiri! Dan juga aku hanya memberi contoh, aku tidak berniat kembali!" Erin~

Meski Riku mengatakan dengan nada kasar, keenam member Idolish7 terlihat senyum senyum. Sepertinya mereka senang bisa bernyanyi bersama sang center sesungguhnya.

Liazel hanya tersenyum kecil melihat tingkah Riku itu. "Hahaha... Sebenarnya kau juga merasa senang nee?" Gumam Liazel sambil tertawa kecil.

Idolish7 dengan formasi lengkap telah berkumpul, mereka bernyanyi bersama. Lebih tepatnya Riku ingin mengingatkan perasaan mereka saat bernyanyi 3 tahun lalu. Karena mereka sudah melupakan bagaimana perasaan itu. Liazel menepuk tangan kagum melihat penampilan mereka. Bahkan Trigger ikut terkejut, sudah lama mereka tidak melihat penampilan Idolish7 yang membuat serasa nostalgia.

Tenn menghampiri Liazel yang masih berdiri dan Liazel hanya memberi senyuman sebagai sapaan. "Bagus bukan, aku selalu menonton rekaman konser Idolish7 berulang ulang" Ujar Liazel.

"Kau benar mereka sungguh sempurna bila disatukan" Jawab Tenn.

Liazel melambaikan tangan menandakan Tenn untuk lebih mendekat, ia pun berbisik
"Kujo Tenn jangan meragukan adik kembarmu sendiri. Kaulah yang paling tau sosok sebenarnya dari Riku."

Setelah selesai mengatakannya Liazel menghampiri keempat orang yang baru saja datang. Tak lama penampilan Idolish7 berakhir, terlihat para membernya mengeluarkan keringat. Sudah lama mereka tidak merasakan momen ini.

"Apa kalian mengerti?!" Tanya Riku ketus.

"Hai" Jawab keenam member serempak.

"Hoi pemula apa kau bisa seperti tadi? Penampilanmu sangat jauh dari kata bagus!" Ucap Riku mengejek.

"Udah ayo pulang aku capek, terserah kalian mau apa" Riku mengajak The Stars dan Liazel untuk kembali.  Liazel, si kembar Arisagawa, Sora dan Haru hanya mengangguk menuruti ajakan Riku.

*Greb

Saat hampir keluar Kei memegang salah satu tangan Liazel dan menahannya. Sementara yang ditahan hanya diam tak berkutik.

"Oh Kei kau menyukai Ichinose ya?" Goda Mitsuki.

"Hahaha, kau benar Mitsuki-san aku terpesona dengannya" Jawab Kei sambil menggaruk pipinya.

"Eh?!"

Kei mendekatkan kepalanya dan berkata di dekat telinga Liazel "Ano Ichinose-san bisakah kita berbicara"

"Katakagi kau agresif sekali" Sahut Gaku.

Bagi idol yang ada di sana Kei terlihat seperti seorang yang sedang jatuh cinta, Namun tidak bagi Liazel. Ia masih saja diam, posisinya membelakangi idol lain.

Kei merasakan tangan Liazel sedikit bergetar, Ia menyeringai kecil tanpa sepengetahuan idol lain. "Ayolah... Kumohon, berikan aku waktu sebentar" Ucap Kei dengan nada memelas.

Keempat orang yang sudah berjalan duluan kembali kesana karena menyadari Liazel yang tidak mengikuti mereka. Sora yang pertama sampai melihat wajah adiknya yang terlihat berkeringat. Sora langsung diselimuti amarah melihat Kei yang menggenggam tangan Liazel.

"LEPASKAN TANGAN KOTORMU ITU!!" Teriak Sora

Riku yang juga sudah sampai dengan cepat melepas pegangan tangan Kei secara paksa. Riku merasakan jika Kei menggenggam tangan Liazel dengan kuat seakan tidak akan membiarkannya pergi.

"APA APAAN KAU?! JANGAN SENTUH ADIK KEMBARKU!!" Teriak Haru.

"Sstt.. Haru Sora jangan berteriak" Tegur Mika.

"Ah kalian salah paham, Kei-kun sepertinya menyukai Ichinose" Ujar Ryuu.

"Atas dasar apa kau menyukainya? Dia punyaku!" Tegas Riku dengan sorot mata tajam.

Setelah mengatakannya Riku langsung menggandeng tangan Liazel pergi dari tempat itu.

"Kuperingatkan kau! Jauhi adikku jika kau mendekat aku akan memberimu pelajaran?!!" Ucap Sora dengan aura mengintimidasi.

"Jangan menyentuhnya sedikitpun dengan tangan kotormu!!!" Sambung Haru dengan nada tinggi.

Miota dan Mikaze hanya memberi tatapan dingin dan mereka segera menyusul Riku dan Liazel.

Kei menundukkan kepala dan meremas bajunya. "Aku.. Aku hanya ingin berbicara... Aku hanya menyukainya...." Ujar Kei lirih.

Tenn menghampiri Kei dan menepuk pundaknya "Sudahlah"

"Kei-kun jangan bersedih mereka mungkin hanya salah paham" Ujar Ryuu mendekati Kei dan menghiburnya.

" 'Dia punyaku' " Riku bilang begitu kan" Ucap Yamato yang malah cengar cengir sendiri.

"Ossan aku jadi kasihan karna kau masih saja jomblo" Balas Mitsuki yang membuat hati Yamato seperti tertusuk panah.

"Maa.. Maa.. Kita semua masih jomblo, jadi jangan khawatir Yamato-san" Sahut Sogo.

"So omonganmu malah membuat hati ossan ini semakin terpuruk" Balas Yamato dengan raut wajah melas.

"Pftt... Bwahahahahaha" Tawa Kei keras. "Gomen.. Yamato-san sangat lucu" Ucapnya.

Member Idolish7 tersenyum lega mendengar tawa Kei. 'Syukurlah Kei sudah lebih baik' benak mereka. Sementara Nagi memiliki pemikiran yang berbeda. 'Kurasa Kei tidak perlu mencengkram kuat tangannya dan kenapa gadis itu hanya diam?' batinnya

.
.

"Liazel kau baik baik saja?" Tanya Sora

Namun yang ditanya masih menundukkan kepala membuat poni menutupi maniknya. Terlihat tubuh liazel yang bergetar, seperti dia ketakutan akan sesuatu. Saat ini mereka berenam tengah berada di luar studio.

"Onii-san seharusnya kau tau jika Lizel trauma dengan orang orang gila itu" Ucap Haru mendengus.

"Ayo kita kembali ke villa dulu, Kujo-san sebelumnya menyewakan villa untuk kita, Mio dan Mika tolong kemas barang di hotel, kita menginap di villa saja" Jelas Riku yang disetujui oleh Arisagawa bersaudara. Riku, Sora dan Haru memberikan kunci kamar mereka pada Mio dan Mika.

Mereka pun menaiki taksi yang dengar arah yang berbeda.

Skipp>>

"Gomen... Maaf membuat kalian khawatir" Ucap Liazel menundukkan kepala.

"Kei sialan itu!! Beraninya dia!!" Marah Haru.

"Sora kau menyadarinya bukan? Jika Katakagi mencengram erat tangan Lia" Riku~

"Ahh!! Dia sejak dulu memang orang gila!!" Sora mengacak surainya kasar.

"Riku kau harus berhati hati Ken jauh lebih gila daripada Kei" Ingat Liazel.

Riku menghela nafas panjang "Hah... Kita ini adalah idol kan, kenapa kita malah terlibat dengan hal berbahaya seperti ini"

"Lizel dimana kopermu?" Tanya Haru.

Liazel memutar kepala menatap arah lain "Tertinggal di studio tehe... Aku begitu turun dari pesawat langsung ke studio.. Jadi seharusnya ada di studio"

Sora, Haru dan Riku hanya bisa tertawa mendengarnya. "Aku akan mengambilnya, Liazel dasar pelupa.." Ujar Sora berdiri dan mengelus surai adik perempuannya.

"Yang pasti aku bersyukur teman temanmu masih menyayangimu begitupula dengan kakakmu Riku" Ucap Liazel tersenyum tulus.

"Aku juga bersyukur, tapi mereka harus membenciku. Meski ini sulit akan kulakukan segala cara agar mereka termasuk Tenn-nii melupakanku. Aku tidak ingin mereka terlibat permasalahan ini" Jawab Riku dengan wajah sedih"

"Aku juga tak mau melibatkan kalian" Sambung Riku.

"Meski kami membencinya fakta tidak bisa diubah Riku. Tentu kami harus ikut membantumu menyingkirkan keluarga kami yang aneh itu" Balas Sora menepuk pelan pundak Riku.

"Seharusnya Lizel juga jangan terlalu terlibat, aku takut jika kau dalam bahaya nanti" Cemas Haru.

"Daijobou, aku tidak akan tertangkap semudah itu" Ucap Liazel memeluk kakak kembarnya.

"Kau tetap harus berhati hati! Dan besok pagi aku harus pergi ke suatu tempat" Ingat Riku lalu meminta ijin.

"Kemana?"

"Ke kantor pos mengirim sesuatu buat Kujo-san" Ucapnya bohong.

"Oh baiklah... " Jawab Haru dan diangguki oleh Sora.

'Kuakui kau semakin pandai berakting sehingga kau dapat menyembunyikan kebohonganmu dengan akting' benak Liazel.

Keesokan harinya di villa tempat Riku, Sora, Haru, Arisagawa bersaudara serta Liazel tinggal.

"Mau kemana Erin?" Tanya Mika yang sedang duduk santai di atas sofa.

"Erin mau ke kantor pos katanya" Jawab Sora yang duduk di sebelah Mika.

"Haru dimana zell?" Tanya Mio yang duduk bersebrangan dengan Mika dan Sora.

"Kelihatannya masih tidur" Jawab Haru memainkan ponselnya.

"Kalau begitu aku pergi dulu" Pamit Riku meninggalkan villa.
.
.
"Permisi sensei, saya masuk ya" Ijin Riku membuka pintu.

"Selamat datang, masuklah Nanase-kun, kau ingin melakukan pemeriksaan kan? Dan juga butuh obat penahan sakit?" Tanya dokter perempuan itu setelah mempersilahkan Riku masuk.

"Ahaha itu benar sensei" Jawab Riku diawali tawa.

Dokter itu memeriksa kondisi Riku seperti yang biasa ia lakukan. Setelah itu dokter menjelaskan bagaimana hasil tes tersebut.

"Nanase-kun aku bilang sekali lagi kau harus segera mendapat transplantasi, ini berbahaya bagi hidupmu. Jangan menundanya lebih lama"

Riku menggeleng mendengar perkataan dokter "Tidak sensei masih belum, lagian jika aku tiada nantinya aku juga tak keberatan"

"Nanase-kun kau tidak boleh menganggap remeh hidupmu, jika kau pergi pasti teman temanmu akan merasa sedih" Ujar sang dokter lantas menoleh ke arah ranjang rumah sakit.

"Aku benar kan.... Zell"

Liazel berdiri dari duduknya sedari tadi ia duduk di balik ranjang sehingga tidak terlihat oleh Riku. Riku sontak terkejut melihat Liazel yang berada di ruangan itu.

"Li-Liazel.. tunggu bukankah kau masih tidur?" Riku~

Liazel memandang Riku dengan raut wajah tak karuan sedih bercampur kecewa dan juga marah sehingga ia hanya diam. "Kau tau kan jika aku teman Zell, Ia bertanya tentang kondisi kesehatanmu padaku entah itu instingnya atau apa, serasa ia tau jika aku adalah doktermu. Zell mengetahui kebohonganmu Nanase-kun, oleh sebab itu ia datang ke sini 1 jam sebelumnya" Jelas sang dokter dengan nama Kurozaki Nagisa.

"Nagisa sebelumnya aku berterimakasih karna kau mempersilahkanku berada di sini. Lalu obat penahan rasa sakit, bukankah dosis nya akan semakin bertambah? Apalagi aku melihat obat serupa di tas milik Riku? Apa itu tidak berbahaya bagi paru parunya?" Tanya Liazel berturut turut.

"Sesuai perkataanmu obat penahan sakit itu dosisnya akan semakin tinggi, karena tubuhnya pasti kebal setelah menkonsumsinya berkali kali. Oleh sebab itu dosisnya ditinggikan dan tentu itu tidak bagus untuk paru parunya" Jawab Nagisa.

"Li-" Riku hendak memanggil Liazel namun panggilannya terputus ketika Liazel menyelanya.

"Arigato gozaimashita Nagisa, Tolong berikan obat itu padaku ah.. Obat yang lainnya juga" Ucapnya berterimakasih lalu memajukan tangannya dengan maksut meminta obat² Riku.

"1 tahun.. Nanase-kun harus segera mendapat transplantasi dan operasi" Ujar Nagisa memberikan kantong kresek berisi obat obatan.

Liazel membungkukan badan sebagai tanda terimakasih lantas memegang tangan Riku dan menariknya untuk pergi.

"Liazel.. Apapaun yang kau katakan aku tidak akan operasi" Ujar Riku.

"Mencari pendonor juga bukanlah hal yang mudah" Sambung Riku sementara Liazel masih terus menarik tangan Riku.

"Lagian Ken akan berhenti mencari kelemahanku yaitu dengan menyingkirkan rekanku-" Riku menjeda kalimatnya sebentar. "Jadi cara yang paling aman adalah jika aku mat-"

*Plak

Liazel menampar pipi kanan Riku sebelum sempat menyelesaikan kalimatnya. "Kau mengatakan mati dengan mudahnya.. Kau egois! Tidak memikirkan perasaan kakakmu nantinya, perasaan teman² mu dan juga perasaanku!" Marahnya.

Sementara Riku hanya diam mematung. "Tidak ada gunanya meski kau menghilang sekalipun! Keluargaku isinya orang gila! Mereka tidak akan berhenti hanya dengan targetnya sudah tiada! Kau hanya membuang nyawamu!" Sambung Liazel.

"K-kau jahat Riku! Ke-kenapa kau merahasiakannya hah?!" Nada Liazel mulai bergetar.

"Aku tidak ingin kalian merasa khawatir dan malah fokus terhadapku" Jawabnya.

"Tentu kami akan begitu, karena kami ini temanmu! TEMANMU Riku!" Balas Liazel.

Riku sedari tadi hanya menunduk ia lantas segera mengangkat kepalanya begitu melihat sebuah tetesan air jatuh.

"Kenapa?? Tidak bisakah kau mempercayaiku! Bukankah kau dulu berjanji akan memberitahuku segalanya? Apa itu hanya bualan semata?" Ujar Liazel, kini kedua pipinya telah dibasahi air matanya.

"Bahkan sampai separah ini... Kenapa kau memaksakan diri?! Setidaknya bersandarlah padaku atau yang lain! Kau membuatku marah dan kecewa sekaligus sedih!" Sambungnya sambil berusaha menghentikan tangisnya yang semakin menjadi jadi.

Sementara Riku menatap Liazel dan memberikan senyuman tulusnya. "Arigato Liazel, karena selalu mencemaskanku. Aku tau aku seharusnya tidak merahasiakannya darimu. Namun sedari SMP aku hanyalah beban bagimu, aku tidak ingin kau menderita karenaku" Jawab Riku meraih kedua tangan Liazel dan menggenggamnya.

"Memangnya kapan aku menderita? Kau bahkan bukan beban! Aku tulus membantumu.. Justru aku menderita jika kau merahasiakan kondisimu yang parah! Seharusnya kau memberitauku, aku akan mencari solusinya! Bergantunglah padaku! Bergantunglah meski hanya sedikit! Aku dengan senang hati akan menjadi sandaranmu! Aku akan terus mendukungmu!" Ucap Liazel menundukkan kepala, air masih terus menetes dari matanya.

Riku menatap Liazel dengan hangat, ia lalu mengelus surainya. Riku memegang dagu Liazel dan mengangkatnya perlahan sehingga ia dapat menatap matanya. Ia lalu menghapus air mata Liazel. "Liazel kau cengeng sekali.. Hihihi... Tapi terimakasih dan maaf.... Lain kali jika ada masalah aku akan langsung memberitaumu Oke? Jadi berhentilah menangis, kau sudah dewasa" Ujar Riku sedikit menggoda.

"Liazel wajahmu jadi berantakan karena menagis loh"

"Riku cerewet... Huhmm" Balas Liazel menggembungkan pipinya kesal mendengar perkataan Riku. "Berjanjilah" Ucapnya masih dengan menggembungkan pipinya.

Riku kembali menyeka air mata Liazel dengan jarinya. "Baiklah... Aku berjanji Liazel... Jadi berhentilah menangis ya?" Jawab Riku tersenyum sangat tulus dengan tatapan lembutnya.

"Huhm" Liazel menolehkan kepala ke arah samping masih menggembungkan pipinya kesal.

Karena Riku gemas ia pun mencubit kedua pipinya pelan "Ya ampun Liazelku... kau ngambek ya, hehehehe"

"Apa aku ga ngambek?! Ehh.. Tunggu kau bilang apa tadi? Liazel-"
Perkataan Liazel terputus karena Riku langsung menggandeng tangannya dan mulai melangkahkan kaki.

"Kita mampir ke cafe sebentar yuk, di sini dingin" Ucapnya menggandeng tangan Liazel.

"Apa kau tadi bilang Lia-"

"Nananana langitnya cerah" Riku dengan cepat menyela Liazel dengan bersenandung.

"Oi ini mendung loh, meski masih pagi" Sahut Liazel sambil melihat ke langit.

Riku menolehkan kepala ke arah Liazel yang kini telah berada tepat di sebelahnya. Ia lalu menaruh tangan Liazel yang digenggamnya ke dalam saku jaket miliknya. Sementara Liazel hanya menatapnya bingung, tak lama pipinya sedikit merona tanpa sepengetahuan Riku.

•••

To be Continue

Gaku: Pilih kasih lu thor! Masa Riku udah punya jodoh? Aku aja belom

Tenn: Kau cemburu kan sobaman, dasar lelaki yang paling ingin dipeluk sejagat!

Gaku: Apa katamu Tenn?!

Tenn: Aku turut senang atas jomblonya dirimu

Gaku: Dasar bocah tak tau diri!! Ahaha kau sendiri juga masih jomblo kan...

Tenn: Hah?! Apa?!

Ryuu: Maa... Maa... Kita sama sama masih jomblo

Xixixi abaikan percakapan di atas😂
Thanks yang sudah baca sampai sini😆
Jangan lupa beri vote yak🤗
Aku lagi jodohin Riku dengan diri sendiri, eaaaa😜
(Jan hujat author, sekali kali pengen banget jodohin Riku dengan diri sendiri. Bagi yang husbu in Riku... Mohon maap yee😂 Oh yak... Liazel itu nama keduaku bagi yang blom tau🤓)
Sedikit info, gatau kapan tapi aku bakal uploud  book keduaku dengan tema "Riku x reader"
Yang pasti genre romance😆 Isinya halu doank 😂
Oke² jadi kalau ada yang nanya "Liazel itu nama author bukan?" Itu benar ya gess.... Xixixi 😂
Ja bye bye~

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro