Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Chapter 15

Pagi hari telah tiba, udara meningkat drastis menjadi dingin. Meskipun begitu Riku tetap pergi menuju suatu tempat dengan pakaian berlapis lapis. Dia pergi sendiri dan tidak ditemani siapapun.

Setelah beberapa menit menaiki taksi, Riku akhirnya sampai di tempat yang sangat Riku benci. Tempat serba putih, serta ambulan terpakir di depan, dan tercium bau khas obat obatan yang tidak lain adalah rumah sakit. Riku memang enggan pergi ke sana tapi dia harus pergi.

Riku masuk dan berjalan melewati lorong, karena masih pagi rumah sakit tidak terlalu ramai. Riku menemui dokter untuk konsultasi.

Betapa terkejutnya dokter itu ketika menyadari pasien yang datang pagi pagi ternyata adalah Nanase Riku.

Miring= Dokter

"Nanase-kun kenapa kau baru kerumah sakit... Ini sudah 3 tahun.. Kau ingat perkataanku kan"

"Sumimasen sensei, saya baru saja pulang dari Inggris. Saya benar benar sibuk"

"Nanase-kun aku akan memeriksanya, silahkan ikuti aku"

Riku mengikuti dokter itu untuk melakukan pemeriksaan pada organ dalam Riku. Setelah pemeriksaan dokter itu terlihat sangat sedih dan khawatir melihat kondisi Riku yang semakin buruk.

"Nanase-kun... Kondisimu semakin buruk, setidaknya kau harus operasi"

"Seberapa buruknya sensei? Saya tidak bisa operasi sekarang. Saya harus menuntaskan suatu masalah terlebih dahulu"

"Tidak bisa lebih lama Nanase-kun, tubuhmu akan semakin melemah, gejalanya juga akan bertambah parah"

"Separah itukah? Berapa lama sensei?"

"Maaf Nanase-kun kurang lebih dalam kurun waktu satu tahun. Nanase-kun jantungmu mengalami kebocoran. Infeksi paru parumu juga semakin parah, aku yakin kau sering memaksakan diri atau mungkin stres berat hingga asmamu kambuh terlalu sering. Itu menyebabkan luka pada paru parumu. Organ lainnya juga cukup parah, kau mengalami gagal ginjal Nanase-kun. Ini efek karena kau sering menkonsumsi obat obatan yang dosisnya semakin tinggi..."

Riku hanya menghela nafas panjang dan menatap sendu ke langit langit.

"Kusarankan agar kau mendapat transplantasi jantung. Karena yang paling parah adalah penyakit jantungmu. Kau harus segera operasi Nanase-kun! Akan kuhubungi keluargamu"

"Tunggu! Tidak jangan sensei kumohon... Biarkan aku sendiri yang mengatakannya. Tolong beri aku waktu sensei.."

Sang dokter hanya bisa menghela nafas mendengar permohonan Riku. "Baiklah! Ingat baik baik jika kondisimu sangat parah Nanase-kun!"

Riku hanya mengangguk sejujurnya ia merasa sangat terpukul mengetahui kondisinya yang semakin memburuk. 'Aku sungguh tidak beruntung' benaknya.
.
.
Jam menunjukkan pukul 7 pagi, Riku sudah kembali ke hotel tempatnya menginap. Mungkin karena ikatan mereka, Riku tanpa sengaja berpapasan dengan Tenn di lobby.

Riku hanya menatap Tenn dan kembali melangkah. "Riku... Tidak.. Erin..."

"Ya?"

"Darimana kau?"

"Bukan urusanmu kan! Jangan pedulikan aku!" Sentak Riku.

"Jangan meninggikan nada padaku!" Peringat Tenn.

"Memang masalah?! Toh lagian aku bukan siapa siapamu! Jangan menggaguku lagi Kujo-Tenn" Ujar Riku dengan tatapan tajamnya.

"Apa ini karena Kujo-san?" Tanya Tenn.

"Jangan ikut campur!! Bukan urusanmu Kujo-Tenn! Sial, kenapa aku harus bertemu denganmu?!" Riku berdecak kesal.

"Riku kau bersungguh sungguh? Sifatmu bertolak belakang"

"Hah?! Memangnya aku akan selalu kayak anak kecil! Apa kau sebegitunya menganggapku baik?! Kuperingatkan Jangan dekati aku lagi!! Kita sudah tidak punya hubungan! Aku sudah capek terus bersandiwara sebagai adik! Aku tidak sudi terus bersandiwara manja! Jangan berlagak jika kita saling mengenal! Aku ini bukan anak baik!! Kau juga bukan kakakku!!" Ujar Riku dengan nada tinggi serta tatapan tajamnya.

"Aku sedari awal membencimu Tenn!"
Setelah mengatakannya Riku dengan cepat berlari kearah lift meninggalkan Tenn yang masih diam mematung.

*Tingg

"Eh Erin kau habis dari mana?" Tanya Mio yang berada di lorong kamar. Namun Riku tidak membalas Mio dan terus berjalan menuju kamarnya. Sementara Mio merasa sedih melihat wajah pucat Riku.

*Gubrak

Setelah menutup rapat pintu kamarnya, Riku langsung jatuh terduduk sambil memegangi dadanya yang terasa sesak.

"Uhuk uhuk"
Riku mulai terbatuk dan merasakan cairan kental keluar dari mulutnya. Riku melihat cairan bewarna merah di tangannya, nafas Riku menjadi lebih tak beraturan melihat noda merah itu. Ia segera mengelap tangannya dan menyembunyikan sapu tangan yang terdapat bercak darah.

Nafasnya terengah, Riku segera mengambil inhaler dan memakainya. Ia berusaha menepis jauh jauh pikirannya yang sedang stres.

Riku menidurkan tubuhnya di atas kasur setelah asma dan rasa sakit yang menyerangnya sudah mereda. Ia menatap langit langit kamar hotel dan tak lama Riku tertidur.
.
.
"Ohayou Sora, Mio, and Mika" Sapa Haru.

"Where is Erin?" Tanya Sora

"Di kamarnya" Jawab Mio.

"Lagi? Itulah mengapa aku seingin mungkin dia tidak berlebihan" ucap Mika.

"Siapa di sana?!" Teriak Haru menyadari seseorang sedang menguping pembicaraan mereka.

"Barusan ada orang kan" Sambung Mio yang juga menyadari.

Orang yang mengintip itu adalah Mitsuki, sebenarnya ia berniat mengunjungi Riku dan meminta maaf. Namun ia tak sengaja melihat Mika,Mio, Haru dan Sora keluar dari kamar bersamaan. Ia berhenti karena sejujurnya Mitsuki merasa ragu untuk mendekat. Ia berdiri di belakang dinding dan tidak sengaja mendengar pembicaraan mereka.

Setelah keberadaanya ketauhan Mitsuki segera lari tanpa mengeluarkan suara menuju dinding lain. Dia tidak turun karena The Stars berada di dekat lift.

'Lagi? Apa maksutnya? Apa yang terjadi pada Riku?' benak Mitsuki.
.
.
"Tenn-san kenapa kau diam disitu?" Tanya Kei yang baru saja keluar dari lift. "Kenapa hanya diam? Apa Tenn-san baik baik saja?"

Tenn baru menyadari keberadaan Kei dan segera menjawab "Aku baik, maaf membuatmu khawatir Kei"

"Maaf kalau aku lancang, tapi apa ini karena Erin-san maksutku Riku-san?"

Tenn hanya diam tak menjawab "Aku kembali dulu, maaf Kei"

Tenn meninggalkan Kei sendiri di lobby. 'Sial! Tenn-san masih tidak mempercayaiku'
.
.
"Erin kau sudah bangun? Kami masuk ya?" Ijin  Sora.

Setelah mendapat persetujuan mereka masuk ke dalam kamar Riku. "Hei Erin.. Kau yakin baik baik saja? Kau yakin akan tetap bersikap begini dan merahasiakan penyakitmu?" Tanya Haru.

"Ruru aku baik baik saja, aku harus melakukannya, aku harus bisa menyingkirkan orang bernama Kei itu, dan yang lainnya juga" Jawab Riku.

"Apa orang itu memang sangat berbahaya?" Tanya Mio.

"Tentu, buktinya setiap jam kita bergantian menjaga dari dalam bukan. Entah apa yang akan orang gila itu perbuat" Balas Mika.

"Menurut yang kita tau orang itu punya keterbelakangan mental, yang membuatnya mempunyai sifat 'psikopat', obsesinya sangat besar, apalagi dia punya banyak koneksi, kita harus berhati hati bahkan dengan staff kita sendiri. Siapa tau ada mata mata kan" Jelas Sora.

"Serius, ini jadi mirip kek film dan Erin sebagau hero nya" Sahut Mio.

"Yang membuatku takut adalah dia itu sangat terobsesi dengan kakakku.. Tidak habis pikir dia bisa berakting meniru sifatku" Riku memegang kepalanya dan mendengus kecil.

"Entah karna sifatnya atau bukan yang pasti dia sangat membencimu Erin, membenci seorang Nanase Riku" Sambung Haru.

"Orang yang berhasil keluar dari rumah sakit jiwa siapa lagi jika bukan Katakagi Kei. Anak pemilik perusahaan terkenal di Jerman dan Amerika. Ini akan sulit Erin" Jelas Mika.

"Yah.. Aku sudah tau, kita lihat saja hasilnya dan terimakasih sudah membantuku" Riku~

"No problem! Lalu bagaimana keadaanmu? Kuyakin kau akan berbohong, jadi kumohon untuk berkata jujur pada kami" Pinta Mio.

"Hanya asmaku yang kambuh saja kok" Jawab Riku.

"Beneran hanya asma?"

"Iya" Riku.

"Erin, Setidaknya tunjukkan senyum asli pada kami, senyum palsumu membuatku sakit hati. Hiks" Pinta Haru.

*Tok tok

Staff: Permisi Erin-kun kita memiliki jadwal dengan tamu undangan. Tolong segera turun, semua sudah siap di lobby

Riku beserta keempat orang lainnya pun bergegas turun ke bawah dan mendapati Idolish7 dan trigger yang sudah berkumpul

Staff: Semuanya sudah berkumpul?

"Kurasa iya" Jawab Riku.

"Ayo kita langsung pergi, Yang lainnya ayo ikuti kami" Ajak Mio.

"Sebentar aku baru ingat sesuatu, Ruru kapan perubahan nama keluargamu?" Tanya Sora yang tiba tiba mengingat sesuatu.

"Barusan pagi tadi, Yosh kalau begitu Yakima Haru mulai sekarang adalah Ichinose Haru, adik dari Ichinose Sora dan kakak kembar Ichinose Liazel" Jelasnya ke arah semua orang.

"Oh benar ayo cepat! Lizel menunggu kita, Ayo Erin!" Ucap Sora tidak sabar.

"Aha! Dia ya... Ayolah kalau begituu!" Sambung Miota yang juga gak sabaran

"Tata letakkan dulu benda tidak berguna itu, memang kau mau ke studio pakai pelampung?" Sindir Riku.

"Habis kerja enaknya main di pantai kan" Jawab Mio.

"Tata ini musim dingin, kau akan langsung jadi es batu jika nyemplung ke air" Sahut Haru.

"Mika tolong ajari kakakmu menjadi lebih pintar" Ucap Sora.

"Mau bagaimana lagi, dia memang sudah begini dari lahir" Mika~

"Sudah jangan mbulet aja! Ayo berangkat!" Riku~

"Oho, kau sudah tidak sabar ya Erin, hihihi" Goda Sora.

"Sora diam atau kulakban mulutmu!" Ancamnya. Lantas menoleh ke idol di belakangnya.  "Kalian tidak ikut? Kalau begitu aku beruntung tidak perlu mengajari kouhai yang payah nee" Ucap Riku dengan nada mengejek.

"Apa?!" Ucap Kei.

"Amatiran diam aja!" Riku~

"Kalian udah besar, masa aku harus mengajak dulu kayak anak TK" Sambung Riku lalu segera beranjak pergi bersama The Stars disusul oleh yang lain.
.
.
Staff: Kita sampai Minna-san!

Setelah Idolish7, Trigger, dan The Stars keluar dari bus, mereka mendapati seorang gadis setinggi Tsumugi dengan surai bewarna sama dengan Sora (hitam) dan manik biru muda seperti Haru. Rambutnya cukup panjang dan ia memiliki kulit putih pucat.

"Lili/Lizell/Liazel" Panggil The Stars lantas berlari kecil menuju hadapan gadis yang berdiri di depan pintu masuk studio. Sementara Idol lain dan staff hanya menyusul mereka dengan tatapan bingung.

Gadis bernama Liazel itu memasang senyum di wajahnya. "Yo, halo kalian semua!"

"Apa yang kau lakukan di luar begini, cuacanya dingin, bagaimana jika kau sakit? Dan lagi kau nekat banget" Tanya Riku khawatir.

"Iya itu benar! Sekarang kita ini sedang terlibat sesuatu yang berbahaya, tidak baik bagimu bepergian seorang diri!" Tegur Sora.

"Tunggu di dalam saja, pastikan jauhi orang yang mencurigakan!" Sambung Haru.

"Aahh... Ruru, Onii-san, dan Riku cerewet!!" Ucapnya sambil menutup telinga.

"Apa dia adik dari teman Rikkun?"

"Ah maaf aku lupa memperkenalkan diri. Namaku Ichinose Liazel desu, mahasiswa universitas Inggris. Emm... Umurku 20 tahun, salam kenal" Ujar Liazel memperkenalkan diri dihadapan staff, Idolish7 dan Trigger.

Semua orang pun digiring masuk ke dalam oleh Liazel, The stars terutama si kembar Arisagawa saling mengobrol dengan Liazel.

"Bagaimana kuliahmu? Apa tugas dari pak dosen sudah kau kerjakan?" Tanya Mika.

"Enaknya aku sudah lulus jadi tidak perlu kena marah dosen" Mio~

"Tugasku sudah beres sebelum liburan dan Mio berhentilah bersikap bodoh! Mahasiswa peringkat 3 memang jago akting ya" Jawab Liazel lalu menyindir Mio.

Mio lantas memasang ekspresi serius, yah.. Biasanya Mio selalu terlihat tidak fokus, seenaknya dan berlagak kayak anak kecil.
"Kurasa kau benar, aku hanya sedih karena umurku tidak lagi muda, aku sudah 23 tahun. Hiks"

Tentu saja hal itu membuat para Idol di sekitarnya menjadi terkejut melihat perubahan raut wajah Mio dengan cepat kecuali Liazel sendiri dan The Stars

"Jadi agenda hari ini adalah latihan bersama Idolish7 dan Trigger kan Ruru?" Tanya Liazel yang mendapat anggukan dari saudara kembarnya.

"Tunggu kalian tidak mirip, juga beda jenis kelamin... Tapi kok bisa?" Tanya Tamaki bingung.

"Kami fraternal, kembar non-identik" Jawab Haru.

Sesampainya di dalam sebuah ruangan cukup luas, para Idol meletakkan tas kecilnya masing masing. "Oh iya, Yotsuba Tamaki.. Aya  bilang dia merindukanmu" Ucap Liazel.

"Kau teman Aya?"

Gaku yang sedari tadi memperhatikan Liazel akhirnya membuka mulut untuk bertanya. "Kalung yang kau pakai itu bukankah milik Tenn?"

Mendengar itu Tenn langsung melihat dan menyadarinya "Kenapa bisa ada di kamu?"

"Itu punyaku! Aku yang memberikannya padanya. Emang masalah?!" Jawab Riku ketus.

"Benar juga kau adalah Erin... Aku lupa, kalau gitu aku akan menemui yang asli nanti" Pamit Liazel meninggalkan ruangan latihan dan pergi bersama beberapa staff.

"Bukankah studio digunakan untuk perekaman?" Tanya Mitsuki.

"Tingkatkan dulu standar kalian! Jangan sok langsung minta perekaman, adanya kami yang kena skandal dan hinaan" Sindir Riku.

"Yah pokoknya jangan jadi beban kami" Sambung Sora.

"Cepat lakukan! Kami gak punya banyak waktu!" Tegas Riku.

"Trigger duluan saja" Ujar Mika.

Trigger pun mulai menampilkan lagu dan tarian mereka. Sementara Idolish7 menunggu gilirannya tiba. Hingga Trigger selesai dengan penampilannya.

"Sasuga Trigger, Bangkit dari kekalahan. Kalian sungguh punya tekad yang besar" Puji Mika.

"Namun tetap tidak sebanding Re:vale, kalian hanya berdiri di tempat yang sama" Mio~

"Tidak berniat lebih tinggi, kalian pasti sudah puas dengan hanya ini. Seharusnya manusia itu orang yang serakah kan? Kalau begitu bersikaplah serakah!" Sambung Haru.

"No comment. Langsung ke Erin saja" Sora~

Riku menampilkan ekpresi wajah bosan, dia hanya berdiri dan bersandar pada kaca lebar.
"Sesuai yang dikatakan yang lain, kalian hanya berpatok di tingkat ini. Kalian juga pasti berpikir jika ini sudah bagus kan? Heh padahal dulu aku mengagumi Trigger! Sayang sekali jika tidak ada perkembangan. Kalian pasti akan segera dilupakan dan diganti jika begini dan... Center kalian tidak fokus! Apa benar kalian profesional?"

"Nanase kau keterlaluan! Kata katamu sangat kejam!" Marah Gaku.

"Sudahlah Gaku, mereka hanya memberi pendapat agar kita bisa berkembang" Sahut Ryuu.

"Sadari apa yang kurang!" Tegas Riku.

"Apa hak mu Nanase! Kau sendiri juga pemula kan?!" Gaku~

Riku hanya memasang wajah sok merendahkan dan berkacak pinggang. "Pemula? Pfftt... Hahahahaha.. Maaf saja, aku ini jauh lebih hebat dari Trigger" Ucapnya tersenyum lebar tapi berkesan menghina.

"Aku akan segera memberikan epic comeback terkeren sebentar lagi, kali ini akan kutaklukan Jepang" Ucapnya Sombong.

"Artis papan atas Inggris serta peraih nilai tertinggi, tidak diragukan lagi" Sambung Mio bertepuk tangan.

"Trigger istirahatlah, Idolish7 giliran kalian" Ucap Sora.

Idolish7 berdiri dari duduknya dan memposisikan diri mereka. Lagu yang dibawakan adalah Perfection Gimmick dengan Iori sebagai center dan Kei mengisi tempat Iori sebelumnya.

Tepat saat pertengahan lagu, Riku menghentikan musiknya. "Ulangi dari awal!" Perintahnya.

"Kenapa Nanase-san? Apa ada yang salah?" Tanya Iori menoleh ke arah rekan rekannya.

"Intropeksi dirimu sendiri Izumi! Gerakanmu tidak selaras dengan yang lain, langkahmu terlalu ke maju! Yang lain juga tidak menyesuaikan! Perhatikan center kalian!  gerakan kalian berantakan!" Tegur Riku keras.

Sesuai perintah Riku, mereka mengulanginya dari awal sampai kelima kalinya dengan lagu yang masih sama. Sementara Arisagawa bersaudara, Haru dan Sora hanya menggelengkan kepala.

"Jadi bagaimana? Kami sudah berusaha sebaiknya" Ujar Kei sambil mengatur nafasnya sehabis menari dan menyanyi.

"Gak bisa berkata apa apa" Ucap Sora

"Yah lumayan" Sambung Mika

"Apa hanya segini kemampuan mantan membermu Erin?"  Haru~

"Oi Trigger bagaimana menurut kalian?" Tanya Mio menatap member Trigger.

"Selaku leader Trigger menurutku sudah bagus" Jawab Gaku.

Mio kembali menggelengkan kepala "Inilah alasan kalian tidak berkembang lebih jauh. Kalian sudah puas hanya dengan begini?"

"Lebih buruk kurasa kepergianku membuat mereka merosot maaf mengecewakan kalian. Terutama member barunya yang tidak becus!"

"Apa maksutmu? Kenapa malah mengataiku? Aku sudah berjuang sekeras mungkin" Tanya Kei sedih.

"Berarti kerja kerasmu itu payah ya... Bukannya lebih bagus tapi tambah jelek. Pantas fans kalian semakin berkurang dan bahkan kalian kehilangan acara Kimi To Ainana Night. Mengecewakan, kalian membuat fans kecewa! Uang kalian sekarang hanya berasal dari Nikaido-san kan? Hanya leader kalian yang bekerja dengan baik sebagai aktor"

"Jelaskan rincian kekurangan kami Nanase-san" Pinta Iori.

"Pertama penampilan kalian sangat jelek, tidak kompak dan selaras. Kalian tidak mengerti apa yang dibutuhkan sebagai idol. Idol itu harus bernyanyi dengan sungguh sungguh, mengaitkan perasaanya agar penggemar ikut terbawa suasana, dan pahami makna lagu kalian! Jika lagunya semangat nyanyikan dengan semangat! Jangan lemas seperti layangan! Vokal kalian juga menurun! Ada apa dengan kapasitas kalian? Apa semakin tua membuat kalian semakin payah?! Buruk, mau berapa kalipun penampilan kalian buruk!" Ujar Riku ketus.

"Osaka Sogo jadilah centernya!"

"Eh?"

"Apa maksutnya Ri- Erin-kun?" Tanya Sogo.

"Tuli ya?! Kubilang jadilah center dan gantikan Izumi!" Jawab Riku.

"Riku, Sogo lebih tua darimu jangan begitu" Ucap Mitsuki.

"Suka suka aku, lebih baik urusi kemampuan bernyanyi dan menarimu, kau yang paling payah bila lupa" Balas Riku merendahkan.

"Bukankah si Izumi muda yang paling kompeten? Dan apa apaan nadamu itu Nanase?!" Sahut Gaku.

"Hah?! Justru Izumi Iori itu tidak kompeten! Memang dia dibilang sempurna, tapi apa gunanya sempurna jika tidak menerapkannya? Dia sama payahnya dengan kakaknya. Hanya bermodal kata 'sempurna'. Kemampuan bernyanyinya menurun, dan dirinya membuat kelompoknya menjadi tidak selaras. Untuk apa menjadikan beban sebagai center? Membuat diri susah aja! Duh.. Kalian membuatku membuang buang tenaga!"

"beban ya beban!"

*Jleb

Kata beban membuat Iori menjadi seperti tertusuk jarum. Rasanya sakit, tidak terpikir oleh Iori jika ia seburuk itu, sepayah itu. Iori menundukkan kepala mendengar kalimat pedas dari mulut mantan centernya. "Baiklah, Osaka-san tolong gantikan diriku" Suara Iori terdengar sedikit bergetar.

"Riku kau kenapa?! Kau membuat Iori mau menangis" Tanya Mitsuki.

"Bukan urusanku! LEBIH BAIK KALIAN TURUN DARI DUNIA HIBURAN DARIPADA MALU KARENA PEFORMA BURUK KALIAN SENDIRI! KALIAN SUDAH TIDAK COCOK MELAKUKAN PEKERJAAN INI?!!" Bentak Riku dengan wajah dan nada dingin.

Keenam member Idolish7 hanya bisa diam terpaku mendengarnya, mereka merasa sangat syok dengan kalimat Riku yang serasa menyayat hati mereka. Padahal berdiri di panggung adalah keinginan mereka, namun dengan mudahnya Riku menyuruh mereka berhenti. Sementara Kei sendiri ikut diam melihat yang lain diam.

"Riku-kun kata katamu terlalu kejam, tolong beri nasihat yang lebih halus nee?" Ujar Ryuu.

"Kau terlalu keras" sambung Tenn

Riku menolehkan kepala dan menatap tajam membuat Ryuu dan Tenn sedikit merinding. "Nanase Riku sudah lama mati! Aku adalah Erin bukan Riku! Apa perlu kuulangi hah?!" Jawabnya ketus.

"Erin ayo keluar saja Lili pasti sedang menunggu" Ajak Mio. Riku hanya menuruti dam berjalan keluar meninggalkan Trigger serta Idolish7 yang masih tak berkutik.

"Rikkun kenapa? Apa dia sangat marah?" Tamaki~

"Jelas dia marah Tama, hah... Aku bingung dengan semua ini" Yamato~

"Penjelasan Riku-kun jelas tapi disaat bersamaan aku tidak mengerti" Sogo~

"Apa kita seburuk itu?" Nagi~

"Iori jangan dipirkan, mungkin perasaan Riku sedang buruk saja" Ucap Mitsuki mengelus pelan punggung adiknya.

Terlihat Kei menunduk poninya menutupi matanya. Tak lama Kei meneteskan air matanya. "Go-Gomen minna... Ini salahku, aku terlalu payah hingga Erin-san menghina kita.. Gomen... Lebih baik aku keluar saja..."

"Ti-Tidak Katakagi-san, ini salahku.. Aku terlalu payah menjadi center" Ujar Iori.

"Jangan keluar Keichi! Kami tidak menyalahkanmu" Tamaki~

"Itu benar, dengan latihan pasti bisa lebih baik. Jangan terlalu dipikirkan ya" Sogo~

"Sudahlah Idolish7! Jangan terlalu dimasukkan hati, menurutku benar sudah bagus kok! Mungkin Nanase lagi bermasalah" Sahut Gaku berusaha menghibur rekan seperjuangannya.

'Riku sudah mati katanya' benak Nagi dan Mitsuki.

.
.

"Nii-san apa pintunya sudah tertutup rapat?" Tanya Liazel memastikan. Setelah mengeceknya Sora memberikan acungan jempol.

"Uhuk uhuk" Tak lama Riku jatuh terduduk dan  memegangi dadanya, nafasnya terengah. Dengan sigap Liazel mengambil inhaler dari tas Riku yang ada di ruang latihan dan memakaikannya pada Riku. Butuh waktu beberapa menit agar asma Riku reda.

"Riku kau tidak bisa terus begini dengan kondisimu" Ujar Liazel khawatir.

"Kenapa kau nekat mengatakan hal kejam meski hatimu berkata tidak hah?!" Marah Haru.

"Kurasa kau harus ke rumah sakit-" Belum selesai berbicara Riku langsung menyelanya. "Tidak! Tolong hargai apa yang kulakulan" Ujarnya lirih.

Mendengar itu Liazel menghela nafas, ia duduk di sebelah Riku dan membuka mulut untuk memulai penjelasan. "Bukan hanya Kei yang berbahaya, namun seluruh keluarga kami bermasalah. Ayah sialan itu juga sama sintingnya, kalian tau sendiri kan. Saudara kita yang lain juga sama gilanya, mereka psikopat! Memang Kei hanya terobsesi dengan Kujo Tenn, tapi dia dengan senang hati akan menjalankan apa yang diminta Ken! Musuh kita tidak hanya Ken yang gagal memenuhi impiannya! Musuh kita adalah seluruh keluarga!" Jelasnya sambil menunduk.

"Nee Riku kenapa kau tidak membenciku? Aku adalah saudara dari orang yang mengancamu" Sambung Liazel lirih.

"Lili, aku dan Ruru juga saudaranya. Kita adalah saudara kandung, kita lahir dari rahim yang sama" Ujar Sora mengelus lembut surai adiknya itu.

"Tapi kita di claim sebagai anak haram kan... Kita dibuang di panti asuhan yang berbeda saat ibu diusir. Sialan! Padahal ibu adalah istri resmi ayah" Lanjut Haru.

"Tapi sebelum aku dilahirkan, orang tua itu berhubungan dengan wanita lain dan melahirkan Ken" Tambah Sora.

"Ini bukan salahmu Lia, hanya mereka saja yang bermasalah" Balas Riku.

"Tapi tidak mengubah fakta mereka adalah keluargaku.. Kei dan Ken adalah saudara tiriku, aku sama buruknya dengan mereka!" Jawab Liazel dengan suara yang bergetar, Riku mendekatkan diri kepada Liazel dan mengelus surainya bergantian dengan Sora.

"Lia jangan berpikir seperti itu, bagi kami kau adalah orang yang baik. Kau ingat, dari dulu selalu membantukukan, berada disisiku menggantikan Tenn-nii. Kau adalah cahaya bagiku" Ujar Riku.

"Riku..."

"Hei... Bagaimana dengan kalungmu ini? Bukankah ini adalah benda berhargamu?" Tanya Liazel yang sudah sedikit tenang.

"Sudah kukatakan kalung bersimbol alto itu kuberikan padamu. Karena aku percaya kau akan menjaga benda berhargaku. Maaf tidak memberimu yang lain"

"Iee.. Bagiku ini sudah cukup, aku senang kau mempercayaiku Riku. Arigato.." Ucap Liazel, tak lama air menetes dari matanya. Sora yang menyadari itu langsung memeluk adik kecilnya.

"Mulai sekarang kita harus berhati hati, kita harus menghubungi Akira dia bisa membantu kita" Ujar Mika.

"Kita tidak bisa hanya menjatuhkan 1 orang saja, kita jatuhkan semuanya!" Sambung Mio.

"Lagian mereka semua tidak waras, mereka juga mekakukan tindak ilegal yang melanggar hukum" Sahut Haru.

"Masalahnya kita butuh bukti dan koneksi yang lebih kuat, jika tidak maka kita yang kalah" Tambah Riku.

"Kita semua memang rekan sejati..." Ujar Liazel masih dalam pelukan sang kakak.

"Heiii Sora! Dia adik kembarku, jangan memonopolinya!" Ucap Haru berdiri dan mengguncang tubuh Sora.

"Kurang ajar, panggil aku Nii-san dong!"
Akhirnya Sora terpaksa melepas pelukannya karena risih dengan sikap adik kembarnya.

"Hahaha.. Ruru kau iri ya? Ternyata kedua kakakku sama sama brocon ya" Tawa Liazel

"Iya aku memang brocon, lalu masalah?!" Ujar Sora dan Haru bersamaan.

"Mio dan Mika kalian juga brocon kan" Goda Riku sambil menunjuk kedua Arisagawa.

"Kami tidak brocon!" Ucap keduanya serempak.

"Memang ada brocon yang mengakui dirinya brocon?" Riku~

"Ada, barusan kakak kakakku mengatakan jika mereka brocon" Jawab Liazel yang disusul tawa oleh mereka semua.

Sementara tanpa sepengetahuan Kei mengetahui pembicaraan mereka. Pintu memang sudah ditutup rapat, Kei mendengarkan pembicaraan lewat ponselnya yang terhubung dengan penyadap suara yang sebelumnya ditempelkannya di sudut ruangan oleh salah satu staff suruhan Kei.

Kenapa Kei sempat mendengarkan rekaman suara?

Karena setelah di berakting menangis tadi, ia ijin ke toilet dengan dalih ingin mencuci wajahnya.

"Ahh... Saudara saudaraku memang tidak bisa patuh... Ayah pasti senang jika kubawakan Liazel padanya..." Gumamnya.

'Saudara? Gadis itu mau diapakan? Apa yang sebenarnya terjadi? Apa yang didengarkan Kei dari ponselnya?' batin Nagi yang tak sengaja mendengarnya. Nagi menyusul Kei ke toilet karena ia sudah curiga sebelumnya. Curiga apa? Kei tau Riku adalah adik Tenn, padahal Tenn sendiri tidak pernah mengatakan kalau Riku adalah adiknya.

(Note: Ara... Kei mendengarkan lewat alat sadap, lalu Nagi gak sengaja mendengar gumaman Kei, xixixixi author ada ada aja 😂)

(Maaf kalo gajelas alurnya, keknya masih lama bersambungnya😂)



To be Continue

Lanjutan di bawah ini hanya asal usul keluarga Katakagi dan Ichinose, yang berminat kuy dibaca, agar bisa mengerti cerita di chapter selanjutnya.

Keluarga Katakagi

Katakagi Ushima adalah seorang pengusaha muda yang jenius, ia menamatkan kuliahnya di umur 18 tahun. Dia mewarisi perusahaan besar di Inggris dan Amerika, di umurnya yang ke 20 tahun ia menikah dengan seorang perempuan bersurai hitam serta memiliki manik biru laut namanya Takayama Aria.

Namun meski sudah memiliki seorang istri Ushima diam diam menjalin hubungan dengan perempuan bernama Mikohara Ren dan ia menghamili perempuan tersebut. Karena Ushima menghamilinya, ia pun mengangkat Ren sebagai istri keduanya, meski Aria sendiri tidak setuju.

Tak lama Aria sendiri mengandung anak Ushima yang tidak lain adalah Sora. Ken dan Sora hanya berbeda 7 bulan. Sejujurnya Ushima hanya mencintai istri keduanya, dan ia hanya memanfaatkan kekayaan istri pertamanya. Tepat saat Ken dan Sora berumur 4 tahun, lahirlah Kei dari Ren serta si kembar Haru dan Liazel dari Aria.

Hubungan mereka awalnya baik baik saja hingga pada saat Ushima menunjukkan sifat aslinya, ia mengusir Aria dan menceraikannya di saat umur Sora 9 tahun, dan si kembar 5 tahun. Ia menjadikan Ren sebagai istri sahnya.

Setelah kepergian tiba tiba dari sang ibu, anak anak dari Aria selalu disiksa oleh ibu tirinya (Ren) setiap hari. Kadang tidak diberi makan, dikunci di gudang, dipukul bahkan ditendang meski mereka tidak bersalah. Sementara sang ayah hanya diam dan ikut menyiksa ketiga anaknya sendiri, ia menyiramkan air panas di tangan Sora, memberi makanan basi pada Haru dan terus mengunci liazel di dalam gudang yang gelap.

Sementara Ken selalu memukuli Haru, menyayat tangan Sora menggunakan cutter serta memotong rambut Liazel yang sedikit panjang. Bagaimana Kei? Karena Kei masih kecil ia masih belum mengerti, namun dia sudah gila! Kei tertawa sangat keras melihat Sora yang berteriak karena tangannya disayat, ia sangat terkagum kagum dengan perilaku Ken.

Hingga akhirnya Sora, Haru dan Liazel dibuang ke panti asuhan yang berbeda. Mereka sendiri malah bersyukur karena bisa berpisah dengan orang yang selalu menyiksa mereka, namun di satu sisi mereka sangat sedih karena harus terpisahkan satu sama lain.

Keluarga Ichinose

Sora Story:
Sora seorang anak yang baru berusia 12 tahun, ia dibuang ke panti asuhan oleh ayahnya. Karena perilaku kejam dari keluarganya Sora menjadi pendiam dan tidak mau berinteraksi dengan seorang pun, dalam kesendiriannya ia selalu memikirkan kedua adiknya yang entah ada dimana, berharap jika mereka baik baik saja. Sora juga memikirkan ibunya, ia sungguh berharap jika sang ibu bisa menemukannya dan adik adiknya. Sora tidak membenci ibunya, ia tau jika ibunya tidak bermaksut meninggalkannya.

Suatu hari seorang dengan nama Ichinose Zen datang ke panti asuhan, ia mengangkat Sora menjadi anaknya karena menurutnya Sora itu unik dan menarik. Awalnya Sora merasa enggan, namun akhirnya ia menerima Zen sebagai keluarganya.

Haru Story:

Haru yang saat itu masih berusia 8 tahun ia juga dibuang ke panti asuhan. Haru sendiri tidak terlalu memusingkannya, karena dengan begini dia bebas. Namun Haru sangat mengkhawatirkan adik kembarnya. Adik perempuannya yang lemah dan selalu disiksa sama seperti dirinya. Dia bahkan pernah kabur dari panti dengan tujuan mencari adiknya dan juga kakaknya.

Namun usahanya gagal, penjaga panti membawa kembali dan memarahinya. Tepat setelah 1 hari Haru mencoba kabur, seorang perempuan paruh baya bernama Yakima Akihiko mengadopsinya. Ia menganggap Haru sebagai anak kandungnya, ia menyekolahkan dan merawat Haru dengan baik.

Haru sering meminta ibu angkatnya untuk mencari adik dan kakaknya, namun ia tak kunjung menemukannya. Haru menjadi sangat frustasi dan berharap jika suatu saat ia bisa bertemu kedua saudaranya.

Liazel Story:

Anak terbungsu sekaligus adik kembar dari Haru, ia memiliki nasib yang sama. Setiap hari yang bisa ia lakukan hanya diam dan menangis. Berharap jika ia dapat bertemu kakak kakaknya. Ia sangat merindukan pelukan dari sang ibu

Sama seperti saudaranya, Liazel diadopsi oleh seseorang bernama Ichinose Nova yang ternyata adalah sepupu dari Ichinose Zen.

Sungguh sebuah kebetulan.

Saat ia dibawa pulang ia bertemu dengan perempuan yang merupakan ibu kandungnya. Ternyata ibunya menikah lagi dengan Ichinose Nova. Sang ibu sempat bertanya keberadaan anaknya yang lain, namun hanya mendapat gelengan dan tangisan dari Liazel.

Mereka juga mencari keberadaan sang kakak yang entah ada dimana. Beruntung sekali kali ini Liazel mendapat hidup yang nyaman. Ayah barunya orang yang sangat hangat. Ia sangat menyayangi Liazel meski hanya anak angkatnya.

Liazel sungguh sangat bahagia, ia berharap kakak kakaknya juga bahagia saat ini. Berdoa untuk kesehatan mereka.

Dan inilah awal permulaan pertemuan Riku dan Liazel.

Liazel sedang berjalan jalan santai di sekitar taman dan ia melihat seorang anak lelaki yang sudah remaja duduk di ayunan dan sedang menangis. Ia menghampirinya dan bertanya kenapa kau menangis dan lelaki itu menjawab jika dirinya tersesat saat pulang sekolah.

Lelaki itu bernama Nanase Riku. Liazel berdiri di depannya dan mengatakan jika semua baik baik saja, ia mengantarkan Nanase Riku ke alamat yang dikatakan. Yah.. Liazel sendiri orang yang tegas, ia bertanya pada penduduk di sekitar jalan menuju alamat tersebut.

Riku mengucapkan banyak terimakasih kepada Liazel. Ia juga mengenalkan Liazel kepada keluarganya. Sejak saat itu Liazel selalu mampir ke rumah Riku dan mengajaknya bermain. Ia menjadi sangat akrab dengan Riku, ia bahkan sangat terkejut mengetahui Riku menderita asma bawaan lahir. Riku sendiri juga menceritakan tentang kakak kembarnya yang pergi meninggalkannya. Namun Liazel menanggapinya dengan "Mungkin kakakmu Tenn pergi karena suatu alasan, dia pasti sangat merindukanmu"

Liazel mengatakan hal positif mengenai itu, ia bahkan menari dan menyanyi menggantikan Tenn. Liazel selalu merasa senang jika ia bernyanyi. Ayah angkatnya akan selalu memujinya kala ia menyanyi dan menari. Kadang mereka berdua bernyanyi bersama dengan riangnya. Liazel selalu mengunjungi Riku bila Riku dirawat di rumah sakit. Liazel juga menceritakan kisah keluarganya yang selalu menyiksanya, menceritakan kakaknya, dan ayah barunya.

"Sungguh harmonis"
Liazel sangat menikmati saat saat ini, sampai insiden itu terjadi.

Insiden dimana ibu dan ayah barunya terbakar dalam rumah dan hanya menyisahkan harta waris dan beberapa benda untuk Liazel. Anehnya orang tuanya sudah menyiapkan harta waris sebelum kebakaran terjadi. Seakan mereka tau mereka akan tiada. Ibu dan ayah barunya memberikan sebuah pesan lewat suara yang direkam melalui ponsel.

Ayahnya menyuruhnya untuk pulang kepada kakak sulungnya yang saat ini sudah diketahui diadopsi oleh sepupu ayah angkatnya.

'Sakit' itulah yang dirasakan Liazel, sakit yang berbeda dari saat ia disiksa. Liazel sangat frustasi dan sedih kala itu.

Dan ia mengunjungi Riku terakhir kali saat berumur 15 tahun. Ia disusul oleh ayah angkat dari kakak sulungnya, sejujurnya Liazel merasa senang bisa bertemu kembali dengan kakaknya. Namun di satu sisi ia masih terluka karena kepergian kedua orang tua yang sangat disayanginya.

Ia juga Berhenti Bernyanyi. Baginya jika ia bernyanyi itu akan mengingatkannya tentang insiden yang membuat orang tua nya tiada.

Saat menginjak umur 17 tahun Liazel menemukan kakak kembarnya yaitu Haru (bukan Isumi Haruka loh!)

Kenapa bisa menemukan?

Liazel itu sangat pintar, di umurnya yang muda itu ia bisa menemukan informasi apapun  seperti guild saja. Bisa terbilang ia jenius Liazel bisa membajak akun orang lain, serta menguak informasi rahasia sekalipun. Liazel adalah seorang gadis yang selalu mendapat peringkat 1 setiap tahunnya. Tentu saja hal ini juga sama dengan Sora dan Haru.

Bakat bawaan dari lahir. Tiga bersaudara yang jenius dan berbakat.

.
.

Oke jadi saat Sora berumur 21 tahun, si kembar berumur 17 tahun. Si sulung masuk ke universitas jurusan artis di Inggris dan tak lama Haru juga masuk ke universitas karena ia lompat kelas. Sementara Liazel? Ia memilih untuk menamatkan SMA nya dulu.

Oke jadi.. Sora dan Haru sudah bertemu duluan lebih tepatnya mengenal Riku sebagai Erin. Tepat saat Liazel genap 18 tahun ia masuk ke universitas jurusan komputer dengan beasiswa.

Sungguh kebetulan, Liazel bertemu kembali dengan Riku setelah beberapa tahun. Ia bertemu dengan Riku karna Sora pernah mengajak Liazel ke universitasnya.

Mereka menghabiskan waktu bersama, membuat kenangan indah hingga Riku yang menceritakan alasan mengapa ia pindah ke Inggris.

Kenapa Riku, Sora, Haru, Mio dan Mika lulus duluan?

Yah seperti yang aku jelaskan Liazel masuk tidak bersama kakak kembarnya yaitu Haru. Jadi ia masih belum menamatkan kuliahnya, Liazel sendiri juga sengaja tidak serius dengan kuliahnya. Entah apa yang dipikirkannya. Katanya 'malas karena aku terlalu pintar'

Setelah lulus Riku menjalani kehidupan barunya sebagai Erin dan bekerja sebagai solo idol, aktor dan pembawa acara. Di umur 21 tahun Riku debut di Inggris, ia juga dinobatkan sebagai aktor hebat. Sungguh pencapaian yang luar biasa. 

Hingga pada akhrinya Riku tumbang saat syuting drama dan dibawa ke rumah sakit. The Stars serta Liazel bertanya apa yang terjadi. Namun Riku tidak pernah memberitahukan penyakitnya, bahkan sang dokter juga disuruh tutup mulut oleh Riku.

Sementara Liazel sendiri mendapat permintaan dari Riku untuk menyelidiki orang yang pernah memberinya surat ancaman dan menodongkan pisau kepadanya. Hingga Liazel sangat syok mengetahui siapa dalang dari masalah yang dialami Riku.

Keluarga Katakagi

Terlibat dalam kasus pembunuhan, melakukan penjualan ilegal di pasar gelap, menjual obat obatan terlarang. Kasus kematian idol yang mengganjal, serta obsesi Kei terhadap center Trigger yang tidak lain adalah Kujo Tenn. Kei yang masuk rumah sakit jiwa. Ken yang membenci Riku karena impiannnya gagal. Entah mengapa ia malah menyalahkan Riku. Yang pasti Ken selalu mengganggu Riku, ia tidak akan berhenti sebelum Riku 'menghilang selamanya'

"Orang gila" itulah yang selalu dikatakan Liazel.

(Maaf kalo jadi ga nyambung, hiks😢 pokoknya diusahakan nyambung😂)

Ja bye bye~

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro