Chapter 12
Sudah hampir 2 minggu sejak artikel itu diterbitkan, semakin lama artikel itu semakin banyak karena banyak orang membagikannya. Bahkan Idolish7 menjadi jarang mendapat tawaran pekerjaan dan hubungan mereka semakin merenggang.
Namun mereka memilih bersikap akur agar tidak membuat Riku menjadi stres. Mereka berlagak biasa saja tapi senyuman yang terpasang adalah senyuman palsu. Mereka berpikir jika Riku bisa dengan mudahnya dibohongi, namun nyatanya tidak. Riku tau jika mereka hanya berpura pura.
"Riku mau kemana?" Tanya Yamato yang melihat Riku hendak keluar dari studio.
"Toilet" Jawab Riku singkat.
"Apa yang Rikkun lakukan? Dia sering ke toilet akhir akhir ini kan?" Tanya Tamaki polos.
"Mencurigakan" Sahut Mitsuki.
"Hei jangan bilang Rikkun mencurigakan!" Marah Tamaki.
"Jangan meninggikan nada pada yang lebih tua!" Tegur Iori.
"Apa kau mengasihinaniku Iori?" Tanya Mitsuki melirik tajam adiknya.
"Kenapa kau bersikap begitu pada adikmu Mitsu.." Ujar Yamato.
"Jangan ikut campur dengan urusan keluarga orang lain!" Sahut Sogo kesal.
"Sudahlah! Bagaimana jika Riku melihat kita hah?" Sambung Nagi
"Hah? Dia di toilet! Jangan harap aku berbaik hati denganmu jika tidak ada Riku-kun tidak ada" Jawab Sogo.
"Kalian... Perkataan kalian itu kejamm" Ucap Tamaki tiba tiba.
"Hai hai... Kouhai ku ada apa ini? Kenapa suasanya tegang begini?" Tanya Momo yang baru saja dari ruang studio sebelah.
"Sudahlah aku muak!! Aku ke toilet sebentar!" Ujar Mitsuki marah meninggalkan senpainya dan membernya.
Mitsuki berjalan menuju toilet dengan berdengus kesal. Ia masuk dan melihat 1 pintu toilet tertutup, ia langsung tau jika di dalam situ ada Riku. Mitsuki hendak mengetuk pintu itu namun ia mengurungkan niatnya ketika mendengar suara Riku.
"Hwaa.... Bisa gila aku... Aku belum terbiasa..."
"Orang orang jika ada berita menarik langsung dengan cepat menyebarkannya.... Wahh buruk sekali..."
"Idolish7 bisa hancur jika begini, dasar orang itu!!!... Ah aku yang salah sihh"
Terdengar Riku berbicara sendiri mungkin lebih tepatnya mengomel. Tanpa ia sadari jika Mitsuki mendengarnya. Mitsuki yang mendengar merasa bingung.
'Kenapa Riku bilang dia yang salah?' batinnya
"Habisnya aku yang mengarahkan orang itu agar bergerak sesuai dengan rencanaku" Sambung Riku.
"Artikel itu... Secara tidak langsung aku yang menyebarkannya? Entahlah.... Mungkin saja"
'Apa?! Jadi Riku yang menyebarkannya?! Tunggu.. Mungkin aku terlalu cepat mengartikannya" benak Mitsuki.
"Semoga mereka dapat bertahan, aku tidak peduli lagi"
'Tidak mungkin kan?! Apa Riku sebenarnya membenci kami? Apa dia-' Mitsuki segera pergi melihat gagang pintu yang sedikit bergerak menandakan Riku akan keluar.
Riku keluar dari dalam toilet dan menoleh ke kanan kiri memastikan ada orang atau tidak. 'Sepatu itu kan milik... Mitsuki?!' Batin Riku terkejut, sebenarnya saat ingin membuka pintu ia sekilas melihat kaki Mitsuki.
(Karena pintu nya tidak sampai bawah gitu, jadi masih bisa lihat kaki orang)
Riku mendadak berkeringat banyak, jatungnya berdegup kencang. Riku segera melangkahkan kaki kembali ke studio dan melihat Mitsuki yang sedang duduk santai. 'Apa aku salah lihat?' Pikirnya.
"Riku!!" Panggil Momo riang menghampiri Riku lalu menaruh tangannya pada pundak Riku dan membisikkan "Tadi Mitsuki pergi ke toilet, Gomen aku tidak bisa mencegahnya tadi"
Riku membelalakkan mata mendengarnya, ternyata benar Mitsuki ada di toilet waktu itu. Dia tetap mengulas senyumnya lantas berbisik "Gawat... Sepertinya Mitsuki mendengarku"
"Apaa?!" Teriak Momo.
"Apa kenapa Momo?" Tanya Yuki.
"Aku bilang pada Momo-san jika aku bisa menghabiskan 4 kotak donat sekaligus" Jawab Riku refleks.
"Apaa?!" Ucap Yuki dann member Idolish7 tak percaya kecuali Mitsuki.
"Bukankah biasanya hanya 2 kotak Riku?" Tanya Yamato yang masih terkagum kagum.
"Kalorimu bagaimana Nanase-san?" Tanya Iori.
"Aku tutupi dengan latihan hehehe" Jawab Riku dengan menggaruk pipinya.
Riku sempat melirik ke arah Mitsuki dan mata mereka bertemu. Dengan cepat Mitsuki mengalihkan padangan mata dengan raut wajah terkejut(?). Melihat itu Riku semakin yakin jika Mitsuki mendengar omelannya tadi.
Setelah teman temannya mengalihkan perhatian darinya, Riku bergumam pelan "Seperti rencanaku, tapi kurasa ini terlalu cepat"
Momo yang berada sangat dekat dengan Riku mendengarnya, ia hanya bisa menatap sedih Riku.
.
.
Sekembalinya dari studio, Riku dengan cepat naik ke atas dan menuju kamar Tenn dengan masih memakai pakaian konser. Sementara yang lain hanya menatap bingung ke arah Riku yang langsung pergi ke atas. Mitsuki masih terus menatap Riku sedari tadi.
(Mengapa Riku tidak ganti baju waktu di studio? Anggap saja Riku malas melakukannya)
Riku langsung masuk ke kamar Tenn tanpa permisi, membuat Tenn terkejut saat menyadari Riku yang tiba tiba nyelonong masuk.
Riku Pov
Setelah aku tau jika Mitsuki mendengar omelanku, perasaanku jadi tak karuan. Padahal aku sudah mempersiapkan mentalku untuk nanti, namun hampir hancur begitu saja ketika mengetahui Mitsuki mengupingku.
Tapi ini salahkuuu... Mengomel seenaknya di toilet seakan hanya aku saja yang ada di sana.
Tak lama Mitsuki pasti akan segera menceritakannya ke yang lain. Entah mengapa itu akan segera terjadi.. Aku yakinn!
Padahal rencananya aku akan pergi saat menginjak awal bulan Mei. Sekarang baru tanggal 14 April.... Aghhh.... Kenapa tidak berjalan sesuai keinginanku...... Aku masih ingin membuat kenangan dengan mereka....... Aku ingin mendamaikan mereka sebelum pergi...... Aku ingin menghabiskan waktu bersama mereka......... Aku ingin bersama Tenn-nii lebih lama............. Aku ingin menyanyangi Tenn-nii lebih lama............. Aku ingin Tenn-nii memelukku lebih sering.......... Aku ingin............. Masih banyak hal yang ingin kubuat bersama mereka.......... Padahal aku dan Tenn-nii sudah sangat dekat............. Tapi kami.................... Kami akan segera................... Berpisah.................. Lagi...................
Aku langsung berlari menuju kamar Tenn-nii, entahlah... Aku ingin memeluk erat Tenn-nii dan menangis........ Tidak.... Jika aku menangis........ Tenn-nii akan ikut sedih...... Ahh aku tidak tau... Yang kuinginkan hanya memeluk Tenn-nii.......
*Brak
Aku tanpa sengaja membuka keras pintu kamar Tenn-nii tanpa mengetuknya. Kulihat Tenn-nii menatapku terkejut..... Gomen Tenn-nii membuatmu kaget....
"Ya ampun Rikuu..."
Aku menatap Tenn-nii selama beberapa detik, aku ingin segera tertawa dan berkata bahwa aku tidak sengaja.... Namun bibirku tidak mau bergerak... Aku merasa jika suaraku akan bergetar..... Jujur hanya karena Mitsuki mendengarnya perasaanku langsung menjadi tak karuan... Seharusnya Mitsuki mengetahuinya beberapa minggu lagi.... Itulah rencanaku....
Tak lama suara Tenn-nii menyadarkanku dari lamunan.
"Riku kenapa malah hanya berdiri saja, duduk sini" Panggil Tenn-nii.
Aku tidak tau bagaimana ekspresi wajahku sekarang, sebisa mungkin kubuat senatural mungkin.... Aku harus memasang muka biasa....... Jangan memasang muka sedih......... Tenn-nii menyuruhku duduk...... Aku harus duduk....... Tunggu ekspresiku.......... Ayolah........ aku pasti bisa menahan ini............ Akting!......... Beraktinglah bahwa aku baik baik saja.............. Sama seperti yang biasa kulakukan setelah menangis semalaman.......... Ah sial!!.......... Apa mataku berkaca kaca?........ Payah!!...... kau sangat payah Nanase Riku!!...........
Tanpa sadar aku mengepalkan erat kedua tanganku, aku menggigit bagian bawah bibirku, dan memejamkan kedua mataku. Tubuhku terduduk di lantai.... Aku bahkan melupakan fakta bahwa Tenn-nii masih memperhatikanku.
Tak lama aku merasakan tangan lembut Tenn-nii memelukku, Tenn-nii juga mengelus lembut kepalaku.
"Pantas saja perasaanku jadi tak beraturan sejak tadi.... Apa perasaanmu sedang kacau Riku?" Tanya Tenn-nii padaku.
"Dan apa kau menangis lagi kemarin malam?"
Aku mengedipkan mataku beberapa kali dengan Tenn-nii yang masih memelukku. Aku pun mulai membuka mulutku. "Ba-Bagaimana Tenn-nii bisa tau?" Tanyaku, sudah kuduga suaraku bergetar.
"Apa kau bodoh? Kita ini kembar Riku... Apa yang kau rasakan, aku juga ikut merasakannya.... Begitupulah sebaliknya" Jawabnya.
Tenn-nii mengeratkan pelukannya dan kembali berbicara "Sudah kuduga kau selalu menangis saat malam Riku.... Kau tau hatiku terasa sakit saat malam hari.... Aku merasa sedih di lubuk hatiku... Padahal aku tidak memiliki sebuah permasalahan, aku berpikir jika ini adalah perasaan yang Riku rasakan"
Kenapa aku bisa lupa...... Itu benar!! Aku dan Tenn-nii adalah saudara kembar.... Kami memiliki sebuah ikatan yang spesial....... Kakak kembarku sangat peka terhadapku........ Aku bersyukur mempunyai Tenn-nii............
Kurasa...... Kurasa tidak masalah menangis sepuasku........... Aku akan memeluk Tenn-nii sepuasku........... Aku akan menerima kasih sayang Tenn-nii sepuasku..........
........... Untuk terakhir kalinya.............
Air mata terus keluar membasahi pipiku, aku terus menangis dalam diam. Aku tidak ingin berteriak..... Ini saja sudah cukup untuk membangun kembali mentalku..... Kuluapkan rasa sedih, marah, kecewa, semuanya kutumpahkan dalam tangisanku.
Sementara Tenn-nii masih terus memelukku tanpa bertanya apapun. Kurasakan tangan Tenn-nii mengelus kepalaku naik turun, kunikmati pelukan yang diberikan oleh Tenn-nii.... Kehangatan yang akan kurindukan kedepannya.......
Setelah menangis cukup lama, aku hanya duduk diam di kasur sebelah Tenn-nii. Kurasa mataku merah.... Yah aku menangis sih....
"Tenn-nii sakit rasanya..... Sedih rasanya.... Marah rasanya..... Mungkin juga kecewa..... Aku tidak tau...." Ujarku.
"Riku...." Tenn-nii mengelus kepalaku, kurasa Tenn-nii bingung ingin mengatakan apa. Tidak apa Tenn-nii..... Suasana hatiku sudah lebih baik......
Kusandarkan kepalaku pada pundak Tenn-nii dan memejamkan kedua mataku. "Aku sudah lebih baik.... Arigato Tenn-nii.... Aku menyayangimu" Ujarku.
Selama beberapa menit Tenn-nii tidak berkata apapun. Lalu kudengar gumaman dari Tenn-nii "Tidak perlu berterimakasih, aku akan selalu menenangkanmu dan berada di sisimu"
Tunggu apa Tenn-nii mengira aku sudah tidur? Hihihi... Arigato Tenn-nii aku senang kau berada di sisiku..... Aku merasa aman bila di dekat Tenn-nii...... Aku benar benar menyanyangimu Tenn-nii....
Mungkin setelah beberapa menit aku benar benar tertidur.
Riku Pov end
Soreh hari pun tiba, angin berhembus masuk melalui jendela yang ada di kamar Tenn. Lelaki itu segera menutup jendela karena udara mulai menjadi dingin. Ia sudah mengganti bajunya menandakan jika ia sudah mandi.
Lelaki yang tidak lain adalah Tenn duduk di tepi kasur, ia hendak membangunkan adiknya yang masih tertidur.
Mendengar panggilan sang kakak membuat Riku akhirnya terbangun, ia mengucek salah satu matanya. "Ya Tenn-nii" Jawabnya pelan.
"Ini sudah soreh, mandilah dulu" Tenn~
Riku mendudukan tubuhnya, sepertinya Riku masih mengantuk. Ia menyadarkan kepalanya pada tubuh Tenn dan kembali memejamkan matanya.
"Riku kau harus bangun dan mandi lalu makan!" Tegas Tenn.
Tenn menarik Riku bangun dari kasur dan membawanya menuju ke kamar mandi dengan perlengkapannya. "Masuklah Riku... Apa kau ingin dimandikan?"
"Tidak, aku sudah besar aku akan mandi sendiri" Jawab Riku mengambil handuk serta baju di tangan Tenn.
"Jangan tidur di dalam, Mengerti!!"
"Uhm, Tenn-nii kembalilah... Aku tidak akan tidur disini" Jawab Riku.
Tenn hanya menyetujuinya dan kembali menuju kamarnya.
.
.
Riku masuk ke kamarnya dan melakukan aktivitasnya, ia mengambil koper yang awalnya ada di atas lemari dan memasukkan baju bajunya. Setelah selesai Riku menaruh koper tersebut di bawah tempat tidur lalu keluar dari kamarnya, dengan membawa bantal.
"Tenn-nii aku masuk ya" Ujar Riku meminta izin.
"Ya" Jawab Tenn singkat. Tenn melihat Riku masuk dengan membawa bantal ia pun berkata "Kau ingin tidur di sini kan"
"Tepatnya aku bisa tidur dimanapun asalkan ada Tenn-nii" Jawab Riku.
*Tok tok tok
"Oi Tenn dan mungkin apa ada Nanase juga? Mokoknya kalian turun dan segera makan!" Ucap Gaku dari luar kamar.
"Tenn-nii aku tidak ingin bertemu memberku" Ujar Riku lirih.
"Kau tunggu saja di sini, aku akan segera kembali" Jawab Tenn.
Tenn pergi meninggalkan Riku untuk mengambil makanan. Setelah selesai Tenn segera kembali ke kamarnya dan menyuruh Riku untuk segera makan.
Saat ini tepat pukul 8 malam, Riku membaringkan tubuhnya di atas kasur dengan selimut yang menyelimutinya.
Tenn kembali mengelus lembut surai adiknya sebagai pengantar tidur. Sementara di wajah Riku masih tersiratkan senyuman yang sangat tulus. Tak butuh waktu lama Riku kembali tertidur dengan nyenyak.
"Sebenarnya apa yang terjadi sehingga kau selalu menangis Riku..." Gumam Tenn.
.
.
.
Keesokan harinya sesuai dugaan Mitsuki mengabaikan Riku bahkan tidak menatapnya. Padahal soreh nanti Idolish7 akan ada konser, namun para membernya masih belum berbaikan.
(Oke dari pada kelamaan kita skipp saja ya...)
Malam pun tiba, para member telah tiba di belakang panggung kecuali Riku, tiket konser juga tidak terjual habis menandakan jika yang datang tidak sebanyak sebelummya. Tentu ini membuat para member sakit hati.
"Hah... Udah capek aku... Lagian aku merasa tidak nyaman bersama kalian" Ucap Nagi tanpa logatnya.
"Mentang mentang pangeran jangan berbuat seenaknya Nagi-kun" Sogo~
"Yotsuba-san kubilang beberapa kali jangan mondar mandir begitu!" Tegur Iori.
"Kau terlalu cerewet Iori" Balas Mitsuki.
"Rikkun kemana? Tidak biasanya ia tidak pergi sama kita, ya kan Yama-san?" Tamaki~
"Tenang Tama, Mungkin Riku mendapat sebuah masalah"Jawab Yamato.
"Kau pikir begitu? Kurasa tidak dia itu..." Sahut Mitsuki.
"Hei Mitsuki-san jangan berpikir begitu tentang Riku-kun" Sogo~
"Kalian aja yang terlalu mempercayai center kalian!!" Jawab Mitsuki ketus.
"Kalian? Jadi kau tidak termasuk dengan kami huh?! Kau bukan member Idolish7?!" Marah Yamato.
"Jangan marah marah Yamato" Nagi~
"Memang apa masalahmu dasar ossan!!" Mitsuki~
"Mitsu kau beranii!!" Yamato berjalan mendekati Mitsuki.
"Tunggu Nikaido-san jangan lakukan-" Iori~
"Apa Iori? Kau lagi lagi mengasihaniku?" Ujar Mitsuki cuek.
"Ichi kau lihat kan bagaimana kakakmu memperlakukanmu sekarang!!" Yamato~
"Ini adalah masalah kami, orang luar jangan ikut campur!!" Tegas Iori.
"Itu benar Yamato-san!" Sambung Sogo.
"Kenapa kau malah menyalahkan Yama-san?" Tanya Tamaki sedikit kesal.
"Jangan ikut campur Yotsuba-san memang kau tau apa?!" Iori~
"Iori kau terlalu berlebihan, Tamaki hanya bertanya kan" Nagi~
Staff yang melihat itu hanya bisa diam, sementara Tsumugi tidak bisa berkata apapun, karena ia selalu diabaikan.
Mitsuki mengacak kasar surainya lantas berdecih "Cih Sialan!! Aku tidak ingin bernyanyi dengan kalian!!"
"Kalau begitu tidak usah menyanyi, beres kan?" Sahut seorang lelaki dengan nada dinginnya.
Semua member, staff, dan manager menoleh ke arah sumber suara itu dan mereka mendapati center mereka berdiri dengan raut wajah yang tidak bisa ditebak. Riku memakai jaket hitam serta memakai kerudungnya.
"Hah?! Apa maksutmu?!" Tanya Mitsuki.
"Tadi kau bilang tidak ingin bernyanyi kan? Kalau begitu tidak usah bernyanyi" Jawab Riku dingin.
Member yang melihat itu merasa terkejut melihat Riku yang tiba tiba bersifat seperti itu. "Dengar kalau tidak ingin pulang saja sana!! Lagian kau mau tampil di depan siapa?"
"Apa maksutmu Nanase-san?" Tanya Iori bingung.
"Apa kau bodoh?" Riku~
"Bo-" Belum sempat menyelesaikannya Riku menyela omongan Iori.
"Konser Dibatalkan!" Ucap Riku membuat member di sana diam terpaku mendengarnya.
"Hahaha Riku-kun bercandamu terlalu berlebihan" Sogo~
Riku lantas memberi tatapan tajam ke arah Sogo "Kau pikir aku bercanda? Lihat saja sendiri"
Para member pun melihat ke bangku penonton, ternyata benar orang orang sudah pergi. "Mustahil! Tadi jelas penonton masih duduk di bangku" Tsumugi~
"Aku menulis di situs web kita bahwa konser dibatalkan karena urusan pribadi" Jelas Riku masih dengan nada dinginnya.
Para member hanya bisa melongo termasuk Mitsuki. Kenyataannya Mitsuki hanya mengatakan hal itu untuk kepuasan dirinya.
"Kenapa.... Kenapa Riku?" Tanya Nagi kecewa.
"Ternyata benar! Kau lah yang menyebarkan artikel buruk itu kan?!" Teriak Mitsuki meski agak ragu.
"Tidak! Riku-kun tidak mungkin melakukannya, nee?" Tanya Sogo menuntut jawaban Riku.
"Kalau iya kenapa? Kalian akan marah? Membuka topeng senyum palsu kalian? Memukulku?" Riku~
"Riku-san..."
Tanpa basa basi lagi Riku lantas berjalan pergi meninggalkan yang lain dan disusul oleh Yamato dan Tamaki.
"Rikkun berhenti!!" Panggil Tamaki namun Riku terus berjalan tanpa menoleh sedikitpun.
"Riku!! Kenapa kenapa kau berbohong?!" Tanya Yamato.
Riku berhenti sejenak ia lantas membalikkan badan dan berkata "Aku tidak berbohong mengenai pembatalan konser." Jawabnya langsung.
Para member yang tersisa diantar kembali oleh sang manager, di pikiran mereka terpikir kata kata Riku. Mereka merasa syok mendengar perkataan Riku.
.
.
Pintu dibuka para member masuk dan duduk di sembarang tempat berusaha memahami apa yang barusan telah terjadi. Kedatangan mereka membuat Idol lain yang bersantai merasa bingung.
"Tunggu... Bukankah kalian seharusnya saat ini ada di panggung? Apa sudah selesai ya?" Tanya Ryuu. Namun tak kunjung dapat jawaban dari mereka.
"Dimana Riku-kun, Yamato-kun dan Tamaki-kun?" Yuki~
"Hahaha gila...." Tawa Mitsuki tiba tiba.
"Penggemar pasti akan menghujat kita lebih parah" Sambung Mitsuki.
Yang lain hanya saling bertatapan bingung kecuali Momo. Tenn membuka pembicaraan kembali. "Kenapa kalian sudah pulang?" Tanyanya dingin seperti biasa.
"Nee... Mungkin Riku ketularan Kujoshi kan?" Tanya Nagi.
"Lebih parah mungkin? Entahlah pikiranku kacau saat ini" Sogo~
"Kita mengecewakan penggemar" Iori~
"Bukan kita tapi Riku kan..." Ucap Mitsuki.
"Apa Nanase membuat kesalahan?" Tanya Gaku yang masih bingung.
"Apa Riku berubah? Aku tidak percaya ini... Dia adalah center kesayangan kita, Riku adalah orang yang sangat baik. Maksutku orang seperti Riku tidak mungkin..." Jelas Nagi yang langsung mendapat jawaban dingin dari arah pintu masuk.
Terlihat Riku, Yamato dan Tamaki sudah kembali.. Yah mereka berjalan kaki sih.
"Riku yang polos dan baik tidak akan melakukan hal seperti itu...Maksutmu begitu kan Nagi"
Para Idol langsung menoleh ke arah Riku dengan tatapan mata terkejut kecuali 2 orang di belakang Riku serta Momo.
"Itu bohong kan Riku-kun?! Katakan heii!!" Sogo~
"Sudah kubilang apa aku terlihat seperti berbohong? Apa jangan jangan aku terlihat terlalu baik?" Jawab Riku sambil menyeringai disertai tatapan tajamnya.
Idol yang melihat itu merasa merinding melihatnya. Mereka terkejut dengan sikap Riku yang tiba tiba.
Sementara Tenn yang paling terkejut, padahal pagi hingga siang tadi Riku masih menempel terus padanya dengan senyuman yang tulus. Tenn memegangi dadanya rasanya hatinya seperti tersayat.
"Kenapa Nanase-san? Bukankah ini adalah impianmu? Ini sama saja dengan menghancurkan mimpimu" Ujar Iori.
"Apa jangan jangan kau diancam?" Tanya Nagi.
"Heh? Siapa juga yang berani mengancamku, jika ada maka aku akan langsung menghancurkannya" Riku~
Mitsuki berdiri dari duduknya. "Kau kejamm!! Kau membatalkan konser kamii!! Bahkan menyebarkan artikel itu!! Kenapa kau membenci kami?! Padahal kami berusaha sebaik mungkin demi kau!! Kami berusaha tersenyum demi kau!! Kami memaksakan diri untuk bernyanyi bersama mu!!"
"Jika diartikan kau berbohong demi aku kan? Kau rela berbohong dengan alasannya adalah aku? Ah apa jangan jangan terbesit di pikiranmu jika aku adalah beban... Benar kan?" Jawab Riku masih dengan nada dingin.
"Sama saja kau melimpahkan semuanya kepadaku... Memang aku suka kalian berakting rukun di depanku? Kalian pikir aku bodoh sampai tidak menyadarinya?!" Sambung Riku.
"Rikkun...."
"Aku benci kaliann!! Bersikap sok rukun padahal saling membenci... Terlebih kalian itu payah"
"Hah?!"
"Nanase-san bukankah impianmu adalah bernyanyi bersama Kujo Tenn, kau akan menggapai puncak bersama kami" Iori~
"Salah... Itu adalah keinginanku bukan impianku. Aku memang ingin menjadi seperti Kujo Tenn, tapi tidak menirunya!! Aku tidak ingin meraih puncak bersama kalian!!"
Mendengar itu Mitsuki sudah tak tahan menahan amarahnya, ia lantas menghampiri Riku dan berniat memukulnya. Namun hal itu dihentikan oleh Yamato, ia memegang erat tangan yang dilayangkan Mitsuki untuk memukul wajah Riku.
"Mitsuki-sannnn!!!" Marah Tamaki.
Melihat itu Riku hanya terkekeh kecil dan kembali menyeringai "Hei... Seorang idol diketahui hendak memukul wajah idol lain. Bukankah itu rumor yang bagus? Kira kira apa yang akan dikatakan penggemar ya?"
"Nanase!! Kau kenapa? Kerasukan?" Gaku~
"Jahatnya... Meski aku dapat melihat hantu, jangan bilang aku kerasukan dong" Jawab Riku sambil tersenyum.
Riku melirikan mata ke arah Tenn yang masih duduk dengan wajah syok. Riku menghela nafasnya panjang, ia mengambil koper yang ada di kamarnya dan kembali turun ke bawah.
"Mau kemana Riku-kun?" Tanya Yuki melihat koper yang diambil Riku dari kamarnya.
Riku memasang senyuman palsu di wajahnya dan berkata....
"Nomor 7 - Center - Nanase Riku resmi keluar dari grup Idolish7 dan sementara berhenti dari dunia hiburan"
Setelah mengatakannya Riku kembali memasang wajah dingin, menatap rekannya sebentar. Lalu menyeret kopernya keluar dan meninggalkan ruangan itu.
"Riku!" Panggil Tenn namun diabaikan. Melihat Riku yang tidak menjawab, Tenn pun menyusulnya. Ia menarik salah satu tangan Riku untuk menghentikan Riku yang terus berjalan.
"Riku aku memanggilmu!!" Tenn~
Riku lantas membalik badannya dan menatap Tenn. Kali ini senyuman tulus yang tersiratkan.
"Sa-yo-na-ra Tenn-nii, Riku sangat menyayangi Tenn-nii" Pamitnya melepas pegangan tangan Tenn dan berjalan pergi.
Tenn hanya bisa diam, ia melihat adiknya yang mulai berjalan jauh. Hati Tenn terasa sangat sakit ia berpikir apa begini yang Riku rasakan saat Tenn meninggalkannya dulu.
Tak lama Gaku memanggil Tenn yang masih terdiam di tengah jalan "Oi Tenn!!"
Namun Gaku tak kunjung mendapat balasan Tenn, Ia masih berdiri dan tidak menoleh sedikitpun.
Gaku akhirnya memutuskan untuk mendekati Tenn dan menarik pundaknya, Melihat wajah Tenn membuat Gaku sangat terkejut, Centernya yang begitu dingin dan cuek saat ini sedang meneteskan air matanya.
Tenn segera mengusap air matanya dan berjalan masuk mendahului Gaku, di dalam terlihat sekumpulan idol masih diam termenung. Tenn tidak mempedulikan tatapan Idolish7 yang mengarah padanya, ia langsung berjalan melewatinya. Ryuu dengan cepat menarik tangan Tenn ia ingin bertanya apa yang terjadi.
"Riku meninggalkanku" Jawab Tenn lalu segera masuk ke dalam kamarnya.
Tiba tiba Momo berdiri dari duduknya. "Wahh... Gawat aku lupa kalo ada pekerjaan, Yuki aku pergi dulu ya" Pamit Momo kepada Yuki.
Momo mengeluarkan mobil dari dalam garasi dan segera pergi. Yah... Sebenarnya Momo tidak ada kerjaan, ia berbohong agar bisa menyusul dan mengantarkan Riku ke bandara.
*Tin tin
Riku menolehkan kepala ke arah sumber suara dan mendapati mobil yang berada tepat di sampingnya. "Ah.. Momo-san..."
"Riku masuklah... Momo-chan akan mengantarmu"
Riku akhirnya masuk ke dalam mobil yang disetir oleh Momo. "Arigato Momo-san" Jawabnya.
"Sudah kubilang kalau aku akan selalu membantu Riku kan" Ujar Momo.
Riku hanya tersenyum kecil mendengarnya.
"Kau keren..."
"Arigato Momo-san"
"Jadi apa rencanamu selanjutnya?" Tanya Momo.
"Kuliah..."
"Lalu setelah itu...."
"Kembali.... Sebagai Erin"
"Kau yakin Riku? Kau menyiksa dirimu sendiri"
"Ini keputusanku, dan juga Kujo-san itu bukan orang jahat"
"Justru kau yang terlalu baik Riku... Berhati hatilah"
"Hai... Arigato senpai"
°°°
To be Continue~
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro