Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

SEQUEL "LATER" | 01: Nanti

To Artha,
Boy I've Loved Before.

💌🌈🍨

________

SUDAH lebih dari lima kali Artha mengubah baju dan merapikan tatanan rambut yang ia kenakan. Bahkan parfum hari ini dengan khusus ia beli yang baru. Semua karena ia akan menjemput seseorang, bisa dibilang gadis kuliahan yang sedang ia kejar belakangan ini.

Jalanan Sydney masih terang meski seharusnya senja telah menyapa. Ia memasuki bakery & cafe terkenal yang sudah menjadi langganannya. Selain lokasinya yang dekat dengan apartemennya, cheesecake di toko Crown Latte adalah yang terbaik.

Sepertinya karena promo anniversary Crown Latte yang ketujuh, hari ini Crown Latte tampak lebih ramai dari biasanya. Sebab toko ini cukup luas, ia tak perlu berdesak-desakan ataupun merasa terganggu saat merunduk di depan etalase kaca--masih asyik memilih kue-kue selain kue keju khas New York dengan topping bluberi tersebut.

"Artha?"

Panggilan itu membuatnya menoleh. Dan betapa terkejutnya ia saat melihat sosok tak terduga yang memanggilnya.

"Ilea?"

"TㅡTimo-chan, 'kan?!"

Wanita yang dipanggil Irene itu menganga tak percaya saat ia mendengar pria di seberangnya menyebutnya 'Ilea'.

"Woah! Ini benar-benar kamu, ya."

Dengan spontan, Artha mengembangkan senyum lebar, "Hei, apa kabar? Kenapa bisa di Sydney?"

"Baik. Kamu gimana? Aku sama suamiku kemari. Cuman dia lagi istirahat di hotel, jadi aku jalan-jalan di sekitar sini. Nggak mau rugi, biasa."

Artha terkekeh. Telinganya masih merasa asing mendengar Irene Valeria menyebut kata 'suami'. Pemuda itu sempat lupa kalau wanita ramping berbalut dress putih di hadapannya ini adalah istri orang lain. Rasanya, baru setahun lalu ia menghadiri resepsi pernikahan Ilea.

"Kamu pakai kacamata, ya, sekarang!?" Ilea tersenyum geli saat melanjutkan dan sukses membuat Artha menggaruk tengkuk karena malu, "Pasti kebanyakkan main Mobile Legend. Pft."

"Tahu aja kamu," balas Artha seadanya.

"Anyway, kamu ngincer promo roti juga, Tha?"

Artha menggeleng lalu menggaruk tengkuk, "Cuman mau bawain kue buat teman, kok."

Irene yang tadinya berdiri sekarang menutup mulut dengan satu tangan, terkikik kecil, "Kamu masih sama, ya. Masih hobi garuk tengkuk."

"Hmm... yeah, dan kamu yang banyak berubah, yah? Makan apa kamu? Kok nggak judes lagi?" goda Artha.

Pria itu menunjuk beberapa potong kue yang segera dikotakkan oleh pengawai toko. Irene yang sudah membeli duluan, menunggu dengan sabar seraya membalas ringan. "Namanya juga udah tua. Hehe. Sudah dijinakin sama suamiku."

Jawaban tersebut berhasil membuat Artha terkekeh gemas. Hangat merebak ke dalam hatinya, melihat Irene yang berdiri di hadapannya membuat ia teringat akan cerita SMA miliknya yang telah lalu. Apalagi saat ia mendapati senyum Irene terukir perlahan.

Manis.

Artha membukakan pintu dan membiarkan Irene keluar terlebih dahulu. Langkah kaki keduanya seirama. Artha menawarkan diri untuk mengantar Irene (setidaknya) sampai di depan lobi hotel. Tidak bermaksud lain. Lagipula, tidak baik meninggalkan seorang turis perempuan yang tengah berlibur berjalan sendirian.

Sementara Irene tak henti-hentinya memerhatikan profil samping Artha. Satu bagian dari otaknya terkagum. Wah, waktu benar-benar sudah berlalu.

Artha benar-benar sudah tumbuh jadi pria dewasa. Mengagumi Artha dalam sekon singkat itu mengingatkannya pada perasaan konyol memalukan yang ia punya beberapa tahun silam.

Tahun dimana isi diari kuningnya bocor dan seisi SMA Chandrawaka punya rahasia publik bersama kalau Irene Valeria menyukai Artha Timotius Chandra.

Sigh. Itu benar-benar tahun penuh kegilaan fantastis bak drama.

Tahun dimana hatinya merasakan dua kubu bertolak belakang sekaligus; jatuh cinta dan sakit hati terdalam. Oh, kalau kata Ilea kecil waktu itu, sedalam inti bumi. Pft, benar-benar memalukan.

Tapi mau bagaimana pun, tahun sinting itu adalah tahun termanisnya di masa SMA. Dan barangkali, tak ada salahnya jika ia mengenang kembali masa itu dengan temannya ini. Mungkin hanya agak rindu berbincang.

Sebelum hotel tempat Irene menginap semakin dekat di depan mata, ia bergumam kecil, "Mmhm, Tha."

"Ya?"

"Mau es krim?" tanya Irene, membuat langkah Artha refleks berhenti.

Irene meneguk saliva saat yang ia terima hanya tatapan bingung dari Artha. Pria dengan sweater hijau gelap itu menularkan senyum saat dua ujung bibirnya tertarik ke atas.

Tanpa aba-aba, Artha langsung memutar badan, berbalik arah. "Aku tahu tempat gelato enak."

Dengan gelengan kepala pelan, Irene terkekeh geli, "I mean, nanti. Aku harus bilang suamiku dulu. Mau izin bertemu teman lama."

Lagi-lagi, Artha sedikit tergagap mendengar kata 'suami'. Masih asing dengan fakta tetsebut. Ah, tentu saja. Wanita di hadapannya ini dulu hanya seorang remajaㅡyang sempat mengisi siang malam kehidupannya meski hanya untuk beberapa bulan. Namun, fakta yang dibawa Irene tadi membuatnya kembali tersadar. Mereka hanyalah masa lalu. Dan dia tidak boleh lupa kalau Ilea dewasa di hadapannya ini sudah resmi menjadi milik orang lain. Alhasil, senyumnya terulum tipis sebelum ia memberi balasan lugas, "Sure."

"Jadi... Ketemu nanti, ya?" Tanya Irene.

Si pria mengangguk senang satu kali lagi, "Yup. Nanti." []


NOTES:
Sabar. Nanti ada lagi.

Edit 05/01/2020
Lucu ya poster barunyaaa.
Itu pasfoto SMA Taehyung aku ngambil di pinterest. Credit to owner yang terhormat.

Sisanya aku edit sendiri! :>

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro