Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Cowok Baru, si Kumis Lele

"Kenapa lo? Butek amat wajahnya kayak kuah rawon?"

Aku mendengus kesal mendengar celetukan Fala. Kami sedang makan siang seperti biasa di foodcourt kantor. "Biasa lah, punya cowok kayak jelangkung."

"Ya ampun! Kemana lagi sih, Mas Ducati?"

"Mana gue tahu!"

"Ngeselin juga ya, lama-lama dia!"

Aku mengangguk setuju. "Lama-lama gue putusin juga nih!" kesalku dan melampiaskannya pada seporsi steak ayam.

"Tinder lo masih nggak?" tanya Fala.

Tinder ya? Udah lama sih, nggak main itu sejak kenal Aji. Aku lalu mengecek aplikasi tersebut di ponselku. "Eh, masih ternyata!" aku menunjukkannya pada Fala.

"Coba lo mainin lagi, cari back up di Tinder. Siapa tahu ntar lo putus sama Aji udah siap pengganti."

"Hmm... Sabi, sabi..."

Akhirnya kami berdua sibuk memilih dan mengomentari foto-foto cowok yang muncul bergantian setelah di swipe kanan atau kiri.

"Eh, ini Wi! Mayan, walaupun rada nista wajahnya. Buka profilnya coba." aku menuruti perintah Fala. "Kayak Tukul ya, kumisnya. Kayak lele." komentar Fala lagi. "Eh, foto yang ini dicukur kumisnya."

"Yes or no, nih?" tanyaku meminta pendapat. "Nggak jauh-jauh amat sih kantornya."

"Iya aja, iseng ini kan? Siapa tahu aslinya nggak semenggelikan di foto tuh kumis."

Aku akhirnya menekan tombol love dan nggak lama notifikasi It's a match! muncul.

"Nyet, kepo-kepo instagramnya coba."

"Sampah abis isinya!" aku membuka satu video kucing di instagram miliknya. "Kenapa isinya kebanyakan kucing dah ini? Eh, eh, lo inget nggak Dosen gue yang perjaka tua? Yang dulu pernah gue ceritain?"

Fala mengangguk.

"Dia jangan-jangan kayak Dosen gue lagi! Saking ngenesnya nggak ada cewek, mainnya sama kucing mulu."

"Wah, anjir! Hahaha!"

Bunyi notifikasi terdengar dan muncul satu chat dari pria itu.

Fachrizal: salam kenal 😊

Arawinda Kani: you too 😊

"Fa, Fa, kalo ajakin meet up pulang kerja menurut lo gimana? Di Starbucks situ tuhhh!"

"Boleh. Gue ikut ya? Ntar gue duduk jauhan gitu."

Aku memgacungkan jempol. Nggak lama Fachrizal, pria yang match denganku di Tinder membalas pesanku.

Fachrizal: Rizal, panggil gitu aja. Lo?

Arawinda Kani: Awi

Fachrizal: lo cantik juga di foto
Fachrizal: kayak Raisa gitu, mau diapain juga cantik. Btw suka lo yg pake poni hehehe

"Mehhh!" aku menunjukkan isi chat Rizal pada Fala. "Sabi abisss baru chat doang ini cowok!"

Fala tergelak.

Arawinda Kani: tetep aja Hamish sama Raisa, bukan gw
Arawinda Kani: lo sibuk? Meet up pulang kantor?

"Baguss! Sekali-kali cewek kudu agresif ajak ketemuan. Hahahaha." ujar Fala. "Eh, udah yuk, balik! Udah jam segini."

***

Aku sudah duduk di lobby kantor menunggu Fala yang turun dari laintainya. Kami akan bertemu Rizal di Starbucks dekat kantor. Nggak lama Fala keluar lift dengan berlari-lari kecil menghampiriku.

"Jalan aja kan?" tanyanya.

"Iya, depan ini doang. Mobil lo disini aja dulu."

"Iya, maksud gue juga gitu. Yuk!"

Sesekali aku iseng melihat ponselku, siapa tahu Mas Ganteng udah inget lagi kalau punya pacar yang doyan uring-uringan. Eh, ternyata emang benar-benar nggak inget.

"Gue ntar duduk disana ya!" Fala menunjuk satu tempat dekat pintu. "Lo disana, ntar lo duduknya belakangin gue aja."

"Iya, bereees!" ucapku.

Setelah membayar pesanan minum kami, aku dan Fala duduk pada tempat yang sudah kami incar.

Bebarengan dengan Barista Starbucks memanggil namaku, seorang pria masuk dengan rambut sedikit berantakan dan baju kerja yang ditutupi oleh jaket jersey bola berwarna hitam yang aku sendiri nggak tahu dari tim mana. Pria itu menatapku--mungkin sempat mendengar saat Barista memanggil namaku--kemudian tersenyum canggung dan berjalan ke kasir.

Dih, aneh!

Aku melirik Fala saat berjalan ke mejaku dan memberi kode jika Rizal sudah datang. Dengan gerak cepat Fala memindai penampilan Rizal lalu mengeluarkan ponselnya. Kutebak dia mengirim pesan kepadaku. Dan, benar saja, pesan Fala tiba nggak lama setelah itu.

Fala Nabila: Deuhh, dese kalah sama Mas Ducati yg pake jaket kulit. Vario dah kayaknya

Fala tergelak saat aku juga tergelak membaca pesannya. Rizal kemudian datang dengan pesanan minumnya.

"Awi kan ya?"

Aku mengangguk lalu mengulurkan tangan. "Awi."

"Rizal." Balasnya. "Nggak lama kan?"

"Gue juga baru nyampe kok."

"Lo beneran cantik ternyata." Ucapnya dan membuatku tersenyum kering. Dia malah cengengesan sambil menyesap minumnya.

Fala Nabila: Jomplang ya, sama lo? Badannya asikkan mas ducati

Arawinda Kani: Embeeerr

"Makasih, anyway." Aku mengangkat cup minumku dan menyesapnya seseductive mungkin. Mau tahu aja reaksi dia gimana? Soalnya kan, kemarin itu gagal gue praktekin ke Aji.

Dan aku hampir saja nggak bisa menahan senyumku saat dia melongo dan bergerak salah tingkah. "Diminum lho, jangan liatin aja." Kataku.

"Ah, eh, iya." Dia buru-buru menyesap minumnya dan tersedak. Membuatku tertawa dan Fala yang duduk membelakangiku sepertinya juga sedang menahan tawa.

Fala Nabila: tanyain naik apa

"Naik apa tadi?" tanyaku.

"Oh, naik motor." Jawabnya.

"Udah lama main Tinder?" tanyaku lagi.

"Hehehe. Nggak juga, berhubung ada sisa storage di HP, jadi iseng install deh. Lo? Udah lama juga?"

Alasannya karena ada sisa storage di HP? Ini makhluk aneh nomor berapa deh?

"Lumayan lah," aku mengangguk-anggukkan kepalaku. "Oh iya, kerja di mana?"

"Di Oregon Life."

"Oh, insurance itu ya?"

Dia mengangguk. "Eh, lo kalo mau ngajuin asuransi hubungi gue aja, siapa tahu gue bisa bantu-bantu kan?"

"Hmm, udah ada sih, dari kantor."

Fala Nabila: Sabi sabiii sepiknyaaaa

Aku membaca pesan Fala yang menguping pembicaraan kami.

"Eh, sori nih, tapi gue lihat kumis nanggung lo itu, kok pengen ngakak ya?" Aku tertawa geli.

Dia hanya mesam-mesem nggak jelas. "Ketawa aja, gue bangga kok sama kumis tipis ini."

Aku makin tergelak. "Kayak kumisnya Tukul ya, kumis lele gitu. Hahahaha."

"Masih gantengan gue kalik sama Tukul."

"Jaket lo tukang ojek banget itu!"

"Iya, sengaja pembeda biar nggak ketuker sama ojek online. Soalnya kan, gue mangkal. Nunggu disamperin emak-emak." Sahutnya kalem masih sambil mesam-mesem najis.

Ya Allah, dulu ketemu Aji aku nggak bisa ngeledekin kayak gini, ini si Rizal wajahnya minta di bully abis soalnya.

"Lo kok nggak marah sih, gue ledekin?" aku menghentikan tawaku.

"Orang cantik mah bebas mau ngapain aja. Hehehe. Lagian gue udah biasa kok, di bully." Katanya.

"Ya ampun, bisaan banget lo! Hahaha."

"Temen kantor gue ada kok yang jijik lihat kumis gue ini. Udah gue cukur kasih wak doyok tumbuhnya gini lagi, gini lagi."

"Hahahaha! Nyokap lo waktu hamil lo ngidam kumis lele kayaknya."

"Iya, nyokap gue ngidam nyiumin patil lele. Jadi ya, gini."

"Oh, pantes. Hahaha."

"Hehehe."

***

"Gue tahu kok, lo udah punya cowok." Aku melirik Rizal yang berjalan di sebelahku. Setelah tadi hampir satu jam kami terlibat obrolan seru. "Gue kepo IG lo."

"Gue juga kenal dia di Tinder." Kataku. "Thanks ya, udah meet up gini."

"Santai, Wi. Gue udah biasa jadi pelarian kok. Kalo lo bosen sama cowok lo telepon gue aja." Ujarnya cengengesan.

"Heh!" Aku lalu tergelak.

"Lo naik apa?" tanyanya.

"Sama temen gue, dia lembur tadi. Jadi sekalian jemput gue." Aku beralasan, padahal aku melihat Fala sudah kabur duluan ke parkiran tower. "Sori ya, gue bukannya mau mainin lo. Cuman ya...gitu."

"Tau kok, selow aja ah."

"Lo kalo mau duluan nggak apa-apa. Temen gue juga bentar lagi sampe kok. Kali aja emak-emak langganan ojek lo nungguin. Hahaha."

"Oh iya," Rizal sok-sok-an menepuk jidatnya. "Nggak apa-apa nih?"

"Iya lah, selow."

"Oke, kalo gitu. Duluan!" Rizal berjalan ke area parkir, baru beberapa meter dariku, suara teriakan cewek terdengar dan membuatku kaget.

"IJALLLL! DASAR KUMIS LELE!! LO NINGGALIN GUE DI PARKIRAN BERJAM-JAM BUAT NEMUIN CEWEK?!" Perempuan itu menjewer telinga Rizal dan menatapku sengit.

"EH, EH, AMPUN! EBONY!! AKU KHILAAAAF!"

"Bilangnya ke toilet! Taunya enak-enakan di Starbucks sama cewek! Nggak tahu apa gue liatin lo dari tadi?!"

Mampus! Dia ternyata juga udah ada gebetan. Perempuan berambut ombre itu lalu menarik-narik telinga Rizal ke parkiran dengan bersungut-sungut.

Nggak lama Honda Brio merah berhenti di depanku, dan aku segera masuk.

"Gimana?" tanya Fala.

"Udah ada gebetan doi, tuh lihat!" Aku menunjuk ke depan di mana Rizal sedang dianiaya perempuan tadi. "Habis deh tuh, kumis lele. Hahaha."

***


Dear, pembaca setia (yang nggak setia, hempas cantik ajah)

LHO KOK? LHOOOO??

Kenapa? Kaget lihat Ijal sama Ebony muncul disini? Ini aku persembahkan buat haters-nya Awi, yang mau merebut Awi dari Aji. WKWKWK. Tadinya mau gue bikin Aji sama Tapasha atau Awi akhirnya nyasar sama Shaheer. Cuman, jarak Tinder kejauhan jadi nggak bisa. WKWKWK.

Prank story ini, persembahan dari aku dan @fairywoodpaperink

Ide ini tercipta, karena kami 'menyukai' ((finger cross)) komen-komen yang macam labrakan kakak kelas. Yang tiba-tiba Echa kirim voice note bacain komen jahara pake nada judes pedes kakak kelas. WKWKWK. ((yang udah buka insta-story gw, pasti udah lihat video ikan goyang backsoundnya suara Echa))

Mas Aji gimana? Kamu tunggu aja di Red Cherry.

p.s. Chaaa sori kalo kurang nista yaaa hahaha


Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro