Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

1. Madam British dan Lemak Babi

Being a public relation officer is cool.

Memang.

Aku merasakannya sendiri. Bayangkan, jam 5 pagi kamu sudah ditelpon bos kamu untuk meeting dadakan jam 7 pagi dengan salah satu perusahaan produsen pangan tersebesar di Indonesia. Lalu, tiga puluh menit kemudian kamu sudah harus kece dengan pakaian kantor, berita terkini, dan duduk manis di mobil perusahaan yang akan mengantar kamu ke tempat meeting.

Well, ditambah ocehan bosmu yang nggak akan pernah berhenti.

Arawinda Kani @arawindakani . now

Omelan pagi ini masih tentang lemak babi. Pagi gw kebayang lemak perut Madam British, bukan lemak babi.

"Arawinda! Are you listen to me?"

"Yes, Madam!" setelah memposting kicauan tersebut, aku kembali melihat timeline twitter yang masih ramai dengan lemak babinya. "Ini saya sedang mantau berita, Madam." Aku dengan cepat membuka salah satu portal berita dan menunjukkannya pada bosku ini.

"Good." Sahutnya singkat sembari membenahi kacamata bundarnya yang melorot. Kalau lihat bosku ini, aku jadi inget guru Transfigurasinya Harry Potter--Minerva McGonagall--karakter keduanya mirip, beda perawakan aja. Yang Miss McGonagall itu kurus, bosku ini gendut. Ya itu, lemak perutnya kemana-mana. Ya, maklum udah tua juga. Dan aku jadi ngebayangin gimana aku 30 tahun lagi, well, aku nggak mau kayak Madam British ini--which is bosku tersayang. Umur 50 aku masih harus kelihatan seger tanpa perlu botox dan sedot lemak. Kudu rajin pilates , yoga, dan belly dance.

"Coba, gimana your strategy untuk masalah ini?" bosku ini kalau ngomong suka banget dicampur-campur, terus medhok British.

"Saya baca artikel di portal berita online, bukan pemerintah saja yang meminta produk susu ini ditarik ke pasaran, tapi ulama juga ikutan, Madam. Kalau menurut saya, bagaimana kalau mengundang badan pemerintahan, ulama dan pers untuk melihat proses pembuatan susu tersebut. Jadi, biar clear. Pakai metode ini, 2 bulan kita sudah bisa kembali membangun kepercayaan publik."

"Good idea," si bos mengangguk-anggukkan kepala. "Nanti kamu jelaskan, ya."

***

Arawinda Kani @arawindakani . 1h

@falanabila meet up lunch, di tempat biasa. plis, jgn bahas lemak babi. gw bisa gumoh

Seperti biasa, di tanggal-tanggal mendekati tua seperti sekarang, aku dan Fala--sahabatku sejak zaman kuliah dan kebetulan dia bekerja satu tower denganku--akan makan siang di foodcourt yang letaknya di lantai 20. Yang membedakan adalah, perusahaan PR tempat aku bekerja berada di lantai 10 sementara perusahaan telekomunikasi tempat Fala bekerja di lantai 17.

Kenapa bisa beda konsentrasi pekerjaan sementara aku bilang dia sahabat sejak zaman kuliah? Well, dulu kami satu kost-an, sama-sama berangkat ospek bareng, dan ngerjain bahan ospek bareng (walaupun beda tugas), juga temen makan Pop Mie malem-malem sambil nonton Indonesian Idol. Juga berburu bakpau di sekitaran kampus di jam 9 malam. Apa pun, tentang makanan kami cocok! Termasuk bahan obrolan mengenai cowok dan... ya, diatas jam 12 malam kalau kami masih terjaga, biasanya iseng nonton acara rate dewasa, kayak Harta, Tahta, Wanita sambil bahas yang kayak 'gitu-gitu'. Yeah, kind of dirty talk, lah ya.

Saat memasuki foodcourt aku melihat Fala sudah duduk di salah satu meja dengan dua porsi makanan. "Ya ampun, baik bener udah dipesenin." Mataku yang tadinya sayu langsung berbinar melihat semangkuk soto betawi yang masih mengepul dan segelas es jeruk. "Juara deh, lo!"

Fala mengibaskan tangannya. "Gue ngerti, lo habis di jajah sama Inggris." Aku meringis dan mulai menyantap seporsi soto betawi yang dipesankan oleh Fala. Well, dia selalu mengatakan 'aku dijajah oleh Inggris' saat bosku tiba-tiba menculikku untuk meeting mendadak seperti tadi pagi. Memang, bosku itu setengah Inggris, setengahnya Minang. Kalau boleh meminjam olok-olokkan Fala, dia sering menyebut bosku ini Madam KW. Bukan Madam British seperti yang aku sematkan untuknya. Lalu kenapa dia dipanggil Madam? Jangan tanya aku, itu Madam British sendiri yang minta dipanggil begitu.

"Makanya, nyari pacar dong!"

"Uhuk!" Aku hampir tersedak daging soto betawi karena ucapan Fala yang nggak keluar jalur. "Apa hubungannya gue dijajah Inggris sama punya pacar?"

"Ya, biar ada yang mesenin lo soto betawi kalo lagi sibuk. Bukan gue mulu yang merhatiin lo. Lo pikir, Kemal nggak butuh perhatian gue apa?"

Aku langsung cemberut. Kemal dan Fala sudah berpacaran sejak SMA, dan akhir bulan Januari kemarin mereka baru saja bertunangan, dan awal bulan April nanti akan menggelar pernikahan. "Kan, gue sahabat lo, Fa."

"Denger ya, sahabat gue yang cantik tapi nggak laku-laku," aku makin mencebik mendengar ledekannya. "Gue udah mulai sibuk ngurusin nikahan gue. Lo pikir, nyiapin nikahan perkara undangan sama dekorasi, doang? Ini, lo minta gue perhatiin lagi. Pusing kepala gue!"

"Lo jangan kayak, Madam British dong!"

"Kenapa?"

"Tadi selesai meeting si Madam bilang, 'Arawinda is really cerdas, but I don't know why cowok-cowok nggak interest sama dia. Single.' si Madam ini ngomong depan client, dong! Bikin malu ajaaa!!"

Fala tertawa ngakak sambil menggebrak-gebrak meja. "Siniin coba hape lo!"

"Buat apaan?"

"Udah siniin!" Fala mengibas-ngibaskan tangannya meminta hapeku. Aku nggak peduli dengan apa yang dilakukan Fala dengan hape-ku itu, woman, soto betawi di perut keroncongan seperti sekarang ini itu juara sekali! Aku bahkan nggak peduli ada Tom Cruise lewat depan aku sambil bawa semangkok rawon. Bodo amat udah!

"Nih, nih!" Fala menyodorkan hape-ku. Aku melihatnya dan langsung terpampang sebuah foto laki-laki dengan kaca mata hitam dan rambut super euwhhh, aku nggak tahu ini jenis potongan apa. Bros?

"Apaan sih, ini? Lo mau ngenalin gue sama laki-laki model begini?" Aku langsung merinding ngeri dan melotot pada Fala.

"Itu namanya aplikasi Tinder."

"Apa lagi itu?"

"Semacam dating application gitu deh, Wi. Ini anak-anak lantai gue lagi pada iseng mainin ini. Seru katanya."

"Fa," aku memandang Fala dengan kesal. "Gue nggak se-hopeless itu buat dapetin cowok yang gue mau!" Aku kembali menatap aplikasi itu dengan sedikit ngeri. "Terus ini mainnya gimana?"

"Nah! Penasaran juga kan, lo?" Fala kemudian mengajarkan padaku cara memainkan Tinder yang terhubung langsung dengan platform Facebook. "Ini lumayan save, jadi lo bisa liat dulu profil cowoknya. Ntar ketauan common friend-nya. Jadi, ya gitu. Ini jaraknya udah gue atur sekitar 10km aja. Jadi, ntar nggak jauh-jauh amat kalo lo mau kopi darat." Lalu Fala juga mengajariku seperti swap kiri kalo kita nggak suka dan swap kanan kalo kita suka.

"Terus gimana dengan lemak babi?" setelah masalah Tinder itu kelar, Fala membahas apa yang sedang aku kerjakan.

"Plis, Fa! Kan, gue udah bilang buat nggak bahas itu? Gue dari pagi baca berita itu rasanya udah enek banget ini. Jangan salahkan gue, kalo soto betawi yang tinggal separo mangkuk ini bakal gue lempar ke muka lo!"

Fala tertawa ngakak. "Bonus lo kali ini gede dong, Wi? Perusaan pangan nomor satu di Indonesia itu!"

Aku tersenyum puas. "Lumayan lah, buat liburan ke Thailand pake pesawat Bisnis bulan depan. Hehehe."

"Ya, lo sepik-sepik aja ke itu tuh, maskapai penerbangan yang lo pegang dua bulan lalu. Yang kasus delay parah itu. Bisa dapet gratis kali."

"Hmmm," aku menimbang-nimbang sejenak. "Kalau dapat dua tiket, lo mau?"

Fala menepuk tangannya. "Lo emang sahabat gue paling kece, dah!" Kami kemudian tertawa bersamaan dan melanjutkan makan siang dengan obrolan khas kami.

***


Wkwkwk, nggak tau kenapa aku nulis cerita ini. Karena lagi butek dengan Starry Night. Jangan tanya bakal update kapan lagi, karena ini cerita 'selingkuhan' aku, kalo lagi butek dengan Starry Night.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro