04 | Balasan: Aku Senantiasa Mendoakan Kalian
Musim gugur, bulan September tahun 19XX.
Oh, cucuku. Pertama-tama, aku ingin mengucapkan selamat atas pekerjaan barumu. Setidaknya, kau tidak perlu bekerja serabutan lagi dan pulang malam hingga membuat Aisha menunggu. Aku yakin tiap malam anak itu pasti selalu duduk di sofa ruang tamu sembari menonton televisi-sama seperti yang ia lakukan dahulu ketika aku belum pulang ke rumah walaupun matahari sudah terbenam.
Lalu, hei, Nak. Kau mengoceh soal boneka cacat itu? Apa kau tak tahu kalau boneka yang diproduksi oleh pabrik tempat Tuan Arbe bekerja adalah boneka mahal yang jika dijual harganya cukup untuk membeli sepetak sawah? Bukan tanpa alasan mengapa pabrik boneka itu begitu terkenal, bahkan sejak nenekmu ini masih balita. Selain harganya yang mahal, kualitasnya juga amat bagus! Orang-orang dahulu kala banyak sekali yang membeli boneka itu dan menjadikannya anak mereka, Nak.
Beruntunglah kau mendapatkan boneka itu-dua pula! Aisha pasti senang sekali. Biarlah dia bermain dengan mereka. Anak itu pasti kesepian.
(Catatan: Aku senantiasa mendoakanmu dan Aisha, cucuku. Sejak dahulu, hingga sekarang. Lagi pula, kau tak perlu khawatir. Bukankah semakin banyak yang menjaga kalian, semakin bagus?)
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro