7
Musim Gugur, 10 Oktober
Getaran ponsel yang tidak berhenti sejak lima menit yang lalu itu mengganggu sosok yang sedang sibuk mengolah data yang harus ia selesaikan hari ini, Uzumaki Naruto, mengeluh dan mendesah kesal karena sosok di sampingnya itu terus mengabaikan telepon yang seharusnya ia terima sejak lima menit lalu,
"Kau tak mengangkatnya?" Tanya Naruto pada Sasuke yang masih sibuk mengolah data yang dikirimkan di emailnya oleh Chief-nya Hatake Kakashi, Sasuke hanya bergumam yang artinya jelas ia tidak akan mengangkat telepon itu.
"Sasuke.." Naruto mendesis karena menahan kesal terhadap sikap Sasuke. Siapa yang tidak kesal dan ingin mengumpat saat itu juga karena di ruangan yang serba putih dan hening itu, suara sekecil apapun pasti sangat mengganggu siapapun yang ada di sana.
Getaran di ponsel itu kembali, membuat Naruto sangat geram dan akhirnya menyambar telepon itu dan mengangkatnya, Sasuke melotot dengan wajah yang mengeras namun Naruto tidak mengindahkan tatapan yang seolah berkata 'aku-akan-membunuhmu-sekarang-juga' suara yang ada di dalam telepon itu membuat wajah Sasuke semakin keras dan kaku.
"Halo Sasuke-kun?" Suara Sakura membuat Naruto melirik lagi ke arah Sasuke yang masih memberikan death-glarenya.
"Sasuke-kun?"
"G-gomen, Sakura-chan... Ini aku Naruto.." Naruto tertawa kikuk pada Sakura.
"Naruto?" Cicit Sakura karena heran teleponnya bukan Sasuke yang menjawabnya.
"I-iya, Sasuke sedang ada rapat dengan Chief Kakashi, jadi aku yang mengangkat teleponnya.
"Oh jadi begitu..." Suara Sakura memberat dan semakin kecil, merasa khawatir jika ia mengganggu pekerjaan Naruto.
"SASUKE!!-- Sakura dia sudah selesai rapat."
"Sakura meneleponmu." Menahan tawa karena tingkah bodoh Naruto yang berteriak tidak jelas karena meneruskan akting murahannya padahal Sasuke jelas ada di depannya.
"halo." Sasuke menyapa Sakura setelah menerima ponselnya dari Naruto.
"Sasuke-kun?" Sasuke hanya bergumam menjawab Sakura berharap semuanya cepat berakhir.
"Apa kau sibuk malam ini? Aku ada siaran malam ini, apa kau keberatan jika kau menjemputku?" Sakura harap-harap cemas menunggu jawaban dari Sasuke.
"Akan kuusahakan." Jawab Sasuke datar.
"Baiklah, aku akan menunggumu. Jangan lupa makan, Selamat bekerja, Aku mencintaimu.."
"Hn." Panggilan itu berakhir menyisakan keheranan bagi sasuke maupun Naruto. Sasuke sendiri ingin cepat-cepat mengakhiri teleponnya dengan Sakura dengan menjawab serentetan kalimat panjang Sakura dengan gumaman miliknya itu.
"Jangan ulangi tingkah konyolmu itu, dobe." Sasuke menarik jas lab milik Naruto setelah ia meletakkan ponselnya kembali diatas meja, dengan malas dan nada penuh ancaman dari Sasuke ia kembali berkata, "Atau aku akan membuat pipimu ini merona keunguan!" Kalimat ancaman itu keluar dari mulut pedas Uchiha Sasuke.
Naruto menepis kasar tangan Sasuke yang berada di jas lab miliknya, dan menghempaskan kasar lengan itu menjauhkannya dari jas labnya yang sedikit lusuh karena SAsuke. "Aku heran dengan sikapmu akhir-akhir ini. Sebenarnya aku tidk ingin mencampuri urusan pribadimu dengan Sakura-chan. Tapi kurasa kau terlalu menyakiti Sakura, Teme..."
Sasuke mendesah kasar, menyisir rambut ravennya dengan jemarinya secara asal ke belakang, "Benarkah?" Tanya Sasuke dengan seringai menyebalkan miliknya. "Tahu apa kau dengan hidupku? Jangan bersikap seolah-olah kau tahu segalanya, Naruto."
Naruto menyanggah perkataan Sasuke dengan gelengannya, "Aku serius, aku tidak bermaksud untuk mengurusi urusan pribadimu, Teme." Naruto berkata lebih hati-hati mengingat Sasuke yang akan mudah meledak jika pembicaraannya menyangkut dengan dirinya dan Sakura.
"Setahun belakangan ini, perlakuan dan sikapmu pada Sakura sangat buruk." Kata Naruto.
"Boleh aku bertanya sebuah hal padamu?" Naruto berkata ragu-ragu sampai akhirnya ia menyuarakan pertanyaannya.
Sasuke bergeming, tapi dari sorot matanya yang mengarah pada Naruto seakan memberinya tanda untuk melanjutkan pertanyaannya itu. "Apakah... kau... kau memiliki wanita lain?" Tanya Naruto dengan wajah meringis merasa bersalah pada pertanyaan yang ia ajukan sendiri. Hei dia tidak menuduh Sasuke kan? Dia hanya bertanya.
Sasuke tertawa sumbang, dengan wajah yang mengeras dia berkata, "Omong kosong macam apa yang sedang kau coba katakan, dobe?"
"Aku bukan lelaki brengsek seperti yang ada dalam pikiranmu itu," Lanjutnya lagi.
"Lalu?"
"Lalu apa?" Sasuke membeo mengulangi pertanyaan Naruto dengan kening yang berkerut samar.
"Lalu apa yang membuatmu seperti ini? Kenapa kau melakukan ini pada kekasihmu sendiri? Dia bukan orang lain Teme... Dia kekashmu Haruno SAKURA!" Naruto megeraskan suaranya tepat di depan wajah Sasuke. Ia sudah tidak peduli jika nantinya ia akan berakhir babak belur karena Sasuke, yang penting pria itu sadar jika sikapnya itu menyakiti Sakura.
"Lagipula... bukankah hubungan kalian akan berusia tiga tahun 'kan sebentar lagi..." Sasuke mengangguk, sejenak ia tercenung dan mencerna perkataan Naruto yang seakan-akan menamparnya dengan keras. delapan detik kemudian setelah terjadi keheningan Sasuke kembali bersuara, "Entahlah, akupun bingung dengan semua ini." Sasuke mendesah panjang--putus asa--itu terlepas lagi, "Mungkin... Aku hanya bosan padanya." Sasuke menjawabnya dengan keraguan yang sangat jelas di nada suaranya.
Naruto memutar bola matanya dengan kesal karena ia merasa muak dengan sikap Sasuke yang menurutnya sangat konyol itu, "Hentikan kelakuan konyolmu itu, Uchiha Sasuke!"
Kini Naruto yang berganti terkekeh sumbang, seolah mengejek Sasuke yang kebingungan dengan perasaannya sendiri. "Kuharap kau tidak lupa seberapa keras usahamu untuk mendapatkannya. Jadi jangan sampai usahamu itu menjadi sia-sia."
"Aku ingat, bahkan setiap hari aku mengingatnya." Sasuke menjawabnya dengan desahan napas kasar di akhir kalmatnya itu.
"Ah sudahlah! Kau memang tidak akan pernah mengerti bagaimana jika rasa bosan itu datang tiba-tiba. Ketika kau secara mendadak tidak ingin melihat wajanya, mengangkat teleponnya dan bahkan mengingatnya pun kau merasa malas. Aku benar-benar bosan padanya, dobe!" Sasuke menjatuhkan punggungnya pada sandaran kursinya kemudian ia melanjutkan kata-katanya.
"Kau tidak akan pernah paham dan mengerti karena kau tidak pernah serius dalam hubungan selama--hampir-- tiga tahun."
Naruto mendecih pada temannya itu, speechless ia kehilangan kata-katanya karena ia merasa kata-katanya tertahan di ujung lidah setelah Sasuke mengungkapkan alasan bosannya kepada Sakura. "Aku hanya mengingatkanmu, Teme.... Sakua-chan... dia adalah gadis baik."
"Aku tahu,"
"Dia juga cantik."
"Aku tahu,"
"Dia gadis yang setia dan dia sangat mencintaimu."
"aku tahu! Aku tahu itu Uzumaki Naruto! Bahkan aku lebih tahu dirinya dibanding siapapun. Aku serius dengan itu!" Sasuke kembali menatapnya dengan marah.
"Lalu?" Naruto bertanya lagi, seakan ia tidak ada bosan-bosannya dengan tingkah Sasuke yang jungkir balik menjawab setiap pertanyaan yang dilempar Naruto padanya. "Gadis macam apa yang kau inginkan?" Naruto menatap Sasuke seakan menguliti pria itu.
"Oh jangan katakan kau sedang mendamba gadis semacam Yamanaka Ino yang pakaiannya selalu mengisyaratkan 'ayo-godai-aku', yang tatapannya seolah mengatakan 'ayo-tiduri-aku'. Kau tidak sama sekali--"
"Sudah berapa kali ku katakan padamu aku tidak ada niatan sama sekali untuk mencari gadis lain!" Tukas Sasuke, ia mulai terlihat berang dengan Naruto.
Setelah percakapan yang emosional itu, keduanya kembali sibuk dengan pekerjaannya masing-masing, mengabaikan apa yang sudah terjadi dan terkadang sesekali mereka menatap layar monitor yang ada di depannya, mengetik sesuatu kemudia melihat monitor lagi.
Memang keduanya terlihat sangat fokus saat ini, tapi tidak dengan Sasuke, pikirannya sekarang sedang di seasaki masalahnya dengan Sakura, bukan bukan itu, tapi masalahnya sendiri tentang SAkura dan rasa bosannya terhadap gadis itu.
"Kalian serius sekali... Mau kopi?" Suara seorang wanita tiba-tiba memenuhi indera pendengarannya sedang berdiri diantara meja kerjanya dan meja kerja milik Naruto.
*
Sampai sini kurasa ceritanya makin ngga seru. Apa di unpub aja? >.<
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro