Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

[Bonus Story] - Happy Birthday, Jumin!

Yuhuu, ini Pani tambahin storynya, karena Pani gatel pen bikin ini 😂😂.
Masih dalam rangka ulang tahun Jumin~
Tapi mungkin ini bakalan super-pendek ^^.
Happy Reading~

Disclaimer
Mystic Messenger © Cheritz
Media © Owner
Story © Panilla_IceCream
.
.
.
Warning!
OOC, Lot of Typos, Absurd, Bad EBI, dll.
.
.
.
Based on Jumin Han's Normal Ending.

Jumin's PoV

Tangan mungil (y/n) yang menggenggam tangan besarku terasa hangat.

Ah, aku tidak ingin melepaskannya.


°°°

(Y/n) adalah wanita hebat yang menemaniku memulai semuanya dari nol.

Ya, karena aku mengundurkan diri dari perusahaan ayahku, C&R.

Tapi hidupku lebih bahagia.

Karena (y/n).

°°°

Kembali ke alam nyata. Hari ini, ia mengajakku ke Jepang, negara yang sangat ingin dikunjunginya.

Kami menaiki kereta.

Sebelumnya aku tidak pernah menaiki kereta, karena aku bisa naik pesawat jet pribadiku kemana-mana.

Dan aku sedikit bingung.

"Jumin, kau belum pernah naik kereta?" tanya (y/n) saat melihatku yang nampak bingung dengan segala tata cara menaiki kereta, dan rute-rutenya.

Aku hanya mengangguk untuk menjawab pertanyaannya.

Sementara istriku ini, ia tertawa kecil.

Suara tawamu sangat indah, (y/n). Aku ingin mendengarnya setiap hari.

"Baiklah, Mr. Trust Fund Kid, aku akan mengajakmu berkeliling Tokyo dengan transportasi umum~" ujarnya riang.

"Jangan memanggilku seperti itu, (y/n)."

Ia tertawa lagi, kemudian merangkul lenganku.

"Aku tahu, daddy~"

"Nah, kau menggodaku lagi, (y/n)."

•••

(Y/n) benar-benar mengajakku berkeliling dengan kendaraan umum, suatu hal yang dulu kupikir tak akan pernah kulakukan.

Tapi aku senang. Karenanya, aku bisa bersama dengan (y/n) lebih lama.

Keputusanku keluar dari perusahaan ayah benar-benar tepat.

Kali ini, tujuan kami adalah Tokyo Tower, di mana kami bisa melihat pemandangan kota Tokyo saat malam.

"Ini indah sekali, Jumin!" Serunya.

Ah, wanitaku ini nampak senang sekali.

Aku hanya merangkul pinggangnya sambil melihat pemandangan Tokyo dari tempat ini.

Gemerlap kota Tokyo sangat indah di malam hari. Seperti (y/n) yang menerangi hari-hariku.

Tangan mungil (y/n) mulai mendekap tubuhnya sendiri.

Refleks, aku melepaskan mantel yang kukenakan, dan memakaikan mantel itu padanya.

"Jumin? Nanti kau sakit," ujarnya sambil menatap iris kelabuku lekat-lekat.

Aku menggeleng dan tersenyum padanya.

"Perhatikan dirimu saja, (y/n). Aku yang tidak ingin kau sakit, my love. Kalau kau sakit, duniaku akan menjadi kelabu."

Wajahnya memerah mendengar perkataanku.

"Terimakasih, Jumin."

"Apa pun untukmu, sweetheart."

•••

"Jumin," panggil (y/n).

Suara merdunya terdengar jelas di telingaku, karena gerbong kereta ini hanya berisikan aku dan (y/n).

"Ya?"

"Kau lupa, ini hari apa?" tanyanya sambil menunjukkan senyum manisnya.

Aku berpikir sejenak. Kemudian menggeleng, karena tak tahu yang ia maksud, dan aku tidak menemukan jawaban yang ia inginkan.

Ia menggembungkan pipinya—membuatku ingin memakannya.

"Jumin, kau sudah bukan busy man saja masih melupakan ulang tahunmu sendiri."

Eh? Ulang tahunku?

Ah, (y/n) mengingatnya. Dan hal itu membuatku senang. Padahal, aku tidak terlalu senang dengan ulang tahun, karena umurku akan berkurang.

Namun, kali ini berbeda.

"Selamat ulang tahun, Jumin," bisiknya.

Kemudian, ia mengecup pipiku.

(Y/n), jangan membuatku terbang terlalu tinggi.

"Terimakasih, sayang."

Ia tersenyum manis—manis sekali.

Tuhan, melihat senyumannya saja, jantungku sudah berdebar tak karuan seperti ini.

"Taa-daa~. Ini untukmu!" Serunya sambil memberikan bingkisan kado untukku.

Aku melengkungkan bibirku ke atas. Tak ada yang bisa menggambarkan perasaan senangku kali ini.

Tangan besarku membuka kado darinya, dan mendapati buku yang berkaitan dengan pekerjaanku di dalamnya.

"Aku menyukainya. Terimakasih, (y/n)."

"Sama-sama, Jumin. Aku ... sedikit gugup saat akan memberikannya. Mungkin itu bukan seleramu, tapi aku senang kau menyukainya."

Aku menepuk puncak kepalanya dan menatap (y/n) lembut.

"Hari-hariku bersamamu adalah kado terindah dalam hidupku, (y/n)."

Owari

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro