Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

10. Data 25th Baam (02)

"Apa hubunganmu dengan Baam?" Ketika suara dingin Khun terdengar, Baam cukup terkejut. Ini pertama kalinya ia mendapatkan nada ini dari sang bluenette. Biasanya Khun selalu menggunakan nada ini sebagai nada ancaman yang dikeluarkannya untuk musuh. Ya, musuh.

Melirik data Baam yang masih menangis tanpa suara di pelukannya. Ia meremas pundak si kecil dan mendorongnya cukup kasar.

Data Baam nampak terkejut, air matanya masih mengalir. Wajahnya memerah dengan bola mata emas yang menatapnya penuh kesedihan. Sesaat Baam curiga, data-nya tidak melihat apa yang dia rasakan bukan?

Aku melihatnya...

Manik emas dibalik topeng itu melebar, ia mendengar suara di dalam benaknya.

Aku melihat semuanya, meski aku tak bisa merasakannya langsung tapi...

Aku berharap 'aku' bahagia.

Baam menyipitkan matanya tak suka, aura shinsu yang sudah meletup siap menyerang kini menguar, menyelimutinya untuk siap lepas.

Khun yang merasakan aura bahaya, langsung menarik data Baam dan berlari menjauh. Katakanlah ia pengecut, tapi dirinya sadar diri jika dia tak bisa melawan Viole. Apalagi jika mood calon Slayer itu sedang tidak dalam suasana baik.

Meski dia penasaran kenapa Baam kecil memeluk Viole sambil menangis. Ia merasakan hal ganjil, apalagi di saat ia melihat jika Viole tidak mengejar mereka dan terbang menghilang ke langit.

Ketika Khun berhenti berlari, data Baam terlihat sedih sambil menundukkan kepalanya. Melihatnya begitu suram, pemilik manik biru itu mengelus kepalanya lembut.

"Apa kau mengenalnya?" Khun bertanya tulus. "Kau tahu kalau dia orang yang berbahaya bukan? Dia itu pembunuh--" ia menghentikan perkataannya saat pergelangan tangannya diremas oleh data Baam.

Data Baam menatap Khun dengan ekspresi tak suka, seolah dia sebal dengan perkataan Khun. Bocah kecil itu pun melayang dan pergi meninggalkan Khun yang diam tanpa bisa mencegah kepergian sang data.

"Sial."

Pemuda berambut biru muda itu memang jenius, tapi jika dia mengkalkulasikan sesuatu tanpa bukti nyata atau variabel kuat. Khun tidak bisa mengambil kesimpulan. Karena hasil sempurna akan lahir dari pengamatan yang sempurna juga. Karena saat ini dia kekurangan bukti mengenai Viole dan data Baam. Khun hanya bisa mengikuti satu pilihan dari data Baam atau Viole.

Jelas dia memilih untuk mencari data Baam, setidaknya dia ingin melihat sosok lugu itu tersenyum cerah. Tidak menangis dan terpuruk seperti terakhir kali.

Khun berjalan mengikuti tempat data Baam menghilang. Ini adalah dunia data, tapi terasa dunia asli. Apalagi mereka bisa me-refresh layaknya data di komputer. Sungguh licik sekali.

Melihat pemandangan yang membosankan, Khun terus menyelusuri hamparan rumput dan bebatuan jelek di depannya. Dalam hati dia merutuk, seberapa jauh dia harus berjalan tanpa arah seperti ini.

Jika saja bukan untuk Baam, dia sudah berhenti jauh dan tak akan pernah melakukan hal menyebalkan ini.

Teringat akan sosok bocah cokelat itu, Khun tanpa sadar tersenyum kecil. Sosok data Baam terlihat sangat kecil di banding dirinya. Sudah jelas, dulu saja Baam merupakan remaja terkecil. Tujuh tahun telah berlalu, mereka bertambah tinggi dan dewasa. Sementara Baam yang hanyalah data, tetap kecil, manis dan lugu.

Khun menghentikan langkahnya saat merasakan bentrokan energi yang luar biasa. Dari jauh ia melihat cahaya shinsu yang berkedip di langit serta kepulan asap akibat pertempuran.

Geh, jangan bilang kalau Viole kembali menantang data Zahard.

"Tentu saja begitu," gumamnya ketika melihat Viole yang menyerang data Zahard. "Perasaanku saja atau bukan tapi si Viole itu seolah menganggap data Zahard sebagai lawan latih tanding."

"..."

"Itu pemikiran yang menakutkan bukan? Lagipula siapa orang yang cukup waras untuk memilih data Zahard sebagai lawan latih tanding?"

Khun melihat Viole yang berhasil memojokkan data Zahard dan menghabisinya dalam satu serangan dahsyat.

"..." Sial, pemikirannya benar.

Saat Khun mengalihkan pandangannya ke pohon paling besar di sana. Ia melihat data Baam yang tengah duduk di atas ranting pohon. Tatapannya tenang dan fokus memperhatikan Viole yang sedang terengah kelelahan.

Baru saja dia ingin memanggil, data Baam sudah kembali melayang dan menghilang.

"..."

Dan Khun pun hanya bisa menepuk dahinya frustasi.

Apakah dia sebaiknya mencari teman-temannya dulu dan berhenti mengikuti data Baam?

Menghela nafas berat, Khun pun memilih untuk kembali mencari Baam kecil.

Setelah satu jam berjalan di siang hari yang panas. Khun menemukan sebuah danau cantik dan beberapa pohon rindang yang nampak teduh. Dirinya baru saja akan memutuskan untuk tidur siang dan beristirahat jika saja matanya tak menemukan dua sosok familiar yang tengah tidur berpelukan.

Akan terasa tidak elit jika Khun mengucek matanya untuk memastikan apa yang dilihatnya bukan halusinasi. Jadi dia dengan cepat melangkah dan melihat kejadian 'mustahil' itu dari dekat.

Di depannya, Viole sang calon Slayer tengah tertidur dengan punggung yang bersandar di dahan pohon. Sementara data Baam meringkuk di dalam pelukannya.

Sial, ini bukan halusinasi ini nyata!

Otak jenius Khun terasa berputar tanpa arah, dia begitu penasaran dengan hubungan keduanya. Tapi jika dia melakukan sesuatu dan Viole bangun. Khun merasa bahwa dirinya tidak akan selamat.

Lagipula, Slayer FUG satu ini seenaknya tidur di tempat umum dengan santai. Bahkan dia tidak merasakan keberadaanya, bukankah itu terlalu ceroboh?

Nope, Viole tidak ceroboh. Itu karena kesadaran dalam dirinya tahu itu Khun sehingga ia tidak bereaksi dan melanjutkan istirahatnya.

Data Baam bergerak gelisah, sampai matanya terbuka dan menatap Khun dengan ling lung.

Khun saat itu berusaha menahan wajahnya untuk tidak merona. Sial! Data Baam sangat manis ketika bangun tidur!

Lihat wajahnya yang polos! Matanya yang masih mengantuk dengan tatapan tak fokus. Lengan mungilnya menggosok sudut mata dengan pose imut! Sialan! Terlalu manis!

Melihat Khun yang tengah menatapnya, data Baam termenung. Ia berkedip beberapa kali lalu tersenyum cerah.

"Baam, kenapa kau tidur di sana. Itu terlalu berbahaya." Bisik Khun serendah mungkin.

Data Baam mengernyit, dia lalu memperhatikan Viole yang masih tertidur karena kelelahan. Dengan berani dia menjulurkan lengannya ke arah topeng yang masih melekat di wajah sang anggota FUG.

Khun berniat menghentikan tindakan data Baam namun sedikit terlambat. Data Baam mencengkram topeng perak itu sambil menatapnya ragu.

Sementara itu, Baam yang tertidur mengerutkan keningnya saat ia merasa sesuatu di sekitarnya tidak beres. Dia hendak bangun, namun tubuhnya sangat lemah hingga ia tak bisa bergerak.

Khun memperhatikan topeng perak di tangan data Baam dan berdo'a supaya Viole tidak bangun. Jika perkataan Wangnan waktu itu benar. Maka Viole memang tipe orang yang jika tertidur akan mengabaikan semua hal di sekitarnya, selama tidak membuat ancaman.

Semilir angin berhembus kencang, menerbangkan beberapa kelopak bunga dan daun-daun tua.

Saat itu Khun mendongkak dan terkejut, matanya melebar tak percaya. Ketika rambut yang menghalangi wajah Viole terbawa angin, fitur wajah sang Slayer terbuka jelas.

"Baam...?!" Gumamnya tak percaya. Lalu ia melirik ke arah data Baam yang tersenyum sedih ke arahnya. Bocah kecil itu menulis sesuatu di atas tanah bertuliskan.

'Tolong dia.'

Setelah menuliskan kalimat itu, data Baam mengeluarkan cahaya keemasan. Sosoknya tersenyum lembut sambil menggenggam lengan Khun. Lalu menghilang menjadi kepingan bola cahaya yang tersebar ke langit.

Khun mengalihkan pandangannya kembali pada Viole yang masih tertidur. Otaknya saat ini sedang dalam memuat informasi berlebih. Ia ingin memastikan apa yang dilihatnya ini nyata atau tidak. Semuanya ibarat mimpi. Pantas saja data Baam selalu mengikuti Viole kemana pun. Bahkan menangis karenanya. Sudah pasti Viole tengah mengalami kesulitan dan hal buruk saat berada di FUG.

Khun ingin mengetahui banyak hal yang membuatnya penasaran dan tak mengerti. Tapi satu hal paling penting bagi dirinya saat ini hanyalah sebuah fakta. Fakta bahwa Baam masih hidup dan bernapas. Fakta bahwa orang yang entah sejak kapan menjadi prioritas utamanya ada di depannya.

Tanpa ia sadari, Khun tak bisa menahan senyum. Dia terus menatap Baam sepanjang waktu seolah takut jika apa yang dilihatnya hanyalah ilusi.

Lengannya terangkat untuk menyibak helaian cokelat dan menyisipkannya di telinga. Manik birunya berkilat penuh kehangatan.

"Ternyata kau masih hidup."

TBC

Teater kecil :

Penulis : "Tolong aku sedang stuck banget di ff ini..." 😭😭😭
Khun : "Author bodoh! Kau bisa langsung membuat kami akur."
Penulis : "Aku juga niatnya gitu tapi susaaaah. Ini semua salahmu Baam!"
Baam : *'senyum' cerah* "Aku hanya menjalankan apa yang kau tulis." ☺️
Penulis : "Ugh, Baam jangan tersenyum seperti itu aku takut! Aaahhhh!" (Tenggelam di lautan pisang)
Baam : "Rak-san, aku membawakanmu pisang lho!"
Rak : "Wahahahaha! Kau memang yang terbaik Kuroi Kame!" *Makan pisang*
Baam : "..." ☺️
Khun : "..."

30 Juni 2020

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro