Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

09. Data 25th Baam (01)

Baam terdiam menatap sosok kecilnya yang tengah berdiri dengan pandangan polos. Pikirannya blank, di kehidupan sebelumnya dia tidak bertemu dengan sosoknya secepat ini. Apa yang terjadi?!

Seperti Baam yang terkejut dengan data miliknya, semua orang yang mengenalnya juga memasang ekspresi kaget.

"Baam!" Khun adalah yang pertama kali memanggil sambil menunjukan raut tak percaya.

Data Baam berkedip, memiringkan kepalanya lugu lalu melayang pergi ke arah pintu mengambang dan menutupnya.

"Tunggu!"

Perkataan Khun terpotong oleh suara mekanik yang menginstruksikan lantai rahasia. Tiba-tiba semuanya menjadi kacau dan terpisah.

🍀🍀🍀

Baam yang sudah sering masuk ke sini memilih jalan yang tepat. Dia bermaksud untuk langsung menantang data Zahard. Zahard muda sangat cocok untuk latih tanding.

Saat ini dia memerlukan lawan tanding yang mampu menguatkan keadaan fisiknya, mengingat jumlah shinsu yang dimilikinya saat ini sudah setara dengan 1 anggota keluarga agung.

Meskipun dia selalu melatih tubuhnya untuk bertarung, itu tetap saja lemah karena dirinya jarang menemukan lawan yang sepadan. Ditambah lagi Baam selalu menyembunyikan kekuatannya.

Sesampainya di lokasi, dia melihat data Zahard yang tengah duduk menyendiri. Tanpa membuang waktu, Baam terbang dan langsung menyerangnya.

Lemparan shinsu, pertukaran tendangan dan pukulan terjadi begitu cepat dan menuai suasana sepi menjadi bergemuruh oleh tiap serangan. Keduanya bertarung dengan serius, mengakibatkan kerusakan parah di lingkungan sekitarnya.

🍀🍀🍀

Khun yang terlempar ke sebuah tempat membuka matanya dengan ragu, dia duduk di atas tanah dan melihat sekelilingnya. Di sebelah timur dia bisa mendengar ledakan shinsu yang luar biasa.

"Apakah di sana ada monster yang sedang bertarung?" Gumamnya penasaran, ini kali pertama dia merasakan kekuatan shinsu yang hampir sama dengan yang dimiliki ayahnya. Siapa itu?

Dia datang ke sini semata-mata untuk mencari si jalang kuning. Tapi dia tidak menyangka bahwa ia bisa melihat data Baam kecil meskipun itu singkat.

Yah, data Baam yang kini tengah berdiri di depannya dengan senyuman manis.

"..."

"Baam?!" Khun langsung berdiri, ia berlari untuk menyentuh data Baam. Sayang, data Baam menghindar dan malah berlari ke arah timur. "Hei! Di sana berbahaya!"

Pemuda biru itu pun ikut berlari, meski Baam hanyalah data. Dia tak bisa menahan rasa senang, hangat dan nyaman ketika dia menatap manik emas yang memandangnya polos. Senyuman manisnya seolah mengubah kesan hampa yang dideritanya selama bertahun-tahun.

Meski dia tahu bahwa itu hanyalah sebuah data yang tak akan pernah bisa bertahan lama. Khun ingin menggapainya, menjeratnya walau hanya sesaat.

Data Baam berhenti berlari, dia dengan senang hati duduk di belakang semak-semak. Sosok kecil itu menoleh, sambil tersenyum riang, ia menaruh telunjuknya di depan bibir. Menandakan Khun untuk tidak bersuara.

BOOM!

Suara ledakan dahsyat terdengar di sampingnya. Khun reflek menoleh dan mendapati dua sosok yang tengah bertarung dengan sengit. Mata birunya melebar saat mengenal salah satu dari dua orang yang saling melempar shinsu.

Rambut panjang yang tertiup angin, topeng perak dengan seragam hitam. Itu Viole. Kenapa dia disini? Lalu, dia saat ini sedang bertarung dengan pria pirang yang mirip Wangnan.

Tunggu, bukan itu masalahnya. Khun terkejut mendapati kekuatan Viole yang begitu menakutkan. Ini..., Hampir setingkat dengan Ayahnya. Seberapa kuat Calon Slayer itu?!

Selama beberapa menit, Khun tak bisa melepas tatapannya dari pertarungan menakjubkan di depannya. Kedua orang itu sangat kuat, menghasilkan pemandangan ajaib yang Khun yakin tak akan bisa sering dia lihat dalam hidupnya.

Teringat akan sosok data Baam, ia menemukan bahwa sosok mungil itu masih menatap pertarungan dengan mata emasnya yang tulus.

"Rambut biru..., Kenapa sama dengan milikku...," Gumam sosok misterius yang entah sejak kapan berada di belakang Khun. Pemuda biru itu langsung berbalik dan menemukan sosok familiar yang tengah memasang mode detektif.

"..." Khun tidak menyangka jika data Ayahnya ada disini.

Khun Eduan menatap Khun lama, sampai dia mengangguk-angguk mengerti. "Kamu memiliki hubungan darah denganku kan?"

"Bukan urusanmu." Jawab Khun dingin, dia memilih untuk duduk di samping data Baam dan menggenggam tangannya erat.

"Dingin sekali." Decaknya malas. Ia lalu melihat pertarungan besar di depannya dengan penuh perhatian. Manik birunya mengerling saat melihat teknik yang dipakai bocah cokelat. Hm, menarik. Bocah misterius itu bisa menandingi Zahard dengan baik.

Sampai berjam-jam kemudian, akhirnya keduanya terlalu lelah dan terkapar di atas tanah.

Eduan berjalan dan menghampiri Zahard yang terduduk, Khun tidak begitu tertarik dengan data mereka. Dia hanya menatap horor saat data Baam berlari ke arah Viole.

"Tunggu!" Khun ikut keluar dari tempat persembunyiannya. Ia tidak bisa membiarkan Baam kecilnya terluka oleh Viole. Apalagi setelah dia melihat betapa kuatnya Calon Slayer itu.

Baam menutup matanya karena lelah, dia sudah mengetahui semua pergerakan Zahard tapi tetap saja sulit sekali untuk mengalahkannya dalam waktu singkat. Saat ini dia perlu beristirahat untuk memulihkan shinsu-nya dan melanjutkan pertarungan.

Merasakan seseorang datang ke arahnya, Baam langsung memasang mode defensif dengan mengeluarkan 'bang' shinsu. Dia terkejut saat melihat data Baam hampir saja terkena serangannya, jika ia tak segera menghentikannya.

Lalu, ketika Baam ingat jika data Viole dulu juga menyerangnya dengan membabi buta. Ia kembali mengeluarkan shinsu sebelum Khun datang dan menyembunyikan data Baam di belakang tubuhnya.

"..."

Khun mengeluarkan pisau dan lighthouse-nya. Matanya menatap tajam seolah menantang Baam jika berani bergerak dia akan melawan.

Baam menurunkan shinsu-nya, ia kemudian berdiri sambil menatap Khun yang melindungi data Baam dengan protektif. Entah kenapa dia merasa pemandangan di depannya cukup aneh. Bukannya dia tidak suka, hanya saja... Itu terasa asing, membuatnya kebingungan untuk bertindak.

Selain ia cukup waspada pada data Baam yang terus menatapnya dengan manik emasnya yang polos. Baam sendiri ingin segera menjauh dari data dirinya, melihat rupanya yang masih naif dan mungil. Membuat hatinya tertekan dan goyah.

Dalam hatinya yang sudah terkubur oleh rasa sakit, timbul seutas benang. Benang tipis yang mengingatkannya untuk kembali, kembali pada rasa hangat dimana ia bisa melihat dunia dengan hati bersih.

Baam tertawa dalam hati, itu mustahil. Tangannya sudah bernoda darah, sosoknya sudah banyak dibenci orang. Satu-satunya penyangga hidup, hanyalah melindungi orang-orang yang menerimanya di masa lalu.

Hanya itu, tidak lebih.

Terhanyut dalam kenangan, Baam tidak menyadari jika data Baam tengah menarik lengan bajunya lalu memeluknya dengan erat. Sosok kecil itu membenamkan wajahnya di dada Baam sambil menangis.

Baam membeku, ia merasakan rasa sakit akan kehilangan di kehidupan-kehidupan sebelumnya. Sambil menahan rasa sakit, ia mencoba melepas pelukan data Baam.

Ia tidak mengerti mengapa data Baam kecil yang muncul. Apakah karena dia tidak kembali ke teman-temannya? Lalu kenapa data ini malah memeluknya dan bukan menyerangnya?! Kenapa dia juga menangis?

Khun saat ini sedang memasuki mode 'blank'. Informasi di otaknya terlalu banyak. Diawali dengan pertanyaan apa yang terjadi? Kenapa data Baam memeluk Viole? Siapa Viole? Apakah data Baam mengenalnya? Pernyataan Wangnan mengenai Viole bukan orang jahat itu benar?

Eduan yang sudah memindahkan Zahard muda ke tempat yang lebih sepi--takut mereka kembali bertarung--saat ini tengah melihat pemandangan aneh dimana bocah kecil yang menangis tengah memeluk bocah lain yang diam mematung.

Hal lain yang cukup menghibur adalah wajah Khun yang nampak terdistorsi, kebingungan akan adegan di depannya. Ia berniat berkata, sampai Khun muda bertanya dengan dingin.

"Apa hubunganmu dengan Baam?"

TBC

Penulis : "Update hari ini double, karena mood penulis buruk gegara anime ToG S1 selesai...," :"))
Penulis : "Kalo ngeliat Bichel jiwa psiko ku kumat, berteriak ingin menulis deskripsi penyiksaan+pembunuhan cewek gila itu."
Penulis : "Lagipula sudah lama sekali aku tidak menyiksa chara yang dibenci dengan metode kejam-ku khukhukhu~ " :"))
Shibisu : "Penulis kita satu ini sedang tertawa kayak setan *merinding*. Terima kasih pada kalian semua yang sudah bersedia untuk memberi vote (Kudo) dan komentar~ sampai jumpa lain waktu~"

25 Juni 2020

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro