Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

[9] Aysa: First Plan

14 Januari 2021

Aku tentu saja tidak akan membuang-buang waktu untuk banyak berpikir karena pada kenyataannya otak super kreatifku langsung mencetuskan sebuah ide brilian untuk mengorek lebih banyak informasi lagi.

Jadi, setelah kelasku berakhir siang ini, aku segera mencari Aes yang katanya sering berkutat di labor, menyelesaikan serangkaian tugas praktek dengan bahan-bahan kimia dan obat-obatan entah apa saja itu.

"Aes!" panggilku antusias ketika mendapati gadis itu baru saja keluar dari labor masih dengan setelan jas putihnya.

Aes menoleh padaku dengan segera, ikut-ikutan melambai-lambaikan tangan padaku. Aes bisa dibilang orang yang cukup ramah. Mungkin karena memang basic-nya yang terbiasa bersosialisasi dan aktif berkecimpung di organisasi-organisasi kemahasiswaan, bahkan sampai jadi ketua BEM segala.

"Mau makan siang bareng?" tanyaku kemudian. "Riki, nih, abis nyuruh gue ke sini, eh guenya ditinggal. Dianya pergi sama temennya."

Woo. Tidak salah lagi aku ini memang admin gosip sejati. Pandai sekali menjual nama teman. Padahal Riki baru saja kuusir pergi dengan sebilah ranting sampai dia lari-lari sambil mengumpat.

"Boleh, deh. Kebetulan aku juga laper."

Aku tersenyum kesenangan. Ternyata aku tidak perlu memelas-melas agar Aes mau kuajak makan lagi. Hohoho.

"Eh, bentar-bentar."

"Nih buat elo. Bokap gue baru pulang dari Tiongkok, terus bawa souvenir gini. Jadi gue kepikiran elo. Ini buat Aes." Aku mengeluarkan sebuah popsocket bergambar Tembok Cina dari dalam tas, mengulurkannya pada Aes.

Aes mengerjap-ngerjap sebentar menatap popsocket itu. Lalu, karena aku terlalu tidak sabaran, aku menarik tangan Aes yang menggenggam ponsel, menarik ponselnya dan memasangkannya di sana. Memastikan benda itu terpasang dengan benar. "Maaf, ya, enggak sopan nyamber-nyamber hape lo gitu. Habis gue pengen lihat popsocket-nya ke pasang di sana," ujarku dengan cengiran.

Aes tersenyum kecil, kemudian menggeleng. "Enggak apa-apa, kok. Lucu banget popsocket-nya. Makasih ya, Aysa," katanya.

Aku mengangguk-ngangguk antusias lalu mengeluarkan ponselku. "Aku juga punya loooh. Lihat, nih. Kita kembaran."

Aes hanya tertawa kecil menanggapiku. Setelahnya, kami lanjut berjalan ke kafetaria, memulai ritual makan-memakan kami.

Setidaknya, rencanaku berhasil kali ini. Aes sama sekali tidak curiga bahwa popsocket kecilnya itu sudah kupasangi penyadap di dalamnya.

Maafkan aku, kawan. Tapi rasa penasaranku terus berjalan. Jadi, karena tidak mungkin mengintili Aes ke mana pun dia pergi, aku memutuskan memasang alat penyadap saja di sana. Ke benda yang sudah pasti akan dibawa terus ke mana pun Aes pergi.

Haha--uhuk!

Duh, aku kelewat bahagia sampai tersedak dan air putihnya mengucur keluar lewat hidung.

Tidak. Tolong.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro