Tient à Cœur - 5
Repub tanpa edit 20/8/20
6/11/20
23/6/21
Sebagai seorang yang memiliki toleransi rendah terhadap alkohol, Malika memilih menghindari minuman itu dibanding mabuk dan membuat dirinya malu.
Perut kosongnya justru mempercepat kinerja alkohol itu dan membuatnya melakukan hal bodoh semalam. Dia masih tertidur di ranjangnya dan masih menutup mata karena sinar sekarang ini semakin membuat kepalanya pusing.
Terakhir yang dia ingat, dia mencium Satria setelah itu semuanya kabur. Dia bahkan tidak ingat bagaimana dia dapat kembali ke hotelnya.
Tunggu, ini ranjang hotel kan?
Malika dapat merasakan jantungnya tiba-tiba berdetak dengan sangat cepat saat tangan kirinya yang dia lebarkan menyentuh sesuatu. Dia memiringkan kepalanya ke kiri dan membuka matanya sedikit untuk mengintip.
Dia dapat melihat sesuatu berwarna tembaga dengan corak hitam di sana. Jantungnya bertalu semakin cepat ketika dia memaksa membuka matanya untuk melihat sesuatu itu.
Punggung? Itu tato? Rasa-rasanya gue pernah melihat tato hitam itu, di mana ya?
Malika memukul kepalanya karena memikirkan tato itu bukannya memikirkan masalah yang sudah dia buat karena berakhir di ranjang orang lain.
Matanya melihat ke ruangan itu yang di dominasi warna monokrom. Ini jelas sekali bukan kamar hotelnya. Kepalanya kembali melihat ke arah punggung itu dan menajamkan pengelihatannya.
Selain tinta berwarna hitam, Malika dapat melihat bekas cakaran di sana yang masih berwarna merah. Itu bukan karena gue kan? Malika melihat kukunya yang runcing dan tajam.
Dia kembali mendesah panjang karena dia tidak bisa mengingat apapun. Dia memilih turun dari ranjang dan mencari-cari bajunya yang tidak dia temukan di mana pun di kamar itu .
"Baju kamu di kamar mandi." Ujar seseorang dengan suara serak dan Malika langsung melangkah memasuki kamar mandi tanpa memedulikan ketelanjangannya dan apakah pria itu melihatnya atau tidak.
Malika melihat ke arah kaca dan mendapati bercak-bercak merah di tubuhnya. Dia berdecih melihat itu dan memilih memakai bajunya dengan cepat dan pergi dari sini.
Dia masih perlu mencari..."Satria?" Ucapnya ketika membuka pintu kamar mandi dan mendapati pria itu menjulang di hadapannya hanya dengan celana panjang yang menggantung rendah di pinggulnya sehingga Malika dapat melihat dada bidang pria itu.
Malika memerhatikan bercak-bercak merah yang tidak lebih baik dari yang dia miliki, lebih buruk bahkan. Bercak merah itu terlihat di sepanjang leher, bahu, dada, perut dan ada juga di dekat karet celananya. Itu berarti dia berpartisipasi, bahkan aktif kalau boleh dibilang, dalam hubungan semalam ini ketika dia mabuk.
"Ini kamu yang buat, kamu tidak ingat?" Ucap pria itu sambil menunjuk bercak merah di dadanya. Malika menggelengkan kepalanya lalu meringis ketika pusing itu datang kembali.
"Intinya saya tidak memperkosa kamu, justru kamu yang menyerang saya duluan."
"Kamu bisa melawan kan? Badan besar kamu itu gak mungkin bisa kalah sama saya yang kecil gini."
"Gimana saya mau menang kalau kamu naik ke pangkuan saya, menciumi saya sambil bergoyang di atas pangkuan saya lalu terakhir blowjob saya?"
Malika membulatkan mulutnya mendengar penuturan pria itu yang tanpa saringan. Harus ya diperjelas begitu?!
"Kamu bisa melawan atau melempar saya kan?! Saya mabuk!" Malika tidak terima tapi fakta bahwa dia berperan aktif semalam juga tidak bisa dia pungkiri.
"Kamu cukup sadar waktu mendesah nama saya. Lagi pula sudah kejadian. Semalam saya tidak pakai kondom, kamu mau minum pil silakan. Mau dibiarin juga gak masalah, kalau hamil nanti saya tanggung jawab." Ujar pria itu sambil berjalan ke arah dapur dan diikuti oleh Malika yang masih kesal.
"Saya tidak tahu kamu serendah itu untuk berhubungan seks dengan wanita yang mabuk." Ucapan Malika sepertinya menyentil Satria yang kini terlihat menghentikan kegiatannya di dapur lalu menatapnya.
"Yang tidak bisa menjaga diri sendiri itu kamu kenapa jadi membuat orang lain harus jagain diri kamu? Siapa yang menyuruh kamu mabuk? Saya? Siapa yang menyuruh kamu yang sudah tahu tidak bisa minum alkohol untuk minum semalam? Saya? Kamu jelas menikmati seks kita semalam bahkan kamu yang memimpin permainan jadi jangan bermain menjadi korban dan membawa gender ke hal ini."
Misi BangSat, nganu, mulutnya tajem ya jadi pengen kucipok pakai setrikaan.
Ku apdet karena gemas sama mereka wkwkwkw. Enjoyyy
Apdet lagi setelah bintang n komen totalnya 800 yaa. Maacih.
11/12/19
5/3/20
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro